All Chapters of Balada Cinta Duda Belanda: Chapter 41 - Chapter 50
67 Chapters
Bab 41 Campur Tangan Donny
"Assalamu'alaikum, saya Donny," sebuah suara yang berhasil menyadarkan Karel dari lamunannya. Dengan senyum kecut, Karel membalas uluran tangan Donny dan menjabatnya erat, sambil berucap, "Wa'alaikumsalam, saya Karel.""Om, ayo kita ke ibu dulu, sekalian makan siang, yuk!" ajak Kimi setengah memaksa. "Iya, kita makan siang bareng dulu, jangan langsung pulang. Sayang tuh, makanannya sudah siap," sahut Donny yang hanya sekedar basa-basi, sedangkan di dalam hatinya, ia berkata sebaliknya. Tolak, tolak! Jangan bilang iya! gumam Donny tetapi wajahnya tetap penuh senyuman ke arah Karel. Basa-basi banget, Lu! Gue tahu mau Lu, apa! jawab Karel di dalam hatinya. Kedua pria yang sama-sama berbadan tinggi dan tegap ini, duduk berhadapan saling menatap penuh kebencian bagaikan rival yang akan bertanding. Sementara Alexa, duduk di sampingnya dan berulang kali melirik bergantian ke arah Karel dan Donny sambil tersenyum geli. "Kalian berdua mau suap-suapan? Kok dari tadi saling memandang, uhuk
Read more
Bab 42 Pernyataan Cinta
Pertanyaan yang bukan sekali atau dua kali dilontarkan orang-orang yang mengenal dengan baik, Karel dan Alexa, tetapi keduanya tidak pernah memiliki jawaban yang pasti. Entah mengapa, keduanya tidak pernah dapat mengungkapkan isi hati masing-masing. "Kenapa Al?" tanya Karel sambil memandang lurus ke Alexa yang membuang wajahnya ke samping. "Kamu nggak pernah nembak aku dan aku juga nggak pernah mau memulainya. Jujurly, aku merasakan ada penghalang antara kita, Karl. Tapi jangan tanya apa, aku sendiri nggak tahu dan nggak yakin, tapi ... entahlah," jawab Alexa yang tidak yakin dengan perasaannya kepada Karel. "Kenapa kalian nggak bicara dari hati ke hati?" "Al selalu menghindari pembicaraan itu," sahut Karl dengan cepat. "Kamu yang selalu mundur sebelum maju. Udahlah, aku capek kalau ngebahas ini.""Permisi, aku sudah selesai," ucap Alexa yang beranjak dari kursinya, lalu berjalan menjauh menuju cottage-nya. Melihat hal tersebut, Karel mengendur duduknya dan membuang nafasnya deng
Read more
Bab 43 Alexa Mau Dilamar?
Di dalam perjalanan menuju kediamannya, Karel menghubungi Mario untuk membantunya dalam persiapan pernikahannya. "Yo, I need your help!" "Ada apa, Bro? Lo kena masalah apa, kok nadanya kayak ada yang gawat?""Ini emang statusnya emergency. Gue tunggu Lu di rumah, ba'da Isya.""Wait, ada kedaruratan apaan?!""Gue mau nikah, ahad besok sama Al, jadi ___""OTW!" sahut Mario dengan cepat dan bergegas menuju mobil yang terparkir di depan rumahnya. Di malam yang cerah, begitu juga dengan hati Karel yang sudah lama tidak merasakan perasaan yang ia rasakan saat ini. Sensasi jatuh cinta memang berefek luar biasa. Tuan Belanda yang terkenal garang, lebih garang dari Kak Ros ini, tiba-tiba saja wajahnya melunak dan dipenuhi dengan senyuman. Garis-garis halus di sekitar mata dan bibirnya menjadi terlihat karena senyuman yang tak jua lepas dari wajahnya. Pemandangan yang berbeda ini, tentu saja membuat Mario tidak percaya. "Terakhir gue lihat Lo kayak gini, hmmm mungkin waktu anak ke-tiga Lo l
Read more
Bab 44 Menjelang Khitbah
