All Chapters of CEO Dingin Itu Ayah Anakku: Chapter 21 - Chapter 30
405 Chapters
Menduga-duga
"Jahat kamu." Berlian memukul dada bidang Jonatan. Ia merasa pria itu kejam jika membatalkan pernikahan yang sudah di impikan calonnya. Dirinya pun pernah merasakan hal itu, mendengarnya saja sudah merasa sakit.Jonatan tersenyum sinis saat tangan kecil Berlian menyentuh dada bidangnya. Entah ia merasa ada yang aneh, sesuatu yang sudah lama tidak terasa kini membuat jantungnya begitu cepat berdetak.Namun, demi menjaga kewibawaannya, Jonatan hanya mengeluarkan senyum palsu dengan sikap dinginnya."Itu urusanku, mau jahat atau tidak. Lagi pula, jangan sok tahu dengan apa yang ada di hidupku karena kamu hanya orang lama yang baru saja muncul kembali," ujar Jonathan."Aku tidak peduli, tapi sebagai wanita aku bisa merasakan juga apa yang akan di rasakan Mbak Alea jika mendengar kamu bicara seperti itu."Jonatan membenarkan jasnya, lalu tanpa bicara apa pun ia malah meninggalkan Berlian dan masuk ke mobil. Tidak lama pria itu pun langsung meninggalkan rumah Berlian."Apa semua orang kaya
Read more
Pertengkaran Panas
"Apa mungkin Cinta benar anakku?" Jonatan mengacak-acak rambutnya. Jonatan malah berharap Cinta adalah anaknya. Namun, ia pun memikirkan bagaimana jika benar, tapi pasti akan ada pertentangan dari kedua orang tuanya. Pria itu seperti tidak sabar, berpikir jika akan melakukan tes DNA tanpa sepengetahuan Berlian. Hanya saja, semua tidak akan mudah. Namun, ia kembali berpikir jika lebih baik bicara dengan Berlian lagi dan memastikan apa benar Cinta itu adalah anaknya atau memang Berlian menikah dengan pria lain."Jo buka pintu," ujar Ferdinand dari luar.Jonathan menarik nafas, ia beranjak dari ranjang dan menghampiri pintu. Lalu membuka pintu dan terlihat sang Ayah sudah berada di hadapannya.Tanpa disuruh masuk Ferdinand pun langsung melangkah ke dalam. Ia baru saja pulang dan langsung bicara dengan Jonathan."Ada apa Papa datang ke sini?""Kamu masih bisa bertanya ada apa, sementara kamu sudah membuat kepala Papa pusing dengan mengatakan akan membatalkan pernikahan kamu dengan Alea
Read more
Penghinaan
"Kamu dengar tidak, kenapa semakin hari kamu sering bengong?" Nunung menyenggol Berlian.Sontak Berlian tersadar, bukan sering bengong hanya saja ia kaget saat di minta ke ruangan Pak Jo saat ini. Yang ia tahu sedang ada Alea di sana. Memikirkannya saja pusing apalagi berhadapan langsung pikirnya."Saya enggak mau tahu kalau kamu buat kesalahan lagi di depan pak Jo dan Bu Alea calonnya. Saya enggak mau ada komplain dari dia," ujar Bu Hera. Terlihat sangat judes karena berulang kali dia mendapat teguran dan komplain jika berlian kerap kali membuat kesalahan."Saya heran, berulangkali membuat kesalahan kenapa kamu selalu selamat. Heran," ujarnya.Setelah Bu Hera keluar dari ruangan, Nunung kembali menghampirinya. Sama halnya dengan Bu Hera teman satu kerjanya Berlian juga mengatakan kalau dirinya heran dengan berlian yang sering lolos dari hukuman setelah membuat kesalahan."Kamu kaya kucing, punya nyawa tujuh. Berulang kali salah tetap saja masih berada di kantor ini."Berlian tak men
Read more
Sudah Terbiasa Dengan Hinaan
