All Chapters of Selingkuhan Suamiku Pacar Anakku: Chapter 21 - Chapter 30
106 Chapters
21
"Mau minuman mbak? Teh atau kopi?""Ah enggak kok, saya cuma sebentar disini enggak akan lama-lama." ucap Delia tersenyum, Shanum melakukan hal yang sama. Mendadak Delia menelepon Rian. Dirinya mengatakan kalau dirinya ada di kiosnya, toko beras Shanum. Tentu saja membuat Shanum cukup kaget seakan memancing Rian untuk segera kesana. Ah tapi mana mungkin dia kesana, dia kan bekerja. Seusai dirinya menelpon, Delia langsung mengajak kembali Shanum mengobrol. "Saya kebetulan kesini mau menegaskan sesuatu ke mbak. Saya rasa saya kembali menyukai mas Rian, mbak enggak keberatan kan saya dekat dengan mas Rian?" "O-oh tentu, silahkan. Enggak kok, tapi kenapa kok mbak sampai minta persetujuan saya? Emangnya saya kenapa ya? Menurut mbak saya cukup mengganggu apa ya kehadirannya?" tanya Shanum. "Ah enggak, saya hanya khawatir mbak punya perasaan khusus semenjak mas Rian sering membantu mbak disini. Padahal setahu saya mas Rian memang begitu sifatnya, suka nolongin orang." "Bukan kok, enggak
Read more
22
"Iya gampang lah urusannya. Intinya om enggak dipenjara aja. Udah yuk kita pulang." ucap Jaka mengajaknya pulang, Ghea mengikutinya menuju parkiran, duduk di motor kemudian motor pun jalan. Disaat yang sama Diana sedang dibonceng oleh Gavin, mereka saling berbalas kata ditengah kecepatan motor yang cukup pelan itu. "Maaf ya, gue jadi ngerepotin lu. Segala dianterin, tau aje motor gue lagi diservis.""Iya gpapa, lagian gue sekalian mau pergi ke tempat lain.""Lo mau kemana tadi?""Gue mau nyari loker.""Eh, gue ada loker.""Jadi apaan?""Tukang cuci kaki gue.""Dikira lo emak gue!""Hahaha! Tapi beneran, nanti gue gaji serebu sehari." "Gak! Masih banyak kerjaan yang lebih berfaedah." "Eh katanya tadi bapak lo mau dipenjara ya? Kok bisa sih?" tanya Diana. "Bapak gue yang jadi dalang pencurian beras di toko emak gue.""Oh gitu, tapi gila sih itu. Nekat." "Makanya." Tiba-tiba saja Gavin berpapasan langsung dengan Jaka dan Ghea. Tentu saja Diana dan Gavin langsung menoleh kembali k
Read more
23
Tapi kok tiba-tiba? Apa mungkin ada tanggul sungai yang jebol? Atau air dari atas gunung? Untungnya masih belum sampai ke dekat mereka saat itu. Shanum merasa sangat khawatir, apalagi ada beberapa orang yang tadi jalan didekat sana dan kini menghilang. Rian juga tampak khawatir. Ia bahkan menyuruh Shanum untuk bergegas makan. "Ayo mbak dipercepat makannya, khawatir banjirnya kesini." ucap Rian. Shanum mengiyakannya. Tapi suara teriakan beberapa orang tampak terdengar bersahut-sahutan, mewarnai adu makan diantara mereka saat itu. Rian tidak menghabiskan buburnya, lain hal dengan Shanum yang sampai habis. Ia tampaknya kelaparan sejak tadi. Shanum dan Rian mencoba melihat ke arah jalanan, berkumpul bersama banyak orang yang memilih untuk melihat kejadian "tak biasa" itu bahkan sampai merekamnya. Kejadian yang termasuk mengerikan. Terlihat beberapa orang bahkan sampai anak perempuan yang terlepas dari jangkauan ibunya, ibunya menghilang ketika sedang mengendarai motor dan kini tersis
Read more
24
