Semua Bab Menjadi Janda di Malam Pertama: Bab 61 - Bab 70
139 Bab
Bab 37 MJDMP A
Bab 37 MJDMP"Mommy-nya Zahira, right?" sahut Ayuma. Kemudian ia menoleh ke arah dr. Ahmad dan Ummi Fahira bergantian, seolah menuntut penjelasan dari keduanya.Sedangkan dr. Ahmad dan Ummi Fahira justru saling melempar pandang."Right, this is my Mom," celetuk Zahira dengan polosnya, mengubah wajah bingung orang-orang di sekitarnya berganti senyuman gemas.Ya, sejak kejadian di kamar itu, Zahira memutuskan untuk tetap memanggil Anjani dengan panggilan itu, tanpa perduli bagaimana jawabannya terhadap tawaran Papanya. Dan Anjani pun tak merasa keberatan dengan hal itu, memang pada kenyataannya ia menganggap Zahira sebagai anak asuhnya."Zahira, kita ganti baju dulu yuk! Zahira juga belum cuci tangan, kan? Belum bersih-bersih," ajak Anjani tanpa berniat meluruskan kesalahpahaman di antara mereka tentang statusnya. Ia bahkan merasa bangga dengan pengakuan Zahira di depan Ayuma. Lagipula ia pun berpikir, jika ia meralat pernyataan Zahira di hadapannya, ia khawatir Zahira akan bersedih den
Baca selengkapnya
Bab 37 MJDMP B
Ia lalu turut masuk ke kamar Zahira. "Kamu kenapa, An? Nggak baik lho bohong sama anak kecil, " ucap dr. Ahmad mengejutkan Anjani."Tidak ada yang berbohong, Bib," sahut Anjani tanpa memandang ke arah sumber suara, merasa enggan memandang lelaki yang baru saja membuat hatinya nggak karuan rasanya. "Kalau memang lagi kesel, bad mood, katakan saja apa adanya, tidak perlu ditutup-tutupi, Zahira juga akan mengerti kok," goda dr. Ahmad yang terus menyudutkan Anjani.Anjani yang baru selesai menguncir rambut kriwil Zahira, kini bangkit dan menatap lelaki yang sejak tadi sengaja menggodanya."Mohon maaf ya, Habib, tapi saya lebih mengetahui apa yang sebenarnya saya rasa, bukan Habib," jawabnya terdengar menohok, tapi dengan pilihan kata dan intonasi bicara yang tetap sopan.dr. Ahmad hanya tersenyum, "Saya sama Zahira mau jalan sama Ayuma, biasa sih Ayuma paling pengen ngajak Zahira main. Kamu ikutan juga yuk," ajak dr. Ahmad tak ingin membuat Anjani merasa diabaikan."Idih, si Habib sok-so
Baca selengkapnya
Bab 38 MJDMP
Bab 38 MJDMPSelepas makan malam dan menemani Zahira hingga tertidur, Anjani menyempatkan diri untuk sejenak menepi, mencari ketenangan untuk hati yang entah mengapa sejak siang tadi menjadi gundah gulana. Taman belakang menjadi pilihannya untuk sejenak berdamai dengan diri sendiri.Membayangkan kedekatan Ayuma dengan Zahira dan Daddy-nya sukses membuat moodnya berantakan. Ada rasa cemburu, tak rela namun juga dilema. Dilema antara akal yang memerintahkan untuk merelakan mereka bersama sebab mereka begitu serasi, sedangkan hati yang menentangnya tanpa bisa dipungkiri."Anjani." sebuah suara lelaki yang belakangan selalu ia rindui tiba-tiba terdengar dari arah belakang, membuat Anjani yang semula sibuk dengan pikirannya menoleh seketika."Eh, iya, Bib," balasnya sembari menggeser posisi, secara tidak langsung tubuhnya memberitakan bahwa ia mengharapkan dr. Ahmad mengisi tempat di sisinya."Saya cari-cari kamu dari tadi, ternyata ada di sini," ucap dr. Ahmad seraya duduk di sisi Anjani.