"Berlian kamu kenapa?" tanya Jonathan. Mendengar suara Alea, ia pun gegas menghampiri wanita itu di luar."Karyawan bodoh kamu itu melakukan kesalahan besar. Lihat saja dia hampir membasahi sepatuku," ucap Alea dengan angkuhnya.Jonathan melirik sepatu Alea juga Berlian yang sudah basah bajunya terkena air pel. Ia berpikir sudah pasti Alea mendorong Berlian. "Sudah cukup, Berlian kamu bereskan dan kembali ke pantry. Dan kamu, ikut aku." Jonathan menarik Alea masuk ke ruangannya lagi. Ia harus meluruskan hal yang harus di luruskan. Berlian pun mengepel lantai yang basah, lalu mengambil pel dan ember. Ia merasa tidak nyaman dengan baju basah itu, dengan gegas Berlian kembali ke ruang pantry."Apa kamu bawa baju lain, Ning?" tanya Lian."Enggak adalah. Lagian kerja yang benar, jangan kebanyakan bengong.""Aku enggak bengong, wanita itu berjalan lalu menendang ember itu. Silakan lihat CCTV saja," ujar Berlian menantang. Nunung menggeleng melihat sikap Berlian. Ia yakin rekan kerjanya i
Read more
Menutup Fakta
"Aku tidak tega melihat kamu di hina seperti itu, semakin lama mereka semakin tidak terkontrol," ujar Jonathan.Berlian tersenyum sinis, ia bingung dengan apa yang di katakan oleh pria di hadapannya. Bagaimana bisa berbaik hati saat dirinya di hina."Bukannya Pak Jo juga sama seperti mereka. Suka menghina dan merendahkan aku. Untuk apa merasa kasihan dengan penghinaan mereka kalau Anda sama saja dengan semuanya." Menghadapi Berlian saat ini tidak sama dengan saat masih dahulu. Begitu banyak asam garam yang ia lalui, membuat wanita itu sangat kuat dan terlalu keras kepala. Tidak peduli dengan permintaan Jonatan, Berlian akan tetap bekerja di perusahaan itu walau sering mendapatkan caci dan maki."Berlian, maaf jika aku menyinggung kamu. Ini semua demi kebaikan Cinta," ucapnya."Kebaikan apa, untuk apa Anda mengurusi aku dan Cinta kalau selama ini kamu tidak ada untuk kami," ujar Berlian. Berlian terdiam, sedangkan Jonathan mulai mencerna apa yang di katakan oleh wanita di hadapanny
Read more
Kegelisahan Pak Jo
"Hah, mengundurkan diri?" Nunung begitu kaget karena Berlian bukan di pecat, tapi malah di minat mengundurkan diri. Netranya membulat sempurna mendengar penuturan Berlian."Gila, dia enggak mecat kamu, tapi meminta kamu mengundurkan diri. Kenapa bisa begitu, harusnya dengan mudah dia bilang kalau kamu saya pecat," ucap Nunung. Berlian hanya mengangkat bahu lalu bangkit dan mengambil air minum. Melihat mimik wajah Nunung yang begitu syok, ia terkesan tidak peduli. Bahkan, ia malah berpikir mungkin akan terjadi berita skandal antara dirinya dengan Pak Jo jika Nunung tahu mereka memiliki hubungan masa lalu dan ada Cinta di antara keduanya yang tak di ketahui mereka."Lian, kamu beruntung sih." Nunung kembali bicara."Di suruh mengundurkan diri malah beruntung. Kamu ini aneh Nung," ujar Berlian sembari meneguk air putih.Nunung masih saja kagum melihat temannya itu. Namun, Berlian tidak memperdulikan Nunung yang mungkin siap menyebar gosip. "Aku mau cari minum segar, waktu istirahat ti
Read more
Sekilas Masa Lalu
"Apa kau tidak sedang bercanda atau berbohong padaku?" Arnold memajukan tubuhnya mendekat pada adiknya. Arnold seperti tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Jonathan. Mantan kekasih yang mana pikirnya. "Mantan kekasih, saat kapan?" tanya Arnold lagi."Sebelum aku pergi sekolah ke luar negri. Lima tahun lalu," kenang Jonathan.Arnold mengingat-ingat, benar sang adik pernah sekolah ke luar negeri. Lima tahun lalu, tapi ia tak tahu jika Jonathan memiliki kekasih. Ia pun sibuk dengan kehidupan dirinya sendiri. Walau sesekali tahu kabar adiknya saat ibu atau ayahnya mengabari. Jonathan mengerjapkan mata berulang kali. Ia pun menyesal karena tidak menyelesaikan masalahnya dulu. Setelah kejadian malam itu, ia tidak pernah bertanya apa pun pada Berlian. Bahkan ia tak menyangka jika memang Berlian hamil."Lalu, kalian CLBK?" tanya Arnold. "Tunggu, kalau begitu Cinta itu ... kamu sempat menuduhku memiliki anak dari wanita lain. Wajah Cinta dan Mischa sama. Apa Cinta anak kamu?"Arnol
