All Chapters of Balada Cinta Duda Belanda: Chapter 11 - Chapter 20
67 Chapters
Bab 11 Karel's Confession
"Apakah kamu kembali menyukai Alexa?"Mendengar pertanyaan sang bunda, Karel memejamkan matanya lalu merubah posisinya, dari bersandar menjadi sebaliknya. Ia mencondongkan badannya ke depan dengan kedua tangan menyangga kepalanya, menandakan beban pikirannya yang rumit. "Entahlah, Ma. Mungkin aku menyukainya, mungkin rasa itu masih ada sampai saat ini, tapi entahlah, Alexa tetap seperti yang dulu, yang tidak memperdulikan rasa cintaku padanya," lanjut Karel. Sang bunda pun berpindah duduk ke samping putra pertamanya itu, lalu mengelus-elus kepala putra yang sekaligus telah menjadi kepala keluarga sejak usia belasan tahun. Karel pun meletakkan kepalanya di atas pangkuan sang bunda. "Karl, sekarang adalah masa dimana seharusnya kamu menikmati hidupmu, jangan kamu bebani dengan pikiran yang tidak perlu. Usiamu bukanlah remaja lagi, dimana trial and error sudah tidak berlaku di usiamu yang nyaris setengah abad. Do what you think is right, nggak usah overthinking, just relax. Kamu dapat
Read more
Bab 12 Penjelasan ke Meita
"Alexa! Al! Answer me, Al!" teriak Karel setengah panik. Setelah itu, terdengar suara telepon dimatikan, Karel pun memejamkan matanya dan menengadahkan kepalanya. "Why, Al? Why?" lirih Karel kemudian. Perlahan rintik hujan mulai jatuh membasahi bumi, kemacetan pun semakin menjadi. Akhirnya Karel membatalkan rencananya untuk menemui Alexa dan memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Dalam rintik hujan yang semakin lama semakin deras, membuat suasana hati Karel semakin kelabu. Di kegalauan hatinya, ia hanya dapat berharap agar Alexa melunakkan hati untuknya. Sementara itu, Alexa tengah memandang hujan yang membasahi jendela kamarnya dengan perasaan yang berkecamuk. "Karl, why? Why now? Bukan dua puluh tahun yang lalu!""Aku bukan Al yang dulu lagi, Karl. Aku bukan Al yang selalu menjadi telingamu. Aku lelah, aku capek akan romantisme yang tidak jelas! Lalu sekarang kamu ingin menjelaskannya? Kamu ingin mengakhir pertemanan kita menjadi hubungan percintaan?""Aku nggak sanggup, Karl. A
Read more
Bab 13 Hati yang Lelah
Alexa kembali ke rumahnya dengan hati yang dipenuhi dengan tanda tanya akan masa lalu Karel yang tidak diketahuinya. "Aku nggak mungkin nanyain langsung ke Karel, bisa bahaya kalau salah-salah. But, apa sih? Wait, jangan-jangan masalah narkoba itu yang Meita maksud? Ah itu aku sudah tahu, but he's totally sober now. Trus masalahnya apa? Penggelapan dana? Mafia? Haish ini sudah seperti sinetron atau drama Korea!""Sudah ah, aku nggak mau ambil pusing tentang Karel. Sepanjang nggak ada efeknya di aku, ngapain ribet! Toh, kayak aku punya hubungan spesial sama dia, kan nggak? Dari dulu juga nggak. Karel tetap Karel yang nggak pernah memandang aku lebih dari temen curcolnya, titik nggak pake koma!""Jadi kamu jangan GR, kalau Karel baik sama kamu, Al. Karel memang baik, itu aja. Dia memang baik ke semua orang, jadi kamu sebenarnya nggak mendapatkan perlakuan lebih dari Karel," ucap Alexa kepada dirinya sendiri untuk menetralkan hatinya. Kali ini Alexa kembali menipu dirinya sendiri dengan
Read more
Bab 14 Penyangkalan Karel
