All Chapters of Pulang Disambut Bendera Kuning: Chapter 11 - Chapter 20
28 Chapters
Kepanikan Yunita
Suara dering ponsel Fajar membuatnya menghentikan langkah, langsung melihat nama kontak di layar. Kesempatan itu dijadikan Raya untuk kabur sebelum semua penyamarannya terbongkar. "Assalamualaikum, Bu," sapa Fajar langsung. "Walaikumsalam, Nak. Kamu belum tidur?" Nada suara wanita tua itu sedikit cemas. Hanya lewat ponsel dia bisa memantau putranya karena kembali dipisahkan oleh jarak. Jika dulu Fajar berstatus istri orang, sekarang duda yang sedang banyak pikiran. Tentu saja berbeda kecemasan Bu Sumi terhadap putranya, dulu dengan sekarang. "Belum, Bu. Bentar lagi.""Ini udah tengah malam, Nak. Tidak akan ada lagi orang yang mau beli. Lebih baik tutup warung dan tidur. Ibu takut kalau ada orang yang berniat jahat sama kamu kalau buka sampai tengah malam.""Iya, Bu. Tidak usah cemas, Fajar bisa jaga diri.""Jangan larang seorang ibu tidak cemas pada anak yang dilahirkannya. Kamu tak bisa melarangnya, Fajar. Ibu mohon, jaga kesehatanmu, Nak. Kalau kamu sakit, Ibu jauh dan tidak bisa
Read more
Kumis Jatuh
"A-aku yatim piatu, Pa." Dengan susah payah dan penuh pertimbangan, kalimat itu yang meluncur dari bibir. Terpaksa dan berharap kalau itu semua tak terjadi. Yunita masih punya seorang bapak yang sudah renta dan Fajar adalah menantu kesayangan. Perceraiannya mereka saja dengan Fajar tak ia kabarkan pada orang tuanya, apalagi pernikahan kedua. Sama saja akan mencari masalah dan gagal jadi menantu orang kaya. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kalau begitu, kita ziarah saja ke sana sebelum pernikahan kalian dilangsungkan," ujar Papa. Sedikit iba melihat perempuan itu, meskipun kesan pertamanya dia tak suka. Seorang anak perempuan hidup sebatang kara pasti sangat menyedihkan. "Nantilah itu, Pa. Kita atur dulu waktunya," ujar David karena melihat kekasihnya sudah gugup dan bingung mau jawab apa. Sedikit banyaknya dia tahu tentang keluarga Yunita, termasuk calon bapak mertuanya yang lumayan cerewet. "Baiklah. Papa hanya tak ingin kalian kebablasan, makanya kalau memang sudah yakin den
Read more
Siap Menikah
"Kumisnya masih di situ. Emangnya palsu sampai bisa jatuh sendiri?" tanya Fajar bingung. Aneh sekali orang ini.Seketika Raya tersadar kalau sedang dikerjai oleh Papa, terlebih saat melihat senyuman terkulum lelaki tua itu. Berarti Papa sudah tahu kalau aku sedang nyamar. Bisa-bisanya dikerjai begini."Iya nih. Padahal saya cuma bercanda. Mas ini nganggap serius."Papa menepuk bahu Raya dengan sedikit memijit. Gadis itu berusaha menjauh dengan menggeser kursi. Bisa terbongkar penyamaran kalau begini caranya. "Mau kemana, Mas? Jangan buru-buru mau pergi. Temani saya mengobrol di sini." Papa menahan seraya tersenyum simpul. "Maaf, saya sakit perut." Raya sudah merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Padahal, tadi dia begitu senang karena para pelanggan sudah sepi dan hanya berdua saja dengan lelaki penjual nasi goreng. Kalau sesama lelaki, apalagi dipancing dengan persamaan nasib, lelaki bernama Fajar itu tak segan untuk sedikit bercerita tentang maslah kehidupannya yang dipenuhi jur
Read more
Diterima
