Semua Bab ISTRI BISU SANG CEO: Bab 21 - Bab 30
228 Bab
20. Kisahmu yang Ingin Aku Tahu
Zoe tertawa tanpa suara saat melihat tayangan Iris meminta maaf sambil terisak. Tangisannya sangat meyakinkan, belum lagi wajahnya tampak menyesal. Banyak orang yang tentu saja percaya dengan permintaan maaf itu.Mereka percaya saat Iris mengatakan ia saat itu sangat lelah, dan tubuhnya lemah saat terkena terpaan udara dingin. Alasan yang tepat diikuti permintaan maaf yang bertubi-tubi bersama air mata adalah sangat ampuh.Banyak penggemar di forum yang kemarin dipakainya untuk mengunggah video telah memposting permintaan maaf itu dan memujinya karena telah berani mengakui kesalahan, memaklumi keluhannya saat itu dan meminta semua orang untuk tidak lagi menghujatnya, lalu juga permintaan agar tidak lagi menyebarkan potongan video yang diunggahnya.Zoe tentu sudah menghapus thread miliknya, bahkan menghapus akun yang dipakainya untuk memposting video itu. Orang lain yang mendownload video itu dan menyebarkannya sudah bukan lagi dirinya. Zoe tidak perlu bersusah payah untuk menyebarkan,
Baca selengkapnya
21. Keinginanmu Untuk Berubah
Zoe mengetik cukup lama, bukan karena panjang, tapi karena ia beberapa kali menghapusnya lagi. Tidak mudah menceritakan hal yang sudah lama tidak dipikirkannya itu, karena memang ingin melupakannya.“Aku tidak tahu karena tidak pernah mendengar dokter mendiagnosanya dengan baik. Aku lari dari rumah sakit sebelum mereka bisa memberikan diagnosa.” Zoe memberikan jawaban pendek karena melihat Wolf sudah mencondongkan diri ke depan. Tidak sabar membaca jawaban Zoe.“Lari Bagaimana?” Wolf menyipitkan mata kebingungan. tentu seharusnya sebagai pasien harus patuh pada dokter yang tidak mungkin akan membiarkannya pergi sebelum memberi diagnosa.“Aku tidak punya uang untuk membayar biaya perawatan. Aku koma selama tujuh bulan setelah kecelakaan itu. Aku tidak punya asuransi kesehatan. Aku tidak mungkin terus berada di rumah sakit saat tagihan itu semakin membengkak jadi aku pergi sebelum perawatan ku tuntas.”Zoe menjelaskan lebih panjang, dengan durasi pengetikan lebih lama dari yang seharu
Baca selengkapnya
22. Kenanganmu yang Ternyata Tersisa
Zoe menunduk dan memastikan wajahnya tidak terlihat dengan hoodie yang sudah menutupi kepala. Ia lebih berhati-hati karena kemungkinan orang mengenalinya akan lebih besar. Ia tengah berada di lingkungan yang tidak asing untuknya. Tempat yang seharusnya tidak didatanginya, karena bisa membuatnya masuk penjara. Tapi Zoe tidak punya pilihan. Ia tidak ingin diam selama masa tunggu penyerangan kepada Iris.Pilihan lainnya tentu saja memulai pembalasan kepada Max. Zoe kurang lebih akan melakukan hal yang sama kepada Max—mencari bukti dan menyebarkannya, tapi untuk melakukan itu ia harus bekerja lebih keras dan lebih berbahaya karena akses informasi Zoe tentang kegiatan Max terbatas. Max bukan artis milik Wolf.Tapi bukan berarti Zoe akan membabi buta juga. Ia punya beberapa informasi tentang Max yang didapatnya dari Becca. Tentu saja dengan permintaan yang tidak mengacu pada Max saja.Ia meminta pada Becca nama-nama penyanyi dari Wolf—dan jadwalnya, tapi dengan filter penyanyi yang bekerja
Baca selengkapnya
23. Kekejamanmu Belum Berubah
Zoe berusaha untuk bangun, tapi pria yang menerjangnya itu dengan cepat mendidih punggungnya, dan menarik kedua tangannya ke belakang.Zoe tentu tak bisa berseru meminta apapun, ia hanya bisa menggeram sambil meronta.“DIAM!”Pria itu membentak lalu menarik Zoe berdiri dengan tangan di belakang punggung. Terlihat tiga atau empat bodyguard sudah menyusul.“Siapa dia?” Salah satu dari mereka bertanya “Dia… Ah.. benar! Dia gadis sinting yang tergila-gila pada Max! Mr. Dacosta pernah menunjukkan fotonya padaku!! Untung saja ada yang mengenalinya tadi.”Pria yang menahan tangannya, membuka tudung kepala Zoe. Membuat seluruh wajahnya terlihat jelas.“Ah, iya. Mr. Dacosta mengatakan kita harus memanggil polisi kalau dia muncul.” Pria yang lain akhirnya mengenali Zoe. Dacosta adalah Billy, dan Zoe mendidih saat mendengar nama itu. Billy rupanya belum puas hanya dengan membuat tuduhan keji itu, tapi juga memastikan Zoe tidak mengganggu pundi uangnya.“Aku sudah memanggil polisi. Bawa dia ke
