All Chapters of Bukan Cerita Cinta Biasa: Chapter 41 - Chapter 50

76 Chapters

Bab 41. Tika Mulai Berulah

Plak! Tamparan keras mendarat pada pipi kanan Pras, wajahnya memerah. Tika sudah marah, atas kata-kata ' akhiri saja hubungan ini'.Pasalnya kini Tika sudah dipecat dari pekerjaannya, hutangnya semakin tak bisa terbayarkan, hutang karena hobinya belanja on line dan kartu kreditnya yang sudah limit, walaupun dirinya dibelikan rumah oleh Pras, Ternyata rumah dan tanah tersebutpun dalam masalah. Semakin kalaplah Tika."Aku sudah rela memuaskan Bapak tanpa minta bayaran, Pak. Aku pikir akan hidup nyaman dengan tinggal di rumah mewah, tapi nyatanya kena tipu juga, rumah dalam masalah bank malah kau beli!" Tika sudah tak ada sopan santunnya lagi dalam berbicara."Memang aku tahu, kalau rumah itu ternyata masih bersangkutan dengan Bank! aku yang rugi bukan kau! kau hanya pemuas nafsuku tak lebih, dan karena masanya sudah berakhir, makanya aku sudahi saja semuanya."Tangan kanan Tika sudah akan menampar Pras kembali, tapi kali ini, Pras menahan tangan tersebut dan mendorongnya dengan kasar."
Read more

Bab 42. Tika Nekad

Kali ini sungguh sangat keterlaluan, wanita sundal yang Ayu maksud justru kini berada di rumahnya! dia menuntut pertanggung jawaban dari suami Ayu atas perbuatannya hingga dirinya hamil. Kenekadan Tika kali ini sudah diluar kendalinya, karena tuntutan ekonomi dan tumpulnya otaknya, dirinya terpaksa masuk dalam lingkaran yang seharusnya tak dilaluinya."Aku akan tes kehamilanmu apa benar itu anak dari suami aku!" Ayu dengan tenang dan tegas menghadapi wanita di depannya.Tika agak ngepet juga, saat dirinya meminta sejumlah uang untuk keperluan si jabang bayi."Baik aku akan ikuti kemauanmu, bila memang Pras tak mau mempertanggung jawabkan keteledorannya, aku menuntut biaya untuk bayi yang ada dalam kandunganku, memang benar dia adalah anak Mas Pras," ucap Tika dengan suara yang bergetar."Bila terbukti salah, kau akan aku tuntut mencemarkan nama baik suamiku, dan penjara adalah taruhamu. Kau masih mau lanjutkan masalah ini?!"Degh! Tika menelan Salivanya, busyet! nih orang memang tak m
Read more

Bab 43. Sebuah Kenyataan Pahit

Sejak peristiwa kematian Tika, tak ada lagi penganggu dalam rumah tangga Ayu. Hanya ada luka yang tak bisa disembuhkan, Ayu benar-benar tak mau didekati oleh suaminya. Ada yang tak bisa Ayu jelaskan pada Pras mengapa dirinya tak mau melayani Pras."Maafkan aku Mas, aku tahu, kalau aku salah, sebagai seorang istri tapi aku tak mau melayani dirimu Mas, Bolehkah aku mohon, agar Mas Pras mau memeriksa kan diri ke psikiater?""Apa! kau!"Prasetyo nampak kaget atas kalimat barusan dari Ayu. Ada rasa tersinggung pada jiwa Pras."Dengar ya, aku tahu, akulah yang bersalah. aku terlalu bodoh kala itu. tak menyadari kau begitu sangat terluka Ayu. maaf." Setelah berkata demikian Pras pergi meninggalkan Ayu dalam kamarnya sendirian. Pras mempunyai kamar tersendiri. Sedangkan kamar ibu berdekatan dengan Ayu, baby sitter pun tidur dalam kamar si kembar.Ayu tertunduk, feellingnya, Prasetyo akan langsung setuju untuk memeriksakan diri, tapi nyatanya, dia malah malah dan beberapa hari Pras tak bertegu
Read more

