Semua Bab Balada Cinta Duda Belanda: Bab 31 - Bab 40
67 Bab
Bab 31 Pasca Penangkapan Meita
Ditangkapnya Meita, ternyata tidak serta merta membuat kehidupan Alexa kembali damai, ia masih harus disibukkan dengan proses persidangan yang tidak sebentar. Terlebih, Meita menyewa pengacara handal untuk mendampinginya. Bisnisnya pun tidak semenggeliat dari sebelumnya, usaha-usaha untuk kembali meraih konsumen tidak semudah membalikkan telapak tangan. Zasky yang bertanggungjawab atasnya pun dibuat sibuk dan pusing tujuh keliling. "Gimana Ky, ada kemajuan?" tanya Alexa. "Kemajuan dari mikroskop, Bu," jawab Zasky dengan wajah yang kusut karena membaca balasan e-mail dari perusahaan-perusahaan prospeknya. "Masih banyak yang menolak, ya?""Bukan cuma nolak, tapi intinya mereka sudah nggak percaya lagi sama kredibilitas Triki karena sampai bisa kecolongan seperti ini. Mereka meragukan keamanan kita, Bu," jawab Zasky seolah tanpa harapan. "Ya sudah, kita sudah usaha maksimal, sekarang kita coba usaha yang lain. Saya kok tiba-tiba punya ide untuk bikin food truck __""Ibu cerdas!" poto
Baca selengkapnya
Bab 32 Sidang Perdana
Sesuai dengan dugaan Karel, Meita menyewa pengacara ternama untuk membebaskannya dari semua tuntutan. Tetapi tak serta merta dirinya menjadi mudah untuk terbebas dari semua tuntutan. "Bu Meita, tuntutan kepada Anda ini cukup berat, untuk kasus pencemaran nama baik, itu masih bisa kita negosiasilah, tetapi untuk percobaan pembunuhan ini sangat serius," ujar sang pengacara. "Berapa tahun?" tanya Meita langsung pada intinya. "Paling lama enam tahun dikurangi masa tahanan, tetapi masih bisa dikurangi lagi dengan jaminan berperilaku baik selama ditahanan," jawab Binsar Manurung. "Hah! Enam tahun?! Aku akan berusia lima puluh tahun saat itu!""Pak, jangan bercanda dong! Pak, saya nggak pernah berusaha untuk membunuh siapapun, apalagi membunuh mantan suami saya!" sanggah Meita. "Maka dari itu, kita harus dapat membuktikan bahwa tidak ada usaha percobaan pembunuhan dalam kasus ibu. Itu yang harus kita selesaikan terlebih dahulu, bahwa tidak ada niatan untuk menghilangkan nyawa manusia, te
Baca selengkapnya
Bab 33 Berakhir Sudah
Lima bulan berlalu sudah, sidang putusan pengadilan akhirnya menyatakan Meita bersalah atas semua tuduhan, yang embuatnya harus mendekam dibalik jeruji hotel prodeo selama tiga tahun. Mendengar vonis sang hakim yang lebih rendah dari tuntutan jaksa, membuat Meita dapat bernafas lega. Tetapi denda yang harus ia bayarkan bertambah menjadi dua ratus lima puluh juta atau seratus juta lebih besar dari tuntutan jaksa. Hal tersebut dikarenakan, fakta-fakta lain yang baru terungkap dalam persidangan, dimana fakta tersebut bahkan fakta diketahui baik oleh Alexa maupun Karel, yaitu insiden kulkas. "Saya minta agar ibu Narsih untuk maju sebagai saksi dari ibu Alexa," ucap jaksa penuntut umum yang membuat Alexa dan Karel bertanya-tanya. Setelah bersumpah untuk mengatakan hanya kebenaran, Narsih pun mulai ditanyai oleh jaksa. "Ibu Narsih, tolong jelaskan hubungan Anda dengan Pak Karel.""Saya asisten rumah tangga Pak Karel.""Sudah berapa lama Anda bekerja untuk Pak Karel?" tanya jaksa lagi. "
