All Chapters of DIALAH SANG DEWA PERANG: Chapter 31 - Chapter 40
148 Chapters
Bab 31. Pria Berpakaian Hitam
Jack dan ajudannya keheranan dengan kesimpulan yang dibuat petugas polisi yang memeriksa mereka berdua.“Apa Anda tidak mendengarkan pernyataan saya, bahwa mereka mengejar dan menembak kami lebih dulu? Kalau tidak, maka saya tidak akan membalas!” bantah Jack.“Itu kan pernyataan Anda saja. Semua harus dikonfirmasi lebih dulu dengan pihak lain yang Anda tuduh!” Polisi itu bersikeras. Dia bergerak mendekati Jack, untuk menahannya.Ned sang ajudan, segera maju menghalangi. “Jangan soba-coba! Kami mau petugas yang lebih tinggi dari Anda untuk memeriksa kasus ini!” ujarnya tegas. Dia jelas tidak mempercayai petugas polisi itu.“Itu bentuk penghinaan!” kata polisi itu marah.“Jenderal!” Hunter sudah tiba di sana dengan beberapa orang anggotanya dan juga pengacara.“Apa Anda baik-baik saja?” tanya Hunter.“Harusnya baik-baik saja, sampai petugas polisi ini ingin menahanku!” kata Jack sambil menggelengkan kepala. Hunter memperkenalkan pengacara yang dibawanya.“Ini Stefano Gerald. Pengacara y
Read more
Bab 32. Kepindahan Mandy
Keesokan hari, polisi setempat mendapat laporan penemuan mayat tak dikenal dipinggir jalan. Melihat ada begitu banyak bekas suntikan di lengan dan sebuah alat suntik kosong di dekatnya, polisi dengan cepat menetapkan bahwa itu adalah kasus over dosis. Kasus lalu ditutup dan hanya akan disiarkan oleh televisi selama beberapa waktu, agar orang yang mengenalnya datang dan mengambil mayatnya di kamar jenazah.Di kantornya, Jack menyerahkan berkas rotasi jabatan pada Nyonya Smith. “Bisakah semua itu selesai sebelum makan siang?” tanya Jack.“Bisa!” Nyonya Smith mengangguk. Jack percaya bahwa wanita itu bisa. Dia sangat cekatan.Siang itu, Jack memeriksa kemajuan kerja kontraktor yang diajukan oleh Hunter. Dibawah pengawasan Wolf, semua berlangsung dengan cepat. Tak lama lagi para prajurit itu bisa beristirahat dengan tenang di barak.“Aku ingin segera menyelesaikan semua urusan di sini, agar kalian bisa mengambil libur beberapa waktu.”Hunter dan Wolf saling pandang. “Bagiku pribadi, Bera
Read more
Bab 33. Sarana Latihan
Mandy meragu sejenak dan bertanya dengan wajah takut. “Apakah gaji saya akan naik, Jenderal?”Pertanyaan itu tak diduga Jack. Dia bertanya dengan serius. “Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana pengaturan Nyonya Smith tentang gaji. Tapi, kalau boleh aku tahu, apa yang membuatmu khawatir soal besaran gajinya?”Jack melihat Nyonya Smith sudah memainkan tablet di tangannya. Jack membiarkan Wanita paruh baya itu mencari tahu besaran gajji Mandy.“Ayah saya sakit-sakitan. Sementara Ibu sudah tua. Adik saya masih kuliah. Jadi, praktis biaya hidup kami tergantung pada gaji itu. Jika berkurang, maka kasihan ibu saya untuk mencukupinya,” jawabnya dengan wajah makin menunduk dalam.Jack menghela napas mendengar keluhannya. Diliriknya Nyonya Smith yang tersenyum samar. “Bagaimana Nyonya Smith?”Wanita itu menunjukkan daftar gaji seluruh pegawai di markas besar itu. Sebagai sekretaris teringgi, dia punya akses untuk besaran gaji semua staf sipil dan militer.“Katakanlah padanya,” ujar Jack.Nyonya S
Read more
Bab 34. Pembuktian Nyata
