All Chapters of Wanita Kampungan itu Ternyata Calon Istri Bos: Chapter 31 - Chapter 40
122 Chapters
ANCAMAN SANG ISTRI
Keenan sampai di rumah lumayan larut malam itu. Rupanya dia tak segera pulang usai mengunjungi Abiya, tapi justru mampir ke tempat ibundanya untuk menceritakan perkembangan hubungannya dengan anak semata wayangnya dari Kemala itu. Melihat sang suami baru pulang setelah beberapa jam kepulangannya, Irene tentu saja mengamuk. Caci maki dan sumpah serapah segera dihujankan pada lelaki itu.Irene rupanya lupa nasehat dari sahabatnya untuk merahasiakan rencana mereka memata-matai Keenan. Akibat Irene mengoceh telah melihatnya sedang berada di sebuah kompleks perumahan lain untuk menemui seorang anak kecil yang diduga adalah anak dari suami dan mantan istrinya, Keenan langsung tahu bahwa dirinya ternyata telah dikuntit oleh istrinya sendiri. “Kamu memata-mataiku, Ren?” Keenan langsung berpura-pura geram. “Maksud kamu apa melakukan itu?”Irene hanya tertawa lebar mendengar suaminya mulai ikut marah. “Maksudku apa, Mas? Masih juga kamu nanya?!” hardiknya. “Lho iya dong. Kamu buntutin aku kan
Read more
KELANCANGAN TABITHA
Pada saat Abimanyu keluar dari kamar mandi, lelaki itu kaget luar biasa. Ia melihat Tabitha sudah berada di kamarnya, dengan menggunakan pakaian yang menurut Abimanyu terlalu terbuka.“Siapa yang kasi izin kamu untuk masuk ke dalam kamar saya?” tanya Abimanyu dengan tatapan tajam. Selama ini ia tidak pernah suka jika ada orang asing yang masuk ke dalam kamarnya. Dan ini berlaku juga untuk Tabitha. Tabitha tidak langsung menjawab, gadis itu malah asik memerhatikan perut kotak-kotak milik Abimanyu yang tampak begitu seksi. “Kamu pasti rajin ke gym. Badan kamu bagus banget,” kata Tabitha alih-alih menjawab pertanyaan Abimanyu. “Kamu budek? Nggak denger pertanyaan saya? Siapa yang kasi kamu izin untuk masuk ke kamar saya.” Tabitha menggelengkan kepalanya, lalu menghampiri Abimanyu sehingga pemuda itu refleks melangkah mundur. “Kamu mau apa?” “Aku hanya mau memberitahu jika masih ada busa di rambutmu,” kata Tabitha. Namun sebelum gadis itu menyentuh rambut Abimanyu, lelaki itu m
Read more
ALASAN UNTUK PERGI
“Kenapa sih kamu kayaknya benci banget sama aku, Mas? Memang apa salahku?” kata Tabitha sambil mengerucutkan bibirnya.Gadis cantik itu menoleh kepada Bu Rosmala untuk meminta pembelaan.“Kamu nggak usah keterlaluan! Tabitha ini tamu Mama. Sudah, nggak usah bicara dulu. Mama masak semua ini pakai tenaga. Kalau kamu nggak makan sama aja nggak menghargai mama,” kata Bu Rosmala dengan tajam.Mau tidak mau, Abimanyu pun mengikuti perintah sang ibu. Ia pun mengambil piring dan mengisinya dengan nasi juga lauk pauk. Sementara itu sambil makan, Bu Rosmala sibuk memikirkan cara supaya Abimanyu mau dekat dengan Tabitha.“Nanti kalau sudah makan, kamu bisa ajak Tabitha jalan-jalan. Mungkin kalian bisa nonton atau belanja. Kebetulan ada beberapa kebutuhan rumah yang habis, Bi. Jadi, kamu tolong mama untuk membelinya bersama Tabitha ya?” pinta Bu Rosmala.Abimanyu yang hendak menyuapkan makanan langsung kembali meletakkan sendoknya. Lelaki itu tahu betul dengan maksud terselubung ibunya.“Aku bi
Read more
KONTAK YANG TERBLOKIR
