Semua Bab Ditalak Setelah Melahirkan : Bab 31 - Bab 40
238 Bab
Makan Telur Ceplok
Bab 31"Ya, Nilam." Yudha menghembuskan nafasnya kasar. Lelaki itu balas menatap istrinya. Nilam memang cantik, tidak kalah cantik dengan Zakia, tapi entah kenapa hatinya terasa hampa. Yudha mau menikahi Nilam lantaran desakan dari Marina dan Risa.Dari dulu ibunya berharap agar Nilam bisa menjadi menantunya. Dulu sebelum Zakia hadir di tengah-tengah mereka, Nilam ucapkali berkunjung ke rumah. Kedekatan antara ibunya dengan Nilam terjalin sangat baik, bahkan juga dengan Risa.Namun kepribadian yang lembut dan menarik dari Zakia membuat Yudha berani membantah. Dia memilih menikahi Zakia, walaupun ibunya melarang. Restu akhirnya didapat setelah Yuda membujuk dengan bersujud di kedua kaki ibunya. Hanya sayangnya, restu yang didapat dengan setengah hati itu berdampak tak baik pada Zakia. Zakia ditindas habis-habisan di rumah itu, sampai akhirnya melahirkan dan puncaknya Zakia diceraikan oleh Yudha tepat di hari ketujuh kelahiran buah hati mereka."Kamu kenapa, Mas? Kok terlihat murung?"
Baca selengkapnya
Dimana Kamu, Zakia?
Bab 32 Sembari terus mengendarai motornya Yudha terus berpikir. Memang sangat tidak adil jika membandingkan Zakia dengan Nilam. Namun bagi laki-laki itu, sosok Zakia jelas lebih baik daripada istri keduanya. Nilam memang kaya, cantik, seorang wanita karir, persis seperti keinginan ibunya. Tapi wanita itu tidak memiliki empati sama sekali. Buktinya di saat ia sedang kesusahan seperti ini, alih-alih memberi support, malah memaksanya untuk hidup hemat, bahkan Nilam justru merebut uang pesangon yang harusnya ia berikan kepada ibu dan kakak perempuannya. Dalam pemikiran Yudha, Nilam tidak perlu mendapat bagian dari uang pasangan itu, karena wanita itu sudah bekerja. Tanpa uang pasangan itu pun, Nilam akan tetap hidup, berbeda dengan ibunya yang sangat bergantung dengan gajinya selama ini. Yudha pun tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi ibunya, seandainya tahu bahwa ia dipecat dari pekerjaan. Pasti ibunya akan sangat panik, karena tak ada lagi asupan dana yang mengalir kepadanya set
Baca selengkapnya
Cinta Sejati Akan Datang Pada Saatnya
Bab 33Malam semakin merambat. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 malam. Usai menelpon Yudha, Zakia kembali memasukkan ponsel jadul itu ke dalam tas. Dia tidak merasa risih melihat tatapan lelaki paruh baya di hadapannya yang nampak memperlihatkan ekspresi terkejut saat melihat ponsel yang ia gunakan untuk menelepon mantan suaminya itu.Ya, Zakia harus mengakui, itu memang barang murahan. Bagi seorang Dahlan Janitra Faqih SH, barang seperti itu lebih pantas dimasukkan ke dalam tong sampah."Kamu yakin mau menemui lelaki itu seorang diri, Zakia?" tawar lelaki paruh baya yang duduk di hadapannya ini. Tampaknya Dahlan mencoba bernegosiasi karena ia pasti teringat pesan Arkan yang meminta untuk mengurus perceraian Zakia dengan Yudha."Yakin, Om. Saya akan mencoba mengurusnya sendiri," tegas Zakia. Kali ini dia sangat bersungguh-sungguh, karena tak mau merepotkan Arkan lagi."Maaf, Om rasa dia bukan lelaki yang bisa dengan mudah diajak kompromi. Bagaimana kalau Om ikut dengan kamu untuk
Baca selengkapnya
Tak Ada Kata Rujuk, Mas!