Sepekan pun berlalu, baik Alexa ataupun Karel masih tetap dalam keheningan dengan harapan semua rumor yang beredar akan menguap tanpa menyisakan sedikitpun berita tentang kedekatan mereka. Tetapi, keheningan itu harus terusik dengan munculnya foto-foto lama Alexa dan Karel, saat masih berseragam putih biru. Foto-foto dimana mereka berdua tergabung dalam kegiatan-kegiatan OSIS. Walaupun dalam foto-foto tersebut tidak memperlihatkan hubungan khusus diantara mereka berdua, tetapi sudah cukup untuk membuat sebuah opini publik akan kisah cinta keduanya. Di saat akhir pekan pun dinikmati Karel untuk bertemu dengan Mario di sebuah coffeeshop, setelah menghabiskan waktu bermain golf bersama. "Wah Karl, kamu benar-benar menjadi selebriti dadakan!" seru Mario penuh semangat, setelah melihat sahabatnya muncul di berbagai berita media online. "Karl, kenalin gue ke Alexa, dong! Gue mau tahu, secantik apa orangnya sampai-sampai seorang Karel bisa tiba-tiba bergerak!""Maksud Lo? Gue selama ini
Read more
Bab 15 Sekretaris Merangkap Konselor
Hari berlalu, pekan pun dilalui dan bulan pun dilewati tanpa adanya perkembangan hubungan antara Karel dan Alexa. Keduanya sama-sama dalam posisi diam, tanpa berharap suatu apapun. Aktivitas Karel dan Alexa pun berjalan seperti biasa dan rumor kedekatan mereka berdua pun menguap begitu saja dengan seiring berjalannya waktu. Meita pun merasa lega dengan tidak terjadinya kedekatan lebih lanjut antara mantan suaminya dengan Alexa. Tetapi efek dari hubungan menggantung antara Karel dan Alexa, dirasakan benar oleh Sekar yang kembali mendapatkan mode kulkas dari atasannya itu. Wajah kaku tanpa senyum, berjalan cepat tanpa melihat sekelilingnya, serta jam makan siang yang kembali dilewatkan oleh Karel. Maka dari itu, Sekar pun memberanikan diri untuk bertanya akan masalah yang dialami oleh atasannya itu. "Pak permisi, boleh saya masuk?" tanya Sekar dengan membuka sedikit pintu ruangan kerja Karel. "Masuk," jawab Karel. Sekar pun memasuki ruangan Karel lalu duduk di depan meja kerjanya.
Read more
Bab 16 Bertemu Mama
Mendengar namanya dipanggil, Alexa segera mencari arah suara tersebut, yang ternyata berasal dari seorang wanita paruh baya, sekitar lima-enam tahun lebih muda dari sang bunda. Mata Alexa pun terbelalak setelah menyadari siapa wanita yang menyapanya. "Ibu, Mamanya Karel kan?" tanya Alexa. "Iya, saya mamanya Karel, ternyata ingatan kamu cukup baik, padahal terakhir Mama ketemu kamu di acara resepsi Karel, dua puluh tahun yang lalu," jawab mama Karel. "Ibu juga ingatannya kuat, masih ingat saya, padahal saya kan teman ada, tetapi tiadanya Karel," canda Alexa. "Ada dan tiada, bagaimana? Kamu itu adalah teman yang Karel butuhkan, selalu ada untuk telinganya dan selalu ada untuk memarahinya," balas ibu Karel, juga dengan bercanda. "Kalau untuk marahin Karel, sepertinya kebalik tuh, Bu. Soalnya, selama saya berteman sama Karel, lebih banyak dia yang ngomelin saya, tuan bawel pokoknya," seloroh Alexa yang membuat ibunda Karel tertawa. "Eh, kebetulan kita ketemu disini. Selesai belanja,
Read more
Bab 17 Perseteruan Alexa dan Meita
"Eh Ta, kamu juga lagi disini?" tanya Alexa yang cukup terkejut dengan kemunculan Meita yang tiba-tiba. "Meita, apa kabar? Ayo, duduk sekalian, kita ngobrol bareng," sahut mama Karel. "Alhamdulillah baik, Ma. Terima kasih, tapi aku nggak mau duduk bareng perempuan munafik seperti ini!""Ta, munafik seperti apa yang kamu maksud? Al disini karena mama yang mengajaknya, tadi kami bertemu ketika berbelanja. Ayo, duduk sini," ucap mama Karel dengan tenang dan senyuman. "Iya Ta, yuk duduk di sini," ucap Alexa sambil menarik kursi di sampingnya. "Nggak, aku masih ada keperluan. Maaf Ma, aku harus pulang karena nanti sore, cafeku dibooking untuk acara bedah buku, jadi aku nggak bisa lama-lama," jawab Meita sambil membungkukkan badannya untuk memberikan ciuman di tangan dan pipi mantan ibu mertuanya. "Alhamdulillah, bisnis cafemu lancar, semoga semakin barokah ya, Ta," ucap mama Karel sambil mengelus punggung Meita. "Barakallah, ya Ta," ucap Alexa menambahkan. "Makasih. Al, sebaiknya kam