Bab Kiara dan Kinara

"Hai sayang," sapa Desi pada dua baby gemoy kiara dan Kinara. Mereka tertawa riang menyambut wanita yang semakin cantik dan bersinar. Di sampingnya Tegar sudah mencium satu persatu adiknya."Hem, wangi .... pipi adek wangi semua." Tegar menjawil pipi kedua adiknya bergantian.Santi tertawa dan menggendong salah satu baby twins."Tante, aku juga mau gendong.""Hust, tante aja lah, Tegar ajak main Dede Kinara aja, tapi jangan digendong ya, nanti jatuh bareng, kasihan adeknya," jelas Santi pada tegar.Ayu dan Desi tersenyum pada mereka. Sengaja Desi berkunjung ke rumah Ayu dan membawa tegar. Ibu yang mendengar ada Tegar, langsung keluar dari kamar, masih menggenakan mukenanya, berjalan cepat sambil memanggil "Tegar, cucuku datang."Desi tersenyum geli melihat ibu Rita begitu heboh, tiga cucunya berkumpul sungguh ramai rumahnya kali ini.Sementara Pras sedang tidak ada di rumah, dirinya memaksa juga pergi ke kantornya, walaupun masih terlihat lemah.Wajah Desi terlihat cerah dan berkata p
Read more

Bab 45. Bertemu Seseorang

Ayu menatap layar komputer di depannya. Kali ini pekerjaannya hanya mengecek semua data beberapa tahun yang lalu. Bahkan beberapa pembelian yang tidak untuk keperluan kantor pun terdata .Ayu tak menceritakan pada Desi. Dirinya kini paham seperti apa suaminya. Bahkan cara kerjanya termasuk tak beres."Macam ini kah? yang katanya pernah lulusan komputer dan menjadi andalan papinya Desi dulu? kocar-kacir dalam membuat laporan neraca." Ayu hanya geleng-geleng kepala saja.Semua karyawannya dikumpulkan, bukan meeting tapi Ayu ingin tahu setiap keahlian karyawan suaminya ini. Merekrut keahlian bagus-bagus, tapi kinerja kurang falid."Saya minta, atas nama suami saya. mohon dengan amat sangat. bila masih mau bekerja di sini, kerahkan kemampuan dan skil kalian agar perusahaan maju dan menghasilkan." "Maaf Bu, saya Sarjana Tehnik , tapi mengapa aku ditempatkan di bagian finansial?"Ayu mengangguk mengerti dan meminta Bu Indira untuk mengatur skil karyawannya sesuai yang dibutuhkan perusahaan
Read more

Bab 46. Terjebak Situasi Rasa

Singgih menatap wajah Ayu, kali ini tangannya masih menggenggam erat tangan Ayu."Kau tahu sekarang, aku dulu pernah melamarmu, tapi kau menolakku, karena kau masih ingin bebas tak mau terikat.""Lah, iya, kau melamarku setelah lulus sekolah SMA, ya jelas lah aku masih ingin sendiri, masih ingin bebas.""Lalu sekarang? apakah kau ingin ...""Ingin apa?! aku sudah bersuami dua kali lagi " jelas Ayu sambil menarik tangannya dari genggaman Singgih "Tapi aku tau kau tak bahagia.""Kata siapa?!""Jangan bohong, aku tahu dari binar matamu.""Dukun Ya?" canda Ayu sambil tersenyum.Tapi singgih tampak tak tersenyum ataupun berekspresi lainnya, ditatapnya Ayu dengan serius."Aku serius , Ayu. aku mau jadi bagian dari hidupmu, aku ... aku kini hidup sendiri, kau tahu sendiri bukan aku adalah anak tunggal dan ibu bapakku sudah meninggal. aku paling susah untuk bisa membuka hati."Ayu terdiam, apa maksudnya ini, "masih banyak wanita yang pantas untukmu, percayalah pasti jodoh akan datang padamu.
Read more

Bab 47. Tak Bisa Menghindar

Perasaan Ayu semakin galau, dan entahlah. Perhatian pada Kiara dan Kinara pun berkurang. Dirinya lebih asyik pergi sendiri, mengunjungi tempat hiburan untuk menghilangkan suntuk yang telah menganggu pikirannya.Ibu Rita menasehati segala rupa. Tapi nyatanya, kelucuan dari anak kembarnya tak bisa mengalihkan perasaan yang terus berkecamuk. Apa lagi wajah si kembar betul-betul semakin jelas mirip dan Mas Pras. Kebencian pada suaminya ini semakin saja menjadi. kala Pras hanya bisa meminta uang dan uang saja."Aku jenuh dengan kehidupanku Mas, apa tak sebaiknya kita ..." Ayu tak berani utarakan maksud dari kata-katanya."Cerai?! aku sampai kapanpun tak akan menceraikan mu Ayu. kau pilihan Desi waktu itu, hingga Desi rela melepaskan hanya untukmu, lalu apa kah ini balasanmu?!""Tapi bukan begini yang aku inginkan Mas, Setidaknya mas tahu takaran sebagai suami dan ayah dari kembar. Apa yang sudah kau perjuangkan? kau hanya terus saja menuntut ini dn itu." Ayu menghela napasnya yang terasa s
Read more

