All Chapters of Ditalak Setelah Melahirkan : Chapter 11 - Chapter 20
238 Chapters
Setitik Harapan
Bab 11Dia seorang lelaki, tak seharusnya menangis, tapi dalam keadaan seperti ini dia tak bisa membendung air matanya. Arkan mendaratkan tubuhnya di jok mobil, menatap pemandangan gelap di sekelilingnya. Seperti itu pula gelap di hatinya sejak Maryam, istrinya menutup mata untuk selamanya, sesaat setelah melahirkan putra mereka, Ammar.Maryam adalah cinta pertamanya. Wanita cantik yang begitu setia menemaninya, meniti hidup dari bawah. Sebelumnya dia tidak seperti ini. Arkan hanyalah seorang pengusaha kecil rental mobil. Sebelumnya Jaguar Mobil hanya sebuah bangunan yang tidak besar dan memiliki beberapa buah mobil untuk di sewakan. Hanya itu modal awalnya membuka usaha ini. Akan tetapi sekarang Jaguar Mobil adalah perusahaan rental mobil yang memiliki cabang dimana-mana dan kantor pusatnya ia pegang sendiri. Jaguar Mobil memiliki ratusan unit mobil untuk disewakan, termasuk truk atau mobil untuk angkutan alat-alat berat. Sebelum menikah, mereka menjalin hubungan selama beberapa tah
Read more
Setitik Harapan (2)
Bab 12"Zakia," jawabnya spontan.Sebenarnya Arkan enggan menemui wanita yang terlihat seperti gembel ini, tapi entah kenapa setelah ia melihat wajah Zakia dan bayi di dalam gendongannya, ia merasa iba. Wajah wanita ini mengingatkannya akan sosok wanita yang sangat dicintainya, Maryam yang hanya bisa sesaat melihat bayi mereka, kemudian akhirnya menutup mata untuk selamanya. Arkan menghela nafas, kembali menatap wajah Zakia lekat-lekat."Di sini tidak ada lowongan untuk pembantu rumah tangga. Kenapa kamu nekat melamar pekerjaan kemari? Bukankah jelas-jelas kamu tahu bahwa di sini hanya ada lowongan untuk ibu susu? Apakah kamu berminat untuk menjadi ibu susu bagi anakku?" tanya Arkan menyelidik. Dia tidak yakin akan memberikan bayinya untuk disusui wanita ini. Melihat penampilan Zakia saja sudah membuatnya merasa eneg. Wanita muda ini jauh sekali dari kriteria ibu susu yang dikehendaki oleh Arkan. Wanita yang menjadi ibu susu bagi putranya haruslah wanita yang sehat dan berpenampilan
Read more
Awal Yang Baik
Bab 13"Benar, Zakia. Tuan Arkan barusan bilang kepada Bibi saat meminta izin untuk mengambil popok milik tuan muda Ammar untuk bayimu." Bi Minah meyakinkan."Alhamdulillah... terima kasih, ya Allah." Tak henti-hentinya wanita itu mengucap syukur. Ini di luar dugaannya. Titik-titik harapan itu kembali mengumpul menjadi besar. Setidaknya dia dan Naya punya tempat tinggal dan bisa makan dengan layak.Bi Minah merogoh saku bajunya, kemudian mengeluarkan selembar uang berwarna merah. "Dan ini untukmu, Zakia. Besok setelah sarapan, belilah popok dan keperluan bayimu. Mungkin ini tidak banyak, tapi Bibi rasa bisa membantumu. Terimalah.""Apa ini, Bi?" Zakia sangat kaget. Dia menunjuk lembaran uang kertas itu tanpa bermaksud untuk menyambutnya."Ini untukmu. Terimalah, Zakia. Kamu pasti butuh ini, kan?" desak wanita setengah tua itu. Dari saat pertama kali melihat Zakia saja ia sudah tahu, jika wanita muda ini pasti tidak memiliki uang sepeser pun. Itupun terbukti saat wanita itu bilang, jik
Read more
Tangisan Tuan Muda
Bab 14"Kamu sudah tahu tugas-tugasmu di rumah ini melalui Bi Minah, kan?" Arkan mengawali pembicaraan.Zakia mengangguk. "Iya, Tuan. Bi Minah sudah menjelaskan tugas-tugas saya di rumah ini.""Saya menampungmu disini atas dasar kemanusiaan, jadi sebenarnya kamu bukan karyawan di sini. Oleh karena itu, kamu tidak akan mendapatkan gaji, tetapi hanya sekedar uang saku agar kamu bisa memenuhi kebutuhanmu sendiri. Nanti uang sakumu akan saya titipkan kepada Bi Minah seminggu sekali. Kamu paham maksud saya, Zakia?" Arkan menelan ludahnya. Sebenarnya dia malas menampung wanita ini di rumahnya, tetapi dia teringat dengan Ammar. Dia tidak bisa membayangkan seandainya nasib Ammar sama seperti nasib bayi Zakia yang harus ikut menjadi gelandangan seandainya tadi malam ia tidak menuruti permintaan Zakia untuk menginap di rumah ini."Saya mengerti, Tuan. Ini sudah lebih dari cukup dan saya akan berusaha membalas kebaikan dan kemurahan hati Tuan dengan bekerja dengan baik, walaupun saya tidak dihit
