All Chapters of Balada Cinta Duda Belanda: Chapter 21 - Chapter 30
67 Chapters
Bab 21 Sabotase
Akhir pekan di Bogor pun berlalu dengan sepenggal harapan cinta yang dimiliki Karel untuk Alexa. Hanya saja ada sesuatu yang tidak mereka sadari, kehadiran Karel sekali lagi mengundang perhatian dan mendatangkan rasa keingintahuan para wanita akan sosok pria berkulit putih kemerahan, berambut lurus berwarna coklat dan memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap itu.Memiliki postur tubuh yang tinggi dan wajah blasteran, membuat Karel sulit bersembunyi dari mata dan kamera yang setia mengikutinya. Maka, tak sedikit dari mereka yang secara diam-diam mengambil foto Karel dan kemudian memasukkannya di laman media sosial mereka. Tentu saja, bukan hanya Karel yang kembali menjadi perbincangan. Alexa pun harus kecipratan mendadak tenar karena kedekatannya dengan Karel, yang berimbas kepada bisnis katering miliknya. "Bu, kita dapat lima orderan baru," ucap Zasky kepada Alexa sambil menunjukkan daftar permintaan katering untuk dua pekan mendatang. "Efek duda Belanda itu, beneran dahsyat!" la
Read more
Bab 22 Prahara Triki
"Karel Hardys, Direktur Operasional PT. Lazeesfood, siang tadi dilarikan ke rumah sakit dengan dugaan keracunan makanan. Karel Hardys bukan hanya satu-satunya korban keracunan makanan, tetapi telah terdata sedikitnya dua puluh lima orang dari tiga perusahaan, yaitu PT. Lazeesfood, PT. Ketarketir dan PT. Haluan Haluin, juga mengalami peristiwa yang sama.""Saat ini, pihak kepolisian dan juga BPOM sedang menyelidiki Triki Katering, sebagai penyedia jasa katering kasus keracunan makanan ini. Sang pemilik katering, Alexa Zivara saat ini tengah berada di kepolisian untuk dimintai keterangan."Ibu Alexa yang menyaksikan berita mengenai insiden yang melibatkan putrinya dari layar kaca tampak panik. Ia pun berusaha untuk menghubungi Zasky setelah berulang kali tidak berhasil menghubungi putrinya. "Zasky! Gimana ini? Kenapa? Ada apa sebenarnya?!" tanya ibu Alexa setengah panik melalui telepon genggamnya. "Maaf Bu, saya juga nggak tahu. Bu Al masih diinterogasi di dalam, ini aku baru aja kelu
Read more
Bab 23 Menjenguk Karel
"Ta, kamu tenang dulu. Beri kesempatan untuk Al bicara. Al, apa sebenarnya yang terjadi?""Aku juga nggak tahu, Ma __""Eh manggil Ma! Berani-beraninya kamu manggil __""Ta, Mama yang minta Al untuk manggil Mama. Sekarang kamu diam, sekali lagi kamu memotong ucapan Al, mama tidak akan memberikan ijin untuk menjenguk Karel, paham?!""Tapi Ma!""Baiklah, silahkan kamu pulang kalau kamu tidak setuju," ucap mama Karel. Mendengar ucapan mama Karel, Meita pun terdiam dengan hati yang kesal. "Ayo Al, lanjutkan," pinta mama Karel. "Semua prosedur keamanan sudah saya lakukan, bahkan sudah kami kroscek. Ada lima orang yang bertugas mencicipi setiap menu yang akan dikirim dan dari setiap menu kami simpan sambelnya di kulkas, jikalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Alexa. "Rekaman CCTV di dapur dan di semua area yang berhubungan dengan katering juga sudah diminta polisi. Saya juga penasaran, sebetulnya masalah ini terletak dimana?" lanjut Alexa. "Kalau begitu, kita tunggu saja
Read more
Bab 24 Langkah Selanjutnya
