All Chapters of DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI: Chapter 11 - Chapter 20
101 Chapters
Bab. 11
Ucapan hamdalah terdengar, terucap dari bibir yang hadir di ruang tamu rumah orang tua Arina hari ini, setelah mendengar jawaban Arina atas lamaran orang tua Damar tempo hari. Dua setelah kedatangan pertama bu Intan dan pak Mahmud di rumah pak Sayuti, hari ini mereka datang kembali, tak hanya bertiga dengan Damar namun membawa rombongan sekitar tujuh orang, ada juga cincin dan kue – kue serta buah-buahan yang mereka bawah, bu Intan yang berdarah bugis dari pihak ibu beliau, tentu tak melupakan tradisi bila melamar anak gadis orang. Meskipun Arina ini janda dan mantan menantu beliau, namun diperlakukan tetap sama. Tak lupa mahar berupa uang yang pak Sayuti sebutkan, tak banyak. Namun bu Intan dan pak Mahmud menambahnya berkali lipat, sebagai wujud rasa sayang pada Arina, tak lupa sawah satu petak diserahkan untuk Arina sebagai mahar tambahan. Apapun yang terjadi dikemudian hari, sawah itu itu tetap milik Arina.Pak Sayuti dan bu Fatimah berulang menolak, namun bu Intan dan pak Mahmud t
Read more
Bab. 12
Pov ArinaDamar Ganendra, pria pertama yang mencuri hatiku, namun dia juga pria pertama yang melukai perasaanku, mengikis cinta yang perlahan tumbuh dihatiku saat pertama kali kulihat mata tajamnya memandangku sore itu di rumah bapak.Sempat kulihat keraguan di wajahnya saat diberitahu bahwa kami berdua akan dinikahkan.Dan benar saja, keraguannya tak hanya di wajahnya namun tiga bulan setelah pernikahan kami, aku ditalaknya dihadapan wanita yang menjadi kekasihnya selama ini. Oh rupanya aku menjadi orang ketiga diantara mereka.Miris dan kecewa itu yang kurasa, ternyata aku menjadi orang ketiga dari dua orang yang saling mencintai.Mengapa Bapak dan ibu tak menanyakan dulu apakah mas Damar ini punya kekasih atau tidak. Mengapa pula bu Intan harus memilih aku, sedangkan mas Damar punya kekasih yang jauh lebih cantik dan tentu punya segalanya.Penampilannya yang modis dengan rok diatas lutut dipadankan dengan kaos warna putih dan rambut sepunggung yang diwarnai tentu membuatnya nampak
Read more
Bab. 13
Rahang Damar mengeras demi melihat gambar masa lalunya yang dikirim ke ponsel milik Arina. Nomor pengirim pun tak tersimpan di nomor ponselnya. Damar sebenarnya mencurigai salah satu karyawannya yang satu ruangan dengan Arina. Sebab beberapa hari yang lalu dilihatnya gadis berambut cepak itu duduk bersama Yasmin, bisa saja Rahma adalah keluarga atau kawan Yasmin yang mengetahui tentang hubungan dirinya di masa lalu dengan wanita itu.Sungguh kemarahannya pada sang pengirim gambar tak sebesar rasa khawatirnya pada Arina, takut – takut bila calon istrinya itu akan berfikir yang tidak – tidak tentang foto masa lalunya itu.“Koq, kamu disini, Mas?” Arina kaget dengan kedatangan Damar di rumahnya jam dua siang ini.Damar gelisah luar biasa saat menghubugi Arina sejak tiga jam yang lalu namun ponsel milik wanita itu tak aktif.Nalarnya sudah menduga yang tidak – tidak, apakah Arina terpengaruh dengan gambar itu lalu membatalkan pernikahan mereka yang tinggal dua hari lagi. Niatnya yang t
Read more
Bab. 13. b