Di malam yang cerah dengan langit berhiaskan bintang dan bulan purnama, banyak orang berkumpul di halaman depan rumah Pak Tama yang luas. Beberapa rekan kerja serta keluarganya mereka, kerabat dan tetangga ikut hadir dalam acara sederhana hari anniversary Pak Tama dan Bu Harum. Meja kursi yang dibalut dengan kain putih serta diiringi lagu-lagu nostalgia yang diputar dari MP3 player. "Menunya kok kampungan banget sih, Yang? Cuma nasi goreng dan jajanan gorengan," keluh Yunita. "Hiburannya juga gak berkelas. Kita ini kayak orang gak mampu saja, Mas."Perempuan dengan riasan mencolok itu memasang muka masam. Dia sudah menyiapkan pesta mewah di sebuah hotel untuk mengambil hati mertuanya. Sayang sekali, semuanya harus gagal karena ternyata Pak Tama ingin konsep berbeda. "Sudahlah, Yang. Kita hormati keputusan Papa." David mengusap-usap lengan calon istrinya. David juga tak suka dengan acara yang tak layak disebut pesta ini. Dia pun tidak betah di sini karena tak ada acara hiburan musik
Read more
Membahas Mantan
"Aku tak setuju kalau dilangkahi Raya, Pa, Ma. Pokoknya harus kami yang duluan menikah, baru mereka," sergah David setelah acara usai. "Papa sudah menyuruh kalian menikah secepatnya, tapi kalian yang menolak. Alasannya harus Raya yang duluan. Kenapa sekarang jadi ngotot? Apa kalian melakukan suatu kesalahan?" cetus Pak Tama, lalu masuk ke kamar. Berbagai upaya pun dilakukan Yunita dan David untuk menggagalkan rencana pernikahan yang tak dinginkan itu, tapi tidak berhasil. Segalanya sia-sia. Keputusan Pak Tama tak bisa diganggu gugat. Satu bulan kemudian, pernikahan sederhana antara Fajar dan Raya berlangsung dengan sakral. Suara duda itu terdengar lantang dan tegas mengucapkan ikrar.Mungkin bagimu ini cuma permainan, asal kamu tahu, aku tak pernah main-main dalam pernikahan.Fajar menatap wanita yang baru sah jadi istrinya. Cantiknya natural dan sekarang berpenampilan lebih feminim dari biasanya. "Ibu tak menyangka kalau kamu akan menemukan jodoh secepat ini, Nak. Ibu senang, akh
Read more
Ditinggal di Jalan
"Kalian kenapa sih? Batuk-batuk tak jelas. Kayak anak kecil saja, minum pun sampai tersedak," ujar Bu Harum. David dan Yunita nyengir, kelihatan pucat karena cemas yang berlebihan. "Mama jangan kebiasan nyumpahin orang sampai mandul, gak baik itu," ujar Yunita kesal. "Loh, kenapa kamu yang keberatan? Yang Mama bicarakan bukan kamu, loh. Ish, kalau ketemu mantan istrinya Fajar itu, bisa jadi Mama jambak rambutnya sampai botak. Dia telah mencemarkan nama baik seorang istri." Bu Harum merapatkan gigi karena gemas membayangkan cerita menantunya. Yunita tersenyum hambar dan merasa sedikit ngilu di kepala. Tadi dia mengajak David duduk berkumpul dengan keluarga agar terlihat akrab, tapi ternyata tetap saja ada yang membuatnya tak nyaman. Buat apa coba membahas masa lalu? Tak terbayangkan nasibnya kalau semuanya terbongkar. "Mungkin Mbak Yunita kesal karena punya kisah yang mirip kali, Ma," kekeh Raya, tersenyum menyebalkan. "Enak saja kalau bicara. Calon istriku masih gadis dan tak pun
Read more
Berlian Asli itu Istriku
Di sebuah kamar yang dihias sedemikian rupa layaknya buat pengantin baru, Raya sedang duduk termenung. Dia bingung, benarkah pernikahan ini hanya untuk menggagalkan hubungan David dan Yunita agar tidak berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Jika iya, berarti dia adalah perempuan egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri.Tapi kalau dia siap membuka hati untuk mencintai sang suami, bisa saja Fajar pun tak tulus mencintai. Apalagi kesannya dia terdesak dan diminta menikah dengan Raya, anak pengusaha ternama. Banyak kemungkinan kalau semuanya diliputi kepalsuan. "Assalamualaikum!"Suara Fajar diikuti ketukan pintu kamar membuat Raya langsung merebahkan badan. Pura-pura tidur sambil mengawasi pergerakan Fajar. Lelaki yang sudah sah jadi suaminya masuk dan mengganti pakaian. Mengenakan kaos oblong warna biru dongker, dan celana jogger hitam. Lelaki yang terbiasa kerja di kebun sawit dan kini berprofesi sebagai penjual nasi goreng itu terlihat kekar. Raya yang baru pertama kali berduaa