Baca selengkapnya
Bab 34 Menjauh Kembali
"Sekar, give me Al's bank account number," pinta Karel usai sidang keputusan hukuman untuk Meita. "Buat apa, Pak? Kenapa Bapak nggak minta sendiri? Saya nggak berani, nanti saya bisa dicekek," tolak Sekar. "Kar, saya lagi nggak mood bercanda. Give me, her account number, right now!" pinta Karel dengan settingan wajahnya yang garang. Melihat ekspresi sang atasan yang tidak dalam kondisi netral, dengan cepat Sekar mengirimkan nomor rekening milik Alexa dan tanpa mengucapkan apapun, Karel pergi berlalu setelah ia mendapatkan nomornya. Lalu, dengan cepat ia mentransfer sejumlah uang kepada Alexa. "Al, just like I said before, aku nggak mau berhutang. Aku kirim lima puluh dulu, next akan aku kirim lagi. Jangan kamu tolak lagi! Kamu membutuhkannya. Jangan balas pesanku, cukup ambil uangnya dan gunakan untuk kebutuhanmu," ucap Karel pada pesan suara yang ia kirimkan setelah mengirimkan uang kepada Alexa. Mendengar pesan suara dari Karel, rasa di dalam hati Alexa menjadi tidak karuan. Ke
Baca selengkapnya
Bab 35 Kehidupan Tanpa Alexa
Setelah Alexa menghilang, dunia Karel kini lebih ramai dengan kehadiran ketiga putranya, karena setelah ditahannya Meita, hak asuh ketiga putranya secara otomatis jatuh ke tangan Karel. Hal ini membuat sedikit banyak perhatian Karel teralihkan kepada ketiga putranya. Kerinduan untuk bersenda gurau sepanjang malam di akhir pekan, tidak dilewatkan begitu saja oleh keluarga yang saat ini hanya terdiri dari empat orang laki-laki tanpa ada wanita di tengah-tengah mereka. Di malam akhir pekan itu, Karel dan ketiga putranya sedang asyik berkumpul di pinggir kolam renang setelah menikmati makan malam bersama, sambil berbincang dan menatap bintang di kegelapan malam. "Abi, kapan kita jenguk Mimi?" tanya Arman putra ke-duanya, yang telah menginjak usia lima belas tahun. "Hmm kalau mau, besok kita bisa jenguk Mimi. Kamu siapin aja oleh-oleh untuk Mimi, bawain yang Mimi suka.""Oke, Bi. Oiya Bi, tante Al kok nggak pernah kedengaran lagi? Kemana perginya?" Mendengar pertanyaan putra tengahnya,
Baca selengkapnya
Bab 36 Kenangan Bersama Donny
Di siang yang cerah di pertengahan pekan, Alexa sedang asyik berjibaku dengan kertas-kertas sketsa desain pakaiannya. Berlembar-lembar sudah sketsa yang ia hasilkan, dari gaun, gamis, blazer, hingga aksesoris pendukungnya. Kesibukannya yang baru ini, tidak membuatnya melupakan bisnis warung tenda yang dijalankan oleh para mantan karyawannya. Walaupun ia tidak turun tangan langsung untuk mengamati perkembangan bisnisnya, ia selalu mendapat laporan penjualan harian dari Zasky. Bantuan modal yang ia berikan kepada mantan karyawannya, membuat dirinya berperan sebagai investor. Di saat Alexa berhenti sejenak untuk beristirahat, ia dikejutkan dengan notifikasi e-mail yang baru saja masuk. "Tumben ada yang ngimel, siapa?" lirihnya sambil membuka e-mail tersebut. Keningnya berkerut, kepalanya dimiringkan ke kanan dan ke kiri, bertanya-tanya siapa gerangan yang mengirim e-mail ini. "Donny Martin? __ Donny Martin? DONNY MARTIN, KAK DONNY?!" teriaknya spontan hingga ia berdiri dari duduknya.
