Semua Bab Ditalak Setelah Melahirkan : Bab 21 - Bab 30
238 Bab
Menyusui Tuan Muda (3)
Bab 21Zakia berkelit saat tangan Diandra ingin meraih kembali Ammar yang sudah berada di dalam gendongannya. Dia tidak menghiraukan Diandra dan memilih keluar dari ruangan bayi nan mewah itu.Sepanjang siang ini Zakia sudah bersabar, mencoba untuk tuli dari tangisan bayi itu. Namun di saat Naya sudah tertidur lelap siang ini, Zakia tak tahan lagi. Dia terpaksa menjemput Ammar di ruangan pribadinya. Dan benar saja, dia mendapati Ammar dalam kondisi yang mengenaskan. Lagi-lagi Diandra melalaikan tugasnya. Wanita yang bertugas sebagai baby sister itu malah asyik bermain ponsel dan membiarkan anak asuhnya menangis sampai suaranya serak."Kasihan sekali kamu, Nak," keluh Zakia mengusap-usap wajah bayi itu. Dia mempercepat langkahnya, khawatir Diandra mengejarnya sampai ke lantai bawah. Sebelum membuka pintu kamarnya, Zakia menoleh ke belakang. Syukurlah, ternyata Diandra tidak mengejarnya. Zakia buru-buru masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.Tangis Ammar sudah sepenuhnya reda, seh
Baca selengkapnya
Menyusui Tuan Muda (4)
Bab 22"Maaf, Tuan. Dia sedang tidur...." Belum selesai kalimat yang diucapkan oleh Diandra, tapi Arkan keburu menjauh.Diandra berlari kecil mengiring langkah panjang Arkan menapaki anak-anak tangga, menuju ruangan pribadi Ammar. Jantungnya serasa berhenti berdetak saat mereka sudah sampai di ruangan nan mewah itu.Arkan melangkah mendekati box bayi yang menjadi tempat tidur putranya. Seharian bekerja membuat rasa rindunya terhadap sang anak begitu mendera. Sebenarnya Arkan ingin secara langsung mendampingi detik demi detik perkembangan putranya, tetapi tidak bisa. Ada kewajiban yang harus ia tunaikan. Dia harus bekerja dan itu pun juga demi masa depan putranya. Dia tidak ingin apa yang sudah ia rintis harus hancur karena keteledorannya sendiri. Dia tidak mungkin bisa mempercayai orang-orangnya seratus persen. Sudah terbukti ada dua orang tikus di kantor, padahal dia sudah memegang kendali Jaguar Mobil, tetapi tetap saja ia kecolongan, apalagi jika dia mempercayakan Jaguar mobil kep
Baca selengkapnya
Menjadi Ibu Susu
Bab 23Malam ini Arkan menghabiskan waktunya untuk bermalam di ruangan pribadi Ammar, putranya. Kesempatan yang sangat jarang sekali terjadi, karena selama ini ia selalu sibuk dengan pekerjaannya. Pulang larut malam, bahkan terkadang ia harus berangkat pagi-pagi sekali tanpa sempat menengok putranya, walaupun hanya sekedar untuk mencium wajah putranya, pamit berangkat kerja.Awalnya keadaan baik-baik saja. Ammar begitu anteng dalam dekapannya. Bayi lelaki itu seperti tak ingin lepas darinya. Namun keadaan segera berubah ketika malam menjelang larut. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam dan bayinya belum juga tidur. Ammar terus merengek, padahal Arkan sudah membuat suasana kamar sangat tenang. Ammar pun sudah ia mandikan tadi sore, lantas ia pakaikan pakaian terbaik, sehingga tak ada alasan bagi putranya untuk merasa tidak nyaman."Ma...." Tiba-tiba terdengar suara lirih dari mulut yang bergerak-gerak itu. Selama beberapa menit, mulut itu terus bergerak-gerak seperti ing
Baca selengkapnya
Menjadi Ibu Susu (2)
