All Chapters of Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami: Chapter 21 - Chapter 30

260 Chapters

21. Satu Sama

Luisa tengah membantu Bik Nisa menata makanan di meja. Gadis muda yang baru sembuh itu sudah kembali bekerja walau keadaannya masih lemah. Untuk itu, Luisa tidak tega bila Bik Nisa mengerjakan semuanya. Usia mereka memang tidak beda jauh, mungkin hanya beda dua tahun saja. Lebih tua dirinya dari Bik Nisa, untuk itu Luisa lebih menganggap ART papanya sebagai teman. Kring! Kring! Telepon rumahnya berdering. Luisa mengeringkan tangan, lalu bergegas untuk mengangkat telepon. "Halo, siapa nih?""Ya ampun, HP kamu sama papa gak bisa ditelepon daritadi.""Huaa... Mbak Jasmin. Apa kabar? Kapan balik?""Sehat, aku, Mas Pram, dan Nugie akan pulang minggu depan. Bilangin papa ya, Luisa.""Oke, jangan lupa oleh-oleh.""Siap, jangan lupa juga aku dijemput. Kalau sopir papa gak bisa, kamu dan Edmun saja yang jemput ya." Luisa diam. Tidak mungkin ia ceritakan nasib rumah tangganya pada sang Kakak. "Oke, Mbak. Salam untuk Nugi danas Pram."Luisa baru saja menutup telepon rumahnya, saat suara pap
Read more

22. Edmun ke Dokter

Foto yang dikirimkan oleh Cristy sepertinya sangat berefek pada Edmun, hingga lelaki itu begitu cemas dan hanya bisa mondar-mandir di dalam kamar kosnya. Jika ia pulang ke Jakarta, bisa dipastikan ia akan diserang oleh Pak Darmono. Namun, jika ia tetap di sini, Cristy juga ancaman baginya. Apa yang harus ia lakukan? Edmun mengeluarkan uang dolar dari dalam tasnya. Ia tidak tahu persis berapa jumlah sesuai dengan nilai tukar dolar terhadap rupiah hari ini. Namun, satu hal yang ia ketahui bahwa uang dolar itu jika dicairkan bisa mencapai seratus juta. Dokter bedah. Edmun mendapatkan ide untuk pergi ke dokter bedah. Ia harus benar-benar menghilangkan identitas sebagai Edmun. Ia harus menjadi orang baru demi menghindari dari semua urusan utang yang membelitnya. Edmun pergi ke Money Changer yang ternyata tidak begitu jauh dari kosannya. Ia harus menukarkan beberapa lembar uang dolar untuk biaya hidupnya selama melarikan diri, sekaligus untuk melakukan bedah kecil di bagian wajah agar ti
Read more

23. Bertemu Levi

Luisa dan Levi sudah duduk di sebuah restoran seafood yang sangat terkenal di daerah Jakarta Pusat. Ya, Levi sengaja membawa Luisa berjalan-jalan keliling ibu kota sambil berwisata kuliner. Meskipun wajah wanita itu nampak tidak nyaman, tetapi Levi sebagai pria dewasa, sama sekali tidak mempermasalahkannya. Luisa pasti sedang memikirkan suaminya yang belum juga ada kabar. "Restorannya ramai ya, Pak? Saya baru kali ini makan di sini." Luisa berkata jujur sambil menikmati pemandangan lalu-lalang pelayan dan juga pengunjung yang melewati mejanya. "Oh, gitu, memangnya kamu biasa makan di mana sama Edmun?" tanya Levi. "Di mal, keliling dari satu resto ke resto lainnya." Levi mengangguk sambil tersenyum. "Mahal pajaknya kalau begitu, he he he... " Luisa pun ikut tertawa. Di dalam hatinya ia membenarkan perkataan Levi. Makan di mal memang boros pajak. Udah kena PPn masih ada lagi PP yang lain. Namun, makan di mal itu mengasikka baginya karena memang terbiasa dibawa ke tempat seperti itu.
Read more

