All Chapters of Suami Kontrak Pura-Pura Miskin: Chapter 41 - Chapter 50
184 Chapters
Bab 41
Nadin dan Zaki membersihkan tubuh dan salat Zuhur dahulu di masjid, mereka mengamankan pakaian couple yang dibelikan oleh Fahmi kemarin, sebuah sebuah kemeja batik dan gamis batik warna biru navi, entah bagaimana cara asistennya itu menemukan pakaian ini, bagi Zaki yang penting urusan langsung beres, walaupun dia tidak mau tahu bagaimana Fahmi mencari dengan memutari semua toko batik di seluruh kota."Sayang, pakaian ini benar-benar pas di tubuhmu," puji Zaki ketika melihat penampilan istrinya."Iya, Mas. Kok bisa pas gini, ya? Kamu pinter milihnya, warnanya juga cerah dan elegan, sepertinya baju ini mahal harganya, Mas." Nadinmengamati penampilannya dari kaca masjid, dia sendiri tidak menyangka jika Zaki seperhatian ini, kemarin dia bahkan merasa sangat surprise ketika lelaki itu memberikan paper bag berisi baju ini."Ah, gak mahal, kok. Aku beli online, sudah seminggu yang lalu kupesan.""Baju kamu juga pas, terlihat gagah kamu pakai baju ini, Mas."Duh, senengnya Zaki dipuji begin
Read more
Bab 42
Zaki memang sudah lapar, bagaimanapun dia belum makan apapun sejak sarapan jam enam pagi tadi, begitu juga dengan Nadin. Ketika sampai ditempat pesta, tentu yang dicari duluan adalah makanan. Ada berbagai menu makanan yang enak-enak di meja prasmanan. Ada rendang sapi, ikan gurame bakar, ayam kecap, sayur capcay dan ada acara mentimun, di meja lain juga terhidang soto ayam dan berbagai kue-kue basah dan es mentimun segar. "Ambil makan yang banyak, dari pagi kau belum makan, Sayang," ujar Zaki dengan lemah lembut pada wanita disampingnya tatkala Nadin hanya mengambil makanan sangat sedikit. Pipi Nadin memerah mendengar sapaan sayang yang dilontarkan lelaki disampingnya ini, beberapa gadis yang Nadin kenal yang kini tengah menunggu prasmanan juga ikut tersipu mendengar sapaan mesra tersebut, mereka ikut menggoda gadis itu lewat tatapan. "Mbak, Nadin. Suaminya, ya?" Nadin hanya mengangguk ringan, biar bagaimanapun pernikahan kontroversialnya sudah tersebar di seluruh desa. Zaki denga
Read more
Bab 43
"Kak Zoya apa kabar?" tanya Nadin hanya sekedar basa-basi. "Baik." Zoya menelisik penampilan Nadin yang terlihat luar biasa sehingga membuat Nadin merasa risih. Nadin memang memiliki kecantikan yang alami, namun sekarang aura Nadin terlihat lebih bersinar, apa benar yang dikatakan Adam? Zoya tidak tahan untuk tidak menanyakan hal ini pada Nadin. "Nadin, apa sebenarnya yang tidak dimiliki oleh Bang Adam tetapi dimiliki oleh lelaki itu sehingga kau bisa berpaling pada lelaki itu, kau sampai tega mengkhianati abangku?" "Apa?" Nadin yang tengah mengunyah makanan seketika tersedak mendengar perkataan Zoya. Kurang ajar Adam, rupanya dia sengaja merusak namaku dan membersihkan namanya, ya? Nadin menggerang kesal. "Jadi, itu yang dikatakan Adam pada kalian? Di sini aku yang telah mengkhianatinya?" Bibir Nadin menipis, bahkan ekspresi kesal tergambar jelas di wajahnya. "Kami mengira dulu kau gadis yang baik, ibuku bahkan sangat suka kepadamu, tetapi sekarang dia sangat kecewa kepadamu,
Read more
Bab 44
