Lahat ng Kabanata ng Tiga Ranjang Suamiku: Kabanata 21 - Kabanata 30
121 Kabanata
Waktunya Membalas
Melisa terdiam kaku. Kedua matanya melebar. Tangannya pun mengepal. Dia tidak menyangka Mas Farus dengan mudah aku kendalikan. Sejenak dia masih menatapku. Aku masih saja berada di dalam dekapan suamiku.“Melisa, aku tahu kita sudah melakukan perjanjian. Tapi ... jangan lupa. Kau sudah menerima jika aku bisa berbagi. Kita sudah sepakat. Lebih baik kau pulang dulu, setelah itu aku akan menemuimu satu minggu lagi,” balas suamiku dengan mengusap wajahnya yang berkeringat. Aku tahu. Dia pasti sangat kebingungan dan panik. Memiliki 3 ranjang. Hah, kejutan macam apa ini? Aku benar-benar tidak bisa membayangkan akan menimpa diriku.“Mas, kau sudah berada di rumah Maria 6 hari. Kau sudah berada di sini setelahnya. Lalu, bagaimana denganku?” Melisa menekan dadanya yang pasti sangat sesak. Entah drama apa lagi yang akan dia lakukan."Mas, aku benar-benar--"“Kau tahu kan, aku mengalami kecelakaan saat pulang dari rumah Maria. Kau selalu mencariku, padahal aku sudah mengatakan akan membaginya da
Magbasa pa
Kejutan Lain
“Maya, kau!” Mas Farus mendekatiku dan akan menamparku.“Ayah!” teriak Ema sangat keras. Dia berhasil membuat ayahnya menghentikan gerakan. Hatiku berdebar kencang. Aku memberanikan diri untuk melawannya. Padahal, selama ini aku dibilang istri penurut.“Ibu memintamu pergi,” ucapnya tegas. “Dari tadi aku mengawasimu. Kau, sama sekali tidak punya perasaan. Aku tidak menyangka kau akan seperti ini. Benar-benar kejam,” lanjutnya masih dengan pandangan tajam. Ana hanya bisa menangis di sebelahku. Mbok Sri segera memeluknya.“Apa kalian tidak mencintai Ayah? Dengarkan. Ayah melakukan ini untuk membuat kalian bahagia. Kalian selama ini hidup enak dari uang mereka. Dan Ayah yang mengusahakannya.” Mas Farus akan mendekati Ema. Anak itu segera mendorong tubuh ayahnya.“Aku sudah bilang, pergi!” Ema semakin berteriak, menunjukkan jemarinya ke pintu keluar.“Ema, aku ayahmu!” balas Mas Farus membentak sangat keras dan menampar anakku. Aku benar-benar tidak terima!“Pergilah! Jangan pernah kembal
Magbasa pa
Ingin Mengakhiri Hidup
Seorang anak? Tentu saja dia pasti akan memiliki seorang anak. Dua tahun mereka menjalin hubungan. Apalagi yang bisa mereka lakukan selain berhubungan intim dan menikmati semuanya. Video yang aku lihat sebelumnya sudah menjelaskan kejadian itu semua.“Keluar!” teriakku kencang. "Aku ingin kau keluar, Maria," lanjutku masih membentak.“Hmm, kau harusnya sadar!” balasnya semakin membentakku. “Dia bukan milikmu. Kau tidak bisa mempertahankan rumah tanggamu. Yang harus kau lakukan adalah menceraikannya. Hanya itu,” lanjutnya dengan nada sedikit pelan. Namun, masih memperlihatkan senyuman kemenangan.“Lalu, apakah dia milikmu?” Kini aku membalas senyuman itu. Tawaku semakin kencang. Tidak peduli Maria semakin geram sambil menatapku tajam. Aku tetap memperlihatkan diriku lebih kuat darinya. Aku tidak akan lemah!“Kau yang harusnya sadar. Mas Farus memiliki tiga istri. Kalau pun aku menceraikannya, kau tetap tidak akan pernah bisa untuk membuatnya menjadi milikmu. Dia masih memiliki Melisa.
