Semua Bab Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya: Bab 651 - Bab 660

"Tidak cukup, kan?" tanya David, tiba-tiba saja membuat Mila yang sebelumnya menunduk langsung mendongak.Wanita itu tidak bisa berkata-kata, malu rasanya karena sebelumnya sudah percaya diri kalau dia bisa melunasi yang diinginkan oleh David. "Bisakah aku menyicilnya dua kali?" tanya Mila dengan suara bergetar. Sungguh saat ini wajahnya malu sekali. Kalau ada, dia mau pakai penutup kepala karena merasa malu sebab harus tawar-menawar demi kebebasannya sendiri. "Apa kamu bilang? Dua kali cicil?" Seketika suara tawa David menggema di ruang yang besar itu. Aldo yang melihatnya pun hanya terkekeh saja. Dia saat ini memilih untuk menjadi penonton, tidak mau berkomentar apa-apa. Karena memang bukan ranahnya. Kecuali kalau bosnya menyuruh untuk melakukan sesuatu, barulah Aldo mau. "Kamu pikir ini sedang jual beli? Aku sedang tidak tawar-menawar, Mila. Aku mau 2 miliar itu hari ini juga, harus ada!""Tapi tabunganku tidak cukup untuk itu.""Kalau begitu lakukan apa saja demi mendapatkan

Sementara itu di butik, Raka sedang terlihat pusing. Dia tidak mengerti apa yang harus dilakukan saat ini. Dia sedang mencoba untuk mencari tahu siapa David sebenarnya dari Imel dan juga Sari. Tetapi tentu saja butuh waktu berhari-hari, apalagi mereka bukan spek detektif.Sekarang banyak tumpukan pekerjaan yang harus ditangani. Memang selama ini Raka juga berusaha untuk belajar tentang bisnis Mila. Tetapi wanita itu sama sekali tidak melimpahkan semua pekerjaannya kepada Raka, sehingga dia masih bingung apa saja yang harus dilakukan. Meskipun dulu pria itu adalah seorang pemimpin, tetapi kalau perihal dengan jualan online dia masih belum mengerti dan harus terus belajar. Namun, Raka tentu saja masih berusaha keras untuk mengatasi semua masalah yang ada di butik Mila. Entah itu tentang penjualan, retur atau hal-hal lain yang berkaitan dengan toko online. Dia tidak boleh membuat toko ini bangkrut. Kalau sampai terjadi, mungkin Mila akan menyalahkannya.Di saat seperti ini, tiba-tiba s

"Jangan-jangan Anda penipu yang mau menguras harta kami, ya?!" seru Raka tanpa ragu, membuat David saat itu juga tertawa renyah. "Apa Anda bilang? Harta kami? Yang benar itu harta Mila," terang David setengah mengejek membuat Raka mulai tersulut emosi."Apa maksud Anda tiba-tiba saja bicara seperti itu? Jangan kurang ajar! Anda tidak tahu apa-apa," ujar Raka kesal, karena pria ini lancang sudah mengatakan hal seperti itu."Memang kenyataannya seperti itu, kan? Sepertinya Anda tidak tahu siapa saya.""Saya juga tidak mau tahu Anda siapa ...," ucap Raka tiba-tiba saja terhenti saat dia mengingat kalau pria di depan ini adalah David, seseorang yang memang sedang dia cari tahu sampai meminta bantuan kepada Sari dan Imel. Wajah pria itu tiba-tiba saja menegang. Inilah sosok yang membuatnya stres dan harus dicari tahu. Apa tujuan David ke sini dan siapa pria ini? "Tunggu! Jangan bilang kamu itu David yang itu," cetus Raka membuat David kebingungan, tapi dia tidak memperlihatkan ekspresi

Untuk beberapa menit, Raka diam saja. Tetapi David sepertinya membiarkan pria itu untuk berpikir. Dia tahu ini tidak mudah bagi Raka, karena terhalang oleh anak yang ada dalam kandungan Mila.Namun, kalau Raka berani melepaskan wanita itu, David mungkin akan memberikan imbalan yang lebih bagus.Seketika David terkesiap. Tentu saja, kenapa tidak berpikir dari tadi?"Sepertinya Anda keberatan dengan semua itu. Sekarang begini saja, bagaimana kalau Anda menyerahkan Mila kepada saya? Sebagai gantinya saya akan memberikan sejumlah uang kepada Anda."Raka langsung terkesiap dengan wajah kaget, antara senang dan bingung. Tentu saja, kalau dia harus menyerahkan Mila, artinya harus menyerahkan anak yang ada dalam kandungan istrinya itu."Maksudnya, Anda juga akan mengambil anak saya?""Oh tentu tidak. Saya tidak akan mengambil anak Anda. Justru saya akan membantu Anda untuk mendapatkan anak itu," ucap David membuat wajah Raka tiba-tiba saja sembringah. Ini yang dia mau sedari dulu. Raka bisa

Sepeninggalnya David, Raka hanya terduduk di lantai yang dingin, di ruang VIP. Pikirannya berkecamuk, dia bingung harus memilih yang mana. Satu sisi pria itu ingin sekali bertemu dengan Alia, bahkan sampai sekarang belum mendapat informasi apa pun. Mengandalkan Winda saja sampai berani menikahi wanita itu, tetap belum menghasilkan apa-apa.Sekarang pria asing itu tiba-tiba saja menyatakan kalau dirinya tahu di mana keberadaan anak dan mantan istri, ini seperti buah simalakama. Bagaimana dengan nasib bayi yang ada di dalam kandungan Mila? Dia tidak mau mendapatkan karma di masa depan jika menelantarkan anaknya. Sudah cukup kesalahannya di masa lalu yang sudah menyelingkuhi Lusi, itu menjadi bumerang untuk dirinya sendiri saat ini. Sementara dirinya hanya dikasih waktu satu kali 24 jam, itu artinya besok di jam yang sama dia harus memberikan keputusan kepada David. Karena kalau tidak, dia akan kehilangan kedua anaknya, Alia dan bayi yang ada di dalam kandungan Mila. Pemikiran itu m