All Chapters of Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri: Chapter 21 - Chapter 30
204 Chapters
Bab 13B Prasangka
"Wajahmu kenapa, Zein?" tanya Ilyas dengan raut heran. Ada plester yang menempel di pelipis putranya.Zein tersenyum tipis sambil melempar tatapan ke arah Syila yang tertunduk malu."Nggak papa, Bi. Hanya kecelakaan sedikit semalam," ungkapnya dengan irit senyum seperti biasa. Ilyas dan Hira yang tanggap pun hanya terkekeh. Apalagi tatapan mereka tak lepas dari Syila yang salah tingkah."Sepertinya kita mau tambah cucu lagi, Bi," canda Hira kepada suaminya. Ilyas pun menanggapi dengan tak kalah senangnya. Sementara itu, Syila jangan ditanya, wajahnya sudah seperti buah cherry matang. Memilih menunduk, Syila tidak berani menatap wajah suaminya."Wajah Mas Zein sudah kembali ke semula. Berbeda dengan semalam, hufh," guman Syila.Sania yang mendengar canda tawa mertuanya, hanya bisa tersenyum masam. Apalagi kalau melihat tatapan Zein yang sedari tadi mengarah ke Syila membuatnya tersaingi."Sania, bagaimana tidurmu semalam, apa lebih nyenyak?" seru Hira. Ia menyapa menantunya yang terliha
Read more
Bab 14A Kebablasan 18+
Bab 14A Kebablasan 18+"Refan!""Naik, buruan!" Baru mau menanyakan alasan munculnya sang adik ipar seperti jailangkung, Syila terkejut bukan main."Fan. Wajahmu?" Reflek tangan Syila mau menyentuh pelipis Refan yang tertempel sebuah plester. Wajah Refan tiba-tiba berubah tegang."Ini kenapa?" tunjuk Syila seraya menatap Refan lekat."Oh, tadi pagi kepleset di kamar mandi," ucapnya dengan wajah sudah berubah menjadi santai."Kok bisa sama dengan Mas Zein?" Refan terkesiap."Bang Zein kenapa? Hmm, itu sininya juga sakit," ucap Syila ragu sambil menunjuk pelipis. Ia khawatir Refan mencecarnya. Sungguh memalukan jika adik iparnya bertanya dan ia dengan sendirinya curhat tentang tadi malam dia sekamar dengan suaminya."Ya pokoknya kalian sama-sama sakit di wajah." Syila tersipu malu. Refan hanya mendecis."Bang Zein main kasar ya semalam?" Refan bertanya to the point membuat Syila memalingkan wajah karena pasti sudah memerah."Hmm?" "Sudah, ayo naik! Ada kerjaan penting di kantor. Nanti
Read more
Bab 14B Kebablasan 18+
Bab 14B Kebablasan 18+"Maksudnya?" Syila mendengarkan penjelasan yang lebih tepatnya seperti curhatan dari Refan. Mereka bercerita sambil menanti lift mencapai lantai 20."Sejak kecil umi lebih sayang sama bang Zein. Apa-apa gue disuruh ngalah. Mainan, makanan, atau barang lainnya. Bahkan saat ingin jalan-jalan kemana yang ditanya pasti abang. Baru kalau abang tanya gue, umi mau mendengarkan gue. Dulu waktu SD, Bang Zein sering masuk RS. Alat-alat kesehatan menempel di badannya. Gue miris melihatnya. Meski umi sama abi tidak pernah mengetahui kalau gue sebenarnya mengikuti mereka karena diantar Pak Alex."Syila melihat ada kristal bening di sudut mata Refan. Ia merasa terharu, Refan memiliki hati lembut dibalik sifat playboy dan slengekan."Gue selalu merasa sesak di dada begitu menghimpit setiap melihat abang kesakitan saat ditempel benda-benda di sekujur tubuhnya, entah apa namanya alat itu. Gue selalu tanya apa abang kesakitan, jawabnya tidak. Tapi gue tahu dia pasti berbohong. Aba
Read more
Bab 15A Curiga
