Semua Bab P. S. I LOVE YOU: Bab 61 - Bab 70
120 Bab
BAB. 61 Membalas Sakit Hati
Sampai saat ini, Tuan Doni belum juga menemukan bukti konkrit jika bukan Cyra yang menabrak Mopi.Hal itu sangat menggangunya sampai saat ini.Setelah lega melihat menantunya telah kembali dengan selamat di rumah. Tuan Doni pun segera masuk ke dalam ruang kerjanya diikuti oleh Shiro, sang bodiguard."Jelaskan bagaimana hasil kerja, Anda!" seru Tuan Doni sambil menatap tajam ke arah Shiro.Shiro terlihat menunduk. Dia tidak tahu harus menjawab apa karena sampai sekarang, pekerjaannya terkesan masih jalan di tempat. Tidak ada satu bukti pun yang telah dirinya temukan."Maaf, Tuan. Masih nihil." jawabnya jujur."Apa?" kaget Tuan Doni."Shiro! Anda jangan mempermainkan saya! Masa Anda tidak mendapatkan bukti apa pun?" "Kenyataanya seperti itu, Tuan. Tapi Anda tak perlu khawatir. Saya tidak akan menyerah! Saya akan tetap mencari bukti itu, sampai saya akan mendapatkannya!" tegas Shiro."Saya pegang perkataannmu!" "Siap, Tuan!" tegasnya lagi."Bagaimana dengan orang suruhan Felix, Alexa?"
Baca selengkapnya
BAB. 62 Rindu Tapi Benci
Cyra lalu masuk ke dalam kamarnya setelah rapat kecil dengan mertuanya selesai.Untuk menunggu ngantuk, Cyra pun mencoba mengisi waktunya untuk membaca buku. Di dalam kamar Felix yang sangat luas itu, terdapat perpustakaan mini yang terletak di salah satu sudut kamar itu. Cyra pun melangkah menuju tempat beberapa tumpukan buku itu, yang tersusun sangat rapi. Diam-diam dia mulai mengagumi koleksi buku milik suaminya yang sangat beragam macamnya."Wah ... ternyata Mas Felix seorang kutu buku." tuturnya dalam hati.Tiba-tiba air mata Cyra menetes di pipinya. Entah kenapa malam ini dia sangat merindukan suaminya."Mas Felix, kamu berada di mana sekarang? Apakah kamu merindukanku, seperti aku merindukanmu saat ini? Apakah kamu masih mengingatku sebagai istrimu? Ataukah kamu masih marah kepadaku?" ucapnya sedih dari dalam hatinya.Cyra pun meraih sebuah buku dan membawanya ke atas tempat tidur. Dia pun mulai bersandar di dashboard ranjang sambil membaca buku itu. Cyra mencoba fokus denga
Baca selengkapnya
BAB. 63 Ada Apa Dengan Tuan Felix
Dengan cepat Peter membuka pintu ruang kerja Felix secara paksa. Ternyata pintu tidak dikunci sehingga tubuh Peter terdorong ke depan dan hampir tersungkur ke bawah lantai.Tubuh Bik Upik juga ikut-ikutan hampir saja terjatuh namun dia masih dapat menahan berat tubuhnya."Hei! Kalian kenapa, hah?" seru Felix heran melihat kedua orang kepercayaannya yang seperti sedang melihat hantu. Menatap ke arahnya dengan wajah yang sangat pucat.Saat ini Felix sedang duduk di kursi kebesarannya. Dia terlihat sedang meneguk air mineral untuk melepas dahaganya. Peluh yang sangat banyak mulai menetes di kedua pelipisnya."Peter, tolong ambil baju ganti untukku!" perintahnya kepada sang asisten."Untuk Bik Ipik, tolong bereskan semua kekacauan ini!" ucap Felix lagi.Asisten Peter dan Bik Upik seolah-olah kaget melihat ruang kerja Felix yang sangat berantakan di salah satu sudut. Sofa yang biasanya tersusun rapi di dalam ruangan itu, saat ini telah hancur berantakan karena dirusak oleh Felix. Pecahan
Baca selengkapnya
BAB. 64 Ingin Bertemu Cyra