Bab 48. Ibu Senang

Ayu menepati janjinya, membawa Ibu dan si kembar ke taman bermain. Benar saja , Singgih sudah berada di sana. Yang membuatnya heran, Ternyata ibu dan Singgih sudah saling mengenal. Bahkan, ibu terlihat senang melihat lelaki gaek itu. Ayu hanya memandang saja, Apakah ini kejutan untuknya? "Nak Singgih ini dulu pernah main ke rumah loh?" ujar ibu masih terus memegang tangan Singgih tak mau melepasnya, maksudnya apa ini?"Oh ya, apakah iya, kok ibu tak pernah cerita padaku, Bu?" Ayu sudah mencecar pertanyaan pada ibunya."Jangan marah pada ibumu, aku dulu pernah ke rumahmu, untuk meminang mu tahu, tapi ternyata aku kau tolak mentah-mentah, aku yang meminta pada ibu untuk merahasiakan identitas ku waktu itu, iya kan Bu, dan ibumu adalah wanita yang paling amanah selama ini.""Maafkan ibu Ayu, ibupun sebenarnya sudah lupa, saat kau baru lulus SMA, dan Singgih ini datang ke rumah mau melamar kamu, tapi ibu mau tanya padamu dulu, dan kau menolaknya tak mau menikah dulu, ya ibu katakan pada
Read more

Bab 49. Singgih mulai Singgah

Plak! sebuah tamparan dari Pras untuk Mba Triana."Aku tahu akal bulusmu, kau sengaja menggodaku bukan? aku bisa laporkan hal ini, bukan aku yang salah, kau goda aku, dan jangan salahkan aku bertindak lebih padamu! anggap saja dilakukan suka sama suka bukan?"Pras berkata penuh emosi pada wanita yang kini menunduk saja, tamparan itu membuatnya malu setengah mati, pasalnya justru kini dirinya yang dikupas habis-habisan oleh Prasetya."Tenang Pak, tidak gini juga memperlakukan wanita Pak Pras.""Semua wanita sama, cuma mau uangnya saja, dulu aku mengagungkan seorang wanita, tapi setelah aku tertipu berkali-kali karena wanita, aku jadi nggak respek lagi dengan yang namanya wanita, Paham kan?"Ayu menelan salivanya serat, sepertinya ada gejolak batin dalam diri suaminya, sejak bercerai dengan Desi, yang notebene dirinya sangat mencintai wanita berduit itu, dan harus mengalah dan hidup bersama Ayu yang punya harapan untuk bisa hidup bahagia bersama Pras. Akan tetapi ternyata tak semudah it
Read more

Bab 50. Prasetya Sang Pembohong

Pras tersenyum sendiri melihat monitor besar di kamarnya. Walaupun dirinya hanya di kamar saja, tapi semua kejadian di kantor miliknya terpantau olehnya, juga kinerja Ayu, isterinya."Bagus! kini kau akan menjadi mesinku. aku tahu kau terlalu jujur padaku. tapi, aku sakit hati padamu, Ayu." desis Pras tersenyum licik. Semua pundi uangnya untuk membeli seperangkat alat untuk memantau gerak gerik isterinya."Kini tinggal mencari tahu siapa lelaki Sik peduli itu, enak saja bermain dengan kedua anakku."Semuanya tersimpan dalam lemarinya yang terkunci rapat Juga soal kesehatan dirinya, kesembuhan total sudah dia dapatkan, tapi jijiknya Ayu pada dirinya menjadikan Pras semakin sakit hati. Apalagi ,keinginan Ayu meminta cerai padanya."Aku tetap tak akan menceraikan dirimu, Ayu. sudahlah nikmati saja takdirmu hidup bersamaku, ya kan?" Pras bermonolog sendiri."Pasti ibumu mengira aku sudah gila, makanya dia takut bila ditinggal sendirian di rumah." Tawa terkekeh dari Pras membuatnya terseda
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status