Baca selengkapnya
Bab 37 The Last Day
Tanpa terasa, hari berganti menjadi pekan dan pekan menjadi bulan. Modal yang Karel berikan untuk Alexa telah menghasilkan beberapa pakaian dari yang sederhana hingga yang mewah. Kesibukan barunya dalam bidang fashion, tidak melupakan bisnis kulinernya yang telah ia serah tugaskan kepada Zasky. Zasky secara pekanan melaporkan hasil penjualan warung-warung tenda yang kini telah tersebar menjadi empat cabang dalam kurun waktu hampir setahun dan dalam kurun waktu yang hampir sama, Karel dan Alexa sudah tidak berhubungan sama sekali. Alexa yang mengganti nomor telepon dan merahasiakan nomor barunya dari orang-orang yang berhubungan dengan Karel, telah merasakan efeknya, yaitu ketenangan dalam kesehariannya. Hingga tanpa ia sadari, ia telah sedikit banyak melupakan keberadaan Karel. Kesibukan baru yang menyita waktunya, juga turut andil dalam rasa yang perlahan-lahan menguap. Tetapi, beda Alexa, beda pula Karel. "Pak, sekarang Anda sudah ditunggu untuk rapat direksi," ucap Sekar perlahan
Baca selengkapnya
Bab 38 New Business
Dalam sebuah ruangan tanpa jendela, cahaya matahari hanya mengintip dari lubang-lubang ventilasi yang terletak di bagian atas dinding. Beberapa pria berbadan tegap dan besar tengah berbincang dengan serius. Tak seberapa lama, pintu diketuk. Salah satu dari mereka pun berdiri dan segera membukakan pintunya. "Hii, finally you're here. Welcome!" ucap pria itu sembari menjabat tangan Karel dan diikuti dengan lainnya. "Thanks, Bro!" "Akhirnya aku bisa keluar dari jas dan dasi," seloroh Karel yang membuat seisi ruangan tertawa. "Ayo, kita semua duduk dulu," ajak Alan. "Alhamdulillah, akhirnya sirkuit ini jadi juga, thank's to Karel sebagai investor terbesar kita," ucap Juna, yang ditunjuk sebagai direktur sirkuit, yang diberi nama sirkuit Remala atau penggabungan atas tiga nama penggagas dan pendana utama, yaitu Karel, Mario dan Alan. "Bulan depan, bertepatan dengan awal liburan kenaikan kelas, sirkuit ini akan dibuka dengan diadakan lomba balap motor bebek
Baca selengkapnya
Bab 39 Bertemu Donny
Resto and coffeeshop yang diberi nama Chequered Flag by Ganbatte itu telah berdiri dengan elegan di salah satu sisi sirkuit. Sesuai dengan namanya, nuansa hitam putih menjadi warna utama restoran dan coffeeshop tersebut. Bahkan para waiter turut menggunakan seragam yang senada, yaitu t-shirt kotak-kotak hitam dan putih, yang dipadankan dengan bawahan berwarna hitam dan topi merah sebagai aksesoris.Di akhir pekan seperti yang sudah dijadwalkan, Alexa bersama ketiga putrinya akan menikmati sejuknya udara di bawah kaki gunung Salak, di perkebunan dan penginapan milik Donny. "Bu, mobilnya sudah datang!" seru Kaiya yang sudah tidak sabar untuk segera menghirup udara segar di pegunungan.Sebuah kendaraan mini bus berwarna hitam dan silver yang dihiasi dengan stiker bergambar sebuah gunung dengan tulisan di bawahnya, The Pelican Hills terparkir di depan rumah orang tua Alexa. Kemudian, pengemudi minibus tersebut menemui Alexa di teras. "Assalamu'alaikum. Bu, saya Danang supir resortnya P
Baca selengkapnya
Bab 40 Karel vs Donny
Karel mengendarai SUV asal Eropa miliknya dengan kecepatan penuh, menuju lokasi dimana Alexa dan ketiga putrinya berlibur selama akhir pekan ini. Rasa penasaran akan pria yang telah membuat Alexa mengeluarkan kilauan di matanya, telah menyingkirkan semua urusannya, bahkan sebuah rencana yang telah matang ia persiapkan bersama rekan-rekannya untuk ajang balapan perdana di sirkuit Remala, ia tinggalkan begitu saja. Setelah setengah perjalanan, terdengar nada dering dari gawainya dan tercantum nama Sekar di layarnya, dengan cepat ia menekan tombol hijau."Laporan!" pinta Karel dengan ketus. Balik mode kulkas beneran nih, Pak Karel! gumam Sekar dan dengan lugas ia segera membacakan informasi mengenai mantan kekasih Alexa. "Siap! Donny Martin, duda dua anak, usia empat puluh delapan tahun. Mantan marketing manajer PT. Agro Persada, Tbk. Mengambil pensiun dini, empat tahun yang lalu dan membuka lahan agrowisata dan outbound, di Bogor bersama dengan lima investor. Lahan yang dikelolanya se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status