Baca selengkapnya
24. Apa Keputusanmu?
“Mr. Wolf!”Ada yang memanggil begitu Wolf turun dari mobil. Bukan hal aneh, karena memang mereka sudah berjanji untuk bertemu.“Mr. Harvey.” Wolf menyapa sambil mengulurkan tangan menjabat. “Cliff saja. Clay adalah teman. Santai saja.” Cliff tersenyum ramah, tapi kakinya tidak berhenti melangkah untuk masuk ke kantor polisi.Wolf memang meminta bantuan pada Clay tadi, karena ingat ia pernah mengatakan kalau salah satu temannya yang pengacara sekarang tinggal di New York—membuka firma hukum baru di sini.Wolf punya langganan pengacara di perusahaan, tapi hanya untuk mengerjakan legal perdata, tidak punya izin untuk menangani tindak kriminal. Karena itu Wolf terpaksa meminta bantuan. Lagi pula lebih aman seperti ini. Wolf tidak ingin ada gosip beredar soal dirinya menikah di perusahaan. Becca tidak akan bicara soal Zoe. Ia tahu batasan gosip yang boleh dibaginya.“Apa hubungan Anda dengan tersangka?” tanya Cliff, sambil melambai ke arah petugas polisi yang menyambut mereka di depan.
Baca selengkapnya
25. Keramahanmu Berlebihan
Tapi tidak ada kata-kata apapun terdengar dari bibir Wolf setelah itu. Saat Zoe melirik, Wolf bahkan tidak sedang memandangnya.Wolf setengah terfokus pada Cliff yang masih membalik dokumen di tangannya. Meski kemungkinan jaminan itu telah disangkal, tapi Cliff ternyata masih mencari jalan lain. Karena itu Wolf juga ikut menunggu tanpa membuat keributan.“Selama ini Miss Anderson tidak melanggar restraining order ini bukan?” tanya Cliff.“Tidak. Tidak ada laporan pelanggaran sebelum hari in,” kata polisi itu.“Dan pelanggarannya hari ini terjadi di Central Park. Miss Anderson tidak bisa divonis untuk hal ini.”Polisi itu langsung mengernyit. “Apa maksud Anda tidak bisa divonis? Sudah jelas bisa. Miss Anderson berada di dekat Maxwell Taylor kurang dari seratus meter!”“Tapi dia sedang ada di fasilitas umum. Central Park, tempat ratusan orang datang dan pergi setiap harinya. Sementara disini jelas tertulis ‘mendekati di ruang pribadi.’”Cliff menunjukkan dokumen di tangannya agar polis
Baca selengkapnya
26. Sisa Kewarasanmu
“Saya permisi. Senang bertemu dengan Anda berdua.” Cliff akhirnya berpamitan dengan tergesa, merasa telah melakukan kesalahan.Begitu Cliff tidak terlihat lagi, Wolf langsung menarik tangan Zoe menuju ke mobil.Tidak ada yang bicara, sampai Wolf menjalankan mobilnya. Zoe tentu hanya menunduk. Ia tidak tahu Wolf akan berlaku seperti apa atas musibah ini.“Apa penyakitmu ini bisa disembuhkan atau tidak? Penyakit menguntit ini, apa kau perlu berobat ke psikiater?” tanya Wolf, akhirnya bicara.“Hmm…” Zoe menggeleng, sambil membentuk tanda X. Ingin mengatakan ia tidak menguntit.“JANGAN BOHONG PADAKU! Kau pikir aku akan percaya ini?!” Wolf membentak sambil melemparkan kertas tulisan Zoe yang diserahkannya pada Cliff tadi.Alasan Zoe tidak berguna untuk Wolf, karena setahu Wolf, Zoe memang hobi menguntit. Dan Zoe belum punya alasan bagus untuk menutupinya. Yang jelas ia tidak mungkin mengatakan apapun, karena rencananya telah berjalan.“Apa yang kau sukai darinya? Dari semua—mereka semua y
Baca selengkapnya
27. Ganti Kesalahanmu