Ghea sedang berada di perpustakaan, ia tak sengaja mendengar beberapa orang menggosip tentangnya. "Tapi serius deh, dia kok aneh banget ya malah suka sama bapaknya. Itu bapaknya loh, calon mertuanya, malah diembat juga. Hanya karena bapaknya pns dan banyak duitnya, dia malah incer yang usianya jauh dari dia, parah-parah.""Menurut gue sih bener deh, dia tuh ngincer duit bapaknya doang, matre. Ya lo tahu sendiri, biaya kuliahnya yang sering nunggak aja sekarang lunas terus. Kayaknya itu ada pengaruh dari orang tuanya Gavin deh yang cerai. Parah kan?""Cantik-cantik kok doyan bapak-bapak sih ya, matre pula." "Cantik dari hongkong, dia tuh cuma kebetulan aja disukain sama dua cowok yang sedarah, maruk! Gue heran sumpah, kenapa dua temannya itu masih aja ngebela dia, udah ketahuan dia kayak gitu orangnya. Atau mungkin mereka setipe? Sama-sama cewek matre yang suka porotin duit orang?" "Salah, tapi cewek yang suka porotin duit orang dan ngembat bapak pacarnya. Pelakor kelas atas." "Hah
Read more
25
Doni tampak tidak percaya setelah mendengar nama itu disebut. Jelas itu hal menarik yang sangat dirinya tunggu. "Iya benar. Tapi kok mbak bisa tahu ya?" tanya Shanum heran. Sinta dan Doni langsung kompak tertawa. Doni segera mendekati mereka. "Mbak Shanum, jadi gini. Sebenarnya kita dari perusahaan tempat dimana pak Rian bekerja, ibu pasti kenal kan?" tanya Doni tentu saja membuat Shanum tersentak. "A-apa? Jadi mas ini temannya pak Rian toh?" "Lebih tepatnya kita karyawan dibawahnya bu." ucap Doni menunjuk ke mereka berdua. "Oalah, gitu toh. Kalian juga disuruh mas Rian kesini apa gimana? Mas Rian enggak kesini?""Enggak, kebetulan pak Rian enggak mau kesini karena khawatir kalau kita ngejodohin kalian." ucap Doni nyengir dibelakang. Shanum heran. "Maksudnya gimana? Kok ngejodohin.... Maksudnya saya dan mas..." belum selesai bicara. Shanum langsung disela oleh Doni. "Bisa minta bantuannya enggak mbak?""Eh?"Disaat yang sama Rian sedang sibuk mengetik sesuatu didepan laptopnya, Rian
Read more
26
Ramai suasana di tenda pengungsian, bahkan terlihat Shanum yang sedang ikut permainan ular naga bersama ibu-ibu lainnya. Khusus anak-anak dan ibu-ibu dipisah. Tapi masih dalam permainan yang sama, berbeda halnya dengan Rian yang tampak heran, memandang Shanum dari kejauhan. Kok bisa sesehat itu? Bukannya tadi lagi sakit ya?" batin Rian heran. Dirinya langsung dekati Shanum saat itu juga dan colek punggungnya. "Mbak.."Tentu saja Shanum menoleh. "Eh mas Rian, dari tadi mas?" tanya Shanum. "Ini mbak udah sehat? Katanya sakit?" tanya Rian yang langsung dihampiri oleh Doni saat itu juga. "Mbak Shanum enggak jadi sakitnya pak." ucapnya seraya nyengir. Tentu saja membuat Rian langsung geram. "Oh jadi ini semua ulah kamu, kamu yang buat mbak Shanum pura-pura sakit hanya untuk membuat saya kesini?" tandas Rian. "Lebih tepatnya iya." "Benar-benar ya. Mau saya pecat kamu?" tanya Rian kesal. "Jangan atuh pak, saya masih pengen kerja. Nanti anak istri saya gimana makannya, masa disuruh makan s
Read more
27
Gavin baru saja selesai bekerja, ia segera pulang. Tapi ia cukup kaget saat melihat Diana masih berada di dalam restorannya dalam keadaan tertidur. Gavin segera membangunkan Diana. "Eh Di, bangunlah udah malem nih. Lo enggak pulang apa? Buset dah pules amat sih. Di, bangun!" ucap Gavin berulang kali membangunkan tapi tak kunjung bangun, hingga ia coba membisikinya dan meniupkan telinganya dengan mulut baru Diana terbangun. "Eh elo Vin, kok belum pulang?" "Elo yang belom pulang! Kenapa emang masih disini? Orang tua lo nyariin aja entar. Pulang sana." ucap Gavin. Diana menguap. "Enggak mungkin lah, kerjaan dirumah aja berantem mulu, mana ada mikirin gua." ucapnya dengan santai. "Yaudah lo mau nginep disini? Gue tinggal ya?" tanya Gavin. "Emang boleh?""Pea lo, mau ditutup ini buruan." ucapnya yang langsung mengambil kunci untuk menggembok restorannya. "Duh tunggu lah."Beberapa saat kemudian restoran pun sudah digembok, Gavin membonceng Diana dengan motornya. "Makasih ya udah nganter
