All Chapters of Balas Dendam Lady Neenash: Chapter 31 - Chapter 40
146 Chapters
Bagian 30
Saat bibirnya tepat di samping telinga Lady Cherrie, Grand Duke Erbish mendesis tajam, "Aku tidak perlu kekuatan palsumu, Lady."Lady Cherrie tersentak. Dia refleks mendorong Grand Duke Erbish menjauh. Tangannya tampak gemetar, tetapi dengan cepat disembunyikan di balik gaun.Setelah dapat mengendalikan diri lagi, Lady Cherrie segera memasang wajah polos. "Apa maksud Anda, Tuan Grand Duke?" tanyanya."Harusnya kau mengerti apa yang kumaksud," sindir Grand Duke Erbish dengan senyuman sinis."Saya benar-benar tidak mengerti maksud Anda, Yang Mulia," sahut Lady Cherrie dengan suara bergetar.Gadis itu sepertinya akan menangis. Sir Dulcais mengelap keringat yang terus meluncur di keningnya. Dia tentu tak ingin sang tuan bersengketa dengan putra mahkota dan pihak kuil.Sementara itu, Grand Duke Erbish tertawa sinis. Dia melangkah santai menuju sofa, lalu duduk dengan wajah tanpa dosa. Dia juga mengeluarkan sapu tangan bersulam bunga lavender pemberian Lady Neenash dan membersihkan kening b
Read more
Bagian 31
Grand Duke Erbish yang hampir saja menaiki kuda seketika berbalik. Begitu juga Sir Dulcais yang baru melepaskan tali kekang kuda dari pohon. Keduanya sontak memasang raut wajah cemas."Pheriana! Apa yang kau lakukan di sini? Kau seharusnya tetap berada dalam mansionku! Kau bisa dalam bahaya jika berkeliaran seperti ini!" cecar Grand Duke Erbish.Pheriana menggigit bibir. Dia juga meremas jemari. Tubuhnya tampak gemetaran. Mata melotot dan suara menggelegar Grand Duke memang sering kali menciutkan nyali lawan bicara.Sir Dulcais yang menyadari ketakutan Pheriana menghela napas. Entah berapa kali, pemuda itu harus membereskan kesalahpahaman akibat sikap meledak-ledak tuannya. Dia pun urung melepaskan tali kekang kuda, lalu mendekati si gadis pelayan."Nona Pheriana, kenapa Anda bisa berada di sini? Di luar mansion Grand Duke sangatlah berbahaya. Sebaiknya, Anda kembali ke sana," bujuk Sir Dulcais dengan nada yang lebih lembut.Pheriana menggenggam seragamnya dengan kuat. Dia tampak mene
Read more
Bagian 32
Ketegangan seketika menyergap. Selama kepemerintahan Raja Garrpou, tak pernah terdengar kabar buruk, baik di pusat kota maupun daerah pinggiran. Laporan-laporan mengenai perekonomian maupun keamanan selalu memuaskan, bahkan kemenangan perang seolah-olah menjadi hadiah ulang tahun bagi sang raja. "Kabar buruk apa yang kau maksud?" desis Raja Garrpou tajam. Kepala pasukan perbatasan tampak ragu sebelum akhirnya melanjutkan laporan. "Pasukan kita kalah perang dengan Kerajaan Mastiaca dan terpaksa mundur, Yang Mulia. Daerah Mercan berhasil dikuasai musuh," tuturnya dengan hati-hati tanpa berani mengangkat kepala sedikit pun. "Apa?" Suara Raja Garrpou meninggi. "Bagaimana bisa kalian kalah dari kerajaan lemah seperti Kerajaan Mastiaca, hah? Ke mana kemenangan gemilang yang selalu membanggakan Varyans?" cecarnya."Mohon ampun, Yang Mulia. Para kesatria Kerajaan Mastiaca bukan lemah, hanya ... panglima perang kita yang selama ini terlalu kuat," sahut kepala pasukan."Lalu, ke mana panglim
Read more
Bagian 33