Maka empat orang maju bersama dan memperhatikan tangkapan mereka hari itu. “Kau jangan buru-buru mati. Sudah beberapa hari kami tidak berlatih. Jika tak kuat, pingsan saja, jadi kami tak perlu mendengar suara teriakanmu saat dipukuli!”Orang itu sudah tak sanggup mendelik atau pun berteriak marah seperti sebelumnya. “Kalian mau apa?” tanyanya terbata dan napas tersengal. Dia merasa dadanya sangat sakit, bahkan sekerdar untuk menghela napas. Mungkin ada tulang rusuk yang patah di dalam.“Kami hanya mau berlatih, seperti yang diperintahkannya!” Orang itu melotot ngeri.Para prajurit itu mulai memukul dan menendanginya lagi. Tak lama orang itu kembali pingsan.“Cukup!” Bill, ajudan Jack yang lain, masuk dan menghentikan permainan mereka. “Bawakan air untuk menyadarkannya!”Dua orang prajurit keluar dan tak lama kembali dengan dua ember penuh air. Setelah mendapatkan ijin, air itu pun disiramkan ke tubuh pria itu agar dia sadar kembali. Dua ember air berhasil membuatnya kembali sadar. Den
Read more
Bab 35. Ancaman Jack
Jack menatap tajam pria yang kakinya bergetar menahan rasa nyeri itu. “Apa kau kira aku tidak mengingat saat kau menodongkan pistol dan menembakku di jalan sana? Aku masih punya bukti yang kalian tinggalkan di jalan waktu itu. Hanya tinggal waktu hingga seluruh organisasimu kubongkar!”“Cuih!” Orang itu meludahi Jack dan mengenai wajahnya.Melihat itu, Falcon bergerak cepat hendak membereskannya. Tapi tangan Jack menahannya. Dengan tenang Jack membersihkan wajahnya dengan sapu tangan yang diberikan Wyatt.“Kau kira siapa dirimu! Kau hanya tidak tahu siapa pimpinan tertinggi kami. Kau dan seluruh perkebunan ini akan dilumatnya! Bahkan sebelum kau bisa menginjakkan kaki ke markas besar kami!”“Sepertinya kau sangat ingin mati. Tapi itu tak akan kulakukan. Aku akan membiarkanmu melihat bagaimana kau menghancurkan organisasimu sendiri, hingga mereka lah yang akan mengejarmu hingga ke ujung dunia!”“Hah! Teruslah berlagak!” tantang orang itu.Jack menghubungi Lion yang ditugaskannya untuk
Read more
Bab 36. Big Bos dan Walikota
Bab 36. Big Bos The Dragon dan Walikota Meadow CreekBrent pergi dengan terburu-buru. Asisten dan pengawal pribadinya mengikuti dengan langkah cepat. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, mereka menghubungi semua bawahan Brent dan menanyakan apakah Larry ada membawa motor curian itu ke markas mereka.“Ada, Bos. Motor itu sedang dimodifikasi di bengkel langganan!” jawab salah seorang anak buahnya di Carolina Utara.“Apa! Hentikan itu sekarang juga. Kembalikan motor itu ke bentuk aslinya, atau kalian semua akan mati di jalan seperti anjing kurap!” Brent berteriak, mengamuk, dan mengumpat di dalam helikopternya.“Kita ke bandara. Siapkan pesawat ke Greensboro sekarang!” perintah Brent. Asistennya segera mengerjakan perintah.“Tuan, kita harus berhenti untuk mengisi bahan bakar lebih dulu,” kata sang pilot.“Lakukan dengan cepat!” Jantung Brent berdegub kencang. Ancaman big bos bukan main-main. Nyawa seluruh keluarganya terancam gara-gara keponakan bodohnya itu. Jadi dia harus bisa member
Read more
Bab 37. Sidang Valerie
Mereka menunggu jawaban gadis itu. Sementara Valerie hanya menunduk dalam.“Tiap tidak siap, kau harus pergi ke sana dan memberikan kesaksianmu. Agar orang-orang jahat itu mendapatkan balasan setimpal!” kata Tuan Fred menyemangatinya.Valerie hanya diam membisu. Tangannya masih bergetar saat menyendok sereal di mangkuk.“Jangan khawatir. Kami akan menjagamu. Tak ada yang bisa menyakitimu lagi, sekarang,” tambah Tom. “Bukankah begitu, Jack?”Jack mengangguk dengan tegas. “Kami akan melindungmu mulai sekarang.”Dengan dikawal dua ajudan dan empat orang pengawal, Dua mobil pergi menuju ruang pengadilan. Hari itu adalah sidang pertama kasus penculikan dan penyekapan dan pelecehan yang dialaminya.Kasus itu menjadi besar karena menyeret putra orang kuat di kota itu. Keluarga Anderson adalah keluarga yang paling dihindari semua orang untuk memulai perselisihan. Tak ada yang akan berakhir baik setelah berselisih dengan mereka. Seluruh kota sangat tahu hal itu.Kekuasaan mereka makin besar d