Sementara itu, Chika dan Adam menerima ucapan selamat dari para undangan dengan senyum bahagia. Apa yang Chika cita-citakan akhirnya tercapai, bagaimana tidak jumawa gadis itu, setiap apa yang dia inginkannya akan dengan mudah didapatkannya, begitu juga dengan lelaki yang diinginkannya. Dari dulu Chika sudah menyukai Adam, bukan itu sebenarnya, tetapi karena Adam pacarnya Nadin, makanya Chika menyukainya juga. Entah kenapa Chika selaku punya obsesi untuk memiliki apapun yang dimiliki saudara tirinya itu, yang jelas Chika tidak suka Nadin bahagia. Awalnya Chika biasa saja melihat Adam, namun ketika Adam lulus kuliah dan lulus PNS, obsesi Chika terhadap lelaki itu semakin besar, apalagi mereka ditemukan di kantor yang sama, karena Chika bekerja di sana sebagai tenaga honorer, tekad Chika semakin besar, dia mendekati Adam dengan intensif, sehingga kedekatan dia bangun bisa merobohkan pertahanan Adam. Chika yang mengetahui bahwa selama ini Adam berpacaran dengan Nadin tanpa sentuhan nafs
Read more
Bab 45
"Kalian gak perlu ngucapin selamat segala! Lebih baik cepat ke belakang, kalian bantu cuci piring, cepat sana!" Hardik Kumala dengan suara yang ditekan sedemikian dalam."Cepat, sana!" Sentak Mala ketika melihat Zaki dan Nadin bergeming di hadapan mereka.Uraian antrian terlihat panjang dibelakang mereka, Suhendri tersenyum pada orang-orang tetapi menatap sangat pada anak dan menantunya. "Dengar kata Mama kalian, cepat pergi ke belakang kalau memang menganggap kami keluarga," ujar Suhendri dengan mimik yang diusahakan baik-baik saja.Zaki mengamit tangan istrinya berjalan melewati mertuanya tersebut menuju ke arah mempelai, tanpa bersalaman dengan keduanya.Sampai di depan Adam dan Chika, Zaki memasang wajah se-elegan mungkin, senyum formal yang biasa diberikan pada klien, sengaja dia pasang di sini. "Senyum, jangan sampai kau terlihat sedih, ya?" bisik Zaki pada Nadin.Wajah Nadin yang sempat pias, berusaha dia buat senyum seolah-olah pernikahan Adam dan Chika tidak mempengaruhinya
Read more
Bab 46
"Kita langsung pulang," ujar Zaki setelah mereka turun dari panggung, digandengnya tangan Nadin seolah enggan melepaskan. "Oke," balas Nadin. Mereka berjalan dengan acuh tak acuh, tidak menghiraukan keadaan sekitarnya lagi, bahkan mereka enggan menoleh lagi ke belakang. "Lah, itu Nadin sama suaminya mau ke mana, Pa?" gerutu Mala ketika memperhatikan anak tirinya yang terus berjalan ke gerbang tenda. "Mereka nggak ke belakang? Benar-benar anak itu, ya?" Kembali wanita itu mengomel dengan jengkel. Suhendri yang melihat semua itu juga merasa jengkel, tetapi lelaki itu hanya diam saja menahannya emosi, sedang Mala sibuk mengambil ponselnya dan menghubungi anak bungsunya. "Biar Sumi, Nadin pulang dulu, ya?" ujar Nadin setelah di gerbang bertemu dengan Sumi. "Loh, kalian tidak menginap?" "Tidak, kami akan langsung pulang, di sana banyak kerjaan, lagi pula ini bukan hari libur," jawab Nadin dengan sopan memeluk wanita itu. "Aduh, kalian pasti capek pulang pergi ke kota provinsi, na
Read more
Bab 47
Sudah sebulan sejak menghadiri pernikahan Adam dan Chika, hubungan Nadin dan Zaki bertambah manis, walaupun mereka tidak memiliki waktu banyak karena terkendala pekerjaan, namun akhir pekan mereka bisa menghabiskan waktu dari pagi sampai jam empat sore untuk melakukan quality time berdua, entah sekedar nonton tv di rumah atau nonton di bioskop, atau mengunjungi tempat wisata dan bersantai berdua. Hanya satu yang belum mereka lakukan, berhubungan badan. Setelah pulang dari kampung Nadin waktu itu, mereka berdua memperbarui kontrak pernikahan, Nadin yang merasa belum siap, dia belum yakin jika Zaki bersungguh-sungguh mencintainya. Nadin meminta waktu minimal sampai dua wisuda, baru memikirkan kembali, gadis itu meminta hubungan mereka masih dalam tahap pacaran dan penjajakan, sehingga kontak fisik hanya sekedar kissing atau belaiannya saja. Zaki yang memang masih perjaka tentu tidak keberatan, karena belum pernah merasakan begituan, tahan saja dia dibuatnya. Kissing dan pelukan juga ni