Pangeran Seandock merasakan pikirannya mendadak hampa. Ucapan-ucapan Grand Duke Erbish yang tadi terus membayangi raib seperti debu tersapu angin. Wajah penuh kebencian Lady Neenash saat hari eksekusi yang membuat hatinya jeri terhapus bagaikan lukisan di pasir yang terempas ombak.Sementara itu, Lady Cherrie berdiri di depan pintu. dengan senyuman tipis. Dari tangannya, ke luar asap tipis yang hampir tak terlihat. Sihir hitam pengendali tersebut terus-menerus melingkupi tubuh Pangeran Seandock, mencuci otak hingga benar-benar dalam kendali. "Sean, apa kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat," cerocos Lady Cherrie setelah memastikan sihir hitam pengendalinya berhasil bekerja dengan baik.Dia mendekati Pangeran Seandock sembari memasang wajah cemas. Tangan halus menyentuh lembut pipi sang pangeran. Sihir hitam pengendali diperkuat hingga berkali lipat.Perlahan perasaan cinta kepada Lady Neenash mengabur, lalu tersegel sempurna di sudut hari terdalam. Penyesalan Pangeran Seandock
Read more
Bagian 34
Rombongan Lady Neenash tengah menikmati ikan bakar di pinggir sungai. Hamparan langit malam dengan kerlap-kerlip gemintang memayungi mereka. Dua tenda yang telah didirikan beberapa saat sebelum matahari terbenam sedikit tersingkap karena tertiup semilir angin malam. "Bagaimana, Lady Neenash? Ikan tangkapanku lebih enak bukan?" cerocos Lady Hazel sambil mengunyah daging ikan.Dia hampir tersedak karena makan sambil berbicara. Beruntung, gadis itu cepat-cepat minum air untuk melancarkan kerongkongannya. Namun, Lady Hazel tidak jera dan masih saja memanas-manasi Pangeran Sallac dengan menggayut manja kepada Lady Neenash."Benar, kan, Lady? Ikanku lebih baik dari tangkapan Pangeran Sallac?" tambahnya semakin memancing emosi.Pangeran Sallac mendelik tajam. Dia mendengkus kasar, siap membuat keributan. Namun, pemuda itu terpaksa kembali duduk tenang begitu melihat pelototan mata Lady Neenash."Sallac, jaga emosimu," tegur Lady Neenash."Dia yang mulai duluan, Neenash," rengek Pangeran Sal
Read more
Bagian 35
Cahaya cincin artefak semakin berpendar kuat. Wajah Lady Neenash tidak lagi pucat. Rintihan gadis itu juga tak lagi terdengar seolah-olah rasa sakit sebelumnya sirna dalam sekejap."Sepertinya, kita berhasil!" seru Lady Hazel penuh haru.Pangeran Sallac mendelik. "Jangan berteriak! Kau bisa menganggu konsentrasi Tuan Pendeta," desisnya tajam."Ck! Dasar tukang marah," keluh Lady Hazel sambil memutar bola mata.Pangeran Sallac melotot. Emosinya hampir saja terpancing. Beruntung, Louvi telah menyelesaikan proses pemurnian sihir hitam. Lady Neenash sudah benar-benar pulih meskipun masih belum sadarkan diri."Pangeran, Lady Neenash telah terbebas dari sihir hitam," lapor Louvi.Pangeran Sallac seketika melupakan perdebatannya dengan Lady Hazel. Dia menggenggam tangan Lady Neenash dan menyentuh pipi gadis itu dengan lembut. Pangeran Sallac juga merapikan anak-anak rambut yang berantakan."Syukurlah, Neenash. Aku tidak akan bisa membayangkan hidup tanpamu," bisik Pangeran Sallac mesra.Dia
Read more
Bagian 36
Flash!Bruk!Pangeran Sallac meringis. Pancaran cahaya serupa anak panah keluar dari kalung Lady Hazel, lalu mengarah padanya. Tak ayal, dia urung mengecup bibir Lady Neenash dan terdorong ke belakang dan membentur batang pohon.Lady Neenash dan Louvi kompak melongo sambil menutup mulut. Sementara itu, Lady Hazel tak kuasa menahan tawa. Dia pun tergelak sampai berguling-guling di hamparan rumput."Hei! Gadis sial*n! Kau sengaja melakukannya, 'kan? Kalau iri, cari pasanganmu sana! Kenapa menganggu orang hah!" cecar Pangeran Sallac yang meradang.Dia berdiri dengan wajah memerah. Tangannya terarah lurus kepada Lady Hazel. Panah api berlesatan dengan membabi buta.Wushhh!Angin dingin berembus. Panah api seketika berubah menjadi es, jatuh ke tanah dan hancur berkeping-keping. Lady Neenash berhasil membekukannya tepat waktu. "Kau ingin membakar tenda kita, Sallac? Jangan gila!" omel Lady Neenash dengan mata melotot."Tapi, dia yang mulai lebih dulu, Sayang. Dia menyerangku dengan kalungn
