Semua Bab Pengganti Yang Lebih Baik : Bab 11 - Bab 20
74 Bab
11. Menyiapkan Kejutan
Setelah seharian berkutat dengan banyak macam cara membuat pasien sembuh. Kini Hana memiliki peluang untuk pulang dan istirahat di rumah.Seperti kesepakatannya kemarin, selama satu minggu ini Mawar akan mengganti gilirannya jaga. Jadi satu minggu ini dia bisa memanjakan Arya agar suaminya itu tidak marah. Karena setelah ini Hana masih memiliki jadwal jaga yang panjang.Mengingat dirinya mulai diakui sebagai dokter bedah terbaik di tempatnya bekerja. Hal tersebut harus memaksanya mengabdi lebih baik lagi."War, terimakasih ya," ucap Hana. Keduanya berjalan beriringan di lorong rumah sakit."Untuk apa? Bukankah kita sahabat jadi tidak perlu sungkan untuk meminta bantuanku," balasnya sambil tersenyum lebar."Bukan, bukan itu. Aku ingin berterimakasih untuk coklat dengan gambar penyemangatnya," ujar Hana.Coklat? Mawar terdiam karena tidak mengerti maksud Hana. Dia menatap wajah sahabatnya yang masih tidak mengerti akan maksudnya.Hana yang merasakan tatapan Mawar pun ikut bingung. Dan s
Baca selengkapnya
12. Kejutan yang Gagal
Cekrek, bunyi pengambilan gambar berhasil. Hana melihat betapa kotor pikirannya hingga dengan berani mengambil gambarnya sendiri. Bukan gambar biasa, Hana memotret dirinya yang memakai baju dinas transparan yang terpantul di cermin. Digigitnya bibir bawahnya sebab ragu. Hana menimang ingin mengirimkan foto itu atau tidak. "Kirim tidak, ya?" tanyanya dalam hati. Hana melihat room chatnya dengan Arya. Entah kapan terakhir kali suaminya itu mengirimkan pesan. Rasanya hubungan mereka sangat renggang akhir akhir ini. Dirinya yang disibukkan pekerjaan ditambah dengan cuek dan marahnya Arya. Membuat Hana sangat merindukan sosok suami yang sudah menemaninya selama ini. "Kirim saja," pungkasnya, "biar mas Arya semangat pulang." Hana terkekeh sendiri saat mengirimkan pesan itu. Melihat centang dua di bawah foto yang dikirimkan membuat Hana tidak sabar. Diletakkannya ponselnya, Hana beralih mengambil sisir dan parfum kemudian kembali mempersiapkan diri. Senyumnya tidak luntur sedikit pun b
Baca selengkapnya
13. Hari Penuh Kesialan
Lima tahun, selama itu hubungan pernikahannya dengan Arya. Hana jelas ingat bagaimana suaminya itu meminangnya dulu.Di hadapan kedua orang tuanya, Arya tidak gentar sedikit pun untuk membawanya pergi berumah tangga. Selama itu juga Arya selalu bersikap baik bahkan tidak pernah sedikit pun membentaknya.Namun, beberapa hari belakangan sikapnya berubah. Dari yang awalnya selalu perhatian dan pengertian padanya. Sekarang Arya bahkan tidak memberikan kabar sedikit pun padanya.Rumah tangga macam apa ini? Apa marah harus dilampiaskan dengan cara seperti ini? Apa masalah akan berakhir dengan cara menghindar seperti ini?"Ke mana kamu, Mas?" gumam Hana.Tidak hanya berdiam diri saja. Hana sudah melakukan apa yang dia bisa. Mencoba mencari keberadaan Arya dengan menghubungi beberapa teman Arya yang dia tahu. Tetapi apa? Tidak satu dari mereka tahu keberadaan suaminya tersebut.Jika Hana tidak memiliki jadwal operasi siang ini. Sudah pasti Hana akan pergi untuk mencari keberadaan suaminya. Is
Baca selengkapnya
14. Sepakat