Bab 24Akhirnya setelah sarapan, mereka pun berangkat. Arkan dengan menggendong Ammar, sementara Zakia menggendong Naya. Diandra sempat menawarkan diri untuk ikut, tetapi Arkan menolaknya. Peristiwa kemarin masih membuatnya dongkol setengah mati.Arkan memutuskan untuk meliburkan dirinya dari aktivitas kantor. Seluruh pekerjaannya hari ini ia limpahkan kepada Reno dan Mita. Hanya dua orang itu yang bisa dipercaya, walaupun tentunya tidak bisa seratus persen. Namun setidaknya, sampai sejauh ini Reno dan Mita tidak pernah mengkhianatinya.Mobil meluncur dengan tenang menuju rumah sakit. Arkan sengaja membuat janji lebih dulu. Dia tak mau membuang waktunya yang berharga dengan berlama-lama antre. Dalam perjalanan kali ini, Arkan ditemani seorang sopir, berhubung ia membawa Ammar besertanya. Sepintas mereka seperti keluarga yang utuh dengan sepasang bayi kembar. Arkan menghela nafas berat saat melirik Zakia yang tengah menyusui Naya. Ada rasa iri di benaknya. Seandainya saja Maryam masi
Baca selengkapnya
Menjadi Ibu Susu (3)
Bab 25 Zakia langsung tak berkutik. Dia membiarkan Arkan melakukan apapun sesukanya. Mulutnya hanya mampu ternganga menyaksikan tumpukan barang di hadapannya. Banyak sekali belanjaan mereka hari ini, termasuk tumpukan baju-baju Zakia yang memenuhi bagasi mobil. Bahkan untuk mengangkut barang-barang yang diperuntukkan untuk Naya, sampai harus menggunakan sebuah mobil pick up. Entah berapa uang yang dihabiskan oleh Arkan hari ini. Kepala Zakia terasa berdenyut membayangkan banyaknya deretan angka nol di belakang angka lain. Dua buah mobil akhirnya beriringan keluar dari halaman toko. Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah. Semula Zakia berpikir, jika barang-barang Naya akan memenuhi kamarnya yang sempit. Tapi ternyata tidak. Arkan justru memerintahkan orang-orang itu agar menaruh seluruh barang-barang yang sudah dibelinya untuk Naya ke ruangan pribadi Ammar. "Tuan." Diandra yang menyongsong kedatangan mereka langsung memprotes saat orang-orang yang mengiringi Arkan berma
Baca selengkapnya
Menjadi Ibu Susu (4)
Bab 26"Saya tidak sedang memikirkan apa-apa, Tuan," bohong Zakia. Arkan tidak perlu tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Sungguh tidak adil jika membandingkan Arkan dengan Yudha. Arkan adalah majikannya, sedangkan Yudha adalah mantan suaminya. Namun melihat apa yang Arkan lakukan untuk Naya, membuat otak Zakia berpikir. Arkan yang bukan siapa-siapa mau melakukan banyak hal. Menggendong, memangku, bahkan mengelus Naya dengan lembut. Arkan juga yang membelikan semua keperluan Naya, meskipun itu demi untuk kenyamanan putranya sendiri.Alasan Arkan memang cukup masuk akal. Bagaimana mungkin ia membiarkan Naya satu kamar dengan putranya, dengan mengenakan pakaian lusuh yang tidak sesuai dengan standarnya? Sementara Zakia tidak mungkin meninggalkan Naya sendirian.Apapun itu, Zakia patut bersyukur. Akhirnya ia dan Naya bisa merasakan hidup dengan layak. Bisa makan, minum, memiliki tempat bernaung dan berpakaian dengan layak. Mungkin ini adalah jalan yang diberikan oleh Tuhan agar ia bi
Baca selengkapnya
Menjadi Ibu Susu (5)
Bab 27"Tuan...." Mendengar ucapan Arkan, Diandra terpaksa harus memainkan aktingnya. Dia membuat wajahnya menjadi terlihat menyedihkan, seolah ia yang tersakiti dalam hal ini."Saya sudah mencintai baby Ammar seperti mencintai anak sendiri. Saya tidak bisa berpisah dengannya. Ini sangat menyakitkan," ucap Diandra dengan nada sedih."Saya tahu itu dan percaya kamu menyayangi anakku. Akan tetapi, bagaimanapun kamu sudah mengorbankan banyak hal, termasuk karier kamu di panggung catwalk. Saya pikir lebih baik kamu kembali fokus pada duniamu, bukan hanya menghabiskan waktu untuk mengurus seorang bayi. Ammar sudah mendapatkan ibu susu yang cocok dan kurasa tugasmu sudah selesai...." Arkan menjeda ucapannya sembari menelan ludah."Apapun yang berhubungan dengan karierku adalah keputusanku sendiri, resiko yang harus aku terima di saat memutuskan untuk mengurus anak sahabatku sendiri, Arkan. Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganmu." Diandra mengingatkan. Dia sengaja menyebut Arkan deng
