Semua Bab Setelah Suami Selingkuh: Bab 41 - Bab 50
99 Bab
Bagian 41
Stela dan kakeknya berpindah ngobrol di taman belakang usai makan malam. Memakai mantel tebal, keduanya duduk pada kursi besi dengan satu meja di antara mereka. Dua cangkir teh hangat sudah di atas meja, ditambah sepiring biskuit. Suasana malam pun terasa sejuk, tapi juga hangat meski hawa dingin sesekali meniup mereka."Jadi, ucapan kakek dulu benar 'kan?" Bill bertanya usai menelan biskuit yang sudah dikunyahnya beberapa saat.Stela yang tengah memandangi lampu taman di bawah pohon cemara, mengangguk mengiyakan."Dia selingkuh, Kek. Dia tega menduakan aku." Stela kini menatap sendu ke arah sang kakek, mengadu bahwa hatinya sedang hancur."Kakek sudah tahu.""Sungguh?" Stela membelalak. "Dari mana kakek tahu?"Bill tersenyum bukan tanda senang melihat Stela sedih, melainkan menunjukkan kalau dirinya masih peduli."Kau pikir kakek tidak memantaumu? Dari ujung sana, kakek selalu memperhatikanmu. Bagaimana kesedihan dan masalahmu, semua kakek tahu."Stela merengut dan menggembun
Baca selengkapnya
Bagian 42
"Itu mobil Peter," kata Stela begitu mendapati sebuah mobil yang berada di tempat parkir bagian paling depan.Stela melajukan motornya dan berhenti tepat di samping mobil Peter. Setelah itu Stela turun dari motornya dan melepas helm. Toleh kanan kiri, Stela lebih dulu menyapu pandangan ke sekitar. Suasananya begitu sunyi dan sepi. Namun, beberapa mobil dan motor masih terparkir rapi berjejeran. Mungkin semua pemiliknya masih berada di dalam."Di mana Peter?" Stela celingukan. Ingin coba menelpon, ternyata ponsel Stela lupa terbawa saat dirinya sedang mengambil kunci motor yang ada di gantungan. Ponsel itu tergeletak di atas meja di dekat lemari besar."Sial! Aku melupakan ponselku!" umpat Stela sambil berdecak.Sekali lagi melihat ke sekeliling, Stela berjalan menghampiri mobil Peter. Stela mencondongkan badan, lalu menempelkan kedua tangan dengan wajah tengahnya lalu mengintip suasana di dalam mobil.Melihat jok depan tidak ada siapa pun, tapi terlihat kunci mobil menancap pada
Baca selengkapnya
Bagian 43
Hampir satu jam Stela akhirnya sampai di rumah. Karena tidak ingin keluarganya tahu kalau dirinya keluar rumah, Stela meminta Glen menurunkannya di jalanan kompleks saja. Soal motor, tak lama kemudian Tomy muncul karena memang mengikuti di belakang.Meski jarak cukup jauh, Stela terpaksa mendorong motornya hingga sampai di halaman rumah.Stela memarkirkan motor ayahnya di garasi lalu merogoh kunci pintu dan bergegas masuk ke dalam rumah."Tidak ada yang tahu aku pergi," gumam Stela.Dalam suasana remang-remang di dalam rumah, Stela melangkah mengendap-endap supaya langkah kakinya tidak terdengar. Rasa kantuk yang ia tahan dan tidurnya yang tertunda, kini sudah bisa terempaskan di atas kasur. Saking ngantuknya, Stela sampai lupa melepas alas kaki karena langsung ambruk begitu saja di atas ranjang.Keesokan paginya, Peter sudah bangun dengan keadaan normal. Kepalanya sudah tidak pening lagi. Hanya tinggal badannya yang mendadak terasa pegal-pegal. Masih duduk bersandar di atas ranj
Baca selengkapnya
Bagian 44
