All Chapters of P. S. I LOVE YOU: Chapter 41 - Chapter 50
120 Chapters
BAB. 41 Kedatangan Tuan Dan Nyonya Domil
Bahkan disaat dokter Galang sedang menginfus Cyra, perempuan itu tidak merasakan sakit sedikitpun. Hal itu semakin membuat Felix menjadi sangat khawatir. Dia pun tak tahan untuk tidak bertanya kepada sang dokter."Dokter ... kenapa Cyra tidak merasakan sakit saat di infus? Apakah dia selemah itu?" tanyanya masih dengan nada khawatir."Kondisi Nona Cyra memang sedang kehabisan energi saat ini. Makanya Nona sangat lemah. Akan tetapi Anda tidak perlu khawatir Tuan Muda. Saya sedang menginfus Nona Cyra dengan cairan nutrisi yang mengalir melalui selang infus di dalam tubuhnya. Semoga setelah obat masuk kesadaran Nona Cyra akan berangsur-angsur pulih," jelas dokter Galang panjang lebar."Baiklah dokter, saya percayakan semuanya kepada Anda," jawabnya singkat."Oh ya, Tuan Muda. Mobil ambulans sedang OTW ke sini. Mungkin beberapa menit ke depan Nona Cyra akan di bawa ke rumah sakit. Saya harapkan semua perlengkapan Nona selama dirawat nanti segera dipersiapkan mulai dari sekarang.Tak berap
Read more
BAB. 42 Sangat Khawatir
Namun tiba-tiba dari arah pintu depan rumah putra mereka. Asisten Peter baru saja sampai di kediaman atasannya.Dia ke sini atas perintah sang bos untuk mengambil beberapa baju ganti Nona Cyra. Yang kemudian akan di bawa ke rumah sakit olehnya.Asisten Peter masih belum menyadari jika Tuan dan Nyonya Domil telah kembali dari luar negeri. Saat ini keduanya sedang duduk-duduk santai di ruang tv sambil menikmati teh dan beberapa camilan yang telah disediakan oleh Bik Upik. Kedua orang tua Felix sedang asyik melihat-lihat album foto pernikahan putra mereka. Kebahagiaan masih tergambar nyata di wajah keduanya. Mereka sangat bersyukur sang putra akhirnya menikah juga dengan gadis pilihan hatinya. Sehingga rencana perjodohan Felix dengan anak rekan bisnis Tuan Doni otomatis batal dilakukan.Sejujurnya, jauh dari dalam lubuk hatinya. Nyonya Mili kurang menyukai sikap perempuan yang akan dijodohkan kepada Felix. Gadis itu bernama Maura. Anaknya terkesan glamour sombong, dan angkuh. Makanya s
Read more
BAB. 43 Bertemu Mertua
"Papi, Mami?" ucap Felix tak percaya jika kedua orang tuanya telah tiba di Jakarta.Tatapan sang ayah sangat tajam kepadanya. Bagaikan belati yang hendak mencabik-cabik dirinya. Lalu Tuan Doni melihat ke arah ranjang di mana Cyra sedang terbaring lemah.Akan tetapi Felix sama sekali tak gentar dengan tatapan sang ayah yang menusuk itu. Dia tetap menggenggam erat tangan Cyra dan tak ingin melepasnya. Wajah khawatir sangat jelas tergambar dari raut mukanya.Lalu tiba-tiba Nyonya Mili segera menghampiri putranya,"Felix ... anak Mami yang tampan? Kamu apa kabar, Nak?" tutur Nyonya Mili sambil memeluk putra semata wayangnya itu."Aku baik-baik saja, Mi." jawabnya singkat."Hei ... selamat atas pernikahanmu dengan Cyra. Mami dan Papi kok nggak diundang? Kamu kan anak kami satu-satunya. Kebahagiaanmu, juga akan menjadi kebahagiaan Papi dan Mami."Felix segera menatap tajam ke arah asistennya Peter. "Pasti dia yang membocorkan semuanya!" kesalnya dalam hati.Sementara Peter yang ditatap den
Read more
BAB. 44 Perdebatan Ayah Dan Putranya