Bab 34Duarrr!Ucapan Zakia seperti sebuah petir di siang hari. Yudha terperangah. Bahkan lelaki itu terlonjak dari tempat duduknya. Yudha menatap kembali wajah istri pertamanya, mencoba mencari kesungguhan dari raut wajah itu. Nyatanya tidak terlihat sedikitpun hal yang menunjukkan bahwa wanita itu tengah bercanda."Apa? Cerai resmi? Kamu serius?" tanya Yudha seraya memegang dadanya.Rasanya sesak sekali. Tadinya dia berharap Zakia meminta rujuk kepadanya. Seandainya itu terjadi, dia akan menerimanya dengan senang hati. Apalagi kondisinya saat ini sedang terpuruk. Dia kehilangan pekerjaan dan Nilam yang mulai memasang sikap berbeda. "Iya, Mas. Aku ingin statusku menjadi jelas. Aku harap Mas bisa kooperatif untuk menyerahkan semuanya kepadaku. Aku tahu Mas pasti tidak punya waktu untuk mengurusnya karena sibuk bekerja. Tak apa. Aku yang akan mengurusnya, biar kita sama-sama enak. Mas terima beres aja. Setelah ini, mungkin Mas bisa menikah lagi," ujar Zakia tegas. Dia tidak peduli den
Baca selengkapnya
Tak Ada Kata Rujuk, Mas! (2)
Bab 35"Tapi Ma, aku tidak ingin bercerai dengan Zakia secara resmi. Yang ada nanti dia akan menikah lagi dan aku tidak mau itu terjadi. Jikalau Zakia lepas dariku, maka selamanya tidak akan ada laki-laki lain yang bisa menikahinya!" Lelaki itu menggeram. Alih-alih memihak kepadanya, Marina justru mendukung niat Zakia untuk bercerai darinya secara resmi."Untuk apa itu kamu lakukan, hah? Jangan bilang kepada Mama jika kamu masih mencintai Zakia, begitu?! Kamu ingin, kan agar Zakia bisa rujuk lagi sama kamu?!" teriak Marina. Meskipun putranya berkali-kali menepis tangannya, tetapi akhirnya Marina mendapatkan apa yang ia inginkan, yaitu buku nikah Yudha dan Zakia serta kelengkapan lainnya. Marina memasukkan semuanya ke dalam satu map yang juga ia temukan di dalam lemari itu, kemudian segera melenggang keluar."Ini yang kamu cari Zakia. Setelah ini, aku harap kamu tidak perlu lagi menginjakkan kakimu di rumah ini, karena aku tidak sudi rumahku diinjak oleh wanita rendahan sepertimu!" M
Baca selengkapnya
Kesalahan Besar
Bab 36Arkan seorang lelaki normal, tentu saja dia bisa mengerti sikap yang ditunjukkan oleh Diandra. Hal itu pula yang membuatnya merasa jenuh dan tak nyaman jika Diandra masih terus menjadi baby sister putranya. Namun untuk mengusir Diandra dari rumah ini bukan hal yang mudah. Dia harus menunggang rasa terhadap wanita itu, karena bagaimanapun Diandra berteman dengan mendiang istrinya.Arkan sudah pernah mencoba untuk membuat Diandra keluar dari rumah ini dengan alasan jika Ammar sudah menemukan ibu susu yang cocok. Arkan juga mengingatkan Diandra dengan karir modellingnya. Sayangnya wanita itu tetap kukuh menolak dengan alasan bahwa ia sangat menyayangi Ammar.Arkan menghela nafas berat. Andai tahu begini, tentunya dari awal ia akan menolak Ammar diurus oleh Diandra. Memang, Diandra bisa mengurus Ammar dengan baik, tetapi jika setiap malam matanya harus selalu ternoda oleh pemandangan yang menggiurkan, rasanya Arkan tidak kuat.Memang tak adil jika membandingkan Zakia dengan Diandra
Baca selengkapnya
Perkara Uang Pesangon
Bab 37"Kamu ini ya Yudha, merepotkan Mama saja!" Ngapain sih harus pergi ke rumahmu segala? Sudah tahu kalau sekarang Nilam itu sedang kerja, masa iya mau pulang ke sana? Memangnya mau ketemu sama siapa?" Marina tidak henti-hentinya mengomel sembari membersihkan luka-luka lecet di tumit dan siku putranya. Beruntung tidak ada insiden tabrakan, jadi Yudha hanya mendapat luka-luka lecet saja.Sesekali Yudha meringis. Meskipun hanya luka lecet, tetapi rasanya lumayan perih juga. Apalagi mulut Marina tidak henti-hentinya menumpahkan kata-kata yang sangat tidak enak untuk didengar.Yudha mengeluh dalam hati. Maksud hati ingin menghindari ibunya, tapi ternyata harus berakhir begini. Ibunya benar. Tidak ada seorangpun yang bisa ia temui di rumahnya. Nilam sedang bekerja, tetapi sekali lagi, setidaknya selama setengah hari, dia punya waktu untuk menyendiri.Baik ibunya maupun Nilam hanya merecokinya saja.Dia tak mau di tekan. Yudha masih harus mengumpulkan semangat untuk mencari pekerjaan ba