"pelan-pelan bawa motornya! Kalau aku jatuh bagaimana? Kamu mau tanggung jawab!"Di boncengan Aji, Hana terus saja teriak dalam ketakutan. Sedangkan Aji terus memutar stir di tangannya dengan kecepatan yang tinggi."Mau tanggung jawab bagaimana? Ke KUA?"Plakk, entah ke berapa kalinya Aji mendapatkan pukulan dari Hana. Sebelum menerima tawarannya untuk berangkat bersama pun Aji sudah dipukulnya.Ya, memang ucapan Aji sedikit mengundang kesal bagi Hana. Sudah dikatakan dan dijelaskan bahwa dirinya sudah bersuami tetapi masih saja Aji mengulang kata kata yang ngelantur.Wajar kalau Hana memukul Aji. Selain itu, Aji juga membawanya melaju dengan kecepatan yang membuatnya takut. Karena bukan suami atau teman yang dekat dengannya, Hana tidak berani berpegangan kuat."Pelan pelan, aku tidak mau mati sekarang. Aku belum punya anak," pinta Hana."Kalau tidak mau jatuh ya pegangan. Atau mau mampir hotel dulu dan buat anak denganku?""Astaghfirullah, kupukul lagi nih!"Aji tersenyum di balik he
Baca selengkapnya
15. Antara sial dan untung
Entah ini sebenarnya kesialan atau keberuntungan. Bagi Hana hari ini terlalu rumit dan menjengkelkan.Bagaimana tidak? Beberapa hari belakangan ini Hana selalu dilanda dengan hati gelisah dan sedih juga sakit. Lalu, pagi tadi banyak lagi yang telah terjadi.Mulai dari bab mobilnya kempes di tengah jalan. Dan yang lebih parahnya dia harus uji nyali di boncengan bocah tengik yang mulai sekarang masuk daftar hitamnya. Nyawanya hampir melayani karena cara Aji mengendarai motornya.Tidak berhenti di sana. Hana masih harus menghadapi banyak pertanyaan dari teman temannya di rumah sakit karena melihat dia datang di boncengan Aji. Bukan hal bagus tentunya karena mereka mengira Hana sudah berhubungan dekat dengan bocah tengik tersebut.Yang lebih menjengkelkan lagi adalah sikap angkuh bocah itu yang tidak peduli dan tidak membantu Hana untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya pada teman-temannya. Dan memilih acuh seolah tidak pernah terjadi apa-apa."Han," panggil Mawar.Hana yang masih sibuk
Baca selengkapnya
16. Kebetulan yang Mengundang Amarah
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, sekarang Arya mengendarai mobilnya menuju ke rumah sakit. Raut wajahnya penuh dengan harapan yang nyata. Dengan Susan yang berada di sebelahnya.Keduanya antusias untuk melihat perkembangan calon anak mereka yang ada di kandungan Susan."Pak Arya, nanti temani Susan ya," pinta Susan dengan wajah yang dibuat sangat memelas."Tentu, aku juga sangat ingin melihat perkembangannya dengan kedua mataku sendiri," timpal Arya bahagia."Terimakasih, Pak Arya," ucap Susan manja.Setelah memarkirkan mobilnya, Arya turun lebih dulu dan memutar untuk membukakan pintu untuk Susan. Romantis sekali, mereka terlihat seperti pasangan suami istri yang baru saja menikah.Beriringan masuk ke dalam rumah sakit. Lalu, Arya dengan sigap mendaftar kemudian menunggu di kursi tunggu untuk mendapatkan antrian periksa untuk Susan.Keduanya duduk bersebelahan seolah memberitahu kepada dunia bahwa mereka memang memiliki hubungan serius. Senyum yang tidak pernah luntur sedari
Baca selengkapnya
17. Masih Bimbang
Arya dipaksa keluar dari ruang periksa. Melihat sekitar dan menetralisir kegelisahannya seolah tidak terjadi apa-apa.Bagaimana bisa Mawar di sini? Mungkin itu yang dipikirkan Arya. Padahal dia sudah sengaja memilih rumah sakit yang sedikit jauh bahkan menghindari rumah sakit di mana Hana berada. Tetapi malah sialnya dia kepergok tepat oleh sahabat istrinya sendiri."Pak Arya," panggil Susan.Mendengar panggilan namanya, Arya berbalik dengan mengulas senyumnya. Bersikap biasa saja seolah tidak pernah ada percakapan dan ancaman yang didapatnya barusan."Kenapa dokternya meminta Susan keluar, Pak?" tanya Susan."Itu ... tadi dokter hanya ingin bicara empat mata dengan saya. Memberi wejangan agar selalu sigap di dekat kamu," kilahnya."Apa ada masalah dengan bayi kita, Pak Arya?" tanya Susan penasaran. Raut wajahnya berubah khawatir."Tidak, tidak," tampiknya. Arya menghampiri Susan dan merengkuh pinggangnya. Menggiringnya menuju ke tempat yang lebih jauh dari ruangan Mawar.Arya melangk
