All Chapters of Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami: Chapter 31 - Chapter 40
260 Chapters
31. Foto yang Tersebar
"Siapa tadi namanya, Mom? Cristy?" tanya Levi antusias, seperti sangat familiar dengan nama itu. Bu Karin mengangguk sambil memberikan senyuman merekahnya. Ia yakin sekali, anaknya kali ini akan mau menuruti keinginannya. "Apa Mommy punya fotonya?" tanya Levi lagi. Wanita setengah baya itu membuka ponsel, lalu menunjukkan foto wanita cantik dari galeri ponselnya pada Levi. Dengan cekatan, Levi mengirimkan foto Cristy ke nomornya. Ia harus mencari tahu siapa wanita yang akan dikenalkan mamanya terlebih dahulu. "Gimana, mau gak?" tanya Bu Karin tak sabar. "Sabtu ini boleh, Mom. Kalau sekarang sampai hari jumat saya agak repot. Harus ke Bandung juga lusa. Mommy siapkan saja acara pertemuan saya dengan wanita ini." Bu Karin tersenyum senang. "Akhirnya, Levi, Mommy udah gak sabar mau gendong cucu. Semoga saja sama yang ini cocok." Levi hanya tersenyum menanggapi sikap antusias mamanya. Namanya seorang ibu yang sudah tua, tentulah ia ingin melihat anak lelaki satu-satunya segera menika
Read more
32. Apes
Melihat Cristy tidak sadarkan diri, Edmun bergegas memakai pakaiannya dengan asal. Dengan sengaja, ia mengambil ponsel wanita itu, menekan kontak dengan sidik jari. Satu jepretan, dua jepretan diambil oleh Edmun saat Cristy masih tidak sadarkan diri dalam keadaan tanpa busana. Pria itu tertawa sinis, foto itu ia kirimkan melalui pesan WA ke dalam ponselnya karena saat ini ponselnya mati. Edmun dengan liciknya membuka transaksi M-banking dengan menggunakan sidik jari wanita itu. Edmun mentransfer lima puluh juta, limit terakhir transaksi hari ini. Edmun tersenyum puas, setelah itu ia menghapus semua riwayat chat dan juga transaksi Cristy. Ia pernah mempelajari cara licik ini dari teman semasa kampus. Karena kamar dalam keadaan temaram, tentu saja aktivitas pria itu tidak diketahui oleh dua ajudan Cristy. Dengan mengendap-ngendap. Edmun keluar dari lubang angin yang ada di kamar mandi. Ia tidak tahu harus kabur lewat mana lagi selain tempat itu. Pintu depan sudah pasti dijaga. Hanya
Read more
33. Ketakutan Bu Silvi
Hari ini, Luisa pergi ke kantor polisi ditemani oleh pengacaranya. Edmun tertangkap dan wanita itu kembali dipanggil untuk dimintai keterangan berkaitan dengan penyebaran foto tanpa busana yang dilakukan oleh Edmun. Awalnya ia ragu untuk memberikan keterangan karena malu. Pasti petugas kepolisian ikut melihat fotonya, tetapi demi tegakny keadilan, maka ia pun harus memberikan keterangan lengkap. Pada awalnya Edmun tidak mengaku, tetapi karena terus didesak oleh polisi, maka Edmun menyerah dan akhirnya mengakui perbuatannya yang menyebarkan foto Luisa. "Apa Mbak Luisa mau bertemu suami?" tanya salah satu petugas. "Tidak, buat apa saya bertemu lelaki bajingan seperti itu. Saya serahkan semuanya pada pengacara saya, Pak. Lagian saya akan sidahlng cerai minggu depan. Urusan saya dengan suami saya akan segera berakhir." "Baik, Mbak, kami mengerti. Mohon untuk sementara jangan keluar kota dulu, sampai penyidikan ini selesai semua ya, Mbak.""Baik, Pak, terima kasih banyak." Luisa dan p
Read more
34. Tawar-Menawar
