All Chapters of BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU: Chapter 31 - Chapter 40
61 Chapters
Bab 31
Sandra menatap tak percaya di depannya sambil memegang pipinya yang memanas. Ya, sebenarnya tamparan itu tak berarti apa-apa karena ada drama yang membuat jiwanya lebih sakit dari ini. "Mami nampar aku?" tanya Sandra tak percaya. Ibu mertua yang selalu lembut dan begitu sayang padanya mendadak jahat seperti ibu tiri hanya karena jalang kecil murahan tak layak hidup ini. "Kamu memang terluka, kecewa, kita semua merasakan itu. Mami juga, tapi jangan main kekerasan apalagi sama ibu hamil!" tegas Delisha. Membicarakan hamil membuat seluruh rasa sakit naik ke permukaan. Detik ini dia merasa gagal jadi manusia, merasa begitu hina hanya karena dia tak bisa hamil. "Jadi hanya karena aku tak bisa hamil Mami bela si jalang itu?" Sandra bukan orang lemah yang suka menangis, tapi entah kenapa kenyataan ini benar-benar memukulnya. Dia kalah telak. Kalah dari apa pun karena tak bisa hamil. Dengan tangan terkepal Sandra berbalik siap membunuh si jalang hina ini. "CUKUP!" teriak Delisha. Masi
Read more
Bab 32
Rasanya dia ingin jadi anak kecil yang bisa menangis guling-guling karena tidak mendapatkan mainan kesukaan. Auden hanya menatap ibunya dengan perasaan bersalah, sedih, menyesal, nelangsa. Ingin kembali menjadi Auden kecil yang bisa dielus-elus kepalanya saat terjatuh dari sepeda, setelah itu dibujuk dengan mainan favorit dan besoknya dia kembali bermain sepeda seolah semuanya tidak terjadi apa-apa. Tapi, ini adalah masalah orang dewasa yang tidak ada jalan keluarnya. Andai dia masih remaja yang bisa meminta teman-temannya untuk datang dan mereka melakukan hal nakal bersama menghilangkan perasaan sial ini, tapi Auden sadar lingkaran pertemanan saat dewasa semakin mengecil dan semua sibuk dengan urusan masing-masing. Rumah yang biasnya dia jadikan tempat berpulang sekarang telah roboh, rumah tempat dia menghilangkan penat telah menghilang. "Jalani semua ini, kamu bisa melewatinya." Delisha menepuk-nepuk dada putranya memberi pengertian jika dia bisa merasakan itu, walau tak ada ba
Read more
Bab 33
Auden selalu menjaga Sandra layaknya telur emas, seumur hidup mengenal wanita ini dia tidak pernah menyakiti wanita ini, bahkan berjanji untuk tidak pernah, walau janjinya dilanggar. Dan sekarang hidupnya akan dipenuhi dengan penyesalan dan terus mengutuk diri seumur hidup. Saat mendengar ada orang lain yang menyakiti wanitanya dengan sengaja tentu saja darahnya mendidih. Setiap kesakitan yang Sandra rasakan dia akan merasakan sakit dua kali lipat.Auden tahu dia juga telah bersikap brengsek dengan memperkosa orang lain, walau tanpa sengaja dan bertanggung jawab, tapi saat teman yang ternyata musuh dalam selimut ini menunjukkan taringnya dia ingin makan orang saja rasanya.Sial! Apa yang telah dia lewatkan selama ini?Bugh!!Bugh!!Bugh!!Tiga kali pukulan langsung melayang di wajah Karel. Laki-laki itu belum siap dengan apa yang terjadi membuatnya langsung terjatuh.Pekikan nyaring Sandra membuat seluruh pasang mata menatap ke arah mereka, dan Auden langsung menghajar Karel.Laki-la
Read more
Bab 34