"Kak Donny, aku pamit ya. Makasih untuk semuanya, ya Kak.""My pleasure, selalu senang dapat membuatmu bahagia, walaupun bahagia bukan bersamaku," ucap Donny dengan mata sayu seolah ini adalah sebuah kalimat perpisahan untuk yang kedua kalinya. "Kak, jangan bikin aku jadi sedih, aku jadi nggak enak __"Donny segera memotong ucapan Alexa, karena ia tidak ingin membuat mantan terindahnya ini merasa terbebani, "Al, selamat ya. I'm happy for you. Aku tunggu undangannya."Dengan berat, Alexa menjawab, "Makasih, Kak. Aku pamit, ya.""Eh tunggu dulu, ini buat kamu," ucap Donny sambil mendorong dua kardus besar ke arah Alexa. "Apa ini, Kak?""Hasil kebun, buat nambahin isi kulkas kamu," jawab Donny sambil tertawa. "Banyak amat? Ini semuanya?" tanya Alexa keheranan. "Iya, ini hadiah awal, nantikan hadiah selanjutnya di pernikahan kamu," ucap Donny sambil tetap tersenyum dan menatap wanita yang masih ia cintai. "Kak Do __""Don't be sad, you must be happy," ucap Donny dengan lembut. Keingin
Read more
Bab 45 Kedatangan Keluarga Karel
Suasana di kediaman orang tua Alexa mulai sibuk dengan persiapan lamaran yang akan dilaksanakan pada ba'da Isya atau pada pukul setengah delapan malam nanti. Aneka panganan kecil dan besar telah rapi tertata di atas meja. Sekar dengan semangat juang kemerdekaan untuk menyambut sebuah peristiwa yang sangat ia nantikan ini, telah mempersiapkan para petugas penyambutan dan tak lupa pasukan khusus dokumentasi karena peristiwa ini tidak boleh disia-siakan tanpa adanya bukti otentik bahwa bapak Karel Hardys, si duda Belanda nan jutek bin galak akhirnya akan menikah. Tetapi, Sekar juga mengetahui benar, bahwa ia tidak boleh menyebarluaskan berita ini, sebelum semua persiapan pernikahan telah rampung. Jadi ia harus bersabar untuk menunggu hingga undangan disebarluaskan. Akhirnya, waktu telah menunjukkan pukul setengah delapan malam, Karel dan rombongannya telah menyelesaikan shalat Isya berjama'ah dan sedang dalam perjalanan menuju kediaman orang tua Alexa, yang secara normal dapat ditempu
Read more
Bab 46 Mendadak Akad
Ketika cahaya lilin digantikan dengan sinar cahaya lampu yang tiba-tiba kembali menyala, dua keluarga baik Alexa maupun Karel masih belum selesai dengan keterkejutannya akan permintaan dari Karel. "Kamu mau akad malam ini?" tanya ayah Alexa. "Jika Bapak mengijinkan, tapi __ gimana, Al?" Alexa yang tidak siap dengan permintaan Karel ini pun hanya dapat terdiam, jantungnya berdegup dengan kencang, seakan ingin keluar dari rongga dadanya dan mencari siapa biang keladinya. Sedangkan Sekar, yang dengan setia duduk mendampingi Alexa, menyadari apa yang terjadi dengan kakak sepupunya ini. "Pak, otewe Mas atau Bang, kayaknya mbak Al butuh oksigen, deh! Ini statusnya bahaya! Kenceng bener ini!" seru Sekar yang merasakan denyut jantung Alexa yang sangat cepat dan kencang. Ibu Alexa pun menghampiri dan kemudian, membelai lembut punggung Alexa sembari lirih berkata, "Al, sesuatu yang baik, wajib disegerakan. Pernikahan pun hukumnya wajib disegerakan agar tidak menimbulkan fitnah. "Jika mema
Read more
Bab 47 Ikrar Cinta
"Saya terima nikahnya Alexa Zivara binti Fadli Musa dengan mas kawin sebuah liontin platinum bermata safir dibayar tunai."Kalimat pengalihan tanggungjawab dari ayah Alexa kepada Karel, telah berhasil Karel ucapkan dengan lantang dan penuh keyakinan. Genggaman erat antara keduanya adalah sebuah tanda kepercayaan yang diberikan ayah Alexa kepada pria yang telah menjadi suami dari putri satu-satunya ini. Rasa haru dan bahagia sangat tampak dari kedua pihak, terlebih dari kedua orang tua Alexa, yang di usia senjanya ini, masih dapat mengantarkan putrinya kembali menempuh kehidupan berumah tangga. Alexa berjalan dengan bergandengan tangan dengan kedua adik Karel dengan balutan gaun berwarna violet dan dihiasi dengan kerudung berwarna senada. Senyum yang terukir di wajah Alexa menyiratkan kebahagiaannya dan kehadirannya berhasil menghipnotis seisi ruangan. Karel menyambut kehadiran Alexa dan kali pertama inilah ia menggenggam tangan wanita yang telah ia sukai sejak tiga puluh tahun silam
