All Chapters of Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya: Chapter 71 - Chapter 80
95 Chapters
Tamu Tak Diundang
Shanum menerima tawaran makan malam dari Zayn, tentu saja usai berusaha keras menetralkan degup jantungnya.Keduanya sempat canggung saat di perjalanan, hingga sampai di restoran favorit Shanum. Wanita itu sempat takjub sesaat karena Zayn rupanya masih ingat tempat makan favoritnya. Namun, rasa takjub itu hanya disimpan dalam hati Shanum saja. "Pesan yang kayak biasa?" tanya Zayn begitu keduanya sudah mengambil posisi duduk."Hm, kayaknya malam ini aku mau pesan menu lain," ujar Shanum menolak halus tawaran Zayn. Ia seakan tak ingin Zayn tahu kalau sejujurnya dia bahagia saat Zayn masih mengingat segala tentangnya."Baiklah, katakan saja mau pesan apa biar kupanggil pelayannya," ucap Zayn kemudian. Shanum hanya mengangguk lalu melihat-lihat daftar menu yang rupanya sudah ada beberapa menu baru dibandingkan dulu saat dia masih berpacaran dengan Zayn.Selesai memesan, keduanya lantas harus menunggu sampai pesanan mereka siap. Zayn tetap memesan makanan kesukaannya tentu saja. Keduan
Read more
Tidak Ada Mantan Mertua
Betapa terkejutnya Shanum saat melihat sosok Bu Desi dan Lila berdiri di hadapannya. Sedetik kemudian, Shanum mengubah ekspresinya. Perempuan cantik itu mengernyit heran mendengar permintaan tolong dari sosok ‘mantan mertuanya’.“Tolong kami, Shanum. Tolong sekali, ibu dan Lila baru saja diusir dari kontrakan.” Begitulah kalimat awal drama yang dibuat Bu Desi dengan wajah memelas. Daripada kasihan, sejujurnya Shanum lebih penasaran apa penyebab mereka sampai diusir. Sebegitu bermasalah kah mereka ini?Karena Shanum tidak menjawab, Bu Desi kembali membuka suara. “Tolong … apa boleh kalau ibu tinggal di rumahmu dulu untuk sementara?”Kini, Shanum meneguk salivanya kemudian memutar bola mata malas.‘Drama apaan lagi sih ini!’ desisnya dalam hati, mengomel.“Mbak Shanum, tolonglah kita. Kamu nggak kasihan sama kita?” Kini, si bocah kecil laknat alias Lila mulai ikutan mendesak. Sejujurnya Lila merasa ketakutan memikirkan akan tidur di mana malam ini bersama ibunya, membayangkan mereka ter
Read more
Dejavu, Lila Mual
“Udah, udah!” Bu Desi berusaha memperingatkan Lila agar tidak berlebihan dalam melontarkan sumpah serapahnya pada Shanum. Mau seberapa menyebalkannya penolakan yang telah diungkapkan Shanum, tapi semua itu sudah terjadi. Lagipula Shanum sudah telanjur masuk ke dalam rumahnya, yang artinya mau seberapa kuatnya suara Lila tidak akan bisa didengarnya. “Udah, Lila!”Lila pun mengatupkan mulutnya dengan wajah jengkel, hatinya masih dipenuhi kejengkelan tak berujung. Jujur saja, dia tidak bisa menerima setelah lelah mengemis seperti tadi tapi ternyata hanya mendapatkan uang lima ratus ribu. Rasanya sangat tidak worth it sama sekali.“Aku masih kesel, Bu. Aku nggak terima aja diperlakukan kayak gitu, sombong banget coba nenek lampir itu tuh,” gerutu Lila meluapkan kekesalannya. Di sisi lain, Bu Desi menghela napas panjang menghadapi sisi kekanakan Lila.“Mau gimana lagi? Untungnya aja dia masih ngasih kita uang ini. Kalau nggak, malh jadinya kita lontang-lantung di jalanan.” Bu Desi kemudia