Ketika Alex dan Emma sudah berangkat, Stela yang masih menikmati sisa roti bakarnya tengah dipandang tajam oleh dua orang yang tengah duduk berdampingan dengan kursi terpisah. Mereka berdua menatap sengit, tapi juga ada rasa penasaran"Hei, Stela!" panggil Angela sambil mengacungkan pisau yang ia gunakan untuk mengiris roti.Stela mendongak dan hanya menaikkan satu alisnya."Ada apa denganmu?""Iya, ada apa denganmu?" sambung May. "Apa kau kerasukan makhluk halus?"Stela mengerutkan dahi tidak paham. "Apa maksud kalian?"Angela berdecak sembari meletakkan pisau di atas piring, lantas ia memiringkan kepala menatap Stela. "Aku tahu kau tidak suka dengan hubungan Alex dan Emma, aku juga tahu kau marah. Aku hanya heran kau jadi bersikap biasa."Stela mengatupkan bibir membentuk garis lurus. Ia sedang menahan tawa ketika melihat raut aneh pada wajah dua wanita di hadapannya itu. Masih ditatap oleh mereka, Stela terdengar berdehem sambil mendaratkan kedua tangan terlipat di atas meja
Baca selengkapnya
Bagian 45
Sepertinya hari ini menjadi kesialan untuk Peter, tidak bertemu dengan Stela, mobil pun tidak sengaja menyerempet mobil orang. Yang tambah membuat kesal, sang pemilik mobil itu mencak-mencak di luar sana menunggu Peter untuk segera ke luar."Maaf, aku tidak sengaja," kata Peter meminta maaf."Enak saja!" Jawab wanita berkemeja itu. Sepertinya dia pekerja di perusahaan ini. "Kau tidak lihat mobilku sampai lecet begitu.""Kan sudah aku katakan, aku tidak sengaja," balas Peter. "Kau tidak usah nyolot begitu, aku akan ganti rugi.""Harus itu!" timpal wanita itu dengan angkuh. "Ini mobil mahal, kau pikir kau bisa menggantinya. Karyawan saja kau belagu!""Dia tampan, tapi sepertinya cuma karyawan biasa," batin wanita itu.Peter tak terasa mengepalkan kedua tangannya karena geram melihat kelakuan wanita asing di hadapannya itu. Mungkin akan berbeda dia melihatnya ketika Peter datang memakai jas, sayangnya jas yang ia kenakan tertinggal di kantor. Tampilan Peter yang kacau juga membuat
Baca selengkapnya
Bagian 46
Peter membawa Stela ke rumah lamanya lagi. Sebelum ke sana, tentunya Peter sudah bertanya lebih dulu apakah Stela setuju ke sana atau tidak.Mereka berdua kini sudah duduk di teras taman belakang, memandangi pepohonan yang rindang di hutan yang tidak jauh dari rumah. Berjalan kaki, mungkin hanya berjarak 500 meteran akan sampai di hutan tersebut."Aku betah di sini," celetuk Stela tiba-tiba, sambil masih memandang luas ke luar sana"Kalau orang tuaku tidak mengajak pindah, aku juga betah di sini," sahut Peter.Stela menoleh dengan kepala miring bersandar pada kedua lutut yang saling menempel. "Kenapa?""Entah." Peter balas menoleh sambil angkat bahu. "Mungkin karena jauh dari keramaian.""Benar …" Stela mengangkat kepala dan kembali menatap hutan itu. "Kira-kira, di sana ada apa?" tanyanya mengacungkan jari."Maksudmu di hutan itu?""Ya. Aku penasaran.""Kau mau ke sana?" tanya Peter."Apa tidak ada binatang buas?Peter tertawa. " Mungkin ada, tapi kalau bertemu denganmu pa
Baca selengkapnya
Bagian 47
Tidak ada percakapan selama perjalanan mengantar Stela pulang. Stela masih pias dan termenung enggan berucap. Peter yang merasa bersalah karena tadi sempat salah bicara, juga ragu untuk membuka perbincangan. Hingga sampai di tempat tujuan, bahkan Stela turun dari mobil tanpa mengucap apa pun."Hati-hati," kata Peter saat Stela sudah turun dan hendak menutup pintu mobil. Stela tersenyum tipis dan berpaling."Apa dia sungguh marah padaku?" gumam Peter saat mobil sudah putar balik.Peter yang merasa bersalah, bisa dipastikan tidak akan bisa tidur nyenyak malam ini. Apalagi melihat wajah Stela yang menyedihkan itu, Peter tidak akan tenang kalau tidak berdekatan langsung dengan Stela.Sementara Peter masih memaki dirinya di dalam mobil karena merasa bersalah, Stela mempercepat langkah kakinya menyusuri jalanan kompleks. Ini masih belum larut, akan tetapi suasana di luar sini nampak sudah sunyi. Hanya ada beberapa mobil yang melintas dan berhenti di rumah masing-masing."Harusnya apa