Read more
Rahasia Masa Lalu
"Cari tahu tentang wanita itu. Lalu laporkan padaku secepat!" titah Ferdinand. Ferdinand pun kembali melangkah menuju pintu luar. Hari ini cukup sudah ia datang meeting di gedung yang di pimpin oleh Jonathan. Sang anak pun tidak tahu jika dirinya sedang ada meeting di tempat itu.Saat di mobil, Ferdinand kembali memikirkan Berlian. Wanita itu muncul di hadapanmu setelah sekian lama. Tarikan napasnya begitu berat, ia pun berpikir apa Berlian sudah bertemu dengan Jonathan atau bahkan dia adalah alasan sang anak membatalkan pernikahan dengan Alea. "Lima tahun cukup lama. Untuk apa dia datang kembali, apa sengaja mencari tahu? Sial, dasar gadis miskin," ujarnya.Ferdinand menyenderkan tubuh di kursi mobil sembari mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu. Sosok kecil dengan baju seragam putih abu-abu mendatangi rumahnya. Sejak tadi sudah di usir, tapi perempuan itu tetap kekeh berdiri di sana. Ferdinand menghampirinya dan bertanya untuk apa berada di rumahnya."Dia mencari Tuan Jonat
Read more
Boleh Jadi Papaku?
Senyum mahal yang tidak pernah terlihat dari bibir Jonathan kini terlihat begitu murah di depan Berlian."Aku hanya ingin kamu tersenyum di depan aku, bukan orang lain," ujar Jonathan."Pa Jo semakin hari semakin aneh, mau aku tersenyum sama siapapun bukan urusan Anda."Berlian mencoba bicara karena ia merasa sangat terganggu dengan apa yang dikatakan pria itu. Namun Jonathan hanya terkekeh, pria itu malah tersenyum menatap Berlian."Aku memang bukan siapa-siapa kamu, tapi aku kemungkinan adalah Ayah dari anak kamu."Jantung Berlian berdetak begitu kencang mendengar pernyataan dari Jonathan. Bagaimana bisa kalimat itu terlontar dari mulutnya padahal ia sudah mengatakan jika Cinta bukan anaknya.Setelah berbicara hal itu Jonathan pun langsung pergi begitu saja. Sementara, Berlian mematung di tempatnya. Tubuhnya keringat dingin, apa yang ada di pikiran yang kini pasti mengganggu aktivitasnya."Kenapa dia bisa bicara seperti itu, apa aku harus menghindari dan pergi saja?" ujarnya. Berli
Read more
Perasaan Tidak Menentu
"Ma, boleh kan Om Jo jadi papa aku?" Cinta kembali bertanya pada sang ibu yang terlihat syok mendengar pertanyaannya.Bahkan lidah Berlian kelu untuk berbicara, mulutnya seperti sulit untuk terbuka lebar dan menjawab apa yang ditanyakan oleh putrinya.Sementara Jonathan menunggu jawaban dari Berlian. Hanya sekedar ingin tahu apa yang akan dikatakan oleh wanita itu setelah memberikan penjelasan jika cinta bukan anaknya."Pasti boleh dong kata Mama, lagi pula kamu suka kok kalau Cinta jadi anak Om. Iya kan mama Berlian?" "Hah?" Kali ini Berlian memang tidak bisa berbicara apapun. Seperti terjebak oleh pusaran pertanyaan Cinta."Ehm, itu nanti kita bicarakan lagi. Sepertinya Pak Jo harus pulang karena tidak enak dengan tetangga sekitar kalau melihat aku yang tidak memiliki suami di kunjungi oleh pria dalam waktu lama. Apalagi tidak ada Bu Raya," ujar Berlian. Hanya alasan itu yang mampu membuat pria itu keluar dari rumahnya. Ia merasa tidak nyaman saat Jonathan terus-terusan bertemu de
Read more
PREV
123456
...
41
DMCA.com Protection Status