Magbasa pa
Jebakan Mendadak
Aku membuka kedua mataku dengan mendadak setelah sadar ada seseorang memberikanku napas buatan.“Febri ...,” ucapku lemas. Kenapa dia ada di sini? Apakah dia mengikutiku?“Mbak, kau tidak waras. Apa kau mau bunuh diri?” Febri menarik napas panjang. Dia mengusap wajahnya yang basah, lalu kembali mengamatiku. Satu hal yang membuatku tidak enak, dia memberiku napas itu. Bibirnya bersentuhan denganku. Lebih baik aku tidak akan pernah membahasnya.“Febri, kau di-sini ...,” ucapku masih tidak bisa berkata dengan baik.“Sudahlah, Mbak. Aku akan membawamu pergi dari sini.”“Febri, apa yang akan kau lakukan?”Mendadak dia menggendongku. Membawaku masuk ke dalam mobilnya. Membantuku duduk di kursi depan. Lalu, memasangkan sabuk pengaman. Satu hal yang membuatku tidak mengerti. Dia sejenak menatapku sebelum menutup pintu mobil dan masuk kembali, kemudian duduk di kursi kemudi. Ada sesuatu hal di dalam pandangannya. Apakah dia mengetahui perbuatan kakaknya?“Maafkan aku, Febri,” ucapku sambil men
Magbasa pa
Saran Ema
Aku akan menghadapi mereka. Aku tidak bersalah, dan mereka tidak akan pernah bisa menjebakku. Ketiga polisi itu berjalan mendekatiku yang masih bergeming dengan jantung berdebar.“Anda pasti akan bertanya, mana surat perintahku,” ucapnya sambil menyodorkan surat itu kepadaku. Dengan perasaan cemas, aku menerima surat itu.“Aku tidak pernah menerima surat panggilan apa pun. Kalian bisa memeriksa kamera cctv. Tidak ada yang pernah mengirimkan surat itu.” Aku mengarahkan tangan ke tempat pak satpam. Mereka semua mengikutiku ke sana, dan masuk ke dalam ruangan itu.Aku segera menghubungi pihak teknisi yang mengatasi semua isi kamera cctv rumahku. Mereka segera datang ke rumah setelah beberapa menit. Posisi kantor mereka tidak jauh dari rumahku.“Pak, tolong tunjukkan isi kamera cctv selama beberapa hari lalu,” pintaku masih saja cemas.Mereka segera melakukannya. Kami mengamati hari demi hari semua kegiatan yang ada di rumah. Hingga aku terkejut. Ana menerima surat dari polisi yang ke rum
Magbasa pa
Dokumen Pemecatan
Dia sudah gila. Hubungan dahsyat? Hubungan seperti apa itu?“Hei, jangan konyol.”“Maya, ayolah. Kau itu sangat cantik. Jangan menjadi wanita pasif. Jadilah wanita liar. Dominasi suamimu. Buat dia merindukanmu. Lalu, tangkap dia seperti nyamuk. Sekali hap, mati.”Aku menggelengkan kepala. Entah apa yang dia omongkan. Tapi, setelah aku berpikir, dia memang benar. Suamiku sudah melakukan dengan dua wanita lain, dan entah gaya apa yang sudah dia lakukan. Mungkin aku harus mencobanya. Mungkin selama ini aku monoton dan tidak pernah sesuai harapannya. Terlalu egois dan lupa dengan keperluan suamiku, yaitu hasrat yang terkadang wajib liar.“Aku akan memikirkannya,” balasku singkat lalu masuk ke dalam mobil.“Memikirkannya?” tanya Ema sambil mengangkat kedua tangannya. Dia akhirnya masuk ke dalam mobil. Mengendarai sambil sesekali melirikku.“Febri. Hmm, dia menghubungiku, lalu menemuiku. Aku melihat sesuatu di kedua mata itu,” ucap Ema membuatku menolehkan pandangan ke arahnya.“Apa maksudm
Magbasa pa
Mulai Membalas
Rahasia sedikit demi sedikit terungkap. Selama dua tahun aku sudah dibodohi oleh suamiku sendiri. Aku wanita membosankan bagi dia. Terlebih, wanita yang tidak bisa memberikan materi untuknya. Dia bersama wanita yang bisa membuat dirinya menjadi lelaki sempurna. Tapi, aku tahu kelemahannya.“Mbak,” ucap Febri mengejutkan aku. Dia menarik lenganku dengan mendadak saat aku tanpa sadar berjalan keluar dari apartemen tanpa arah. Menuju jalanan sambil melamun, tak tahu tujuan. Padahal, mobilku masih terparkir di sana.“Febri, aku ...,” ucapku tersendat.“Tenanglah,” balasnya singkat. Dia memelukku sangat erat di pinggir jalanan. Aku menangis terisak di dadanya yang cukup kekar. Tak peduli semua orang melihatku. Aku tetap hanyut di dalam pelukan adik iparku.“Mbak bisa meminta bantuan apa pun dariku. Aku akan selalu mendampingi Mbak.” Dia melepaskan pelukannya dan memandangku. Mengusap air mata yang membasahi wajahku dengan jemarinya. Tatapan itu sangat lembut. Ada sedikit senyuman di sana.
