Share

Bab. 14

Sudah dua hari ini Arina tak menanggapi setiap omongan Damar. Bukan karna si penelpon yang mengganggu aktivitas intim mereka kemarin malam, namun surat pengunduran diri yang diminta Damar untuk ditandatangani.

“Kalau aku dicerai lagi gimana, mas pikir gampang cari kerja apalagi nanti kalau statusku jadi janda lagi.” Arina tak henti mengomel sambil merapikan pakaian suaminya ke dalam lemari dan sesekali menahan ringisan di antara pangkal paha.

“Yang bilang mau ceraiin kamu siapa sih.” Pelan Damar berkata sambil mendekati Arina dan memeluknya dari belakang.

Kali ini Damar tak ingin gegabah seperti dulu. Sebisa mungkin rasa sabar dan pengertian dia tanamkan dalam dirinya bila memyangkut Arina. Damar tahu, Arina belum sepenuhnya menerima cintanya lagi, entah kapan, atau mungkin menerima namun tak utuh lagi. Seperi kaca yang sudah diretakkan, bukankah Damar sendiri yang telah meretakkan kaca itu.

Arina menggeliat melepaskan diri namun tangan kekar Damar tak bergeming dari tubuh langsingnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status