Keesokan harinya, manajemen Triki segera melakukan penyelidikan internal, guna menemukan penyebab dari kasus keracunan makanan yang menimpa beberapa pelanggan mereka. Dimulai dengan menginterogasi semua karyawannya tanpa terkecuali, pemeriksaan seluruh bahan baku yang tersimpan baik yang di mesin pendingin ataupun lemari. Kemudian, Alexa melakukan pemeriksaan langsung terhadap hasil rekaman CCTV yang otomatis tersimpan dalam laptop manajemen. "Bu, saya sudah cek semua hasil rekaman CCTV-nya, tapi saya nggak menemukan sesuatu yang mencurigakan," ucap Zasky. "Orang yang tidak dikenal ataupun karyawan dengan gerak-gerik mencurigakan juga nggak terlihat," lanjut Zasky lagi. "Ky, coba kamu panggil Dio," pinta Alexa agar memanggil kepala penanggung jawab distribusi. Tak lama, Dio datang menemui Alexa di ruang kerjanya. "Yo, waktu kamu anterin katering kemarin, ada yang beda nggak? Kamu tahukan maksudnya?""Iya, saya tahu Bu. Saya dari kemarin juga mikir, ada missed dimananya? Karena s
Read more
Bab 25 Ganti Rugi
"Aduuuh, apalagi?!" lirih Alexa yang mood-nya anjlok seketika. "Apa sih, Ta?" tanya Alexa kepada Meita dengan kesal. "Apa? Cih, ngapain kamu kesini lagi? Belum cukup ngeracunin Karel?""Belum," jawab Alexa seolah menantang balik Meita. "Belum cukup, aku belum lihat dia ngomel-ngomel complain akan jilbabku yang nggak matching sama bajuku, complain akan sepatuku yang terlalu cowok dan nggak ada feminin-femininnya, complain akan aku yang selalu jutek di depannya, complain ___""Kalau kamu mulai terlalu baik seperti sekarang," potong Karel tiba-tiba yang membuat Alexa dan Meita terkejut. "Sekar barusan WA, katanya kamu barusan bayar tagihannya, ngapain?" tanya Karel. "Ooo jadi sok malaikat pakai acara ngebayarin tagihannya?" sindir Meita. "Iya Ta, aku lagi malaikat mode on, yang kayak di cerita-cerita itu, malaikat tanpa sayap. Hmm yaah, sayap memang nggak punya, tapi kartu debit selalu ada di dompet," jawab Alexa dengan santai dan berharap ia bisa dapat melenggang dengan cepat. "
Read more
Bab 26 Ujian Bertubi-tubi
Di suatu sudut kota Jakarta, di sebuah pemukiman padat penduduk, anak-anak seusia TK tengah bermain dan berlarian kesana-kemari. Para penjaja makanan keliling datang silih berganti dengan membunyikan suara khas dagangan mereka untuk menarik pembeli. Di tengah keramaian itu, terlihat wanita memakai slayer sebagai bando di kepalanya dan berjalan anggun ke sebuah rumah petak dengan satu kamar. Dengan mengetuk pintu rumah tersebut, ia memanggil sebuah nama, "Pak Karyo, saya di depan."Tak berapa lama, seorang pria berusia sekitaran akhir tiga puluh tahun, membuka pintunya dan mempersilahkan wanita itu untuk memasuki rumahnya. "Ada apa, Bu Meita? Apa tugas saya kemarin belum selesai?""Pak, Bapak yakin kan nggak ada yang lihat Bapak masukin bubuk itu?" lirih Meita sambil matanya sibuk memperhatikan sekitar, berharap tidak ada orang yang mendengar percakapannya. "Aman, Bu. Saya yakin tidak akan terlihat di CCTV, karena saya selalu membelakangi kameranya," jawab Karyo penuh dengan keyaki
Read more
Bab 27 Masih Menjadi Misteri
Malam semakin larut, Karel dan Alexa telah berada di kamarnya masing-masing dengan rasa berbunga di dalam hati mereka. Berbeda hal dengan Meita, yang masih menantikan pemberitaan akan kelanjutan kasus yang ia dalangi. Lain halnya dengan Arga, mantan suami Alexa yang ternyata mengambil sikap tidak peduli terhadap masalah yang dihadapi oleh mantan istrinya itu. Ia memilih untuk bersenang-senang dengan menikmati akhir pekan di Kuala Lumpur, Malaysia. Tentu saja, hal itu berakibat jatah nafkah untuk ketiga putrinya dipangkas habis-habisan. "Kim, ayah sudah transfer belum? Kok, di rekening ibu belum masuk," tanya Alexa. "Udah kok, Bu. Ayah transfer ke rekening aku, tapi cuma satu juta," jawab Kimi. "Satu juta lagi? Bulan lalu juga cuma satu juta, sekarang juga satu juta. Apa kamu sudah tanya kok cuma segitu? Kan harusnya minimal tiga juta?""Udah, katanya ayah lagi banyak kebutuhan," jawab Kimi dengan malas. Kimi memang paling malas jika harus membahas uang kiriman dari ayahnya, karena
