Kenzo hanya bisa tersenyum dan menunduk di pelukan Pak Cahyo. Saat ini ia memakai pakaian pengantin berwarna putih yang senada dengan Ayana. Kalung dari bunga sedap malam melingkar di lehernya dan menjuntai di dadanya.Pak penghulu sudah menunggu sejak sepuluh menit yang lalu. Kenzo pun segera dipersilakan duduk di depan pak penghulu untuk segera memulai acara akad nikah.“Ayo, Ay, keluar!” seru Bu Retno seraya membuka pintu kamar Ayana.Ayana menatap ibunya yang berdiri di ambang pintu kamarnya dengan enggan. Andai ia punya keberanian untuk kabur, mungkin sudah sejak tadi malam ia pergi dari rumah. Namun, ia terlalu takut untuk hidup sendirian di luar sana tanpa punya pengalaman hidup mandiri sebelumnya. Ia juga tidak punya pekerjaan untuk menopang biaya hidupnya sehari-hari.Dengan dada berdebar-debar, Ayana pun bangkit dari duduknya. Ia menatap ketiga sahabatnya yang juga menatapnya saat ini.“Genks ...,” rengek Ayana enggan untuk keluar kamar.“Semangat, Ay!” ujar Rara, Wulan, dan
Terakhir Diperbarui : 2025-08-08 Baca selengkapnya