Seorang wanita masih terbaring lemah di brangkar rumah sakit. Dua hari sudah ia dirawat karena cedera pada kepala dan juga bagian intimnya. Cristy tidak mau banyak bicara dengan siapapun, termasuk ajudannya yang membawanya ke rumah sakit. Orang tuanya di Subang pun tidak ia beritahu, agar tidak merepotkan dan mengkhawatirkan dirinya. Wanita itu baru saja meletakkan ponselnya, setelah mengetahui uang di rekeningnya raib lima puluh juta. Siapa lagi dalangnya kalau bukan Edmun. Tidak mungkin ajudannya lancang. Satu-satunya yang patut dicurigai hanyalah Edmun karena pria itu kabur, tidak tahu ke mana. Tok! Tok! "Bu, saya Dendi, apa saya boleh masuk? Saya bawa info tentang Edmun.""Masuk!" Begitu mendengar nama Edmun, tentu saja Cristy ingin tahu ada kabar apa tentang pria itu. Seorang pemuda berpakaian serba hitam berjalan mendekat pada brangkar majikannya. "Kabar apa?" tanya Cristy cepat. "Edmun sudah ditangkap, Bu.""Kabar yang bagus. Biarlah lelaki itu untuk sementara menginap d
Read more
35. Telepon Penting
Kasus yang menjerat Edmun terjadi di Jakarta dan tentu saja, Edmun dilimpahkan dari Polda Yogya ke Polda metro jaya yang ada di Jakarta untuk proses lebih lanjut dan untuk memudahkan juga proses pengumpulan data. Pria itu tidak bisa berkutik, bahkan membela diri baik saat di Polda Yogya maupun di Polda Metro Jaya. Edmun lebih banyak diam karena ia takut. Takut membayangkan jumlah uang yang harus segera ia bayarkan dan juga takut bertahun-tahun menginap di sel dingin, beralaskan kasur busa amat tipis. "Hidup itu sesuai kantong, Bro! Kalau berani utang, ya harus tanggung jawab bayarnya. Masa udah ngutang, bayar utang pake poto istri telanjang. Ente sudah gila ya.""Orang miskin itu jangan sok jika baru dikasih kelebihan harta sedikit, jadinya cepat diambil lagi. Haduh, yang ulangin nangis deh, karena utangnya gak dibayar. Ente jadi pelacur lelaki aja belum tentu bisa bayar utang milyaran yang ada kena penyakit.""Semoga betah sepuluh tahun nginep di disini ya, Bro, ha ha ha." Edmun de
Read more
36. Status Janda
Tidak ada satu pun wanita di dunia ini yang ingin menjadi janda. Apalagi di usia yang sangat muda. Namun, hari ini Luisa merasakan kepediham ditinggal suami. Ya, bukan dirinya yang meninggalkan Edmun dengan menggugat cerai, tetapi pria itu yang benar pergi meninggalkannya dan tidak bisa kembali lagi. Bagaimanapun Edmun adalah pria yang pernah sangat ia cintai. Tentulah kepergian Edmun meninggalkan luka dan kesedihan, meskipun sebenarnya menjelang akhir hidup suaminya, ia membenci pria itu. Tanah Merah itu sudah membentuk gundukan. Taburan bunga ada di atasnya, membuat aroma wewangian khas atas meninggalnya manusia. Edmun baru saja selesai dikubur setelah dua jam disemayamkan di rumahnya. Rumah tempat tinggalnya bersama Luisa. Semua sanak famili mengucapkan bela sungkawa dan turun sedih dengan nasib Luisa. "Jika saja kalian memberikan sedikit kepercayaan pada putraku, tentulah ia tidak akan terlilit utang dan berakhir di sini. Edmun masih muda, tetapi sungguh malang nasibnya karena
Read more
37. Luisa Sakit
Cristy benar-benar mendatangi rumah Pak Darmono. Wanita itu tahu, bahwa Luisa masih ada di sana. Buktinya rumah yang biasa Luisa tinggali bersama Edmun, sepi. Lagian Luisa belum bisa bepergian karena masih dalam masa iddah. Kini, Cristy sudah berada di depan rumah Pak Darmono. Klakson mobil ditekan dua kali oleh sopir Cristy. Wanita itu datang ditemani oleh salah seorang ajudan. Nisa yang tengah menyiram tanaman, mendengar bunyi klakson mobil di depan. Lekas ia mematikan keran air, merapikan seadanya selang air yang panjang itu, untuk melihat siapa tamunya. Belakangan ini begitu banyak tamu yang datang ke rumah suaminya dan itu rata-rata untuk menagih utang dari Edmun. Nisa membuka pintu kecil di samping pagar. "Siapa?" tanya Nisa dengan sedikit menyipitkan matanya. Matahari pukul sebelas siang, membuat matanya silau. Sopir Cristy memundurkan sedikit mobilnya saat melihat ada wanita di pintu kecil. Kaca mobil bagian belakang pun diturunkan oleh Cristy. "Apa saya bisa bertemu Lui