Read more
28
"Loh kenapa memangnya bu?" "Karena saya... Merasa kalau pelaku sudah jera jadi saya merasa tidak berhak untuk menuntutnya lagi, saya ingin dirinya bebas pak." "Maaf bu, tapi tidak bisa. Karena pelaku sudah ketahuan mencuri bahkan dilengkapi juga dengan beberapa buktinya, ini adalah hukuman yang sepadan untuk perbuatannya itu. Dengan sangat berat hati, saya meminta maaf dan pelaku akan tetap dihukum sesuai pasal dan undang-undang yang berlaku." ucap polisi itu kemudian menutup teleponnya. Shanum hanya bisa menghela nafas, karena tidak mungkin dirinya meminta-minta apalagi memohon kalau dirinya ingin mencabut tuntutan itu. Jelas tidak mungkin. Shanum mau tak mau harus menceritakan ini semua pada Rian, apalagi ia merasa tidak memiliki siapapun yang cukup bisa melindunginya dari preman itu. Setelah menceritakan semua hal yang terjadi kemarin padanya, Rian pun langsung mengatakan. "Mbak tunggu sana ya, saya antar ke pasar sekarang. Pokoknya tiap hari akan selalu saya antar jemput." uca
Read more
29
Jaka memberi komentar, meluruskan."Tapi bu, seharusnya sebagai mahasiswi terpelajar, waktu di perpustakaan dan waktu luang itu digunakan untuk belajar. Bukannya sibuk ngegosipin orang." ucap Jaka bermanuver, langsung memukul telak ibu salah satu mahasiswi itu. Ibu itu masih tidak mau kalah."Tapi pak, jangan hanya berkata manis seperti itu di mulut, saya pun tahu kalau kelakuan bapak ini kurang terpelajar karena telah berselingkuh dengan perempuan ini dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan anda dengan mantan istri anda, padahal baginya anda tidak lebih walinya, orang tuanya!" "Kok jadi nyambung ke masalah pribadi saya sih? Ibu memang sudah benar menjadi seorang istri? Atau masih berlindung di dibalik dompet suami?""Jaga ya mulut anda! Suami saya itu baik, tidak seperti anda!" Dosen itu hanya bisa menghela nafas mendengar keributan yang terjadi diantara mereka. "Hadeh... sudah-sudah stopp! Ini kok jadi saling ribut sih? Bapak, ibu... coba deh tenangin sedikit. Kalau kalian sebag
Read more
30
Rian sedang berada diruang kerjanya, ia mendadak teringat dengan perkataan Shanum kemarin yang berkata kalau dirinya sedang diintai oleh para preman. Gimana keadaannya sekarang ya? Khawatirnya Shanum terlepas dari penjagaan para bodyguard itu dan preman itu kembali melabraknya.Ia pun memutuskan untuk menelepon Shanum. Telepon tersambung. "Halo mbak gimana kabarnya?" tanya Rian namun tiba-tiba saja telepon langsung dimatikan oleh Shanum. "Loh, dimatiin? Kenapa ya?" Rian cemas dan langsung berpikir aneh-aneh seperti Shanum diculik segala macam. Ia berniat meneleponnya lagi. Namun Delia mengetuk pintunya duluan dan masuk tanpa permisi, mendekatinya."Hai, apa kabar...."Disaat yang sama muncul Doni ikut masuk ke dalam ruang kerjanya membawa berkas dan memberikan pada Rian. Doni berbisik. "Ciye istri pertamanya nongol." bisiknya. Rian mengancam. "Enggak usah mancing-mancing kamu. Dia bukan istri saya." bisiknya. "Yan, kamu rencana makan siang sama siapa? Enggak ada kan ya? Yuk kita mak
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status