Read more
Ibu Yang Gagal
"Hoekkkk!!!"Suara erangan Lila yang berusaha menuntaskan rasa mual di perutnya itu masih terdengar dari luar kamar mandi, bahkan setelah beberapa menit Bu Desi membantunya di dalam bilik kecil tersebut.Semua usaha yang dilakukan Bu Desi untuk membantunya pada akhirnya juga berakhir sia-sia. Upaya yang dilakukan ibunya seperti memukul-mukul pelan punggung nya itu pun juga tak membuahkan hasil yang signifikan.Lelah setelah sekian lama membungkuk untuk membantu Lila meredakan rasa mualnya, Bu Desi pun menyerah dan memilih untuk berdiam diri di ambang pintu toilet yang sedari tadi memang sengaja dibiarkan terbuka agar sirkulasi udara tidak menambah buruk keadaan Lila.Mata wanita paruh baya itu menatap nanar sang putri yang masih saja membungkuk di depan WC sambil muntah-muntah itu. Tak banyak yang bisa ia lakukan di sana selain hanya berdiri tertegun di tempat.Dalam benaknya, Bu Desi punya firasat buruk terkait hal tersebut. Dari apa yang sudah terjadi hari ini, ia yakin kalau Lila p
Read more
Bu Desi Histeris, Jalan Buntu
“BUNUH SAJA IBUMU YANG GAGAL JADI ORANG TUA INI, LILA!” Bu Desi masih saja berteriak histeris.Hal ini membuat Lila yang pada dasarnya sudah takut dan panik tambah buruk lagi perasaannya.Sebagai anak bungsu yang senantiasa dimanja dan mendapatkan kasih sayang lebih, Lila merasa saat ini berada di situasi yang paling menakutkan di dunia.Baginya, amarah Bu Desi lebih menakutkan daripada apapun. Karena itulah, saat Bu Desi histeris, ia pun sontak ikut menangis karenanya.“Hiksss … I–ibu, maafkan Lila.” Sambil sesenggukan, Lila mencoba menenangkan sang ibu yang masih saja histeris.“APA YANG PERLU DIMAAFKAN, LILA? APA?!” bentak Bu Desi tepat di muka Lila yang sudah berlinang air mata.“YANG GAGAL MENDIDIKMU DAN ARYA ADALAH IBU! IBUMU YANG PANTAS DISALAHKAN!” Masih dengan nada tinggi, wanita itu terus mengarahkan amarahnya pada sang putri.Tentu saja Lila sontak terkesiap dengan bentakan lain dari ibunya itu.“Maafkan aku, Ibu.” Lagi-lagi perempuan itu meminta maaf.Agaknya setiap bentak
Read more
Mulai Dari Awal Lagi
Setelah dengan susah payah mengusir benalu dalam hidupnya, Shanum yang malam itu sudah sekali lagi berhasil mencegah keluarga sang mantan suami mengusik hidupnya, pun melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam kediaman miliknya.Tak bisa dipungkiri, perdebatan alot dengan Bu Desi dan Lila sebelum ini membuat dirinya makin lelah saja.“Seolah di dunia ini hanya aku saja yang bisa direpotkan dengan perkara rumit seperti ini,” gerutu Shanum mengiringi langkah kakinya yang sudah tiba di depan pintu masuk rumahnya.‘Cklek'Aroma sedap masakan khas Bi Nena langsung merangsak masuk ke dalam hidungnya. Mendapati hal ini, Shanum lantas tersenyum kecut. Ekspresi wajahnya saat ini menunjukkan sesuatu yang tak enak.Seiring dengan aroma masakan yang mengisi segala penjuru ruangan, Bi Nena selaku dalang di balik aroma menyedapkan itu pun datang menyambut kepulangan Shanum.“Selamat datang, Mbak. Sini biar Bibi bawain tasnya. Mbak, langsung ke ruang makan saja, makan malamnya sudah saya siapkan.”