"Woi! Peter! Kok Lo malah melamun? Lo dengar nggak gue ngomong apa, barusan?"hardik Felix marah."Iya, Tuan. Maaf. Baik saya akan mencari tahu tentang Nona Cyra. Tapi benar kan Anda baik-baik saja, sekarang?" Asisten Peter masih saja penasaran, ada apa sebenarnya yang terjadi dengan sang atasan."Cih! Lo pikir gue sudah gila, apa? Apakah salah jika seorang suami ingin mencari tahu tentang istrinya?" kesal Felix."Ti ... tidak ada yang salah dengan itu, Tuan. Hanya saja ...." seru Peter tercekat."Hanya saja, apa? Cepat katakan! Ada apa sebenarnya ?" tuturnya balik bertanya kepada sang asisten.Asisten Peter semakin bingung untuk menjawab perkataan Felix. Karena perasaannya mengatakan, jika saat ini sang bos sedang menyembunyikan sesuatu kepadanya. "Saya khawatir Anda sedang tidak baik-baik saja saat ini, Tuan Muda," tukas Peter lagi."Hei! Lo bisa lihat sendiri kan? Gue baik-baik saja sekarang? Jadi Lo jangan banyak cingcong! Ikuti saja perintah gue! Buruan!" perintah Felix lagi."B
Baca selengkapnya
BAB. 65 Go To Bali
Namun rasa kepedulian Asisten Peter kepada sang atasan sungguh sangatlah besar.Dia pun mulai berkata,"Tuan Muda, apakah Anda baik-baik saja menonton video Mopi?" serunya khawatir.Felix segera menatap ke wajah asistennya yang baru saja berkata seperti itu."Lho, memangnya kenapa? Apakah gue salah mengenang Mopi dan kebersamaan kami?" tukas Felix tak suka."Bu ... bukan begitu, Tuan Muda. Hanya saja, jujur ... saya takut Anda dapat kembali bersedih hati karena Mopi." ucap Asisten Peter, hati-hati."Cih! Lo pikir gue kayak anak kecil yang kehilangan mainnya sehingga harus terus menerus menangis sepanjang waktu?" serunya lagi."Ta ... tapi, Tuan Muda." tutur Peter lagi."Gue hanya merindukan Mopi. Itu saja kok, tidak ada hal lain! Jadi Lo jangan sok hiperbola begitu. Apakah Lo mengerti?" tukasnya kepada sang asisten.Peter terdiam sejenak dan mulai menganasila ekspresi wajah sang atasan. Yang tidak menunjukkan rasa sedih apa pun saat ini. Sang asisten pun bersyukur akan hal itu.Lal
Baca selengkapnya
BAB. 66 Tak Sabar Ingin Bertemu
"Alexa memang selalu bisa diandalkan!" seru Felix dalam hatinya.Dia sudah tidak sabar menunggu malam hari tiba. Felix terus menunggu waktu berjalan sambil bermain game di ponselnya.Sementara Cyra seperti biasa sibuk di dapur menyalurkan hobi memasaknya. Kali ini dia ditemani oleh asistennya, Puspa. "Nona ... Anda sedang memasak apa nih?" tanya Puspa penasaran."Aku mau mencoba resep ayam rica-rica." ucap Cyra antusias."Wah ... bukannya itu makanan favorit Tuan Felix?" seru Puspa lagi."I ... iya," jawab Cyra terbata.Tiba-tiba raut wajah Cyra berubah sendu. Dia menjadi ingat dengan suaminya yang sudah lama tidak dirinya temui dan Cyra juga tidak tahu Felix sedang berada di mana sekarang.Sejujurnya, Cyra sangat merindukan suaminya. Namun dirinya tak punya informasi apa pun tentang Felix.Puspa melihat perubahan di wajah Cyra. Dia pun menyesal telah membicarakan tentang Felix kepadanya. Sang asisten lalu berkata, "Nona Muda, maaf. Sa ... saya tidak bermaksud membuat Anda menjadi b
Baca selengkapnya
BAB. 67 Kerinduan Yang Mendalam
Sesampai di toko bunga, Felix pun memilih seikat mawar putih untuk dirinya berikan kepada Cyra."Cih! Sejak kapan gue perhatian begini dengannya?" ujarnya dalam hati.Sejujurnya Felix bingung dengan sikap hatinya saat ini. Setengah hatinya ingin membalaskan dendamnya kepada Cyra namun setengah hatinya yang lain tidak tega melakukan itu.Sorot mata Cyra yang kadang kala menatapnya dengan penuh ketulusan membuat dirinya luluh. Rasa keras di hatinya perlahan luntur bagai salju yang sangat beku yang mulai diterpa sinar matahari di awal musim panas tiba. Seketika mencair dengan cepat. Setelah menyelesaikan pembayaran di toko bunga. Felix kembali masuk ke dalam mobil. Asisten Peter pun mulai melajukan mobil menuju ke Kediaman Utama Domil.Suasana lalu lintas yang lenggang malam itu. Membuat mobil mereka sampai dengan cepat di tujuan. Mobil yang membawa Felix akhirnya terparkir sempurna di depan rumah orang tuanya yang begitu sangat luas.Asisten Peter segera turun dari dalam mobil. Lalu