Read more
Bab 18 Glamping
Di malam hening, Karel merebahkan badannya di sofa sambil menekan-nekan tombol remot TV, mencari tayangan yang menarik minatnya. Tetapi tidak ada satupun yang membuatnya menghentikan pencariannya. Ia pun meletakkan remote TV lalu menutup kedua matanya dan tetap membiarkan TV menyala dengan tayangan siaran berita berbahasa Inggris. Pikirannya melayang tidak karuan setelah sang bunda memberitahu tentang insiden antara Alexa dan Meita. Karel mengetahui benar jika Alexa sudah pasti akan menjauhinya setelah insiden itu, yang tentu saja hal tersebut membuat suasana hatinya menjadi tidak karuan. "Telepon, nggak? Telepon, nggak? Nggak, telepon? Telepon!" lirih Karel sambil memainkan jarinya. Lalu dengan cepat ia mengambil telepon genggamnya, lalu menekan angka satu yang telah merupakan panggilan cepat ke nomor telepon Alexa. Alexa yang sedang asyik di dunia maya dalam pertemanan onlinenya pun terusik dengan suara dering gawainya. "Ish, ngapain sih malam-malam gini?!" lirihnya kesal sambil
Read more
Bab 19 Jumpa Lagi
"Mbak, kita udah jauh lho, aku takut," ucap Kaiya dengan wajah cemas dan tangan yang menggenggam erat tangan Kimi. "Tenang, in syaa Allah aman. Mbak bawa HP, kok. Nih tinggal pakai google map untuk cari jalan pulang," jawab Kimi tenang. "Trus baliknya kemana?""Ya ke pusat lokasi perkemahan, udah kamun tenang aja. Eh lihat tuh, ada sungai!" seru Kimi dengan menunjuk ke arah aliran sungai di sisi kanan mereka. Keduanya pun berjalan mendekati sungai. Keduanya pun berjongkok di pinggir aliran sungai dan mencelupkan tangannya. "Airnya dingin banget!" seru Kaiya "Air es!" sahut Kimi. Keduanya pun asyik berswafoto dengan berbagai gaya dan posisi. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki mendekat. Kaiya pun mendekati Kimi dan bersembunyi dibalik badannya. "Kamu ngapain, wajarlah kalau ada orang kesini, namanya juga tempat wisata, kamu tenang aja," ucap Kimi untuk menenangkan adiknya, walaupun dirinya juga merasakan hal yang sama. Hampir satu jam berlalu, Kimi dan Kaiya belum juga kemb
Read more
Bab 20 Intervensi Kimi
Kimi menghentikan langkahnya di sebuah tenda berwarna biru langit, yang di depannya terdapat seorang pria yang sedang asyik membaca buku dan tanpa membutuhkan waktu lebih, ia segera menyadari kedatangan tamu di tendanya. "Lho, ngapain kalian disini?" tanya Mario yang dikejutkan dengan kedatangan ketiga putri Alexa. "Main aja, Om. Eh, om Karel kemana?" tanya Kimi dengan mata yang mencari keberadaan Karel di sekitar lokasi tenda. "Om Karel lagi ke __, nah itu dia," jawab Mario, lalu melambaikan tangannya ke arah Karel yang sedang berjalan mendekat. "Lho, kok kalian kesini? Ada apa?" tanya Karel sambil mengerutkan dahinya, sesampainya ia di tenda. "Mau interview, mau wawancara eksklusif sama om Karel," jawab Kimi. Karel dan Mario pun saling berpandangan. "Interview apa? Om jadi deg-degan," canda Karel yang membuat ketiga putri Alexa tertawa. "Eh duduk dulu, ayo sini duduk, biar santai," ajak Mario sambil memberikan tempat untuk ketiga putri Alexa. Kelimanya pun duduk bersila seca
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status