Read more
Dijemput Calon Suami
Semalaman, Shanum dibuat kebingungan dan gundah mengenai Zayn. Di sisi lain, Shanum takut untuk menerima Zayn kembali tetapi di sisi lain, Shanum juga takut dirinya akan menyesal jika tidak menerima Zayn. Bagaimanapun, Zayn pernah mengisi hatinya.Namun, setelah sibuk menimbang-nimbang, Shanum akhirnya jatuh pada satu keputusan. Sepertinya memulai kembali dengan Zayn bukan perkara yang buruk. Waktu itu, Zayn telah menjadi orang yang tepat bagi Shanum tetapi di waktu yang salah. Mungkinkah kali ini adalah waktunya? Sebuah kisah yang akan terulang, dengan cinta yang sama, orang yang sama, tetapi dengan kepribadian yang telah matang pertanda dewasa.Belum selesai pikiran Shanum dipenuhi Zayn, pagi harinya ketika Shanum tengah sibuk sarapan roti selai di meja makan, pintu rumahnya diketuk begitu kencang.“Siapa, ya?” tanya Shanum pada Bi Nena, sementara Bi Nena hanya menggeleng dan mengangkat bahu.“Biar Bibi cek ya, Mbak. Mbak Shanum di sini aja,” tukas Bi Nena lalu bergerak meninggalkan
Read more
Berdamai Dengan Masa Lalu
“Pagi, Pak Zayn,” sapa seorang pria dengan seragam bertuliskan nama TPU yang dikunjungi oleh Zayn dan Shanum saat ini.Di saat itu, Shanum yang masih kebingungan pun hanya bisa mengangguk pelan sambil balas tersenyum saat pria asing yang ditebaknya sebagai petugas di TPU tersebut melontarkan senyuman sebagai bentuk sapaan kepadanya.“Ini bunga untuk ziarahnya ya, Pak,” tutur petugas TPU tersebut seraya mengangsurkan satu keranjang berisi bunga beraneka warna.Zayn lantas menerima keranjang tersebut dengan ramah. Setelahnya, pria itu pun mengeluarkan beberapa lembar uang ribuan dari dalam kantongnya.“Makasih ya, Pak. Ini uangnya.” Zayn lalu mengangsurkan uang tersebut kepada pria petugas pemakaman tersebut.Pria tersebut menerima upahnya dengan senang hati. Lalu setelahnya ia pun berucap, “Sama-sama, Pak. Lain kali jangan sungkan minta tolong lagi. Telepon saya 24 jam siap sedia buat Pak Zayn.”Zayn terkekeh pelan karena gurauan receh yang dilemparkan kepadanya itu.“Bapak bisa saja.
Read more
Feri Mengundurkan Diri
Suasana hening mendadak tercipta di antara dua orang yang tengah berpandangan di Tempat Pemakaman Umum tersebut.Dari bagaimana Shanum yang tak kunjung merespon dirinya, Zayn pun hanya bisa menebak-nebak isi hati wanita itu. Pikirnya, wanita itu pasti masih sibuk menata rasa di dalam hatinya.“Kutegaskan sekali lagi, Sha. Kamu nggak bersalah di sini, segala yang terjadi adalah salahku yang nggak mampu membagi hati dengan Monica,” tegas Zayn sekali lagi dan hanya dibalas anggukan singkat dari Shanum yang bahkan kini sudah mengalihkan pandangannya ke arah lain.Dari sini dapat dilihat bahwa tak ada lagi hal lain yang bisa dilakukan Zayn selain kembali menunggu kesiapan hati wanita itu.Tak ingin lebih lama lagi berdiam diri tanpa melakukan apa-apa di sana, Zayn lantak beranjak berdiri. Shanum yang melihat ini pun menatap bingung ke arah pria itu.“Aku akan menagih jawabannya nanti saja. Sekarang mari kita berangkat kerja dulu. Ibu Bos kita ini nggak boleh terlambat dan memberi contoh bu
Read more
Ancaman Feri
Shanum sekali lagi mengusap kasar wajahnya. Tak terhitung sudah berapa kali wanita muda itu menghela napas berat hari ini.Jarinya tangannya yang ada di atas meja pun tak henti-hentinya mengetuk permukaan benda berbahan dasar kayu jati tersebut, sedangkan satu tangan lainnya tengah sibuk menggulir layar benda persegi tipis yang merupakan alat komunikasi miliknya itu.Kesimpulannya, Shanum sekarang sedang merasa stress.Bukan karena pekerjaan tentunya, karena pada dasarnya hari ini bukanlah hari kerja yang sibuk baginya. Hanya ada beberapa dokumen yang perlu ditangani olehnya dan juga beberapa pertemuan yang seharusnya siap dihadiri olehnya siang hari ini.“Sebenarnya Feri ke mana sih,” gerutu Shanum seraya tak melepaskan pandangannya dari layar ponsel yang ada di depan wajahnya saat ini.Alih-alih mengerjakan tumpukan beberapa dokumen yang diberikan Veny, sekretarisnya, pagi hari ini, Shanum memilih untuk terus me
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status