24. Diam-diam jadi Pengantin

"Talak Luisa, baru aku percaya ucapan kamu." "Iya, aku akan menalak Luisa, tetapi tidak sekarang. Aku sedang berusaha menenangkan diri dari Luisa dan papanya. Kamu tahu, Pak Darmono tentu tidak akan tinggal diam saat anaknya ditalak. Bisa hancur nama beliau saat kabar itu merebak.""Kalau begitu jangan pernah mengucapkan kalimat pengharapan buatku. Setelah kamu menalak Luisa, baru kamu boleh meneleponku lagi."Edmun hanya bisa mendesah kesal saat Cristy memutus panggilannya. Ia memang pasti akan bercerai dari Luisa cepat atau lambat. Sudah pasti papanya Luisa tidak akan memaafkannya karena telah merampok. Ponselnya kembali berdering, kali ini yang muncul di layar adalah kontak mamanya. Edmun malas mengangkat. Ia membiarkan saja panggilan itu berhenti dengan sendirinya. Jika ia angkat, maka pasti ada saja kabar tidak baik yang diberitahukan padanya. Edmun memaksa matanya untuk terpejam karena sudah sejak kemarin ia mengalami insomnia, tetapi usahanya sia-sia. Mata pria itu masih sa
Read more

25. Bertindak

Bugh! Tubuh Edmun terhempas di aspal. Seorang pria berbadan tinggi tegap melayangkan satu pukulan di rahang pria itu. Lalu seorang pria lagi menarik merah baju Edmun, agar pria itu berdiri, kemudian kembali melayangkan tendangan di perutnya. Bugh! Edmun terjerembab dengan hidung dan mulut yang mengeluarkan darah. Tangannya berada di atas perut menahan pedih. Ia tidak mengenali dua pria berwajah sangar itu, sehingga ia merasa kebingungan. Tidak ada orang yang menolongnya karena ini sudah sangat malam. Ia memang sengaja keluar untuk membeli bir. Tubuhnya terasa dingin sehingga ia membutuhkan minuman itu untuk menghangatkan tubuhnya. "K-kalian s-siapa?" tanya Edmun sambil menahan sakit dan pedih di wajahnya. "Cuih! Berani ngutang, tapi gak mau bayar! Malah kabur sampai ke sini. Ingat, mau kabur ke mana pun kamu tetap akan kami buru. Kalau kami habisi sekarang, uang bos kami tidak akan kembali! Jadi, segera kembalikan uang tiga ratus delapannya puluh juta milik Pak Hendra, jika kamu
Read more

26. Diburu Polisi

Tok! Tok! "Permisi!" Ratih menoleh ke arah depan rumahnya . Suara pagar diketuk cukup keras, membuatnya yang sedang menyuapi anaknya berusia dua tahun. Tok! Tok! "Permisi!""Ya, sebentar!" Ratih bangun dari duduknya dan dengan tergopoh berjalan untuk membuka pintu. "Ma, titip Kevin ya. Saya mau lihat tamu di depan." Mamanya mengangguk. Melanjutkan menyuapi cucunya makan nasi. Ratih berjalan menghampiri tamunya yang ada di balik pagar. Dua pria berbadan tegap menatap Ratih dengan tajam. "Cari siapa, Pak?" tanya Ratih bingung karena ia belum pernah melihat dua pria di depannya. Asing dan sedikit menakutkan. "Apa Mbak Ratih benar saudara dari Edmun, suami dari Luisa?" pria berbadan tegap yang kulitnya lebih gelap mengeluarkan sebuah foto dari dalam saku jaket kulitnya. "Iya benar, Edmun adik saya. Yang di foto ini benar adik saya." Ratih mengangguk. "Boleh kami masuk?""Oh, baik, Pak, silakan! Maaf, saya gugup, jadinya lupa membuka pagar. Mari, Pak, silakan masuk!" Ratih menunt
Read more

27. Diinterogasi

Luisa panik bukan main saat ia mendapatkan kabar bahwa papanya mendapat serangan jantung saat sedang memimpin rapat. Bersama Pak Yadi dan Nisa, Luisa pergi ke rumah sakit tempat papanya dirawat. Wanita itu cemas karena sebelumnya papanya sehat-sehat saja dan ia khawatir ini ada kaitannya dengan peringatan Levi tadi. "Sudah, Nisa, kalau kamu nangis, aku juga jadi takut. Kamu tenang, papa pasti kuat kok dan sudah ditangani dokter. Jangan khawatir ya." Luisa menenangkan Nisa. Bagaimanapun status Nisa sebelumnya, tetaplah saat ini Nisa sudah menjadi ibu sambungnya, meskipun papanya menikahi Nisa diam-diam tanpa sepengetahuan dirinya dan juga kakaknya. "Tapi saya beneran takut, Non. Sudah lebih dari tiga tahun saya kerja sama Bapak, tapi baru kali ini kena serangan jantung. Apa karena menikah dengan saya? Semalam apa kelelahan ya?" kalimat polos Nisa membuat Luisa menahan tawa. Tampak Pak Yadi sudah menyeringai amat lebar mendengar ucapan konyol Nisa. "Memangnya papa kamu apain semala
Read more

