All Chapters of Istri Antagonis sang Presdir! : Chapter 41 - Chapter 50
123 Chapters
41. Antagonis Merajalela (2)
"Salsa!""Salsa!""Salsa!"Kecuali Denita dan Dominic, semua orang yang ada di ruang makan itu menjeritkan nama Salsa secara serentak. Melihat Salsa yang pingsan di tangannya, Denita bahkan lebih acuh tak acuh. Setelah mendecakkan lidah dengan kesal, Denita melepas begitu saja cengkeraman tangannya dari rambut Salsa. Hal ini membuat tubuh Salsa seketika limbung ke kanan, dan hampir saja jatuh dari kursinya. "Salsa!""Salsa!" pekik para penghuni keluarga Hadiwijaya dengan panik. Dengan sigap Arkan langsung merengkuh tubuh Salsa dan membawanya ke dalam dekapan. "Apa yang kamu lakukan sudah sangat keterlaluan!" desis Arkan dengan sangat marah. Kilat kejam yang terpancar dari sepasang mata kakak kandungnya itu membuat Denita tanpa sadar meneguk ludah takut. Akan tetapi, dalam kondisi sekarang, dia menolak untuk menunjukkan emosi lain selain keberanian. "Huh! Kamu bilang aku keterlaluan?" tanya Denita sambil menunjuk dirinya sendiri. Dia kemudian mengambil kotak kado berisi tikus ma
Read more
42. Bertemu Tuan dan Nyonya Sagara
Pasca kejadian di kediaman Hadiwijaya itu, Denita akhirnya bisa menjalani hari dengan normal tanpa adanya gangguan dari Salsa. Adapun kabar terakhir yang dia ketahui tentang musuh bebuyutannya itu adalah, bahwa Salsa memiliki trauma pada tikus. Terutama tikus mati! "Huh! Biar tau rasa!" gumam Denita bahagia setiap kali mengingat informasi yang disampaikan Angga secara tidak langsung. Ngomong-ngomong, informasi itu tidak disampaikan Angga karena pria itu mulai ada di pihaknya. Tapi informasi itu disampaikan sebagai sarana untuk menyalahkan Denita! Barangkali pria itu berpikir bahwa Denita akan merasa bersalah karena telah membuat Salsa berada dalam kondisi yang demikian itu. Sayang sekali, untuk seseorang yang bernama Salsabila Hadiwijaya, hati Denita telah lama mati. Sembari mematut dirinya di depan cermin besar yang ada di pojok kamar, Denita bersenandung kecil. Malam ini dia harus tampil cantik penuh totalitas untuk bertemu dengan Tuan dan Nyonya Sagara. "Nit, kamu sudah siap?
Read more
43. Bertemu Tuan dan Nyonya Sagara (2)
Tidak ada yang mengenal putranya lebih baik daripada Ibu Evelyn sendiri. Melihat betapa santainya sang putra bungsu memuntahkan kata pernikahan dari bibirnya membuat pelipis Ibu Evelyn berdenyut pusing. Dia lantas mengalihkan perhatiannya pada Denita. "Nak, Denita. Apa kamu serius mau menikah dengan anak Tante?" tanya Ibu Evelyn seraya meremas lembut tangan Denita. Melihat ekspresi meragukan di wajah Ibu Evelyn, Denita sontak tersenyum. "Ide ini justru datang dari dia!" ungkap Dominic sebelum Denita sempat berbicara. " ... "Lirikan maut segera Denita arahkan pada Dominic yang terlihat acuh tak acuh. Bahkan bosnya ini menyempatkan diri untuk menggoda dia dengan cara alis dinaikkan tinggi-tinggi, dan bibir menyeringai. Benar-benar menyebalkan! "Ekhm!" Denita berdehem pelan. "Ini memang rencana Denita, Tante!" ucap Denita mengaku dengan sedikit malu. Pak Edward terlihat menghela nafas pelan. "Jadi coba jelaskan alasan pernikahan kalian?" tanyanya. Dominic, dan Denita saling pand
Read more
44. Ketenangan Sebelum Badai