Baca selengkapnya
Bagian 48
Peter kembali menyerahkan pekerjaan hari ini pada Glen dan Paula lagi. Jika Glen merasa biasa saja, lain dengan Paula. Tentunya dia merasa kesal karena Peter selalu bolos soal pekerjaan di kantor. Dia memang bosnya, tapi kalau terus bolos, itu tidak baik juga dilihat para karyawannya.Sementara tugas Tomy, ia dipasrahkan terjun langsung ke lapang. Bulan ini produk dipromosikan akan lebih banyak dari sebelumnya.Memakai kaos biasa dan celana katun panjang selutut, Peter sudah siap pergi. Ia masih khawatir tentang Stela dan rasa bersalah pun masih ada. Dan ini hari pernikahan Alex dan Emma, Peter tidak mau Stela kenapa-kenapa."Apa dia menghadiri pernikahan suaminya?" tanya Peter sambil mengenakan topinya.Musim panas memang sudah mulai terasa, dalam situasi seperti ini bisa saja membuat ke-1adaan Stela ikut memanas. Belum lagi jika ia hadir dalam acara tersebut, gunjingan dan cibiran bisa saja ia terima. Namun, pikiran buruk tentang hal itu ternyata salah. Stela tidak selemah itu.
Baca selengkapnya
Bagian 49
Stela sudah kembali ke rumah sang suami. Di sana, saat Stela baru menginjakkan kaki di ruang tamu, sang suami terlihat bergandengan tangan bersama Emma ke ruangan lain. Stela berdehem membuat mereka berdua berbalik bersamaan."Stela," kata Alex. "Kau dari mana saja?"Stela tersenyum dan mendekat. Ia melenggak dengan langkah gemulai berniat membuat Alex tertarik. Di samping Alex, Emma terlihat mengeraskan rahang tidak suka."Maaf, aku tidak menyaksikan pernikahan kalian sampai usai. Aku ada urusan mendadak," ujar Stela."Its okay, semua berjalan lancar kok. Iya kan, Emma?" Alex menatap Emma sesaat. Emma hanya tersenyum kecut."Oh iya." Stela merogoh tas selempangnya lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam sana benda berbentuk boks persegi. "Ini hadiah dariku untuk kalian.""Apa ini?" Alex menerima benda kotak yang Stela berikan."Kau buka saja. Itu hadiahku untuk Emma." Selepas memberikan benda itu, Stela melenggak pergi menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua."Kemarikan!" E
Baca selengkapnya
Bagian 50
Pagi hari Peter begitu semangat pergi ke kantor. Senyum sumringah tergambar jelas di wajahnya sampai membuat para pelayan dan dua pengawalnya terheran-heran. Peter terkadang senyum-senyum sendiri sambil menatap layar ponselnya yang bersi pesan dari Stela.(Jemput aku pukul delapan malam)Bahagia di wajah Peter, ternyata bisa menular sejauh beberapa kilo meter dari rumahnya. Sedang memasak untuk sarapan, Stela juga nampak tersenyum-senyum. Sesekali ia berdendang menyanyikan lagu dari band favoritnya."Semangat sekali hari ini kau," cibir seseorang dari arah belakang Stela. Angela muncul sudah dengan pakaian rapi.Stela meletakkan sup dan daging bakar ke atas meja. "Bukan urusanmu," sahut Stela setelah itu."Sekarang kau makin berani ya!" cibir Angela lagi."Tentu saja. Memang apa yang harus aku takuti darimu?" balas Stela sambil mendecih."Kau!""Pagi!"Angela urung menghampiri Stela karena saat itu juga Alex datang. Ia kemudian hanya berdecak dan memilih duduk."Wah, seperti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status