Все главы Status Talak di FB Suamiku: Глава 11 - Глава 20
104
Aldo
PART 11Kami semua sudah menunggu di meja makan. Sama seperti perintah Mas Gilang. Tak ada komunikasi antara aku dan keluarganya. Ibu mertua yang selama ini membelaku memilih diam dan duduk menjauh dariku. Ali sibuk bercanda dengan istrinya. Mbak Aisyah masih di dapur dengan suaminya. Sedangkan, Mas Lukman dan Mbak Tari fokus menatap layar gawai mereka. "Ini udah jam delapan, Gilang juga belum pulang. Kemana dia?" tanya Bapak. Matanya terus menatap ke arah depan. "Sabar, Pak. Gilang dalam perjalanan pulang," jawab Mbak Aisyah. "Setelah semuanya selesai, kemasi pakaianmu, ikut Bapak pulang ke kampung," lirih Bapak. "Aku nggak mau, Pak. Ini rumahku," sergahku cepat."Ingat, Nduk. Kamu sudah ditalak. Jangan permalukan Ibu lagi." Suara Ibu terdengar serak dan berat.Berusaha mengontrol otak untuk tetap tenang. Aku salah dalam hal ini. Mas Gilang juga lebih salah. Aku tidak mau hancur seorang diri." Mas Gilang datang!" seru Ali. Aku melempar pandangan ke arah Mas Gilang. Sialan, dia
Читайте больше
Gaya Bercinta
Part 12Mas Gilang menjelaskan benda-benda yang dia letakkan di atas meja. Gawaiku yang dijambret ketika liburan bersamanya. Berhari-hari dilanda ketakutan akan isi di dalamnya disebarluaskan. Namun, bisa bernafas lega, tidak terjadi apa setelah itu. Huh! Kenapa gawai itu bisa di tangan Mas Gilang?"Lingerie yang Aldo beli untuk aku pakai saat bercinta dengannya. Aarrgh! Kenapa dia sampai tahu lingerie yang kusimpan rapat dalam lemari pribadiku. Testpack yang aku gunakan untuk tes urine bulan lalu. Kenapa juga bisa ada di tangannya?"Sekarang sudah jelas, 'kan? Nia mengkhianatiku dengan bawahanku. Harga diriku sudah hancur, reputasiku apa lagi. Seorang istri direktur yang kaya raya selingkuh dengan pegawai rendahan. Tak sangup lagi berkata, hidupku sudah hancur." Mas Gilang menarik rambutnya kasar. Ali segera memeluk Kakaknya. Ternyata dia terluka dengan kelakuanku. Sungguh, tak ada maksud hati berpisah dengannya. Aku hanya ingin menuntaskan hasrat yang 12 tahun tak terpenuhi dengan
Читайте больше
Kembali pada Orangtuamu
Aarrrghhh! "Tidak, aku tidak ingin lagi berhubungan denganmu. Pulang bersama orang tuamu. Aku butuh waktu menenangkan pikiran," ujarnya dengan kilatan kemarahan di sorot matanya. "Pak, jangan pecat saya. Bagaimana dengan masa depan saya?" rengek Aldo di kaki Mas Gilang. "Terserah! Aku tidak ingin memiliki bawahan sampah sepertimu!" Aldo ditendang menjauh, hingga cekalan tangannya terlepas dari kaki lelaki yang pengampunannya masih kuharapkan. Suasana semakin menegangkan. Tubuhku basah oleh peluh yang bercucuran. Ali menyeret Aldo keluar. Teriakannya membuat bulu kudukku merinding. "Bapak dan Ibu tenang saja, meski Aku bukan lagi menantu kalian. Uang bulanan tetap seperti biasa, ya. Pak. Biaya kuliah Daffa dan Raka akan aku tranfer seperti biasa," ungkap Mas Gilang. Ya Allah! Aku menyia-nyiakan lelaki sebaik dia. Mas Gilang masih peduli dengan keluargaku. "Tidak perlu, Nak. Nia sudah menyakiti kamu. Malu Bapak, Nak," lirih Bapak. Disudut matanya mengantung bulir bening yang hend
Читайте больше
Ungkapan Hati