Kemala menatap layar ponsel di hadapannya. Sudah berulang kali dia mencoba untuk menelpon Abimanyu. Tetapi panggilannya selalu dialihkan."Sepertinya mas Abi sudah memblokir nomorku. Setiap kali kuhubungi tidak bisa, Apa aku salah bicara ya? Aku harus menjelaskan semuanya."Kemala memang sudah bertekad untuk memutuskan hubungan dengan Abimanyu karena dia berpikir jika Bu Rosmala tidak pernah memberikan izin dan restunya. Dia mencintai Abimanyu, tetapi tak mau merusak hubungan antara ibu dan anak. Tidak akan dijalaninya jika tanpa restu. Karena bagi Kemala restu orang tua itu adalah segalanya.Tetapi, saat Abimanyu tidak bisa dihubungi seperti ini mengapa rasanya begitu berat baginya? Ada sesuatu yang hilang dari dalam dirinya. Dan perasaan itu membuat Kemala tidak tenang dan tak bisa berpikir jernih."Seharusnya aku merasa senang karena mas Abi memblokir nomorku. Tapi, kenapa rasanya jadi seperti ini?" gumam KemalaAlhasil Kemala pun tidak bisa tidur. Ia hanya bisa berguling ke kanan
Read more
MENCURI DENGAR
“Kok malah diliatin teleponnya, Bu? Udah, telepon aja daripada jadi penasaran,” kata Denok kepada Kemala. Kemala yang merasa tertangkap basah hanya tersenyum malu kepada karyawannya itu. “Ya ampun, malah kamu yang ga sabaran sih, Mbak,” kata Kemala. “Hahaha … habisnya Ibu malah kayak anak ABG gitu sih,” goda Denok. Kemala yang malu-malu pun akhirnya memutuskan untuk menurunkan egonya dan mulai menelepon Abimanyu di halaman belakang apotek supaya tidak ada yang mendengar percakapannya.Di waktu yang sama di tempat berbeda, Abimanyu tengah memulai meeting dengan manager di bawahnya. Tiba-tiba saja ponselnya berdering dengan nyaring. Saat melihat siapa yang menelepon, wajah lelaki itu langsung berbinar-binar. “Kalian lanjutkan dulu, saya harus menjawab telepon penting ini,” kata Abimanyu. Lelaki itu pun melangkah keluar ruangan meeting dan menerima telepon dari Kemala di ujung koridor. “Maafkan aku,” kata Kemala sesaat setelah Abimanyu mengucapkan salam. “Aku juga minta maaf.
Read more
KEMALA YANG SAMA?
Kemala menghela napas panjang lalu menggeleng sambil tersenyum kepada mbak Denok. “It’s oke, Mbak. Aku nggak apa-apa. Hanya saja, saat ini aku cuma ....” Kemala tidak melanjutkan ucapannya, ia merasa tidak enak jika harus menceritakan masalahnya dengan Abimanyu kepada Denok. “Bu, apa sedang ada masalah serius dengan Pak Abi?” tanya wanita itu kemudian.Kemala merasa dadanya sedikit sesak mendengar nama Abi disebut oleh Denok. “Menurutmu apakah Pak Abi ....” “Bu, selama ini saya melihat jika Pak Abi itu sangat mencintai Bu Mala. Apa ini tentang ibunya Pak Abi yang belum merestui hubungan ibu dengan anaknya?” Kemala menarik napas, perlahan ia meraih gelas berisi teh hangat yang masih tersisa setengah, kemudian menyesapnya. Kemala tidak menyangka jika ternyata karyawatinya pun telah mengetahui soal itu. “Maaf Bu, saya kebetulan tahu masalah ini karena waktu itu mendengar pertengkaran Pak Abi dengan ibunya di telepon,” kata Denok seolah menjawab pertanyaan Kemala yang belum semp
Read more
DENDAM TERSEMBUNYI
Seusai makna siang sepanjang hari itu mood Irene benar-benar buruk. Heni yang melihat hal itu sengaja tidak mau bertanya apapun lagi kepada sahabatnya. Irene yang biasanya ceplas ceplos saat sedang ngobrol tentang sesuatu, sampai harus mengajaknya ke restoran. Itu artinya pembahasan tentang Abimanyu dan Kemala dirasanya sangat serius, apalagi jika sampai terdengar oleh karyawan lain. "Aku pulang duluan, Hen." Irene langsung berpamitan saat jam kerja habis. "Kamu pulang naik apa hari ini?" tanya Heni."Aku udah pesen taksi online, kamu masih lama?" "Tinggal dikit lagi sih. Kamu baik-baik kan? Ingat yang tadi kita omongin, Ren Mendingan nggak usah terlalu ikut campur urusan bos. Fokus aja sama kehidupan kamu dan Keenan, okay?" kata Heni.Irene hanya menganggukkan kepala tanpa berkata sepatah katapun. Kemudian Ia pun melangkah meninggalkan sahabatnya itu. Semenjak ia memergoki Keenan melihat akun media sosial milik Kemala, entah kenapa Irene merasa tidak eprnah lagi bisa tenang sama