Read more
Bab 38. Mengembalikan Motor Jack
Jam delapan malam, dua mobil dan satu truk kecil masuk ke kota Meadow Creek. Beberapa orang yang berkeliaran malam hari, melihat bagaimana mobil asing itu nekat berhenti di tempat yang sangat dihindari orang umum.Leroy menaikkan sebelah alis pada dua orang anak buahnya. Itu adalah kode perintah bagi kedua preman untuk mengganggu pendatang itu agar mendapatkan sedikit keuntungan bisnis malam ini.“Sepertinya Anda orang baru di sini, Tuan. Kami akan memberi gratis biaya parkir jika anda segera membawa kendaraan ini pergi sekarang!” katanya dengan sikap ramah yang dibuat-buat.Anak buah Brent melihatnya dengan heran. “Kau hanya tikus got, ingin memeras kami? Apa kau sudah bosan hidup?” bentaknya keras.Bentakan itu terdengar ke tempat dimana Leroy berdiri. Dia segera bangkit untuk melihat situasi yang sepertinya tak bisa diatasi oleh bawahannya.Ketika dia berjalan itulah, dia melihat Pete, menyeberangi jalan dengan terburu-buru dan kemudian menunduk serta memberi hormat pada orang di d
Read more
Bab 39. Gagalnya Negosiasi
“Mungkin motor itu tak sesuai. Atau mereka tetap menghukum Larry, agar menjadi pelajaran?” celetuk Jason.Eddy menoleh pada pria muda di sebelahnya. “Kau luar biasa cerdas. Apakah kau dulu selalu juara kelas?” tanya Eddy.“Bukankah aku sudah bilang, orang tuaku sangat miskin, hingga tidak bisa menyekolahkanku!” Jason cemberut. Dia selalu cemberut jika mengingat bahwa dirinya tidak pernah mengenyam pendidikan.”Sayang sekali,” Eddy menggeleng lagi mendengar cerita itu. Nanti, di lain waktu, dia akan melupakannya lagi, dan bertanya lagi seperti biasa.“Apakah kita akan terus menunggu di sini?” tanya Jason.“Kita lihat situasinya dulu,” kata Eddy. “Coba kau lihat berita internet. Entah kenapa aku merasa sangat penasaran dengan bunyi tembakan tadi,” perintah Eddy.“Hemm ….”Jason membuka portal berita online yang kemarin menayangkan berita tentang Larry. Dia mencari-cari hingga beberapa waktu. Kemudian berseru dengan terkejut.“Kita terlambat. Lihat ini!” Ditunjukkannya berita di ponsel p
Read more
Bab 40. Keluarga Fisher dari Philadelphia
Seorang pria jangkung berdiri di dekat seorang pria paruh baya berjas mahal.“Ayah!” panggil Alesandra. Dia dengan segera menemui pria itu dan menunjukkan wajah yang sedih.“Ayah, menejer itu menghinaku. Dia menyuruhku pergi mencari restoran lain! Dia sama sekali tidak memandang nama keluarga kita!” kata gadis cantik itu dengan suara yang terdengar lemah.“Hah … ini gila,” guman menejer wanita yang difitnah. Dia menggelengkan kepalanya gusar.“Hei, Nona! Anda jangan memutar balikkan kata. Anda membuat keributan di sini, itu sebabnya saya meminta anda untuk mencari restoran lain, atau memesan seluruh lantai. Jadi tidak ada yang akan terganggu dengan suara teriakan kalian,” kata menejer itu muak.Pria yang dipanggil ayah itu menjentikkan jari. Segera si pria jangkung melompat dan menarik tangan menejer. Memutarnya ke belakang punggung dan menjatuhkannya ke lantai yang keras.“Ah!" Keluh menejer itu. Pelayan yang tadi datang ke sana, melihat dengan ngeri. Tubuhnya gemetar di tempat.Pria
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status