Kedua pengantin baru rasa lama ini terkapar di apartemen milik Damar. Rasa lelah membuat Arina langsung tertelungkup diatas kasur, sementara Damar merengangkan badan di atas sofa panjang. Seharian duduk sabagai raja dan ratu lalu selepas isya menyetir lagi balik ke kota, untung Davian tadi sudah tidur jadi tidak ada drama merengek.Pak Mahmud dan bu Intan memberikan voucher bulan madu di hotel namun Arina dan Damar memilih bulan madu di apartemen saja, ke hotelnya nanti sama – sama Davian saja sekalian ingin mengajak anak mereka berenang.Tadi bu Fatimah dan bu Intan menyiapak makanan di rantang bersusun lima dan kue – kue di wadah plastik lainnya untuk mereka bawa.“Pengantin baru nggak usah masak, pasti kalian capek nanti.” Ucap bu Intan pada anak dan menantunya.“Nanti kamu panasin lagi Rin makanannya buat Damar, sekalian bawa nasi aja, biar nggak masak lagi.” Bu Fatimah menyiapkan termos nasi kecil untuk mereka bawa. “Sekalian bawa gula dan teh kalau belum ada di apartemen kali
Read more
Bab. 14
Sudah dua hari ini Arina tak menanggapi setiap omongan Damar. Bukan karna si penelpon yang mengganggu aktivitas intim mereka kemarin malam, namun surat pengunduran diri yang diminta Damar untuk ditandatangani.“Kalau aku dicerai lagi gimana, mas pikir gampang cari kerja apalagi nanti kalau statusku jadi janda lagi.” Arina tak henti mengomel sambil merapikan pakaian suaminya ke dalam lemari dan sesekali menahan ringisan di antara pangkal paha.“Yang bilang mau ceraiin kamu siapa sih.” Pelan Damar berkata sambil mendekati Arina dan memeluknya dari belakang.Kali ini Damar tak ingin gegabah seperti dulu. Sebisa mungkin rasa sabar dan pengertian dia tanamkan dalam dirinya bila memyangkut Arina. Damar tahu, Arina belum sepenuhnya menerima cintanya lagi, entah kapan, atau mungkin menerima namun tak utuh lagi. Seperi kaca yang sudah diretakkan, bukankah Damar sendiri yang telah meretakkan kaca itu.Arina menggeliat melepaskan diri namun tangan kekar Damar tak bergeming dari tubuh langsingnya
Read more
Bab. 15
“Jauhi mas Damar, dia tidak mencintaimu” 0821xxx“siapa ini?” Arina.“Saya Yasmin, kekasih mas Damar, dulu, kini, nanti dan selamanya.” 0821xx“Pede.” Arina.“Jelas, bukankah dia pernah menalakmu demi saya.” 0821xx“buatlah kembali dirinya jatuh cinta padamu, bukan malah mengejarku.” Arina.“nanti pasti dicerai lagi, mas Damar hanya ingin bertanggung jawab pada anaknya.” 0821xx“perempuan itu malunya ditaruh di muka, bukan di telapak kaki, sampe nggak punya malu mengejar laki-laki yang mengejar cinta mantan istrinya.” Arina.“kamu!, lihat saja nanti.” 0821xx“beli kaca, kacain tuh muka!.” ArinaDamar tersenyum membaca percakapan Arina dan Yasmin lewat aplikasi, Arina sekarang tak selugu dan sepolos dulu lagi, istrinya ini tahu untuk membela dirinya. Segala cara akan dilakukan seorang wanita untuk membela dirinya dan membuat bahagia diri sendiri. Arina bukan lagi wanita yang harus menahan tangis karna memendam sedih dan luka karna tak dihargai. Sebisa mungkin dirinya akan melawan bila
Read more
Bab. 16
Arina, menyodorkan kotak tisue kehadapan, Wiwid. Air mata, gadis itu menganak sungai, saat menceritakan pertemuannya dengan, Faris, sang tunangan bersama, Yasmin. Damar, yang sejak tadi hanya mendengarkan, sungguh tak menyangka bila, mantan kekasihnya itu tega menggoda tunangan, Wiwid hanya untuk mendapatkan nomor, Arina. Ternyata, Faris yang memberikan nomor, Arina pada, Yasmin. Makanya, wanita itu bisa meneror, Arina, dengan mengirimkan foto – foto lama, mereka. Bahkan, Damar mencurigai bila, Rahma-lah yang memberikan informasi pada Yasmin. Namun ternyata, dugaanya, salah.Damar, akan menyelidiki ini. Meski sebenarnya tak penting, sebab, dirinya dan, Arina, sudah menikah. Namun, entah mengapa, Damar, merasa ada maksud lain dari, Yasmin ini.“Apa, kamu sudah tanyain ke mas Faris, Wid?” Tanya Arina sambil menenangkan, Wiwid yang masih terisak.Wiwid, menggeleng, tampak enggan bertemu pria itu lagi.“Saran, saya, kamu harus bertemu berdua saja dengan, Faris. Takutnya ini hanya salah p