Read more
38. Test Pack
"Papa rasa tidak mungkin, Luisa. Kamu pernah didiagnosa oleh dokter perihal kesuburan bukan? Katanya kamu akan sulit punya anak." Pak Darmono keningnya yang mendadak berat. Belum kering tanah kuburan Edmun, kini ditambah kenyataan putrinya sakit, mual dan muntah seperti gejala hamil. "Pa, yang memberikan anak pada perempuan itu ya Pencipta, Pa. Gak ada yang gak mungkin kalau Tuhan sudah ikut campur. Prediksi manusia bisa saja salah," jawab Luisa dengan helaan napas. "Oke, dari pada penasaran, besok pagi kamu test pack.. Jika positif, maka kita harus segera ke dokter untuk memeriksakannya. Mungkin saja kehamilan kamu ini sebagai pengganti Edmun yang akan menemani kamu. Papa sudah tua dan kamu butuh teman." Sekali lagi Pak Darmono menghela napas berat. Bagaimana tidak berat? Mau sekaya apapun dirimu, jika harus mengurus utang milyaran di luar sana, pastilah sangat berat. Masih untung papanya tidak stres berat dengan tagihan utang Edmun. Ia harus bersyukur papanya bisa membantu membay
Read more
39. Kenyataan
Sepanjang malam Luisa terjaga dari tidurnya. Ia tak sabar menanti pagi agar bisa segera menuntaskan rasa penasaran. Apakah rasa mual dan muntah-muntahnya selama beberapa hari ini karena ia hamil. Semoga saja tidak ya, Tuhan! Itulah doa dalam hati yang selalu ia ucapkan sepanjang malam. Tiba pukul lima subuh, tepat suara azan berkumandang, Luisa pergi ke kamar mandi dengan membawa alat test pack, serta wadah kecil seperti wadah vitamin C yang transparan. Ia memeriksa air seninya. Menunggu alat bekerja selama beberapa detik. Matanya bahkan tak sanggup berkedip demi melihat garis satu yang ia inginkan tetap satu saja, tetapi itulah hanya sebuah keinginan, karena saat ini, garis itu perlahan menjadi dua, meskipun samar. Tidak puas dengan satu test pack, maka Luisa menggunakan alat tes kehamilan yang satunya lagi. Ia berharap garis satu, ternyata keinginannya tidak dikabulkan oleh Tuhan. Kedua test pack itu bergaris dua. Luisa terduduk di atas closet yang sudah ia tutup. Kedua kakinya
Read more
40. Mawar dari Levi
Kabar kehamilan Luisa tentu saja membuat Levi sangat terkejut. Karena dari informasi yang ia dapat dari almarhum Ed, Luisa sulit punya anak. Selama menikah dengan Ed, belum pernah sekali pun wanita itu positif hamil. Ed begitu yakin kalau istrinya sulit untuk punya anak, oleh karena itu, Levi nekat nekat meminta syarat untuk tidur dengan wanita yang ada dalam obsesinya. Jika sekarang Luisa hamil, berarti Luisa hamil anak siapa? Levi begitu galau dan gamang. Ia ingin menelepon Luisa, tetapi ponsel wanita itu belum aktif. Ini sudah mendekati tiga puluh hari wafatnya Ed dan wanita itu belum membuka komunikasi dengannya. Apakah perlu setengah memaksa? Levi menekan kontak Pak Darmono. "Halo, selamat sore, Pak." Levi bicara dengan nada formal. "Halo, selamat sore, Levi. Ada yang bisa saya bantu?""Saya boleh minta nomor telepon rumah, Pak? Saya ingin berbincang dengan Luisa. Ponselnya sudah satu bulan ini tidak aktif. Saya mencemaskan Luisa." Terdengar suara tawa pendek Pak Darmono. "B
Read more
PREV
123456
...
26
DMCA.com Protection Status