Read more
Bab 48 Family Talk
Keesokan harinya, suasana telah berubah menjadi lebih ramai dari hari-hari sebelumnya. Canda tawa hingga teriakan protes menghiasi sarapan pagi bersama. Di saat itupun, masa untuk Alexa dan Karel mengenal ketiga anak sambungnya. "Senangnya, awal liburan dapat saudara baru!" sahut Kiara. "Eh tapi! Kita sekolahnya kan, beda!" seru Kimi hingga ia berdiri. "Kim, biasa aja, dong. Sekarang kan masih awal liburan panjang, nggak usah ribet mikirin sekolah. Kalian tetap sekolah di sekolah masing-masing, gitu aja kok repot. Eh Rangga, udah kuliah kan?""Iya, Bu.""Dimana trus ambil apa?""Alhamdulillah diterima di jaket kuning, di Fakultas Teknik, jurusan arsitektur interior," jawab Rangga dengan penuh semangat. "MasyaAllah, tabarakallah! Ih pinter bisa jebol kampus nomor satu di Indonesia! Eh tapi, kok beda sama ayah, eh abi. Eh enakan ayah, apa nggak enak? Haish, bebas ya manggilnya. Maaf Pak, dilarang protes," ucap Alexa. "Ibu juga kalau kambuh nggak ada obatnya," protes Kiara dengan b
Read more
Bab 49 Sakit Hati yang Terpendam
Setelah makan pagi bersama, Karel dan Alexa berencana untuk mengunjungi rumah orangtua dari mantan keduanya. Bukan sebuah hal yang mudah, mengingat hubungan masing-masing, baik Karel maupun Alexa dengan mantannya tidak dapat dikatakan hubungan yang harmonis, bahkan sebaliknya. Terlebih Alexa, yang baru saja mengetahui akan perilaku minus keluarga sang mantan yang membuatnya merasa telah ditipu dan diperalat karena harta. Semua itu terungkapkan setelah Alexa menghubungi mbak Ranti, salah satu tetangga orang tua Arga, yang berhubungan baik dengannya, bahkan layaknya keluarga sendiri. "Aduh Al, aku sudah nggak kuat untuk nutupin perilaku ibu mantanmu itu! Aku sudah capek dan aku sudah putus hubungan sama keluarga mantanmu itu!" seru Ranti seakan dirinya mengalami kelelahan psikis. "Ada apa, Mbak? Memangnya ibu kenapa?""Maafin aku, tapi aku harus cerita, biar kamu bisa mengambil sikap dan tidak bertanya-tanya tentang sikap yang diambil sama keluarganya Arga.""Mbak, ada apa sih? Mbok l
Read more
Bab 50 Emosi Mama Meita
Pergumulan cinta pagi itupun ditutup dengan basahnya rambut pasangan pengantin baru ini. Karel menatap penuh cinta ke arah Alexa yang sedang duduk di depan meja rias, sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Lalu ia pun mendekat dan mengambil handuk yang Alexa gunakan. "Eee kok diambil?" protes Alexa. Tetapi Karel hanya tersenyum dan mengambil posisi berdiri di belakang Alexa, kemudian ia mulai menghanduki rambut basah Alexa. "I always love your hair," ucap Karel sambil mengecup pucuk kepala Alexa. "Always?" tanya Alexa yang tidak mengerti akan maksud dari Karel. Lalu, ia pun berbalik ke arah Karel. "Iya, always," jawab Karel yang kemudian berjongkok di depan Alexa. "Do you remember, when we first met?" tanya Karel sambil membelai untaian rambut Alexa. "Kita masih kelas enam SD. Kamu adalah anak laki-laki yang caper dan norak, yang aku sangat berharap untuk tidak pernah satu sekolah dengan anak norak itu," jawab Alexa sambil terkekeh dan memainkan rambut Karel. "Aku yang
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status