Baca selengkapnya
Gaji Untuk Zakia
Bab 28 Bi Minah sudah banyak bercerita tentang latar belakang wanita ini. Meskipun Diandra dan Maryam bersahabat, tetapi sifat keduanya bertolak belakang. Maryam memiliki hati yang lembut, tetapi Diandra justru sebaliknya, hanya saja Diandra tidak pernah menampilkan secara terang-terangan sifat aslinya. Diandra sangat pandai berakting. "Aku tidak bermaksud untuk menakut-nakutimu. Aku hanya ingin mengatakan yang sebenarnya, agar kamu tahu diri dan sadar posisimu di rumah ini. Kamu hanya seorang ibu susu, wanita yang dibayar untuk menyusui Tuan Muda!" sergah Diandra. Dia sangat geram lantaran ketahanan mental lawan bicaranya ternyata cukup kuat. Entah apa yang membuat Zakia berubah, tetapi yang jelas, Diandra merasa bahwa Zakia bukan lawan yang bisa ia remehkan. Zakia seperti tidak mengenal rasa takut, padahal diawal dia cuma wanita gembel yang mengemis minta dikasihani agar bisa ditampung di rumah ini. Diandra menatap Zakia dengan bengis. "Dan ibu susu bukan sebuah pekerjaan," ra
Baca selengkapnya
Acara Di Panti Asuhan
Bab 29Zakia hanya mengangguk. Dia tidak berani bertanya apapun. Dia pikir itu hal yang biasa jika seorang ayah mengajak putranya jalan-jalan dan kebetulan ia adalah ibu susu putra lelaki itu, jadi tentunya ia harus ikut karena Ammar pasti butuh menyusu kepadanya.Zakia tidak pernah berpikir, jika sesungguhnya Arkan merencanakan semua ini untuknya dan Naya. Sebuah ide yang terlintas begitu saja di benak Arkan, saat Zakia menolak menerima gaji yang diberikan olehnya.Mobil meluncur membelah jalanan kota, menuju daerah pinggiran. Lagi-lagi perjalanan mereka kali ini ditemani oleh seorang sopir, karena Arkan tidak mau menyetir. Arkan yang memangku putranya, sedangkan Zakia memangku Naya. Mobil akhirnya berhenti di halaman sebuah bangunan yang sangat sederhana, namun memiliki halaman yang luas. Di halaman bangunan itu berdiri sebuah tenda yang cukup untuk menampung sekitar 100 orang."Apakah Tuan yang mengadakan acara ini?" cicit Zakia. Dia tertegun setelah keluar dari mobil. Keramaian n
Baca selengkapnya
Digantung Itu Tidak Enak
Bab 30Suara deru mobil yang akhirnya berhenti di halaman membuat Diandra melongok keluar. Tampak Arkan dan Zakia berjalan bergandengan, bahkan seperti tak canggung, Arkan merangkul bahu wanita itu sembari terus berjalan memasuki teras dan akhirnya berdiri di depan pintu"Diandra." Suara lelaki itu memanggil.Diandra memaksakan seulas senyum, meski dia benci setengah mati dengan kebersamaan dua orang di hadapannya. Wanita muda itu bangkit menyongsong Arkan dan mencoba meraih Ammar demi memuluskan aktingnya. Namun bayi lelaki itu menolaknya. Ada rasa nyeri di hati Diandra dengan penolakan bayi lelaki itu. Sebelum Zakia datang ke rumah ini, Ammar masih bersedia ia gendong. Namun sekarang semua sudah berubah. Ammar hanya mau digendong oleh Zakia ataupun Arkan. Sementara dia hanya kebagian peran menyiapkan keperluan Arkan ataupun Naya, seolah posisinya hanya sebagai pembantu Zakia dalam mengurus dua bayi itu.Cuih!Andai bukan dalam rangka mengambil hati Arkan, tidak sudi Diandra diperla
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
24
DMCA.com Protection Status