Bab 15A Curiga   "Sini aku bantu!" Lidah Syila mendadak kelu. Sapuan lembut di bibirnya, membuat jantungnya berdesir. "Sudah, Fan!" tegur Syila meminta Refan berhenti memoleskan lipcream. Namun, logika pria itu seolah tidak berjalan. Sepersekian detik, Syila terbelalak. Bukan brush lip cream yang terasa di bibir. "Ini sudah gila. Aku yang gila atau kami sama-sama tidak waras." "Refan," lirih Syila. Wajahnya kaku, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa ia menikmati juga. Bahkan Syila membalasnya membuat Refan tersenyum penuh arti. Setelah dirasa keduanya membutuhkan pasokan oksigen, Refan melepas pagutan.Ia pergi begitu saja menuju ke meja Zein. Syila terpaku di tempat duduknya. Otaknya belum sepenuhnya sadar. Kejadian barusan membuat memorinya memutar ulang kejadian semalam. "Kenapa gaya ciuman mereka sama. Apa saudara kembar memang seperti itu?" Tangan kanan Syila mengusap bibir. "Astaga, aku benar-benar sudah g
Read more
Bab 15B Curiga
Bab 15B Curiga "Bisa-bisanya dia nggak merasa bersalah, huh." Syila tidak terima perlakuan lancang adik iparnya. Dalam hati ia akan membalasnya nanti malam kalau sudah sampai rumah. Seingatnya, Zein nanti malam mau menemani tidur Sania. "Nasib jadi istri kedua. Jika nggak mengingat pesan ayah dan ibu, aku mending kabur," gerutu Syila. "Enam bulan, Syila. Bertahanlah!" Ucapan Arka selalu terngiang di telinga Syila, apalagi perintah untuk membuat suaminya bucin padanya. "Duh, bukan Mas Zein yang bucin justru playboy itu yang meresahkan." "Jangan banyak melamun, Syila!" "Hah?" Syila menghentakkan kakinya kesal. Refan sengaja membuyarkan lamunannya saat duduk di meja melingkar berbentuk U di ruang meeting itu. "Apa lu masih membayangkan kejadian tadi?" Ucapan Refan disertai dengan kedipan sebelah mata membuat Syila melotot tajam. Pria yang usianya terpaut tujuh tahun dengan Syila berlalu de
Read more
Bab 16A Siapa yang Tergoda
Bab 16A Siapa yang TergodaDi kamar, Sania berusaha memaksakan senyum. Pasalnya ia sudah geram sejak di kantor mendapati perbuatan Refan dan Syila sudah kelewatan.Sania sampai rumah sejak siang. Menyapa Hira sebentar, lalu masuk ke kamar untuk mendinginkan kepalanya yang panas. Sebisa mungkin di rumah ini, Sania harus bersikap baik dengan mertuanya. Ia sudah bisa mengambil hati Hira dan juga Zein. Selanjutnya, ia tinggal mendekati Refan yang selalu mengabaikannya. Refan terlihat lebih akrab dengan Syila hingga membuatnya kesal."Zein memang pantas dibodohi. Sampai-sampai wanita polos seperti Syila pun mau bersaing denganku untuk mendapatkan Refan."Tatapannya nyalang ke arah luar jendela kamarnya. Mobil pajero sudah memasuki pelataran rumah. Ternyata suaminya pulang sendiri."Wanita itu pulang dengan siapa?" Pikiran Sania berkecamuk. Tadi siang ia pulang diantar Alex."Apa Syila pulang bareng Refan?" Suara derit pintu menghentikan lamunan Sania."San, kamu nggak istirahat?" tegur Ze
Read more
Bab 16B Siapa yang Tergoda
Bab 16B Siapa yang Tergoda   "Ah, tenang Syila. Mas Zein paling juga mau tiduran karena tadi sore pasti kecapekan main dengan Sania." Syila berusaha menghibur hatinya. Gegas ia mengenakan baju tidur seperti anjuran Mery sahabatnya.  "Ckk, Mery sudah gila nih ngasih idenya. Pakain beginian terlalu seksi." Syila masih memandang lingere merah di tangannya. Kado dari sahabatnya itu masih tersimpan rapi di almari. Katanya suami akan tertarik kalau melihat istrinya pakai pakaian begituan. Tidak sampai lima menit Syila sudah berganti pakaian. Ia segera sembunyi di balik selimut dan mematikan lampu utama menjadi lampu tidur. "Kenapa Mas Zein lama? Ah, paling juga kelelahan. Biar saja dia tidur dengan Mbak Sania." Syila menguap lalu sesaat terpejam karena kantuknya. Ia tidak menyadari suaminya telah menelusup ke dalam selimut yang sama. Baru setelah terasa kedua lengan melingkar di perut, kesadarannya kembali. "Mas."  Hany