Read more
Bagian 37
Lady Neenash merasakan tubuhnya begitu ringan, bahkan seperti mengambang di udara. Rasa hangat yang tadi menyebabkan kantuk tak tertahankan masih melingkupi tubuh. Namun, dia malah merasa segar dan tidak lagi mengantuk.Tak lama kemudian, wangi yang menenangkan menelisik hidung. Lady Neenash merasakan seseorang tengah mendekat. Dia pun membuka mata perlahan."Maaf, saya memanggil Anda tiba-tiba, Lady." Suara merdu yang familiar menyambut Lady Neenash.Seorang gadis dengan wajah tertutup cahaya berdiri di hadapan Lady Neenash. Meskipun mukanya tidak terlalu jelas, samar-samar terlihat garis bibir yang tengah tersenyum hangat."Anda yang dulu menyembuhkan saya dari sihir hitam?" celetuk Lady Neenash refleks.Ya, gadis itu adalah gadis yang muncul di mimpinya saat mendapat kiriman sihir hitam kedua. Meskipun dengan wajah tak tampak sejak pertemuan pertama, Lady Neenash bisa mengenalinya dari suara dan perawakan."Saya hanya melakukan tugas dan kewajiban, Lady."Lady Neenash mengerutkan k
Read more
Bagian 38
Raungan semakin keras terdengar. Rombongan Lady Neenash memperkuat pertahanan. Punggung mereka saling bersinggungan agar tak ada celah serangan dari belakang.Suara derap kaki berlari terdengar mendekat bersama raungan yang tak henti. Tak lama kemudian, 4 ekor hewan mirip singa tetapi bertanduk muncul. Gigi yang tajam terlihat saat hewan-hewan itu meraung.Louvi mengerutkan kening. "Hewan mistis?" komentarnya."Sedikit mirip dengan Molly," timpal Lady Neenash masih dalam posisi siaga. "Lizen, hewan mistis ini memang sejenis Molly, Neenash. Namun, aku menahan kekuatan Molly sehingga dia memiliki bentuk yang lebih kecil," jelas Pangeran Sallac."Tapi, bukankah hewan-hewan ini tidak seharusnya ada di sini. Kenapa mereka bisa berkeliaran bebas di luar area hewan mistis?" celetuk Lady Hazel yang sedari tadi diam.Mereka semua saling berpandangan. Ucapan Lady Hazel memang benar. Hewan mistis memiliki area tersendiri agar terhindar dari gangguan manusia.Meskipun sebagian orang takut dengan
Read more
Bagian 39
Heik menerjang secara bersamaan. Louvi mengerahkan kekuatannya untuk membuat belenggu cahaya yang mampu mengikat semua heik. Para hewan itu seketika menjadi lemas. Tak ingin membuang kesempatan, Lady Neenash langsung membekukan mereka."Ayo kita pergi cepat dari sini sebelum kawanan heik yang lain datang lagi!" seru Pangeran Sallac.Dia menggendong Lady Neenash, membuat gadis itu mendelik. Sementara Louvi hanya dipegangi di bagian jubah. Setelah itu, Pangeran Sallac melesat cepat meninggalkan lokasi pertarungan sebelumnya sejauh mungkin.Mereka kompak menghela napas lega setelah merasa kondisi sudah aman. Beruntung, Hutan Oklasian memiliki perlindungan sihir yang cukup unik. Jika menggunakan sihir di kawasan hutan, tidak akan terdeteksi oleh orang yang berada di luar. Oleh karena itulah, Pangeran Sallac dan Lady Neenash bisa menggunakan sihir tanpa perlu merasa khawatir terlacak pasukan istana.Sebaliknya, mereka juga tidak bisa langsung menggunakan sihir teleportasi ke wilayah utara.
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status