Degh! Dia benar-benar membeku. Kuatur deru napas yang mulai memburu. Mendoktrin hati dan jiwa untuk tetap tenang. "Mas, aku tidak bermaksud melukai hatimu sekeji ini. Jujur, aku tak mampu melawan gejolak nafsuku yang jarang tersalurkan," ungkapku ragu. Kupilin ujung hijab untuk meredakan rasa nervous yang berlebihan.Hanya terdengar suara kekehan kesakitan dari Mas Gilang. Posisinya masih sama membelakangiku. Pandangannya dilempar jauh dalam pekat malam. Entah apa yang membuatnya betah. "Semua itu terjadi begitu saja. Andai aku bisa memutar waktu. Aku tidak pernah melakukan hal senista itu. Aku khilaf, Mas. Napsu membuatku khilaf," beberku tanpa ada yang kututupi. "Sungguh malang dirimu, Nia. Kau telah menjadikan hawa napsumu sebagai Tuhanmu, hingga kamu lupa apa yang Allah perintahkan dan larang dalam hidupmu," tuduhnya keji. "Itu semua tak lepas dari campur tanganmu, Mas. Kamu yang tidak mampu memberikan aku kepuasan ....""Nia tak cukupkah semalam terkadang sampai sepuluh kali
Читайте больше
Mencari Alasan
Hari-hariku sungguh berat bersamanya. Masalah ranjang, menjadi hal utama yang menyiksaku. Tubuh kekar itu masih berdiri mematung membelakangiku. Tangannya dimasukkan ke saku celana. Kepalanya sedikit terangkat ke atas. Apakah dia sedang menahan bulir air matanya?"Mas, tidakkah kamu peka dengan sikapku yang berubah dua tahun ini. Aku yang tak pernah meminta nafkah batin darimu. Aku berusaha sabar, tapi semakin kamu menjadi-jadi. Menyentuhku kapan saja yang kamu mau. Aku tak sanggup lagi, Mas. Tak sanggup! Kehadiran Aldo yang tanpa segaja membangkitkan naluri kewanitaanku. Andai kamu lebih peka, sedikit saja, Mas. Tentunya ini tidak terjadi," keluhku."Aku bosan dengan gaya bercintamu yang selalu monoton. Satu gaya bertahun-tahun. Alasan kamu gaya yang paling baik menurut ilmu yang kamu pelajari. Aku bosan," lirihku pilu. Napasku memburu. Menelan saliva berulang kali untuk menghilangkan rasa gugup."Lalu kamu merasa gaya yang kamu lakukan dengan Aldo sudah paling hebat. Tak ubah bak bi
Читайте больше
Kilas Balik
Rintik hujan mulai menyentuh tubuhku. Saat ini, aku berbaring atas kursi kayu di roof top. Semua kamar yang bersih sudah terisi, ada beberapa kamar yang jarang ditempati di lantai dua. Aku lebih nyaman menikmati pekatnya malam seraya merenungi nasib yang tragis.Aku bukan lagi Nyonya Gilang Sentawibara. Tak ada lagi salam penghormatan,pujian, sanjungan atau hal lainnya dari banyak orang. Kebodohan membuat semua itu terlepas dariku.Hidupku dengan Mas Gilang aman dan damai. Hanya saja terasa datar dan monoton. Tidak ada improvisasi dan gaya. Ah! Macam mau menyanyi saja. Namun, itulah kenyataan. Mas Gilang cenderung pasif tanpa inovasi dalam membangkitkan gairah dalam berumah tangga. Bahkan, menambah kebosanan yang ada.Ini bukan sepenuhnya salahku, pembelaan satu sisi hati disaat yang satunya mengutuk perbuatanku. Merengkuh madu cinta yang bukan milikku. Apa daya, saat madu yang haram lebih menggoda dan menantang dari pada yang halal. Disaat itulah iblis datang membisikkan perbuatan ni
Читайте больше
Tiada Maaf
Rinai hujan semakin deras membuyarkan angan. Aku masih betah pada posisiku. Tubuh bermandikan air hujan yang dingin di tengah malam buta. Berharap gundah dan gelisah itu enyah dari dalam diri diikuti sampah yang menumpuk di hati.Namun, bukannya lupa. Malah kenangan itu seperti hidup kembali. Merutuki diri sendiri. Mahligai suci hancur tanpa bisa terganti. Gejolak napsu menghancurkan semua mimpiku. Aaaarrrrggggh!"Ya Allah! Bukankah semua yang terjadi pada hamba_Mu semuanya melalui campur tangan_Mu. Lalu ... kenapa Engkau membiarkanku larut dalam dosa. Kenapa ya Allah?!"Merintih dibawah guyuran hujan. Menumpahkan lara yang menyesaki jiwa. Tidak ada yang bisa dirubah, semua sudah terjadi tanpa bisa diperbaiki. Kesalahan terpusat padaku, tanpa ada yang mau membela. Aku sendiri, terkukung dalam rasa yang sulit dijabar satu persatu. "Bodoh! Kamu bodoh, Nia! Kamu bodoh!" makiku pada diri sendiri.Setiap bayang Mas Gilang muncul dalam memori. Seketika luka hati semakin bertambah. Aku men