Baca selengkapnya
Bab 39 MJDMP
Bab 39 MJDMP"Tadi Habib ada perlu apa cari saya?" tanya Anjani mengalihkan pembahasan."Oh, ya, saya mau ini, kasih uang donat," ucap dr. Ahmad seraya memberikan empat lembar uang lima puluh ribuan pada Anjani.Anjani menerima uang tersebut, dan tak lupa mengucapkan terima kasih, "Terima kasih ya, Bib, dan maaf, jadi merepotkan Habib," ucapnya merasa tak enak."Nggak, sama sekali nggak repot kok." dr0. Ahmad menjawab cepat, sedangkan Anjani, ia terlihat memandangi uang di tangannya, kemudian pikirannya mulai berkelana."Waktu sudah berjalan dua minggu, tapi aku belum berhasil mengumpulkan uang untuk membayar hutang pada Supeno. Bahkan tabungan dari uang pesangon dan hasil berjualan tiap harinya belum terkumpul separuhnya. Ya Allah ... Semoga di hari ke-40 nanti seluruh uangnya sudah terkumpul. Mungkin jika ditotal dari hasil sehari-hari akan mustahil terkumpul di hari ke-40. Tapi jika dihitung menggunakan kalkulator kuasaMu, maka tidak ada yang tidak mungkin," batin Anjani tetap opt
Baca selengkapnya
Bab 40 MJDMP
Bab 40 MJDMP"Saya penderita Agnesis V*gina, Bib!" jawab Anjani cepat, sebuah kalimat singkat namun begitu sulit untuk diucap. Setelah mengumpulkan segenap keyakinan, akhirnya Anjani memutuskan untuk jujur, menyampaikan kondisinya secara terang-terangan pada dr. Ahmad.Tentu bukan hal mudah bagi seseorang untuk mengatakan aib yang sengaja disimpan rapat-rapat. Ada rasa malu, takut, bahkan rendah diri saat aib diketahui oleh orang lain.dr. Ahmad terdiam mendengar jawaban Anjani, cukup terkejut dengan penuturannya, sebab dari sekian kemungkinan yang ia perkirakan, Agnesis Vag*na tidak termasuk di dalamnya. Heran, merasa aneh, dan ingin tertawa, itulah perasaan dr. Ahmad saat mendengar jawaban wanita yang ia nantikan cintanya.dr. Ahmad kemudian tersenyum penuh makna."Jadi itu alasan kamu menolak saya selama ini?" tanya dr. Ahmad memastikan.Anjani mengangguk, "Habib pasti terkejut, kan? Dan kecewa ...." Anjani menyahut lirih.dr. Ahmad kembali tersenyum, sangat menenangkan."No, sam
Baca selengkapnya
Bab 41 MJDMP
Bab 41 MJDMP"Apa Habib sungguh-sungguh ingin menikahi saya?" tanya Anjani memastikan sekali lagi."Apa saya terlihat tidak sungguh-sungguh, An? Apa usaha saya selama ini masih kurang menurut kamu?" tanya dr. Ahmad balik.Anjani terdiam."Apa yang membuat saya ragu, An? Kamu tidak perlu memikirkan kondisi kamu yang kamu anggap memiliki kekurangan itu. Sebab andai benar kamu menderita agnesis vagina pun saya tetap dengan keputusan saya untuk menikahi kamu, sebab saya merasa mampu menutupi kekurangan itu.Apalagi saat saya yakin kamu sempurna, maka tidak ada lagi hal yang perlu kamu ragukan. Percayalah, saya tidak akan mengulang hal yang meninggalkan kelam di hati kamu itu. Insya Allah, bagaimanapun kondisi kamu, saya akan tetap bisa menerima kamu apa adanya.Pernikahan bagi saya, bukan hal main-main, An, saya akan menjalaninya dengan segenap hati dan jiwa, percayalah!" dr. Ahmad masih terus berusaha meyakinkan Anjani.Mendengar penuturan dr. Ahmad, tak terasa mata Anjani mulai memanas,
Baca selengkapnya
Bab 42 MJDMP
Bab 42 MJDMP"Paman saya, Bib?" Anjani mempertegas."Iya, Paman kamu.""Apa bisa jika Paman saya tidak perlu hadir, Bib?" tanya Anjani yang sebenarnya sudah diperkirakan oleh dr. Ahmad."Bisa saja, asalkan ada wali lainnya. Apakah ada?" tanya dr. Ahmad balik. Sebab walau Anjani janda, sebaiknya pernikahan tetap dengan seizin walinya.Anjani tampak berpikir, ia teringat akan Kakek dari Ayahnya yang sudah tak pernah ia kunjungi lagi sejak orang tuanya pergi. Bahkan kabarnya pun tak ia ketahui."Sebenarnya ada, Bib. Kakek saya dari pihak ayah. Akan tetapi sudah lama saya tidak mendengar kabarnya." Anjani tertunduk sedih."Kenapa begitu, An?" tanya dr. Ahmad penasaran."Sebab saya tidak pernah lagi berkunjung ke sana sepeninggal orang tua saya, Bib. Awalnya dulu, si Mbah sempat meminta agar saya diasuhnya, akan tetapi, paman saya melarang, ia menyatakan bersedia mengasuh saya, sebab memang ia tak memiliki anak. Paman yang mengasuh saya adalah adik dari ibu saya.Dan sejak saat itu, Paman