Baca selengkapnya
Ganti Ponsel
Bab 38"Memangnya ada lelaki yang mau memakai Zakia, sementara dulu saat aku ceraikan, ia belum selesai masa nifas. Mama ini ada-ada saja. Kalau mau ngomong itu dipikir dulu," cetus Yudha gusar."Iya, iya." Marina cemberut. "Kalau nggak jual diri, paling jual anak.""Mama tambah ngawur saja. Mana mungkin Zakia tega menjual Naya. Dia bilang sendiri kok, jika Naya dalam keadaan baik-baik saja," bantah Yudha."Bisa aja kali, Yudha. Lagian kedatangannya tadi malam hanya sendiri, tidak bersama dengan bayi itu. Siapa tahu saja dia memang jual bayi itu, lalu uangnya buat kesenangan dirinya sendiri. Kamu pikir aja sendiri. Saat kamu ceraikan, Zakia sama sekali tidak pegang uang. Dia tidak akan punya uang untuk merawat bayinya. Dia pasti menjualnya kepada orang kaya yang mau mengadopsi bayi itu," ujar Marina dengan asumsinya sendiri.Lagi-lagi Yudha menggeleng. "Nggak mungkin, Ma. Aku yakin Zakia pasti sudah menjadi orang yang sukses. Dia sudah kaya. Justru karena itu dia menolak rujuk dengank
Baca selengkapnya
Ganti Ponsel (2)
Bab 39Dia memang tidak merasa risih dengan tetapan Dahlan saat ia berada di kantor pengacara itu tadi malam. Namun setelah mendapatkan apa yang ia inginkan di rumah sang mantan suami, Zakia berpikir, ia merasa perlu mengganti ponselnya dan kartu perdananya sekalian. Permintaan Yudha untuk rujuk jelas mengganggunya. Dia tidak mungkin membiarkan Yudha mengetahui semua hal yang berkaitan pada dirinya sekarang. Dia tidak mau lagi berurusan dengan Yudha. Sudah cukup semuanya. Zakia pun sudah memberikan berkas-berkas itu kepada Arkan. Mungkin tidak akan lama lagi surat cerai itu akan ia terima, sekaligus mendarat ke alamat YudhaZakia masih menggenggam ponselnya. Meski bukan ponsel dengan logo apel digigit, tetapi ini adalah ponsel keluaran terbaru dan bukan berasal dari hadiah pemberian Arkan. Zakia membelinya dari hasil menabung uang saku yang diberikan oleh Arkan. Uang saku yang pada awalnya juga ia tolak. Namun Arkan tetap memaksa dengan membuatkan sebuah rekening untuknya. Arkan men
Baca selengkapnya
Bukan Cinta Buta
Bab 40"Dia memang sudah sehat, karena Mama lah yang sudah merawatnya," tukas Marina seraya membusungkan dada."Itu udah keharusannya, kan? Bukannya Mama adalah ibunya Mas Yudha?" balas Nilam ketus."Dan itu seharusnya menjadi kewajibanmu!" tegas Marina kesal. Dia tak habis pikir. Menantu yang sangat diidamkannya ini begitu santai menanggapi dirinya. Nilam tidak ada takutnya sama sekali, tidak seperti Zakia yang sekali diomeli langsung menurut. "Nggak seharusnya kamu sebagai seorang istri, membiarkan saja suami yang tidak pulang beberapa hari, tanpa berniat mencarinya sama sekali. Tapi sudahlah, Nilam." Marina memainkan ujung jarinya, seolah memberi isyarat tertentu. "Mama tidak perlu berpanjang kata sama kamu. Sekarang mana bagian Mama?""Bagian Mama?" ulang Nilam pura-pura tidak mengerti."Iya, bagian Mama. Jangan kamu pikir Mama tidak tahu kalau kamu lah yang sudah mengambil uang pesangon Yudha, padahal seharusnya itu buat Mama. Istri macam apa kamu?!" desak Marina seraya menadahk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
24
DMCA.com Protection Status