Bab 36. Big Bos The Dragon dan Walikota Meadow CreekBrent pergi dengan terburu-buru. Asisten dan pengawal pribadinya mengikuti dengan langkah cepat. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, mereka menghubungi semua bawahan Brent dan menanyakan apakah Larry ada membawa motor curian itu ke markas mereka.“Ada, Bos. Motor itu sedang dimodifikasi di bengkel langganan!” jawab salah seorang anak buahnya di Carolina Utara.“Apa! Hentikan itu sekarang juga. Kembalikan motor itu ke bentuk aslinya, atau kalian semua akan mati di jalan seperti anjing kurap!” Brent berteriak, mengamuk, dan mengumpat di dalam helikopternya.“Kita ke bandara. Siapkan pesawat ke Greensboro sekarang!” perintah Brent. Asistennya segera mengerjakan perintah.“Tuan, kita harus berhenti untuk mengisi bahan bakar lebih dulu,” kata sang pilot.“Lakukan dengan cepat!” Jantung Brent berdegub kencang. Ancaman big bos bukan main-main. Nyawa seluruh keluarganya terancam gara-gara keponakan bodohnya itu. Jadi dia harus bisa member
Mereka menunggu jawaban gadis itu. Sementara Valerie hanya menunduk dalam.“Tiap tidak siap, kau harus pergi ke sana dan memberikan kesaksianmu. Agar orang-orang jahat itu mendapatkan balasan setimpal!” kata Tuan Fred menyemangatinya.Valerie hanya diam membisu. Tangannya masih bergetar saat menyendok sereal di mangkuk.“Jangan khawatir. Kami akan menjagamu. Tak ada yang bisa menyakitimu lagi, sekarang,” tambah Tom. “Bukankah begitu, Jack?”Jack mengangguk dengan tegas. “Kami akan melindungmu mulai sekarang.”Dengan dikawal dua ajudan dan empat orang pengawal, Dua mobil pergi menuju ruang pengadilan. Hari itu adalah sidang pertama kasus penculikan dan penyekapan dan pelecehan yang dialaminya.Kasus itu menjadi besar karena menyeret putra orang kuat di kota itu. Keluarga Anderson adalah keluarga yang paling dihindari semua orang untuk memulai perselisihan. Tak ada yang akan berakhir baik setelah berselisih dengan mereka. Seluruh kota sangat tahu hal itu.Kekuasaan mereka makin besar d
Jam delapan malam, dua mobil dan satu truk kecil masuk ke kota Meadow Creek. Beberapa orang yang berkeliaran malam hari, melihat bagaimana mobil asing itu nekat berhenti di tempat yang sangat dihindari orang umum.Leroy menaikkan sebelah alis pada dua orang anak buahnya. Itu adalah kode perintah bagi kedua preman untuk mengganggu pendatang itu agar mendapatkan sedikit keuntungan bisnis malam ini.“Sepertinya Anda orang baru di sini, Tuan. Kami akan memberi gratis biaya parkir jika anda segera membawa kendaraan ini pergi sekarang!” katanya dengan sikap ramah yang dibuat-buat.Anak buah Brent melihatnya dengan heran. “Kau hanya tikus got, ingin memeras kami? Apa kau sudah bosan hidup?” bentaknya keras.Bentakan itu terdengar ke tempat dimana Leroy berdiri. Dia segera bangkit untuk melihat situasi yang sepertinya tak bisa diatasi oleh bawahannya.Ketika dia berjalan itulah, dia melihat Pete, menyeberangi jalan dengan terburu-buru dan kemudian menunduk serta memberi hormat pada orang di d
“Mungkin motor itu tak sesuai. Atau mereka tetap menghukum Larry, agar menjadi pelajaran?” celetuk Jason.Eddy menoleh pada pria muda di sebelahnya. “Kau luar biasa cerdas. Apakah kau dulu selalu juara kelas?” tanya Eddy.“Bukankah aku sudah bilang, orang tuaku sangat miskin, hingga tidak bisa menyekolahkanku!” Jason cemberut. Dia selalu cemberut jika mengingat bahwa dirinya tidak pernah mengenyam pendidikan.”Sayang sekali,” Eddy menggeleng lagi mendengar cerita itu. Nanti, di lain waktu, dia akan melupakannya lagi, dan bertanya lagi seperti biasa.“Apakah kita akan terus menunggu di sini?” tanya Jason.“Kita lihat situasinya dulu,” kata Eddy. “Coba kau lihat berita internet. Entah kenapa aku merasa sangat penasaran dengan bunyi tembakan tadi,” perintah Eddy.“Hemm ….”Jason membuka portal berita online yang kemarin menayangkan berita tentang Larry. Dia mencari-cari hingga beberapa waktu. Kemudian berseru dengan terkejut.“Kita terlambat. Lihat ini!” Ditunjukkannya berita di ponsel p