“Aku ingatkan lagi, kalau seharusnya kau tidak melakukan hal yang membuatku repot.” Wolf mendekatkan wajahnya pada telinga Zoe saat bicara. Ingin Zoe benar-benar mendengarnya dan mematri kata-kata dalam otaknya. Zoe mengangguk, sementara menjauhkan kepalanya karena geli. “Siapa bilang kau boleh bergerak? Aku baru mengingatkanmu soal kepatuhan!” desis Wolf, sambil menarik pinggang Zoe mendekat sampai membentur pahanya. Wolf menyingkirkan rambut Zoe yang tersampir di bahunya, memijat pelan tengkuk Zoe. Bukan afeksi, Zoe tidak merasakan kasih sayang dalam sentuhan itu. Itu adalah sentuhan yang diberikan serigala pada mangsa sebelum melahap. Bukan sentuhan menenangkan, hanya ancaman. “Kau sendiri yang membuat perjanjian itu… Kau menukar status manusia merdeka agar kau memiliki kekuasaan. Aku tidak peduli kau akan memakainya seperti apa… tapi akan jadi masalah kalau kau memakainya untuk menguntit.” Zoe menunduk dengan tangan menyatu. Tubuhnya meremang, waspada tapi terpojok. Ia memang
Baca selengkapnya
28. Aku Hanya Melakukannya Untukmu
Zoe tahu ia tengah menjalani bagian hidup yang seharusnya luar biasa, tapi sama sekali tidak bisa menikmatinya.Zoe malah nyaris tidak berhenti gemetar semenjak pesawat yang ditumpanginya lepas landas, bahkan setelah mendarat lagi. Zoe melewatkan pengalaman pertamanya menaiki pesawat jet pribadi, karena terlalu ketakutan.Ketidaktahuan atas nasibnya nanti, membuat Zoe terlalu panik. Masih terngiang jelas bagaimana Wolf mengatakan kalau ia ingin menghasilkan uang dari dirinya. Zoe tahu kalau dirinya hanya bisa menghasilkan uang dari satu hal, karena ia sama sekali tak punya keterampilan lain yang bisa menghasilkan uang—selain melacur. Kasar tapi kenyataan itu disadarinya.Zoe ragu Wolf hanya akan sekedar menjualnya untuk menari striptis. Ia tak akan membawanya pergi sejauh ini kalau hanya untuk seperti itu.Zoe mulai mempertimbangkan apakah balas dendam yang ingin dilakukannya sepadan dengan apa yang akan dilakukannya ini. Zoe ingin membalas dendam tapi jelas tidak pernah ingin sampai
Baca selengkapnya
29. Aku Mengusahakan Ini Untukmu
“Ada apa denganmu? Ini hanya rumah sakit. Aku tidak benar-benar akan menjual organmu!” sergah Wolf. Heran melihat ketakutan itu.“Mereka akan menangkapku! Aku lari dengan hutang besar! Aku tidak mau berada di rumah sakit!” Zoe mengetik rumah sakit.Meski mereka telah berada di negara bagian lain, tapi rumah Sakit adalah rumah sakit. Zoe khawatir rumah sakit tempatnya berada dulu, akan punya hubungan dengan rumah sakit yang ada di depan mereka. Zoe tidak ingin berada di tempat itu.“Aku hanya ingin kau bertemu denganmu seseorang. Tidak perlu mendaftar atau melakukan apapun. Namamu tidak akan muncul di sistem Rumah Sakit. Tidak perlu ketakutan seperti ini. Tidak akan ada apapun yang menimpamu di sini.”Wolf membujuk sambil menggelengkan kepala. Kesabarannya benar-benar diuji, pun sama dengan Zoe. Perasaannya jungkir balik penuh sesak. Sesaat ketakutan, sesaat merasa terhina lalu lega, tapi kemudian panik.“Turunlah! Kita masuk.” Wolf yang sudah turun dan berdiri di samping pintu terbuka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
23
DMCA.com Protection Status