Read more
Rencana Licik Yunita
Raya dan Fajar masuk kamar karena dipaksa orang tua mereka. Masih saling diam, tidak ada senyuman maupun candaan di antara sepasang pengantin itu. Raya mendadak jadi kikuk. Dia yang tadi terkesan pamer kemesraan pada Yunita seketika jadi pendiam. Hilang kosa kata. "Tidurlah!" ujar Fajar, naik duluan ke springbed dan merebahkan badan menghadap plafon rumah. "Kok kamu tidur di sini?""Jadi aku harus pulang ke warung sekarang?" Fajar langsung duduk. "Eh tidak. Kita sudah sepakat akan tinggal di rumah ini dulu." Raya nyengir. Fajar kembali merebahkan badan. Tersenyum tipis melihat Raya yang masih duduk di pinggir ranjang."Sepertinya kamu tidak sungguh-sungguh mengajakku tidur di atas. Sebaiknya aku lantai saja." Fajar mengambil bantal dan hendak tidur lagi di atas ambal. "Eh, jangan. Tidur di atas saja. Aku takut kalau Mama dan Papa akan mengintip. Bisa saja kan? Soalnya Yunita saja bisa nekad mau mengintip kita.""Baiklah." Raya tersenyum. Meskipun bukan alasan karena takut kalau d
Read more
Yunita Mengajak Rujuk
"Aku mau pulang dulu, ya, Pak," ujar Yunita. Hanya sebentar singgah di rumah sederhana itu. Meskipun sudah tua, bapaknya tetap lihai membersihkan rumah. Pokoknya tidak sempat mempermalukan reputasinya sebagai anak karena sang Bapak tidak berkekurangan. "Loh, kok gak nginap? Bapak masih kangen, Nak.""Lain kali saja, Pak. Mas Fajar lagi sibuk buka usaha dan aku sebagai istri harus mendukungnya.""Oh ya sudah. Kamu harus menjadi istri yang berbakti. Titip salam buat suami, mertua dan anakmu.""Iya, Pak. Sehat-sehat di sini, ya," pamit Yunita, memeluk bapaknya sekilas. Di jalan menuju pangkalan ojek, Yunita berpapasan dengan dua tetangga. Ia tersenyum dan menyapa dengan ramahnya. "Wah, berani juga kamu datang ke kampung ini, Yuni?" celetuk salah satu ibu-ibu itu, tersenyum mengejek. "Lah, apa ada larangannya? Ini kampung kelahiranku dan aku ke sini mau menjenguk Bapak. Ada yang salah?" Yunita jadi berang. "Gak ada sih. Tapi apa kamu sudah cerita kalau anakmu sudah meninggal gara-gar
Read more
Terjebak Bersama
Hati memang bisa berbolak-balik. Yang benci jadi cinta dan sebaliknya. Tapi hati tidak bisa pura-pura dan dipaksakan semau kita. Hanya lisan saja yang sering berdusta dan seenaknya ingin mempermainkan hati. Itulah yang Yunita lakukan. Fajar benci keadaan itu. Wanita yang rencananya akan menjadi istri pertama dan terakhir telah menusuk hati dengan belati tajam. Seolah hati bagai permainan, Yunita dengan mudah meminta rujuk. Sejak awal sudah jelas di mata itu tak ada lagi cinta, tapi sedikit penyesalan dan didominasi keegoisan.Saat hati bersiap membuka pintu untuk wanita bergelar istri sah, sang mantan mulai mengusik ketenangan jiwa. Andai saja sudah saling cinta dengan Raya, mungkin akan lebih mudah melawan ombak bersama-sama. "Apa kamu mencintaiku, Raya?" tanya Fajar setelah mereka memasuki mobil. Wanita berlipstik tipis itu tak menjawab, membuang muka ke jendela mobil. Seolah memberikan jawaban kalau dia tak akan mungkin jatuh cinta dengan sang suani.Fajar sadar kalau dia dan Ray
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status