Flashback kisah Sandra dan Karel. ___Senyum tak lepas dari bibirnya, capek sih, tapi ini adalah hari special baginya. "Terima kasih buat kalian yang sudah meluangkan waktu datang ke sini, aku senang sekali hari ini. Usia bertambah, kematangan juga bertambah, masalah orang dewasa juga akan menyerang dari berbagai sisi. Terima kasih kepada orang tuaku yang luar biasa, Moer dan Vader, kepada saudaraku tersayang yang tidak turut hadir karena sibuk kuliah, ah the one and only kekasih hati belahan jiwa yang tidak akan terpisahkan sampai mati." Sandra tersenyum sembari menatap satu per satu tamu undangan yang memenuhi hall, gadis itu melakukan blow kiss dari jauh pada kekasihnya dan Auden membalasnya. Masih tersenyum Sandra berdiri dengan percaya diri melihat semua para tamu undangan. Hari ini usianya genap 19 tahun, usia nanggung antara remaja atau dewasa. Gadis itu akhirnya bisa menghela napas lega setelah memberi sambutan sepatah kata, dan menit berikutnya diputar video perjalanann
Read more
BAB 35
"Apa-apaan kamu Auden?" pekik Delisha berlari melihat Auden yang sedang mengamuk. Ayla hanya menunduk sembari memungut piring pecah dan juga makanan yang tersebar di lantai. Entah sampai kapan dia harus makan hati seperti ini. "Aku hanya ingin istriku, di mana dia?" "Kamu sendiri yang bilang akan terima konsekuensi apa pun, jadi ini risiko yang harus kamu terima. Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Begitu, bukan?" tanya Delisha. "No, Mami! Tidak bisa begini. Aku tidak akan sanggup jauh dari Sandra. Rasanya aku hancur saat teringat wajah kecewa dan benci itu. Aku tak sanggup dibenci istriku." Delisha menarik napas panjang. Kepalanya ikut sakit dengan kerumitan rumah tangga rumah tangga putranya. "Ayla, tolong ambilkan air dan bubur tadi lagi," pinta Delisha. Gadis lugu hanya menunduk, dan kembali menyiapkan makanan untuk laki-laki ini. Entahlah, dia bingung harus menganggap Auden itu seperti apa. Di satu sisi dia merasa bersalah telah jadi perusak rumah tangga orang, tapi
Read more
BAB 36
Delisha menemukan Ayla dalam keadaan mengenaskan. Gadis itu menghukum dirinya, padahal semua orang tahu tak ada yang benar-benar disalahkan di sini, tidak ada yang pernah mau berada di situasi sulit ini. Wanita itu memeluk tubuh ringkih gadis rapuh ini dan membawa dalam pelukannya walau seluruh tubuh Ayla basah. "Jangan menghukum diri kamu, Auden bisa mengatasi masalahnya. Fokus saja pada kandungan kamu," nasihat Delisha. Ayla mengangkat kepalanya dengan air mata penuh, sebenarnya dia sadar dikelilingi banyak orang baik, tapi terkadang Ayla merasa jika dia benar-benar sendiri di dunia ini, tak ada yang pernah mau dan mengerti di mana posisinya. "Aku mau pergi," bisik Ayla. Sebenarnya dia benar-benar mengatakan ini, rasanya ingin pergi sejauh mungkin dari sini, mencari kehidupan yang lebih baik walau tak ada yang benar-benar menjajikan. "Ayo, kemas." Ayla masih terduduk di lantai basah tersebut sambil memeluk lututnya. Menghela napas berat, tetap saja merasa sesak. Dia merasa ter
Read more
BAB 37
Delisha kembali menempatkan dirinya pada kandang singa.Ayla merasa seperti punya utang, jadi satu-satunya adalah kembali pada Auden. Sejauh apa pun dia berlari, kakinya seolah terbelenggu untuk kembali ke kandang.Dia tak bisa menolak permintaan wanita cantik itu, Delisha begitu baik padanya.Bahkan sekarang hanya ada Ayla dan Auden, Sandra benar-benar menghilang. Tak ada yang pernah tahu di mana keberadaannya, bahkan orang tuanya sendiri.Ayla lah yang merawat Auden hingga laki-laki itu sembuh sekarang, walau di awal-awal dia sering tantrum seperti orang sakit ayan, tapi akhirnya dia bersikap lunak dan mencoba untuk menerima jika takdirnya menua bersama gadis pucat yang terlihat begitu rapuh.Pagi-pagi Ayla beberes seperti biasa, saat masuk ke kamar sang majikan gadis itu masih menunduk, kesembuhan Auden belum pulih total jadi dia belum bisa bekerja.Laki-laki itu sudah bangun, tapi hanya diam menerawang kosong dengan dada yang terasa berat tak percaya dengan nasibnya.Auden sudah m