Read more
Bab 17A Kelewat Batas 18+
Bab 17A Kelewat Batas 18+  "Lu mau kasih imbalan apa ke gue?" Dengan berkacak pinggang, Refan sedikit merendahkan badannya hingga wajahnya tepat di depan wajah Syila. "Imbalan? Aku pasti sangat berterima kasih padamu, Fan." "Hanya ucapan terima kasih?" Lagi, Refan mendesak Syila dengan memajukan wajahnya. "Lalu apa maumu?" ucap Syila terbata. "Gue mau kita ulangi yang tadi siang." Refan sudah mengedikkan alisnya menggoda Syila. Ia berharap wanita di depannya mundur dan kembali ke kamarnya. Melihat Syila yang datang dengan piyama kimono dan jilbab instan menutup sebatas leher membuat jantung Refan berdebar kencang. Wanita di depannya ini mampu membangunkan singa yang sedang tidur. "Fan! Aku kakak iparmu, istri abangmu. Jangan kelewat batas." Syila menaikkan ucapannya. Ia berharap Refan memahami permintaannya. "Istri yang diabaikan," ledek Refan membuat Syila semakin muntab. "Kamu mau membantuku
Read more
Bab 17B Kelewat Batas 18+
Bab 17B Kelewat Batas 18+  "Fan!" Syila mengoyangkan lebih keras tubuh Refan agar bangun dari tidurnya. "Apa sih? Gue masih ngantuk. Lu sih bikin badan gue capek." "Hah. Apa benar kita melakukannya semalam?" Penyesalan selalu datang terlambat. Semalam Syila dikuasai amarah akibat ulah suaminya melenyapkan rasa kenikmatan yang hampir di ubun-ubun. Ia justru tergantikan oleh kenyamanan yang diberikan Refan hingga tertidur pulas dan bangun masih berada di kamar ini. "Lu nggak amnesia, kan? Lu juga menikmatinya," terang Refan seraya bangun dan duduk di sebelah Syila yang masih menutupi tubuhnya dengan selimut. "Ini benar-benar gila, Fan. Tidak mungkin. Aku sudah menghianati Mas Zein." Syila dilanda kekalutan. Alih-alih mencari bukti untuk menjelaskan suaminya. Ia justru terlena oleh perlakuan manis Refan hingga berujung melakukan hal gila. Syila amat menyesal. Kekhawatirannya hidup seatap dengan ipar terjawab sudah. Ia pun terg
Read more
Bab 18A Gugup
Bab 18A Gugup "Sejauh mana mereka menyusup?" Zein balik bertanya. "Sampai ke data penting perusahaan, Bos." "Apa?!" Terlihat wajah gusar Zein setelah menerima panggilan. "Ada apa, Bang?" Refan menelisik raut wajah abangnya. Tak lama kemudian, Zein menyerahkan kembali nampannya ke tangan adiknya. "Nih, kamu aja yang anter. Abang ada urusan mendadak ke kantor. Penyusup mulai beraksi." "Apa?!" Refan mendadak rautnya tegang. Perusahaan ini turun temurun dari keluarga abinya. Menjadi besar seperti sekarang karena perjuangan abinya. Sekarang perusahaan itu mampu disusupi pihak yang mau berniat jahat.  "Apa saja kerjaan intel yang abang rekrut?" protes Refan. Namun abangnya abai. Fokusnya hanya ingin sampai di kantor secepatnya. "Urus Syila! Setelah beres, segera ke kantor. Kamu paham?!"  "Ya, Bang." Refan menurut saja. Apapun yang dikatakan abangnya, ia tahu itu yang terbaik untuk keluargan
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status