Magbasa pa
Berusaha Mendominasi
Aku meninggalkannya. Masuk ke dalam kamar, lalu menutupnya. Aku sengaja tidak menutupnya. Membiarkan dia masuk ke dalam. Sesekali aku sedikit meliriknya. Dia berdiri sambil menatapku. Kedua tangannya berkacak pinggang."Maya. Aku selalu berusaha adil dengan semua. Kau lihat sendiri. Setelah aku bersama Melisa, aku bersamamu. Dia menangis dan aku tetap meninggalkannya. Apa salahku?”Aku terkekeh pelan mendengarnya. Bukankah seharusnya dia sadar sudah menyakiti tiga wanita? Sangat kurang ajar!“Mas, kenapa kau membutuhkan uang milyaran?” kataku sambil mengambil surat pemecatan itu di dalam tas dan menyodorkan kepadanya. Dia mengernyit, lalu menerimanya. Menarik napas panjang saat membacanya. Sementara, aku menatapnya dengan sangat serius.“Katakan, Mas. Kenapa kau seperti ini? Apa kau mencintaiku?” tanyaku dengan resah. Jika melihat wajahnya, mana mungkin aku bisa marah. Rasa cinta dalam diriku melebihi rasa sakit ini. Tapi, bagaimana bisa aku menerima kembali lelaki yang memiliki tiga
Magbasa pa
Ingin Sekali Menyerah
Melisa sudah terkena jebakanku. Dia akan merasakan apa yang sudah dia perbuat kepadaku. Entah bagaimana perasaannya, dia sudah masuk ke dalam pembalasanku. Akan aku lanjutkan, dan itu akan membuatnya sangat putus asa."Maya, aku benar-benar hanya mencintaimu," ucap mas Farus sekali lagi.Apa yang kau harapkan, Maya? Menyakiti mereka dan puas? Apakah kau tidak tahu perasaan mereka? Ya, mereka memiliki perasaan sama denganmu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah, membuat suamimu mengerti. Memiliki tiga ranjang tidaklah mudah. Seadil-adilnya lelaki, pasti mereka akan sakit. Tapi, bagaimana dengan hatiku? Mereka tidak memiliki perasaan sama sekali. “Kau mencintaiku. Lalu, bagaimana dengan mereka?” tanyaku dengan deraian air mata. Aku berjalan dan mematikan ponselku. Aku tahu. Melisa pasti sangat sakit mendengar desahan dan pengakuan suamiku. Tapi, dia juga harus tahu. Dia salah.“Mas, kau tidak akan bisa adil. Mereka akan menyakitiku jika kau menuju ke sini. Apalagi Maria memiliki seor
Magbasa pa
Tinggal Satu Atap
Aku sendiri tidak mengerti kenapa Mas Farus datang kembali ke rumah. Padahal dia sebelumnya membawa Maria pergi dan mereka sempat berpelukan. Maria menangis dan Mas Farus pun tidak terlihat marah. Tapi kenapa mereka kembali ke rumah? Satu lagi, dan yang lebih parah, kenapa Maria membawa koper? Apakah dia akan tinggal di sini, atau Mas Farus sengaja membawa mereka ke sini? Ah, ini benar-benar tidak bisa aku biarkan. Ya, aku harus segera turun dan menanyakan kejelasan. Ini adalah rumahku, dia tidak berhak dengan seenaknya sendiri mengatur semuanya.Dengan cepat aku keluar kamar, menuruni tangga. Lalu mendekati Maria yang sekarang duduk di kursi ruangan tengah sambil mengangkat salah satu kakinya, memandangku dengan senyuman sinis. Ini benar-benar sangat tidak baik."Ini benar-benar tidak lucu. Apa yang sebenarnya terjadi?" ucapku memandang suamiku sambil bersedekap. Dia memegang kedua pundakku, dan aku segera menampisnya. "Aku katakan, ini tidak lucu. Sudah aku katakan, aku tidak ingin
Magbasa pa
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status