Read more
Bab 28 Akhir dari Triki
"Intinya, besok statusnya tersangkanya Triki bakal dicabut," ucap Alan. "Alhamdulillah, jadi Triki sudah bisa kembali beroperasi dengan normal, ya?" tanya Karel. "Aman, Karl. Nah, temen-temen penyidik masih ngembangin kasus ini, masih mencari kemungkinan-kemungkinan pihak yang terlibat. Bakalan ada pemanggilan saksi-saksi lagi," jelas Alan. "Oiya satu hal lagi yang mau gua tanyain, itu masalah Al nyamperin para korban itu gimana?" tanya Karel. "Oh itu, aman. Sudah gua konfirmasi ke para korban, katanya Al itu datang untuk minta maaf, trus yaa biasa lah, namanya njenguk biasanya kan ngasih bingkisan. Nah, untuk tagihan rumah sakitnya, itu juga sudah klir. Al nggak cover semuanya, karena banyak dari korban yang biaya perawatannya ditanggung perusahaan. Jadi mungkin sekitar 25% aja yang Al keluarkan dari seluruh total biayanya," jelas Alan. "Alhamdulillah! Lega gua, malam ini gua bisa tidur nyenyak!" seru Karel bahagia. "Ini bocah emang beneran cinta ke Al, ye!" seru Mario. "Emang!
Read more
Bab 29 Kepanikan Meita
Di satu sudut kota, di sebuah taman yang sepi, Meita tampak gusar dengan tangan yang terus bergerak untuk mengurangi ketidaktenangan hatinya. Lalu, seorang pria bertopi dan memakai kacamata hitam pun mendekati. Tanpa bicara, Meita menyerahkan sebuah plastik hitam kepada pria tersebut. Si pria pun memeriksa isinya sepintas saja, lalu ia mengembangkan bibirnya membentuk senyuman. "Senang bekerja untuk Anda, Nyonya cantik," lirih pria tersebut di telinga Meita, yang membuatnya risih dan ingin segera menyingkirkan pria tersebut secepatnya. Dengan wajah berseri, pria tersebut meninggalkan Meita yang masih tampak gemetar. Beberapa saat kemudian, Meita sudah dalam perjalanan menuju kediamannya. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara dering gawainya. "Bikin kaget aja, Lo!" hardik Meita. "Wesh, easy Bu!""Dimana, Lo?!" tanya Meita. "Depan rumah Lo. Buruan!" Meita pun menambah kecepatannya agar dapat segera sampai di rumahnya dan beberapa saat kemudian, ia telah berada di dalam rumahnya ber
Read more
Bab 30 Kejahatan yang Terungkap
Di sebuah ruangan putih, dengan tiga buah kursi dan satu meja, Meita menunggu dengan jantung berdebar. Entah sudah berapa lama ia menunggu, tetapi belum ada satupun penyidik yang menemuinya. Hal itu tentu saja membuat kegusarannya semakin menjadi. Ini polisi pada ngapain, sih?! Masa' gue dibawa kesini, terus dicuekin?! Pak Pol, niat Lo apaan?! gumam Meita dalam hati. Sementara itu, para penyidik menyengaja dengan membiarkan Meita duduk sendiri dalam ruangan yang berukuran dua kali dua, dengan kamera monitor yang merekam dari detik ke detik. Sebuah teknik interogasi yang digunakan di seluruh dunia, dengan membuat saksi stres dengan menunggu ketidakpastian statusnya, sehingga di suatu titik kelelahan psikisnya akan membuat saksi mengungkapkan semua yang ia ketahui tanpa terkecuali. "Bagaimana?" tanya kepala penyidik kepada bawahannya yang sedang mengamati Meita melalui cermin satu arah. "Saksi sudah mulai tidak tenang, ia berulang kali bergerak yang menunjukkan kondisi psikisnya
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status