Читайте больше
Kecelakaan
Untuk terakhir kalinya, aku duduk di sofa rumah ini. Ah! Tidak ini, bukan terakhir kali. Aku akan kembali merebut semua yang telah wanita itu rebut. Enak saja dia menikmati yang seharusnya menjadi milikku."Mas harap, meskipun hubungan kalian berakhir. Hubungan kedua keluarga tetap terjalin dengan baik. Jangan sampai ini memutuskan silaturrahmi keluarga kita," ujar Mas Lukman bijak."Tentu. Hubunganku dengan keluarga Nia akan baik-baik saja. Namun, tidak dengan Nia," sahut Mas Gilang tenang. Dia sangat membenciku."Mas, kita tidak boleh dendam. Jadikan ini pelajaran untuk hidup kita ke depan. Bukan hanya untuk kalian berdua, tapi untuk kita semua," sambung istrinya Ali. Tentunya aku akan merindukannya."Tepat. Dalam hal ini kalian berdua bersalah. Kalian saling diam saat keretakan terjadi dalam rumah tangga. Kalian berdua membiarkan keretakan itu merenggangkan ikatan cinta kalian. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Manusia tempat dosa dan khilaf. Namun, untuk kedepannya gunakan iman
Читайте больше
Pov Gilang
[Hai, boleh kenalan?]Pesan yang kukirimkan pada seorang gadis bernama Nia Nirmala. Kontaknya aku temukan di status FBnya.[Siapa, ya?]Balasnya datar, tanpa basa-basi.[Gilang]Jawabku tak kala cuek.[Ada apa?]Mau lanjut ternyata. Aku meneruskan keisengan di sela jadwal kerja yang kosong.[Mau kenalan sama kamu. Aku tertarik lihat fotomu di FB.]Ungkapku tanpa malu.[Oooo]Gila. Hanya itu saja balasannya. Menyebalkan.[Aku pengen ketemuan. Bisa?]Langsung pada poinnya. Jujur, foto wajah polos Nia membuatku tergoda beberapa minggu ini.[Aku di Jogja, Lang. Kamu?][Jakarta. Kirimkan alamat lengkap. Besok aku ke kota tempat tinggalmu.]Itulah awal pertemuanku dengan Nia Nirmala. Wanita yang mengetarkan hati, baik di dunia maya dan nyata. Parasnya bak gadis desa belum tersentuh kejamnya dunia membuatku mabuk kepayang.Hanya butuh lima menit bersamanya. Aku mengambil keputusan besar dalam hidup. Meminang Nia menjadi istriku tanpa menunggu waktu. Sikap manjanya membuatku semakin tak ingin
Читайте больше
Pov Gilang 2
Suatu hari, saat aku sampai ke rumah ke rumah lebih cepat. Tanda-tanda keberadaan Nia tidak aku temukan. Mencarinya ke seluruh penjuru rumah sudah kulakukan. Namun, Nia tidak terlihat. Segera melangkah ke kamar, masih berharap dia tertidur pulas seperti biasa. Nihil.Yang membuatku shock, kondisi ranjang yang berantakan. Seperti sesuatu telah terjadi. Lingerie hitam tergeletak di lantai. Sekelebat bayangan gila terlintas dalam pikiran. Namun, segera kutepis. Mungkin saja, Nia ada acara dadakan. Dua tahun ini, aktif mengisi acara di berbagai kegiatan.Tanpa pikir panjang, kuhempas tubuhku ke atas ranjang. Aroma aneh menyeruak, bau sperma. Bagaimana bisa sprei ini bisa terkena sperma? Pertanyaan melintas dalam pikiran.Aku mulai mengendus setiap sudut ranjang. Bau parfum yang tak asing di indera penciumanku. Bukan punya Nia dan bukan juga punyaku. Spekulasi-spekulasi negatif terus bermuculan. Lingerie, sprei kusut, sperma dan bau parfum.Aaaarrggh! Tidak mungkin.Kuremas erat sprei di t
Читайте больше
Предыдущий
123456
...
11
DMCA.com Protection Status