Baca selengkapnya
BAB. 68 Mulai Melarang
Setelah selesai makan malam. Felix pun duduk-duduk santai di ruang keluarga sambil menunggu istrinya yang sedang membereskan dapur bersama para ART.Sementara di sudut halaman belakang rumah megah itu, terlihat Asisten Peter yang sedang memperbincangkan sesuatu dengan Puspa."Jadi benar Tuan dan Nyonya Besar berada di Bali selama tiga hari?" tanya Felix kepada gadis itu."Iya ... benar, Asisten Peter.""Jadi, Shiro ikut juga?" tanyanya lagi."Pengawal Shiro juga turut serta ke sana. Untuk mendampingi Tuan dan Nyonya Domil," ucap Puspa menjelaskan."Oh ya, ada pesan dari Tuan Felix. Tolong rahasiakan kedatangannya ke sini. Dia tidak ingin diganggu selama bersama dengan istrinya.""Tapi ... Asisten Peter. Bagaimana jika Nyonya Mili menghubungi Nona Muda? Saya harus menjawab apa?" ucap Puspa khawatir. Sejujurnya dia tidak suka dengan rencana Felix itu. Namun Puspa tak berdaya melawan kekuasaan atasannya."Cari alasan yang tepat! Itu kan sudah menjadi tugasmu untuk melindungi Nona Cyra,"
Baca selengkapnya
BAB. 69 Hukuman Untuk Cyra
Sesampai di lantai atas, Felix segera membuka pintu kamar lalu menarik tubuh Cyra untuk ikut masuk ke dalam kamar. Setelah itu Felix menutup pintu kamar dan menguncinya dengan cepat.Lalu Felix kembali menarik tubuh Cyra ke arah tempat tidur dan membantingnya ke atas ranjang berukuran king size itu.Tubuh Cyra terguncang hebat, dia tak menyangka Felix kembali berbuat kasar kepadanya."Malam ini, aku akan meluapkan semua kemarahanku kepadamu!" seru Felix lalu mulai membuka kancing kemejanya tepat di hadapan Cyra yang sedang menangis tersedu-sedu di atas tempat tidur."Mas ... tolong jangan marah. Kita bisa membicarakannya baik-baik," ucap Cyra sedih melihat Felix yang mulai membuka bajunya.Cyra mencoba untuk duduk di atas ranjang. Namun terlambat. Felix yang telah membuka semua bajunya dan membuangnya dengan sembarangan ke bawah lantai, segera naik keatas ranjang dan mulai menindih tubuh Cyra dengan cepat.Felix lalu merobek dress istrinya dengan satu tarikan."Suamiku ... jangan!" is
Baca selengkapnya
BAB. 70 Cyra Sangat Kelelahan
Karena kelelahan, Cyra pun tertidur ditengah gempuran Felix di atas tubuhnya.Menyadari istrinya yang tertidur, Felix lalu berkata dengan sangat tajam,"Woi! Cyra! Bangun! Siapa yang menyuruhmu untuk tidur? Hei ... Bangun!" hardiknya kepada sang istri. Namun Cyra yang kelelahan tidak mendengar sedikitpun hardikan suaminya. Dia malah asyik tertidur dan semakin larut dalam alam mimpi. "Sial! Dia malah tertidur!" kesal Felix. Sang suami terpaksa menghentikan aksinya di atas tubuh istrinya. Dia pun melirik jam di dinding kamar, saat ini waktu telah menunjukkan pukul setengah empat pagi. Hampir lima jam lamanya Felix bermain panas di atas tubuh istrinya. Namun dirinya masih belum puas juga. Energi di dalam tubuh pria itu masih saja full. Setengah pun belum habis. Namun sayangnya sang istri malah tertidur dengan sangat pulas tanpa sehelai benang pun. Felix lalu memandangi sekujur tubuh istrinya yang dipenuhi tato kepemilikan dan bekas gigitannya. Sejenak Felix tersenyum melihat semuany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status