"Sayang ... are you okay now?" ucap Nyonya Mili lalu mulai mendekati Cyra dan membelai rambutnya dengan lembut."Ma ... maaf, Mami. Aku belum bisa menyambut Mami dan Papi dengan baik saat ini. A ... aku masih merasa pusing," tuturnya tak enak hati."Cyra, bagaimana dengan anggota tubuh mu yang lain? Apakah baik-baik saja?" tanya Nyonya Mili memastikan jika sang menantu memang benar-benar dalam keadaan sehat-sehat saja."A ... aku baik-baik saja kok, Mi," jawab Cyra."Apakah kamu yakin? Kamu sedang tidak menutupi sesuatu dari Papi dan Mami, kan?" selidik sang ibu mertua lagi.Bagaimana Mami Mili tidak curiga, area wajah dan leher Cyra terlihat membiru. Beberapa bagian tangannya juga menunjukkan hal yang sama.Nyonya Mili takut jika Cyra mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang mungkin dilakukan oleh putranya yang terkenal sangat arogan itu. Padahal yang sebenarnya terjadi, tubuh Cyra membiru seperti itu karena ulah Felix yang telah dipenuhi hasrat membara. Mengecap dan merasai seku
Read more
BAB. 45 Felix Berubah
"Sebentar, aku mau angkat telepon dulu," ucapnya kepada Cyra."I ... iya, Suamiku." jawab Cyra singkat.Namun entah kenapa Cyra merasakan ekspresi yang bereda dari wajah Felix. Dia seketika menatap istrinya dengan sangat sinis."Ada apa dengan Mas Felix? Kenapa dia menatapku seperti itu?" tanya Cyra dalam hatinya.Asisten Peter yang telah mengetahui kebenarannya. Menatap sang atasan dengan perasaan sedih yang mendalam. Dari tatapan Peter lah. Felix tahu jika telah terjadi hal buruk dengan anjing kesayangannya.Menyadari putranya yang mulai meninggalkan ruang rawatan istrinya. Membuat kedua orang tua Felix menjadi sangat heran dan mulai bertanya-tanya dari dalam hati mereka,"Ada apa dengan Felix?"Tuan dan Nyonya Domil baru saja melihat kebahagiaan dan kemesraan yang terpancar dari wajah putra mereka. Namun saat ini Felix malah menunjukkan kecemasan dan kekhawatiran.Karena penasaran dengan perubahan ekspresi wajah sang putra, Tuan Doni pun berkata, "Felix! Kamu mau ke mana?" ucap sa
Read more
BAB. 46 Mopi Tak Terselamatkan
"Ada apa ini sebenarnya? Puspa tolong katakan sejujurnya!" ucap Tuan Doni sepeninggal Asisten Peter dari ruangan itu.Puspa pun menghela napasnya. Dia terlihat ragu-ragu untuk mengatakan semuanya. Sekilas Puspa melihat Cyra yang sedang menangis sedih. Hal itu semakin memberatkannya untuk bicara.Akan tetapi Puspa harus jujur karena jika tidak, nungkin saja Tuan Doni akan semakin marah. "Sebelumnya saya minta maaf, Tuan ... Nyonya. Tapi saya ingin mengatakan pendapat saya. Jika saya tidak yakin jika Nona Cyra penyebab Mopi kecelakaan," tukasnya sambil memandang ke arah Cyra.Disaat mendengar kata-kata Puspa barusan. Hati Cyra mulai sedikit terhibur. Setidaknya ada satu orang yang percaya, jika bukan dirinya yang membuat Mopi kecelakaan.Namun kekagetan sang ibu mertua mendengar jika Anjing kesayangan putranya kecelakaan. Membuat nyali Cyra menjadi menciut kembali. Dia sangat takut jika sang ibu mertua akan membencinya."Apa? Mopi kecelakaan?" seru Nyonya Mili sangat kaget. Sang nyony
Read more
BAB. 47 Rumah Kremasi Hewan
Setelah menempuh beberapa saat dalam perjalanan. Akhirnya Felix dan Peter sampai juga di klinik hewan milik dokter Nelson.Felix ke luar dari dalam mobil dengan penuh rasa emosi. Dia membanting pintu mobil dengan sangat keras lalu masuk ke dalam klinik itu dengan setengah berlari.Felix terus saja masuk ke dalam klinik itu. Dia tidak lagi mempedulikan para perawat yang menyapanya. Dirinya ingin segera bertemu dengan Mopi. Tidak ada yang boleh menghalanginya kali ini. Peter dengan setia menemani Felix memasuki klinik itu. Dia benar-benar sigap kali ini. Karena sejak ke luar dari dalam mobil tadi, cara Felix berjalan tidak seperti biasanya tegap dan lurus, memandang ke depan. Tapi kali ini Felix berjalan terhuyung-huyung dan sempoyongan, seperti orang yang sedang mabuk minumam beralkohol. Sang atasan sangat syok atas kematian Mopi, anjing kesayangannya.Sampai akhirnya Felix tiba di sebuah ruangan. Dia dapat melihat tubuh kaku Mopi yang telah di balut dengan kain putih panjang. Mungkin