Read more
PURA-PURA SALAH SAMBUNG
"Kamu nggak mau ke mana-mana lagi?" tanya Keenan usai mereka menyelesaikan makan malam kali itu. "Emangnya mau ke mana? Aku sih mau-mau aja kalau kamu ajak aku nonton atau jalan-jalan ke mall gitu, Mas. Kayaknya udah lama deh aku nggak belanja," jawab Irene cuek.Kapan lagi membuat Keenan merasa bersalah lalu memintanya untuk membelikan ini dan itu. Mumpung saat ini Keenan sedang bersikap baik, maka Irene harus bisa memanfaatkannya."Kamu mau belanja?" Keenan bertanya kembali."Aku mau belanja dan juga nonton, gimana Mas?" tanya balik wanita itu.Keenan pun langsung tersenyum sembari menggandeng tangan istrinya dengan mesra."Apa sih yang nggak buat kamu, Sayang? Kalau gitu kita beli tiket nonton dulu, setelah itu baru belanja, gimana?" "Setuju deh," sahut Irene ceria.Mereka pun segera menuju ke mall yang tidak jauh dari tempat mereka makan sebelumnya. Namun dibanding menunggu film yang masih akan dityaangkan satu jam lagi, keduanya lalu memutuskan untuk memanfaatkan waktu 1 belanj
Read more
KETENANGAN YANG MULAI TERUSIK
"Ngomong-ngomong ini rumahnya siapa?“ Setelah berpikir sebentar, akhirnya Irene tanpa ragu bertanya.Walau sedikit aneh dengan pertanyaan si penelpon tak dikenal itu, Mbok Narti tetap tak enak hati untuk tak menjawab."Rumahnya Bu Kemala, bukan dokter Tuti," jawabnya.Iren tentu tak terllau shock mendengar jawaban itu, karena sebenarnya dia sudah menduga hal itu. “Oh, maaf kalau begitu. Tadinya, saya yakin jika ini memang nomor ibu Tuti,” kata Irene dari seberang sana. Mbok Narti menghela napas panjang, lalu menjawab, “Bukan. Maaf Bu, jika memang tidak ada keperluan lain saya akan tutup teleponnya.” “Eh tunggu dulu. Rasanya saya baru sadar sepertinya tadi saya memang salah pencet nomor. Saya baru ingat, saya punya kenalan nmaanya Bu Kemala juga. Apa Bu Kemala itu pacarnya bernama Abimanyu?” Mendengar nama Abimanyu disebut, Mbok Narti pun kembali mengerutkan dahinya. Tiba-tiba dia jadi teringat bahwa dirinya harusnya lebih waspada menjawab pertanyaan dari orang tak dikenal.“Seben
Read more
RINDU AYAH
Setelah mendengar pengakuan Mbok Narti, hari itu Kemala mulai resah. Sebenarnya, dia sudah tidak mau lagi berhubungan dengan masa lalunya. Apalagi yang bersinggungan dengan Irene. Kemala tahu betul bagaimana sifat Irene. Wanita itu tidak mungkin diam saja jika Keenan berhubungan dengan putri mereka–Abiya. Itulah yang dia ingat tentang wanita itu dulu."Aku harus segera menemui Mas Abi, Mbok. Sebaiknya aku memperbaiki hubunganku dengannya. Mungkin dengan begitu, aku bisa membuat wanita itu tak berburuk sangka dengan hubungannya dan Keenan," kata Kemala pada Mbok Narti."Kalau gitu secepatnya saja, Bu. Saya malah berharap Ibu dan Pak Abimanyu cepat menikah supaya tidak ada lagi yang mengganggu. Pak Keenan pun pasti akan sungkan jika Ibu sudah menikah lagi," kata Mbok Narti.Kemala menganggukkan kepalanya. Sepertinya apa yang dikatakan Mbok Narti benar. Saat ini dia harus menyingkirkan ego untuk hubungannya bersama Abimanyu."Ya sudah kalau begitu saya mau siap-siap dulu, Mbok. Tolong s
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status