Baca selengkapnya
18. Pentingnya Harga diri
Sementara itu, Hana yang baru saja lepas dari kungkungan Aji masih sibuk menggerutu. Dia kira Aji tulus padanya dengan membantunya pagi tadi. Ternyata juniornya tersebut minta di traktir makan.Hana yang sudah merendah dengan meminta maaf juga berterimakasih pun menyesali keputusannya tersebut. Bahkan untuk lepas dari Aji, Hana terpaksa mengiyakan permintaannya.Ya, meski tidak tahu kapan akan mengabulkan permintaan Aji tadi. Tetap saja Hana harus memutar otak agar tidak kembali dimanfaatkan oleh bocah tengik yang suka seenaknya itu.Ting, notifikasi pesan masuk menghentikan langkahnya. Hana yang hendak kembali ke ruangannya pun memilih membaca pesan tersebut dengan lamat."Mas Arya, masyaallah. Ternyata doaku didengar juga oleh yang maha kuasa. Semoga dengan ini semuanya bisa kembali normal," ucap Hana.Senyum dan wajahnya bersinar cerah. Hana seketika lupa dengan masalahnya dengan Aji karena pesan Arya. Hana kembali melanjutkan langkahnya menuju ke dalam ruangannya dengan raut wajah
Baca selengkapnya
19. Cemburu pada yang Bukan Miliknya
"Mas Arya tidak berniat melakukan hal itu pada Hana 'kan?" tanya Hana.Diam, Arya terdiam seribu bahasa. Dalam hatinya dia sudah berucap banyak 'iya' tetapi mulutnya membisu. Dan yang bisa Arya lakukan adalah mengalihkan perhatian Hana saja."Sudahlah, Han. Ini hanya cerita teman mas saja. Tidak perlu dipikirkan lebih.""Tapi ucapan mas membuat Hana kepikiran mas. Bagaimana bisa mas merasa malu melakukan hal yang bahkan lebih baik dari pada harus menduakan cinta seorang istri," bantah Hana."Dunia medis sekarang sangat canggih, Mas. Apa yang membuat mas malu hingga direndahkan?"Ya, itu yang tidak diketahui wanita. Meski tidak semua laki-laki berpikiran sama sepertinya tetapi melakukan banyak pengobatan hanya akan menunjukkan betapa rendahnya seorang laki-laki. Bagi mereka, harga dirinya pasti jatuh karena sudah dianggap gagal hingga menempuh jalur medis."Ya, kamu enggak akan tahu Hana. Ini masalah laki-laki sedang kamu perempuan," ujar Arya."Mas, sekarang pengobatan itu sudah lumra
Baca selengkapnya
20. Makan Malam Bersama
Semua orang yang ada di UGD tersentak mendengar suara lantang dokter Hana. Beberapa detik para dokter menghentikan penanganan medis mereka karena hal tersebut.Dengan seribu tatapan yang mereka alihkan pada dokter Hana juga pria tersebut cukup membuat suasana menjadi panas. Tetapi itu tidak berlangsung lama karena Hana segera menyudahinya dan menghampiri pasien kritis yang baru saja datang.Pria tadi dengan sedikit malu kembali ke tempatnya semula dan duduk dengan tenang. Semuanya sudah kembali mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Pria itu juga hanya diam menyaksikan temannya di tangani perawat yang sudah dipercaya oleh dokter Hana.Aji sendiri mengulas senyumnya menyaksikan betapa hebatnya Hana dalam menangani pasiennya. Bukan kejam dan killer seperti dokter pada umumnya. Tetapi Hana mampu bersikap tegas yang mampu menarik kekaguman Aji lebih dalam.Masih memperhatikan Hana dari kejauhan. Aji terpukau dengan pesona dokter cantik itu meski Hana tidak melakukan apapun."Aku bena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status