Read more
Bab 48
Semingu telah berlalu ....Nadin yang biasa dijemput oleh Zaki menggunakan motor kalau pulang kerja, hari ini lelaki itu sudah bilang tidak bisa menjemputnya karena ada acara, lelaki itu bahkan berpesan agar tidak perlu menunggunya pulang, karena acaranya tidak tahu selesai jam berapa. Malam ini Nadin memasak dari sore untuk acara ulang tahun seorang putri pengusaha lokal, gadis itu memesan seluruh rooftop untuk merayakan ulang tahunnya. Firman juga ikut berjibaku membantu Nadin, sedikit-sedikit lelaki itu telah belajar memasak masakan lokal sehingga jika Nadin berhalangan masuk kerja dia bisa menggantikannya.Walaupun ada acara ulang tahun, cafe tetap ditutup jam sembilan malam. Sehingga ketika acara ditutup Nadin dan yang lainnya juga bersiap-siap akan pulang. Tidak ada cara lain untuk pulang selain mengorder ojek online."Suamimu gak menjemput, Nadin?" tanya Firman yang bertemu di lobi cafe, biasanya jika Firman sampai sana, Zaki sudah berada disana juga."Nggak, Bang. Dia lagi ad
Read more
Bab 49
Zaki memasuki toilet dengan perasaan yang sudah tidak karuan, dia berusaha buang air kecil, setelahnya keadaannya tidaklah menjadi baik, tetapi malah semakin menjadi."Aish, ada apa denganku? Kenapa tubuhku panas banget? Kenapa aku jadi menggila begini?" keluh Zaki, suaranya bahkan sudah serak.Setelah buang air kecil, adik kecilnya bahkan terus terbangun, ukurannya semakin membesar hingga celana lelaki itu menjadi sesak."Ada apa sih lu, Jon? Malu-maluin banget, kenapa elu bangun di saat seperti ini? Aaahhhhhh." Zaki melenguh ketika tanpa sengaja tangannya menyentuh adik kecilnya itu. Seketika bayangan Nadin memakai pakaian ketat dengan penuh peluh sehabis latihan yoga memenuhi kepala lelaki itu, gairahnya bahkan kembali berkobar, hingga dadanya terasa sesak dan tidak bisa dikendalikan lagi."Nadin, Sayang ... Mungkin kini saatnya, aku tidak bisa mengendalikannya lagi, Aaahhh ...." Zaki merasa frustasi, tidak tahu bagaimana cara mengatasi libidonya yang sudah berada di puncaknya, l
Read more
Bab 50
"Nadin ... Tolong, Nadin! Aku sudah tidak tahan. Sayang, tolonglah ...." "Apa yang bisa kutolong, Mas? Mas Zaki kenapa? Kenapa bertingkah seperti itu? Jangan nakut-nakuti aku, Mas! Mas mabuk, ya?" Zaki menggeleng lemah, bibirnya tidak berhenti mendesis, bahkan celananya makin mengetat, memperlihatkan tonjolan yang siapapun bisa menerka isinya apa. Nadin mundur dengan pelan berusaha menjauhi Zaki, naluri gadis itu mengatakan tanda bahaya akan mendekat, melihat tatapan mata Zaki yang seperti itu membuat gadis itu sedikit ketakutan. "Ada yang memasukkan obat perangsang ke minumanku, sekarang aku sangat tersiksa, Sayang ... Arrrggg!" "Nadin, bisakah kau memajukan malam pertama kita hari ini? Sekarang aku sangat membutuhkannya, aku bisa mati kalau begini. Tolonglah, Sayang ...." Zaki kini telah menghiba di hadapan gadis itu, tubuhnya bergetar hebat menahan segala rasa hasrat di dalam sana. "Apa tidak ada cara lain, Mas? Bagaimana kalau kita ke dokter?" tanya Nadin dengan takut-takut.
Read more
PREV
1
...
34567
...
19
DMCA.com Protection Status