Dari sejak pertemuan dengan kedua orang tua Dominic, senyum di wajah Denita belum juga surut hingga kini. "Sebahagia itu?" tanya Dominic. Dia turut tersenyum kecil sambil tetap fokus mengemudikan mobilnya. "Hm, sebahagia itu!" jawab Denita. Dia tidak mengalihkan pandangannya pada Dominic yang sedang bertanya. Matanya terus menatap lamat-lamat pada layar ponsel yang sedang menampilkan foto berempat yang mereka ambil tadi. "Aku boleh upload foto ini, nggak?" tanya Denita seraya menunjukkan foto bersama Pak Edward dan Ibu Evelyn kepada Dominic. "Boleh!" jawab Dominic setelah melirik sekilas. "Aku boleh pamer dengan bilang gini, nggak?" tanya Denita sekali lagi seraya menunjukkan caption yang telah dia ketik dengan cepat. Dominic sekali lagi melirik pada layar ponsel Denita. "Boleh!" timpalnya dengan anggukan kepala pelan. "Thank you! Kamu emang cowok paling ganteng yang pernah aku kenal!" seloroh Denita sambil menjawil dagu Dominic. "Kamu buta sih selama ini," gurau Dominic. Di
Read more
45. Bertukar Gosip
"Hari ini benar-benar melelahkan!" keluh Denita seraya mengambil tempat duduk di hadapan Widia yang telah tiba lebih dulu. Sore ini, mereka berdua memutuskan untuk nongkrong sebentar di salah satu cafe yang tak jauh dari perusahaan Sagara Group. Adapun tujuannya, tentu tidak lebih dari bertukar gosip setelah beberapa hari tak berkomunikasi. "Aku belum pesan makanan buat kamu," beritahu Widia sambil menyeruput lemon tea-nya dengan santai. Menanggapi pemberitahuan Widia ini, Denita segera melambaikan tangannya ke arah seorang pelayan yang tak jauh. Pemesanan lantas dilakukan dengan cepat. "Aku gak nyangka ternyata progres kamu sama Pak Bos baru itu benar-benar cepat juga ya," celetuk Widia untuk membuka topik obrolan setelah Denita selesai memesan makanannya sendiri. Denita hanya mengendikkan bahu masa bodoh sebagai tanggapan. "Bahkan udah kumpul kebo pula!" lanjut Widia dengan seringai menggoda di wajahnya. "Kayaknya aku gak pernah bilang sama kamu kalau aku tinggal bareng Domin
Read more
46. Batas Waktu
Dominic duduk di belakang meja kerjanya dengan sebuah telepon genggam menempel di sisi telinga kanannya. Hari ini, jatah waktu 2 minggu yang telah dia berikan pada ketiga bandit tua itu akhirnya tiba juga. "Masih tidak ada tanda-tanda kalau ketiga bandit tua itu akan mengganti uang perusahaan yang mereka ambil?" tanya Dominic pada seseorang di seberang telepon dengan santai. "Jadi begitu!" ujar Dominic seraya menganggukkan kepala acuh tak acuh.Dari awal dia telah memprediksi kalau peringatan lembut pasti tidak akan memiliki pengaruh apapun. Cara kasar selalu menjadi cara terbaik untuk menghadapi orang-orang keras kepala seperti mereka. "Lalu, lakukan rencana berikutnya!" perintah Dominic pada orang di seberang telepon. "Sudah ku duga ini akan membuang-buang waktu!" dumel Dominic sambil memijat pangkal hidungnya. Dia lalu melirik jam mahal yang melingkar pada pergelangan tangannya. Hampir menunjukkan pukul 6 sore yang menandakan sudah waktunya untuk pulang kantor. "Bos, waktunya
Read more
47. Eksekusi
"Hmphhh!""Hmphhh!""Hmphhh!"Ketiga orang tua itu memberontak semakin keras ketika anak buah Dominic mulai menutup mulut mereka dengan menggunakan lakban hitam. Tapi Dominic tentu tidak menghiraukan protesan mereka. Apalagi Denita, dia tidak bersimpati sama sekali. Dia bahkan hanya melirik sekilas pada katrol yang berderit terdengar mengkhawatirkan dari atas atap gudang. "Ayo mulai sekarang!" ujar Dominic seraya mengambil tempat duduk di pojok ruangan dengan Denita yang terus mengikuti dalam diam. "Baik, Bos!" ujar ketiga pria itu sembari mulai mengenakan topeng di wajah masing-masing. "Hmph!" "Hmph!""Hmph!"Bisa dilihat dengan jelas sepasang mata keriput dari mereka bertiga membelalak lebar. Ada ketakutan serta kemarahan yang terungkap dari sorot-sorot mata tua itu. Seorang pria bertubuh tinggi dan kekar terlihat mulai mengutak-atik telepon genggam di tangannya. Setelah itu, dia menghadapkan layar telepon itu di depan wajah Pak Wirawan yang masih digantung secara terbalik. "A