Read more
Bab. 17
Saat Arina masuk kamar mandi, Damar membuka pintunyang dari tadi diketuk dari luar. Nampak Rahma yang datang, membawa map kuning berisi laporan penjualan bulan lalu.“Pemisi, pak!” Rahma menyodorkan map kuning ke atas meja Damar, lalu mundur bebrapa senti dari meja bosnya itu.“ Ini laporan penjualan parfum bulan lalu pak!” Rahma memberitahu, bosnya itu yang nampak memperhatikan laporan penjualan yang cukup bagus. Sebagai produk baru yang dimiliki hak jualnya oleh perasaan ini, tentu membahagiakan pemiliknya yang tak lain adalah orang tua Damar sendiri, dan bila penjualan bagus, bonus untuk Karyawan pun akan ditambah. Damar meminta tim HRD untuk merekrut karyawan bagian penjualan yang memiliki jiwa memiliki jiwa sales yang tinggi, tentu mereka diberikan gaji dan tunjangan yang sesuai dengan kondisi pekerjaan mereka yang harus turun ke lapangan menawarkan produk pada toko- toko grosir di kota ini. Leader sales Parfum ini bernama pak Duta, sudah bekerja di perusahaan ini hampir tujuh
Read more
Bab. 18
POV. Damar“Habis ini antarkan aku ke dokter kandungan, mas!” pinta Arina padaku, saat kupeluk dari belakang di ruang kerjaku. Arina, takut hamil lagi dengan alasan, Davian, putra kami masih kecil dan takut kutinggalkan, katanya. Pikiran yang jelas-jelas tak akan kulakukan. Cukup sekali aku kehilangan dirinya. Bahkan,dia hamil anak kami tanpa sepengetahuan dan tanpa kubersamai. Tentu saja kehamilannya nanti akan kubersamai istriku ini. Ingin kutebus semua dosa-dosaku yang telah menelantarkan wanita baik ini, walau tak mungkin menghapus semua luka yang pernah kucipta di hati dan hidupnya.“Habis dari dokter kandungan, kita singgah ke toko beli jilbab buat, sayang ya!” pintaku sambil menempelkan pipiku pada pipi mulusnya.Hari menjelang maghrib, banyak karyawan yang telah pulang, mungkin di lantai tiga ini tersisa, aku dan Arina. Entahlah akhri-akhir ini, hasratku selalu ingin menyentuhnya dan kurasa Arina juga tak menolakku. Seperti saat ini saat kupeluk dirinya, bersamaan dengan gerim
Read more
Bab. 19
“Sendirian saja?” Arzan pria tiga puluh empat tahun, kawan Sofyan, yang tadi memanggil Yasmin.Arzan ini yang tahu, sepak terjang Sofyan di luar sana, bagaiamana kelakuannya yang kerap bermain judi dan main perempuan tanpa sepengetahuan keluarganya, terutama Yasmin. Sebab dulu orang tua mereka membuat surat pernyataan, bila salah satu anak mereka membuat perusahaan bangkrut dengan jalan main judi, maka tak akan mendapat apa-apa dari hasil perusahaan tersebut, bahkan wajib mengganti kerugian yang ditimbulkan. Namun entah karna karma atau alam yang sudah bekerja dengan sendirinya, orang tua Yasmin yang dulu menipu pak Mahmud, ayah Damar, malah sekarang perusahaannya di ambang kebangkrutan sebab, Sofyan sang putra yang diandalkan malah kerap bermain judi dengan uang operasiona perusahaan dan sekarang malah kena tipu pula dari bandar judi yang kabarnya telah lari ke luar negeri. Bukan hanya Sofyan, yang ditipunya, namun beberapa member judi di tempat paktek perjudian itu juga kena tipu. N
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status