Baca selengkapnya
Bab 43 MJDMP
Bab 43 MJDMP"Apakah dalam kecelakaan itu ada korban lain, An?" tanya dr. Ahmad mulai memecahkan misteri."Ada, Bib. Mobil yang menabrak saya ditumpangi oleh seorang wanita. Kondisinya cukup parah, dan dinyatakan meninggal setelah melewati perawatan beberapa hari." "Innalillah ... Beruntung kamu masih diselamatkan, An!" ungkap dr. Ahmad."Alhamdulillah, Bib.""Kalau memang begitu, besar kemungkinan dialah pendonor mata kamu, mungkin sebagai bentuk tanggung jawabnya. Tapi seharusnya kalau begitu, biaya juga ditanggung mereka. Memang sepertinya ada kejanggalan di sini," lanjut dr. Ahmad lagi."Begitu ya, Bib? Apa mungkin ini hanya alibi keluarga saya, ya? Demi bisa mendapatkan pinjaman dari Supeno, dengan mengatasnamakan kondisi saya? Sebab saya menjadi curiga sejak Bu Ambar bercerita, bahwa setelah kejadian hutang untuk operasi kornea itu, Paman dan Bibi terus-terusan datang untuk kembali berhutang, entah untuk apa? Dan Supeno selalu memberi pinjaman, sebab tahu jaminannya adalah say
Baca selengkapnya
Bab 44 MJDMP A
Bab 44 MJDMPSelepas shubuh, mobil yang ditumpangi dr. Ahmad bersama calon istrinya melaju membelah jalanan. Bersamaan dengan matahari terbit, senyum keduanya pun turut terbit, dan terus bersinar sepanjang hari.Mereka memutuskan pergi pagi-pagi sekali untuk menghindari macet di Surabaya, selain itu untuk mempersingkat waktu, agar segala sesuatunya bisa terealisasi sesuai rencana.Untuk urusan kebutuhan pernikahan, dr. Ahmad sudah memasrahkannya pada Ummi Fahira. Wanita yang melahirkannya itu sangat bahagia mendengar rencananya akan segera menikahi Anjani. Akhirnya doa-doa yang dipanjatkannya selama ini terijabah. Ia menyanggupi akan menyiapkan segala sesuatunya dan meminta putranya fokus menemui kakek Anjani.Sekitar jam tujuh pagi, mereka sudah sampai di area sunan ampel. dr. Ahmad memarkir mobilnya untuk mengajak Anjani sarapan terlebih dahulu. Mereka memilih sebuah warung yang menyajikan menu sate gule untuk mengisi perut sebelum melanjutkan pencarian."Setelah ini kita Ziarah dul
Baca selengkapnya
Bab 44 MJDMP B
Keduanya melanjutkan perjalanan, memasuki gang-gang kecil untuk menemukan alamat Kakek Jakfar. Mengikuti alamat yang ia dapat dari pemakaman Sunan Ampel.Sepuluh menit kemudian mereka sampai di sebuah rumah sederhana, dengan ukuran yang tak besar. Rumah terpencil yang terletak di tengah kepadatan kota Surabaya.Rumah kecil bercat biru yang terlihat rapi walaupun tampak berumur, menandakan di sana ada kehidupan. Akan tetapi suasananya terlihat sepi. Entah ke mana gerangan sang kakek Jakfar.Saat Anjani dan dr. Ahamad tengah kebingungan, seorang tetangga tiba-tiba melintas dan menyapa mereka."Cari Kakek Jakfar, ya?" tanyanya pada Anjani dan dr. Ahmad."Iya," jawab dr. Ahmad."Biasanya jam segini suka ngasih makan ayam di belakang, jadi mungkin nggak denger, Mas, kalau ada yang ketuk pintu, maklum kan sudah berumur, pendengarannya mulai menurun," jelas seseibu yang merupakan tetangga Kakek Jakfar."Oh, begitu, kalau gitu biar kami tunggu sebentar lagi," ucap dr. Ahmad sopan."Kalian ini
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status