Read more
BAB 38
Ayla terisak memeluk tubuh ringkihnya, seluruh mimpi buruk yang dia kubur kembali bangkit untuk menghantui dirinya.Tubuh gadis itu menggigil ketakutan."Fuck!"BUGH.Auden memukul tembok di depannya karena kebodohan untuk kesekian kalinya."I'm sorry. Aku benar-benar tidak tahu," ucap Auden dengan perasaan bersalah penuh.Ayla menggeleng cepat. Harusnya memang dia pergi sejauh mungkin bukan menuruti permintaan Delisha yang membuat Ayla terus merasa bersalah karena keretakan rumah tangga putranya, tapi dia yang lagi-lagi jadi korban."Maafkan aku, Ayla."Ayla mengangkat wajahnya tak percaya, rasa-rasanya baru kali ini sang majikan memanggil namanya. Apa sekarang kehadirannya sudah diperhitungkan?Auden menatap bersalah pada gadis bodoh rapuh ini.Apa selama ini dia terlalu egois dan tidak pernah sadar ada yang lebih terluka dari dirinya? Dia telah merenggut habis masa depan gadis ini, dan sekarang dia terkurung dalam sangkar yang dibuatnya.Di saat semua orang mengutuk dirinya, masih
Read more
BAB 39
"Jalang kecil sudah datang." Rasanya Ayla ingin menguburkan dirinya hidup-hidup dengan kata sambutan tersebut.Bukan! Itu adalah khayalannya sendiri. Moer Bellatrix tetap menyambutnya dengan senyuman, pelukan hangat seorang ibu walau Ayla ketakutan karena merasa semuanya penuh kepalsuan. Dulu rumah mewah ini selalu jadi rumah, sekarang Ayla merasa begitu kerdil. Gadis itu hanya terdiam mengikuti langkah Moer Bellatrix menuju ruang privat untuk berbicara empat mata. Auden memang mengantarkan Ayla, tapi dia tetap memberi ruang dan waktu bagi urusan wanita. "Selamat untuk kehamilan kamu," ucap Moer Bellatrix berbalik padanya. Seluruh tubuhnya terasa disirami es dengan ucapan tadi dan juga dinginnya pendingin udara ketika masuk dalam ruang kerja Moer Bellatrix, aroma bunga mawar yang menenangkan menyapa indra penciuman mereka. Ayla masih berdiri, sedangkan Moer Bellatrix sudah duduk di bangku kebesaran menatap pada gadis yang terlihat polos tapi mampu menghancurkan kebahagiaan put
Read more
BAB 40
Ayla hanya menunduk dengan kepala berperang hebat, sebagai kaum rendahan saat diberi pilihan sulit dia takkan bisa untuk memilih. Ibu hamil itu menutup mata dengan tangan terkepal, masih dengan hati yang berat. Kepalanya kembali terangkat menatap manusia lainnya yang juga berada dalam ruangan yang sama dengannya. Kian merasa bersalah karena seolah dialah penyebab semua kehancuran ini. Auden hanya memegang kertas berisi surat perceraian dari Sandra tanpa ekspresi, pria itu sama sekali tidak menunjukkan emosi apa-apa yang membuat Ayla kian merasa ketakutan. Mau berlari sejauh mungkin juga dia tak punya jalan pulang. "Apa aku harus merelakan anakku demi menebus semua perasaan bersalah ini?" Ayla bertanya sendiri dalam hati, dengan gerakan halus tangannya terulur untuk membelai perutnya. Dia jatuh cinta sedalam mungkin pada bayinya walau anaknya belum lahir. Harus bagaimana ini, menebus rasa bersalah dengan merelakan anaknya atau menutup mata dan tetap jadi antagonis di mata semua o
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status