Seorang pria jangkung berdiri di dekat seorang pria paruh baya berjas mahal.“Ayah!” panggil Alesandra. Dia dengan segera menemui pria itu dan menunjukkan wajah yang sedih.“Ayah, menejer itu menghinaku. Dia menyuruhku pergi mencari restoran lain! Dia sama sekali tidak memandang nama keluarga kita!” kata gadis cantik itu dengan suara yang terdengar lemah.“Hah … ini gila,” guman menejer wanita yang difitnah. Dia menggelengkan kepalanya gusar.“Hei, Nona! Anda jangan memutar balikkan kata. Anda membuat keributan di sini, itu sebabnya saya meminta anda untuk mencari restoran lain, atau memesan seluruh lantai. Jadi tidak ada yang akan terganggu dengan suara teriakan kalian,” kata menejer itu muak.Pria yang dipanggil ayah itu menjentikkan jari. Segera si pria jangkung melompat dan menarik tangan menejer. Memutarnya ke belakang punggung dan menjatuhkannya ke lantai yang keras.“Ah!" Keluh menejer itu. Pelayan yang tadi datang ke sana, melihat dengan ngeri. Tubuhnya gemetar di tempat.Pria
Wanita itu menatap Tuan Burton. “Kau terlalu lembut hati. Itu sebabnya keuntungan restoran ini selalu jadi yang paling rendah!” kecamnya.Tuan Burton terdiam. Dia sudah berusaha maksimal untuk tetap memberi keuntungan pada usaha resto itu. Hanya saja, dengan kejadian ini, usahanya tak akan bisa membukukan neraca plus di bulan berjalan. Karena akhir bulan tinggal beberapa hari lagi.“Aku tidak akan mengintervensimu. Tapi kau sangat tahu bagaimana Bos Besar. Kau sendiri pernah bekerja langsung dengannya!” ujar wanita itu.Tuan Burton tidak berkomentar.***Jam satu, Jack sudah memesan tempat di Restoran Sky Garden. Dia akan menunggu pria yang menjadi ayahnya itu dan mendengarkan kisah yang ingin dikatakannya.Sambil menunggu, Jack menanyakan kabar granny, Valerie dan keadaan rumah. Kemudian mendengarkan laporan Tom tentang pekerjaannya di kebun. Harusnya, akhir pekan ini dia membantu Tom dan Tuan Fred membenahi kebun mereka. Tapi dia harus bertemu ayahnya. Membuatnya mungkin akan pulan
Dari bangunan berlantai dua di seberang restoran Sky Garden, sebuah video dengan pengambil jarak jauh, diarahkan pada restoran itu. Dia berhasil menembus dinding-dinding kaca resto dan melihat dengan jelas sang target.Tubuh pria itu duduk tegak setelah mobil Aaron Hamilton dan putranya menghilang ke tujuan masing-masing. Dengan cepat dia memeriksa rekaman video yang didapatnya, kemudian mengirimkan berkas itu pada satu nomor yang diberi nama: Rose!Lalu sebuah pesan menyusul. “Tugas sudah kulakukan. Kuharap bayaranku tidak telat lagi kali ini!”Tak lama, sebuah mobil lain keluar dari tempat parkir gedung itu dan segera menghilang.***Di mobilnya, Aaron seperti sedang menunggu sesuatu. DIa duduk tenang dan berulang kali melihat ponsel yang ada di tangan.“Apakah kita akan pulang, Bos?” tanya sopirnya.“Ya!” sahutnya pelan.Mobil itu meluncur cepat ke daerah pinggir kota, area para konglomerat kaya tinggal di rumah-rumah mewah berhalaman luas. Mobil itu meluncur masuk ke sebuah rumah
Begitu Jack sampai di Meadow Creek pada malam hari, Falcon menunjukkan motor yang dikirim Brent. Jack mengetatkan rahangnya hingga terlihat garis tegas di wajah tampan itu. Dia sama sekali tidak senang melihat motor jelek dan sudah disambung di sana sini. Bagian-bagian orisinal pada motor tua itu sudah hilang. Dia meninggalkannya begitu saja di gudang lalu masuk ke rumah.“Bagaimana granny?” tanya Jack pada Tuan Fred.“Aku baru akan memberinya makan malam.” Pria paroh baya itu menunjukkan nampan yang ada di meja dapur.“Biar aku yang melakukannya.” Jack mengankat nampan makanan dan minuman itu, lalu membawanya ke dalam.“Dia sangat marah,” celetuk Tom.“Motor itu peninggalan tuan besar yang sudah dimilikinya sejak masih muda. Tentu saja dia sangat marah melihat semua kenangan di situ dihancurkan seperti sebuah rongsokan!” komentar Tuan Fred.“Orang-orang seperti si Larry itu tidak tahu apapun tentang barang antik. Mereka tidak bisa menghargai karya seni dan kenangan yang tersimpan di