Seorang pria jangkung berdiri di dekat seorang pria paruh baya berjas mahal.“Ayah!” panggil Alesandra. Dia dengan segera menemui pria itu dan menunjukkan wajah yang sedih.“Ayah, menejer itu menghinaku. Dia menyuruhku pergi mencari restoran lain! Dia sama sekali tidak memandang nama keluarga kita!” kata gadis cantik itu dengan suara yang terdengar lemah.“Hah … ini gila,” guman menejer wanita yang difitnah. Dia menggelengkan kepalanya gusar.“Hei, Nona! Anda jangan memutar balikkan kata. Anda membuat keributan di sini, itu sebabnya saya meminta anda untuk mencari restoran lain, atau memesan seluruh lantai. Jadi tidak ada yang akan terganggu dengan suara teriakan kalian,” kata menejer itu muak.Pria yang dipanggil ayah itu menjentikkan jari. Segera si pria jangkung melompat dan menarik tangan menejer. Memutarnya ke belakang punggung dan menjatuhkannya ke lantai yang keras.“Ah!" Keluh menejer itu. Pelayan yang tadi datang ke sana, melihat dengan ngeri. Tubuhnya gemetar di tempat.Pria
Wanita itu menatap Tuan Burton. “Kau terlalu lembut hati. Itu sebabnya keuntungan restoran ini selalu jadi yang paling rendah!” kecamnya.Tuan Burton terdiam. Dia sudah berusaha maksimal untuk tetap memberi keuntungan pada usaha resto itu. Hanya saja, dengan kejadian ini, usahanya tak akan bisa membukukan neraca plus di bulan berjalan. Karena akhir bulan tinggal beberapa hari lagi.“Aku tidak akan mengintervensimu. Tapi kau sangat tahu bagaimana Bos Besar. Kau sendiri pernah bekerja langsung dengannya!” ujar wanita itu.Tuan Burton tidak berkomentar.***Jam satu, Jack sudah memesan tempat di Restoran Sky Garden. Dia akan menunggu pria yang menjadi ayahnya itu dan mendengarkan kisah yang ingin dikatakannya.Sambil menunggu, Jack menanyakan kabar granny, Valerie dan keadaan rumah. Kemudian mendengarkan laporan Tom tentang pekerjaannya di kebun. Harusnya, akhir pekan ini dia membantu Tom dan Tuan Fred membenahi kebun mereka. Tapi dia harus bertemu ayahnya. Membuatnya mungkin akan pulan
Dari bangunan berlantai dua di seberang restoran Sky Garden, sebuah video dengan pengambil jarak jauh, diarahkan pada restoran itu. Dia berhasil menembus dinding-dinding kaca resto dan melihat dengan jelas sang target.Tubuh pria itu duduk tegak setelah mobil Aaron Hamilton dan putranya menghilang ke tujuan masing-masing. Dengan cepat dia memeriksa rekaman video yang didapatnya, kemudian mengirimkan berkas itu pada satu nomor yang diberi nama: Rose!Lalu sebuah pesan menyusul. “Tugas sudah kulakukan. Kuharap bayaranku tidak telat lagi kali ini!”Tak lama, sebuah mobil lain keluar dari tempat parkir gedung itu dan segera menghilang.***Di mobilnya, Aaron seperti sedang menunggu sesuatu. DIa duduk tenang dan berulang kali melihat ponsel yang ada di tangan.“Apakah kita akan pulang, Bos?” tanya sopirnya.“Ya!” sahutnya pelan.Mobil itu meluncur cepat ke daerah pinggir kota, area para konglomerat kaya tinggal di rumah-rumah mewah berhalaman luas. Mobil itu meluncur masuk ke sebuah rumah
Begitu Jack sampai di Meadow Creek pada malam hari, Falcon menunjukkan motor yang dikirim Brent. Jack mengetatkan rahangnya hingga terlihat garis tegas di wajah tampan itu. Dia sama sekali tidak senang melihat motor jelek dan sudah disambung di sana sini. Bagian-bagian orisinal pada motor tua itu sudah hilang. Dia meninggalkannya begitu saja di gudang lalu masuk ke rumah.“Bagaimana granny?” tanya Jack pada Tuan Fred.“Aku baru akan memberinya makan malam.” Pria paroh baya itu menunjukkan nampan yang ada di meja dapur.“Biar aku yang melakukannya.” Jack mengankat nampan makanan dan minuman itu, lalu membawanya ke dalam.“Dia sangat marah,” celetuk Tom.“Motor itu peninggalan tuan besar yang sudah dimilikinya sejak masih muda. Tentu saja dia sangat marah melihat semua kenangan di situ dihancurkan seperti sebuah rongsokan!” komentar Tuan Fred.“Orang-orang seperti si Larry itu tidak tahu apapun tentang barang antik. Mereka tidak bisa menghargai karya seni dan kenangan yang tersimpan di