Read more
BAB. 48 Di Depan Makam Uncle Ben
"Cyra Alesha! Kamu akan merasakan akibatnya!" teriaknya keras dari dalam hatinya.Namun satu sisi lain di hatinya tiba-tiba saja merindukan istrinya. Felix ingin bersamanya saat ini. Dia ingin berbagi kesedihannya bersama Cyra. Akan tetapi Felix ingat betul jika Mopi mati karena istrinya.Tiba-tiba rasa amarah mulai bangkit dari dalam jiwanya. Beberapa rangkaian balas dendam mulai bermunculan dari dalam otaknya saat ini.Sementara Asisten Peter terlihat sedang menelepon seseorang untuk memastikan sesuatu.Asisten Peter"Apa? Jadi kalian menemukan petunjuk apa pun? Jadi untuk apa saya membayar Anda dengan sangat mahal?"Detektif "Maaf, Asisten Peter. Kami telah melakukan penyelidikan yang sangat detail. Akan tetapi tidak ada informasi yang berarti. Sepertinya ada orang besar yang bermain dibalik semua ini."Asisten Peter"Ada orang besar katamu?"Detektif"Tepat sekali, Asisten Peter. Sepertinya orang ini memilliki koneksi besar. Mungkin sepadan dengan kekuatan yang dimiliki oleh Tuan
Read more
BAB. 49 Kemunculan Charles
Tiba-tiba petir menyambar, angin mulai bertiup agak kencang. Langit yang tadinya cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung. Rintik hujan mulai berjatuhan di bumi. Dengan sigap, Asisten Peter segera meraih kendi yang berisikan abu Mopi dan menyembunyikannya di balik bajunya agar tidak terkena air hujan. Setelah itu dia pun mencoba berkata kepada Felix,"Tuan Muda, sepertinya hujan akan turun lebih deras lagi. Sebaiknya kita pulang dulu," tukasnya kepada sang atasan.Namun Felix serasa tak peduli. Dia terus saja menangis dan mulai merasakan kesepian yang mencekam jiwanya. Menyadari akan hal itu, Asisten Peter segera berlari menuju ke tempat di mana mobil sedang di parkir. Dia segera meletakkan kendi di dalam mobil. Setelah itu sang asisten mengambil payung lalu kembali ke area pemakaman.Asisten Peter lalu memayungi Felix. Namun hujan semakin deras saja. "Tuan Muda, maaf. Saya harus membawa Anda pulang. Cuaca semakin buruk, hal ini bisa saja berdampak dengan kesehatan Anda." Setelah be
Read more
BAB. 50 Sedih Karena Kehilangan
"Deri songong! Lo ledekin gue, hah?" hardik Charles tak suka kepada sikap sang asisten yang menertawakannya."Sa ... saya mana berani dengan Anda, Tuan Muda," seru Deri lalu memberikan setelan jas baru untuk atasannya."Buang jas itu!" ketus Charles lalu mencampakkan bajunya yang tadi dipenuhi kotoran burung."Baik, Tuan Muda." Namun Deri bukannya membuang baju Charles itu. Dia malah menyembunyikan dengan seksama."Si Bos mah, main buang saja. Setelan jas ini kan, mahal harganya. Tinggal aku bawa ke tempat laundry. Sudah bersih kembali dan masih sangat layak untuk dipakai!" gumamnya dalam hati."Dasar burung sialan! Berani-beraninya mengotori pakaianku!" umpat Charles."Deri! Berikan aku satu senapan angin!" perintahnya kepada sang asisten."Senapan angin?" tanya Deri tak mengerti."Iya Deri songong! Jangan pura-pura bloon Lo!" kesalnya lagi."Ta ... tapi untuk apa senapan angin di area pekuburan ini, Tuan Muda?" tanya Deri tak mengerti maksud dari atasannya."Gue mau berburu anak Kun
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status