28. Terperangkap

Levi murka saat foto tanpa busana Luisa tersebar ke pelosok negeri, melalui media sosial. Meskipun ia sudah meminta untuk di-take down, tetap saja foto itu terlanjur banyak disebarkan lagi oleh orang lain. Luisa bisa kena jerat pasal pornografi, padahal ia tidak mengetahuinya. "Bagaimana? Aku masih bisa melihat foto itu di telegram. Semua link harus di take down atau kamu saya pecat!""B-baik, Bos, ini saya sedang mengusahakannya. Saya akan kabari bos untuk perkembangan selanjutnya."Brak! Pria dewasa itu melemparkan semua benda yang ada di atas meja kerjanya. Ia begitu marah terhadap apa yang dilakukan oleh Edmun. Ia benar-benar tidak menyangka foto itu benar-benar disalah gunakan oleh suami dari Luisa sendiri. Kring! Kring! "Halo, gimana, apa kamu sudah dapat jejak Edmun?""Edmun di Yogya, Bos. Ini saya sedang menyusuri kos-kosan yang ada di sekitaran terminal dan stasiun. Semoga Edmun tidak pergi keluar kota lagi.""Jangan telepon saya kalau kamu belum mendapatkan apa-apa. Hono
Read more

29. Pria Menyedihkan

Edmun sudah sangat lemas. Ia tidak sanggup lagi meneruskan aktivitas panas yang sudah delapan jam ia lewati bersama Cristy. Pria itu sudah memohon ampun, tetapi Cristy sama sekali tidak peduli. Dengan kedua tangan yang terikat di sisi kanan dan kiri ranjang. Cristy mencekoki Edmun dengan obat kuat. Sudah tiga gelas air bercampur obat kuat yang ia berikan pada lelaki itu selama delapan jam mereka bercinta. Benar-benar pria yang menyedihkanBukan hanya Edmun, Cristy pun melakukan hal yang sama, agar ia tetap bisa mengimbangi kekuatan Edmun. "Sudah cukup! Aku gak sanggup lagi!" Lirih pria itu saat mereka baru saja selesai mengarungi samudra yang entah sudah keberapa kali. "Gak mau, aku pokoknya mau satu kali dua puluh empat jam!" Cristy menggeleng manja. Edmun ingin menangis dan berteriak minta tolong, tetapi pasti tidak akan ada yang mendengar teriakannya. "Aku bisa mati kelelahan, Cris. Kenapa kamu lakukan ini padaku? Bukan hanya aku yang mati jika kita terus melakukan ini, kamu pun
Read more

30. Saran Levi

Wajah Luisa tegang. Tentu saja tidak ada orang yang akan baik-baik saja bila sudah ditelepon oleh polisi dan diminta untuk ke kantor polisi secepatnya. Luisa mencoba mengabaikan tatapan tajam serta ingin tahu Levi, tetapi tidak bisa. Satu-satunya orang yang saat ini mungkin bisa sedikit membantunya adalah Levi.Luisa tidak mungkin menceritakan tentang polisi itu pada papanya. Apalagi pada Nisa;ibu sambungnya. Gadis itu pasti tidak paham dengan masalah yang mengelilinginya saat ini."Kita bicara di kantin, mau?" tawar Levi. Luisa menelan ludah, lalu seketika itu juga ia mengangguk."Nisa, aku ke kantin dulu sama Pak Levi. Kalau nanti papa bangun dan tanya aku, bilangin ya," kata Luisa sembari berbisik pada Nisa yang ikut membaringkan kepalanya di samping tangan suaminya."Iya, Non, hati-hati." Luisa mengangguk. Levi sudah berada di depan pintu menunggu Luisa. Keduanya berjalan masuk ke dalam lift. Sesampainya di kantin, Levi memesan makanan dan minuman, sedangkan Luisa bingung tidak ta
Read more
PREV
123456
...
26
DMCA.com Protection Status