Malam itu, Sebuah restoran mewah yang baru saja mengantar keluar pengunjung terakhirnya, tiba-tiba kebakaran di dapur. Semua pekerja kalang kabut menyelamatkan diri akibat bau gas yang kuat disemua tempat. Tak ada yang sempat berpikir untuk mematikan api. Api menjalar dengan cepat, membakar semua barang yang mudah terbakar.Tepat setelah Tuan Burton keluar dari pintu, ledakan hebat meluluh lantakkan seluruh bangunan. Orang-orang berteriak ngeri.“Oh … tidak! Semua hasil penjualan belum sempat diambil dari meja kasir,” batin Tuan Burton putus asa. Dia sudah tak tahu apa lagi yang mesti dilakukannya. Dia sudah jadi gembel sekarang. Semua uang ditanam dalam usaha yang belum setahun dirintisnya. Restoran Blue Rose cabang Philadelphia itu kini lenyap tak bersisa.Dalam sebuah mobil, dua gadis dengan tangan dalam keadaan di gips. Seorang pria menyetir dengan hati-hati.“Apa yang harus kita kerjakan sekarang? Tanya gadis pelayan yang bernama Tracy, pada Linda.“Tak ada yang bisa kita lakukan
Hari itu mobil Jack melaju ke kantor. Seperti kata Wyatt. Memang tidak ada apapun yang bisa menjadi petunjuk dari cctv kereta api.“Apakah mungkin seseorang menyentuhnya saat mommy naik kereta? Atau saat dia turun? Atau sesuatu yang tak disengaja?” pikir Jack“Tidak! Posisi bekas racun itu bukan sesuatu yang tidak disengaja. Dan letaknya dekat dengan kepala. Harusnya, reaksinya cepat. Ditambah dengan racun yang kuat, maka kemungkinan mommy mendapat serangan beberapa saat sebelum kereta berhenti!” pikir Jack.Jack mencari nama dokter forensik kota itu di ponsel.“Ya?” sebuah suara terdengar di ujung telepon.“Aku Jack, Dokter Billy. Putra Daniella Lawrence yang tewas karena racun tetrodotoxin,” kata Jack mengingatkan.“Oh, aku ingat tentang kasus itu. Ada apa kau meneleponku?” tanya Billy.“Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan. Bisakah kita bertemu petang ini?” tanya Jack.“Jika tentang kasus ibumu, semua datanya sudah kuberikan padamu dan polisi. Coba kau baca lagi,” katanya.“Aku t
Pamela sedikit terkejut mendapat bentakan sekeras itu. Biasanya mertuanya hanya mengomel atau melempar benda-benda jika ada sesuatu yang tak berkenan di hatinya. Hal itu membuatnya jadi terdiam, beberapa saat. Namun kemudian kesadarannya kembali, dan hatinya menyimpan api dendam.“Mereka hanya orang rendahan. Kenapa kita harus peduli?” ujarnya tak senang dengan pendapat Aaron dan Edward.“Setiap orang, punya seseorang di belakangnya. Seperti kau yang memiliki nama kami di belakangmu. Tanpa kami, kau juga sama rendahnya dengan para pelayan itu!” ketus Aaron. Pria itu berdiri dan meninggalkan tempat perbincangan yang menurutnya sangat memuakkan.“Hei! Apa katamu? Aku tak terima kau samakan dengan mereka!” teriak Pamela murka. Dia berdiri dan siap untuk mengejar Aaron.Tapi ternyata Aaron menghentikan langkah dan berdiri di depan pintu ruangan, menghadap padanya.“Kau bukan siapa-siapa sampai kau menjebakku dengan kehamilanmu yang bahkan sampai sekarang tidak kuketahui bagaimana itu terj
Hunter meneguk minumannya sekali lagi, hingga botol itu kosong. Lalu duduk serius di depan Jack. “Chief memanggilku,” katanya.“Chief? Yang---”Hunter mengangguk cepat dan tak sabar. Dia mengeluarkan sebuah usb dan menyerahkannya pada Jack.“Katanya dia berjanji untuk membantumu memecahkan kasus ibumu. Hanya saja, ternyata itu tidak semudah yang dibayangkan. Dan karena ini sangat mendesak dan … yah. Kau sangat mengenalnya bukan?”“Dia orang kolot yang tidak terlalu mempercayai beberapa teknologi yang menurutnya mudah bocor!” Hunter mengangguk.Jack mengambil usb yang diberikan oleh Hunter. Dimasukkan ke dalam laptop kerja pribadi dan memeriksa isinya. Wajahnya langsung menegang. Kedua tangannya menutup muka. Sambil mengerutkan dahi, matanya terpejam sejenak.“Apa kau sudah periksa kevalidannya?” tanya Jack.“Aku bahkan belum tidur sejak kemarin untuk mengkonfirmasi ini!” kata Hunter meyakinkan Jack.“Apa kau ada saran?”“Sebaiknya kita pergi ke pelelangan itu,” saran Hunter.“Kau tahu