Read more
48. Malam Menggairahkan
Dominic yang gairahnya telah berhasil dipancing, menyeret lengan Denita untuk cepat-cepat masuk ke dalam Penthouse mewah miliknya. Diraupnya bibir ranum Denita dengan terburu-buru penuh akan tuntutan.Suara kecipak ciuman seketika memenuhi ruang tamu yang sunyi. Denita yang kewalahan, dan sedikit tidak siap dengan gairah menggebu Dominic, menggunakan kesempatan mengambil nafas untuk melengkungkan punggungnya sedikit ke belakang. Dia sengaja menciptakan sedikit jarak di antara mereka. "Sstt!"Denita meletakkan jari telunjuk kanannya di antar bibirnya dan bibir Dominic. "Kamu melupakan sesuatu," bisik Denita lirih. Dengan nafas memburu tak tertahan, Dominic menatap kesal pada Denita karena telah menginterupsi gairahnya yang sudah mencapai puncak ini. Dia bahkan memutar bola matanya dengan terang-terangan agar bisa dilihat oleh wanita dalam dekapannya ini. "Apa?" tanya Dominic dengan sedikit ketus. "Kita belum makan malam, aku lapar!" ujar Denita sembari terkikik pelan melihat wajah
Read more
49. Kelanjutan Rencana
Pagi ini senyum dikulum memghiasi wajah Dominic. Egonya yang pernah tersentil karena ditinggalkan oleh Denita setelah sesi percintaan panas mereka kapan hari itu, kini telah mengembalikan rasa bangga dirinya. Hal ini terjadi hanya karena alasan sederhana. Pagi tadi, saat dia membuka mata, Denita masih bergelung dalam pelukannya. Namun, pikiran Dominic yang sedang sibuk berkelana tiba-tiba diinterupsi oleh panggilan telepon dari anak buahnya. "Ya?" tanya Dominic dengan perasaan bahagia yang masih meliputi hatinya. "Keluarga mereka menolak untuk mentransfer sejumlah uang yang telah mereka ambil," Informasi dari orang di seberang membuat sudut mulut Dominic yang sempat tertekuk seperti bulan sabit, perlahan berubah bentuk menjadi garis datar. "Lanjutkan rencana berikutnya!" perintah Dominic dengan santai. "Baik, Bos!" sahut anak buahnya itu, kemudian langsung memutuskan sambungan telepon. Meskipun masalah ini sempat mengganggu suasana hati Dominic, tapi hal itu tidak berlangsung l
Read more
50. Rafael Gustavo
[Dominic sudah punya orang yang dia cintai, dan itu bukan kamu. Jangan tidur terlalu miring. Bangun!]Denita menatap pesan yang baru saja dikirim Salsa dengan perasaan sedikit lucu. Dia pikir setelah kejadian terakhir kali, wanita ini akan berhenti mengganggunya. Ternyata hal itu hanya bertahan selama beberapa waktu lamanya. "Hadeh! Salsa! Salsa!" bisik Denita pada diri sendiri. Dia lalu melemparkan begitu saja ponselnya ke atas ranjang yang empuk. Setelah itu, dia mulai menyapukan lipstik merah darah di atas bibirnya seperti biasa. Malam ini adalah malam yang paling Denita tunggu-tunggu. Karena malam ini, dia akan mengumumkan pada dunia bahwa dia adalah calon menantu keluarga Sagara. Sekaligus dia juga akan memberitahukan pada dunia bahwa dia adalah putri kandung keluarga Hadiwijaya, sedangkan Salsa hanyalah anak seorang pembantu! "Aku sudah menunggu selama 1 jam 30 menit, apakah kamu belum selesai juga?" tanya Dominic mengintip dari celah pintu kamar yang dia buka sedikit. "Sud
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status