Read more
Susu Basi
Bab 15 Setelah menaruh gelas bekas susu di dekat tempat pencucian piring, Zakia segera mencari asal suara tangisan itu. Dia berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah ini dengan menajamkan indera pendengarannya. Ternyata suara itu berasal dari lantai dua rumah ini. Zakia menapaki anak-anak tangga, kemudian akhirnya berhenti di depan pintu sebuah kamar yang terbuka lebar. Pemandangan yang memilukan tersaji di hadapannya. Seorang bayi menangis keras di pangkuan seorang wanita muda berseragam baby sister yang memaksa menjejalkan dot ke mulut mungil bayi itu. "Diamlah! Lekas minum susu ini. Kamu ini ya, merepotkan saja. Jangan buat kerjaanku menjadi semakin susah. Jadi anak lelaki itu jangan cengeng!" Wanita muda itu terus mengomel sembari terus memaksa menjejalkan dot ke mulut mungil itu. Namun bayi itu menutup rapat-rapat mulutnya. "Kamu maunya apa sih? Dari tadi nangis terus, tak pernah mau menyusu. Aku sudah capek dari tadi bolak balik bikin susu buat kamu, tapi nggak pernah kamu
Read more
Aku Adalah Seorang Ibu
Bab 16 Zakia menegakkan tubuhnya secepat mungkin. Dia tak ingin terlihat lemah di hadapan Diandra. Sudah cukup pengalamannya berada di rumah suaminya, ditindas oleh ibu mertua dan kakak iparnya. Dia tidak boleh takut berhadapan dengan Diandra. Tidak boleh ada yang berkuasa di rumah ini selain majikannya, Tuan Arkan. Dia dan Diandra itu kedudukannya setara, sama-sama pegawai di sini, meski tugas mereka berbeda. "Aku hanya mengingatkanmu, Mbak. Aku tidak ingin kamu melakukan kesalahan yang justru akan membahayakan posisimu sendiri. Jikalau sampai terjadi apa-apa pada Tuan Muda, kamu sendiri yang harus menanggung resikonya," ucap Zakia, lantas wanita muda itu berbalik bermaksud keluar dari kamar itu. Namun belum sampai kaki Zakia berada di depan pintu, keburu tangannya dicekal oleh Diandra. "Aku tidak butuh kepedulianmu! Mauku sekarang kamu tidak usah peduli dengan Tuan Muda. Tuan Muda itu urusanku, bukan urusanmu!" bentak Diandra. Kepala Zakia terangkat. Dia tersenyum sinis. "Aku
Read more
Move On, Arkan!
Bab 17Tepat jam 04.00 sore, Zakia yang membawa serta putri mungilnya sudah siap. Semula ia berpikir hanya akan pergi sendiri dengan ditemani sopir, tapi ternyata tidak. Ada mas Reno dan istrinya, mbak Laras yang juga memiliki tujuan yang sama. Mbak Laras, wanita cantik itu sedang hamil anak kedua mereka dan usia kehamilannya sudah menginjak Minggu ke-10. Sementara anak pertama mereka sudah berusia 5 tahun.Mobil meluncur dengan tenang. Zakia dan Laras duduk berdampingan. Dari rumah Arkan, mereka harus menempuh waktu hampir 20 menit untuk sampai ke rumah sakit tujuan."Aku nggak habis pikir, Zakia. Kok ada ya, laki-laki kayak gitu. Seandainya aku jadi kamu rasanya pengen kusembelih saja. Laki-laki nggak ada guna!" Laras berdecak kesal. Dia memang baru pertama kali bertemu dengan Zakia, tetapi lewat sang suami, Reno, dia mendengar cerita memilukan soal Zakia yang diusir oleh suaminya."Saya juga nggak ngerti, Mbak. Kesalahan saya cuma itu, minta dibelikan susu formula untuk Naya, tetap
Read more
Memandikan Ammar
Bab 18Pandangan mata Diandra kemudian tertuju kepada box bayi, tempat di mana Ammar tertidur dengan nyenyak. Semoga saja Arkan tidak curiga jika putranya sudah dicekoki obat yang membuat Ammar seringkali mengantuk dan akhirnya tertidur hampir sepanjang hari."Setelah aku berhasil merebut Arkan, maka dengan segera, bayi ini harus segera aku singkirkan. Aku tidak sudi mengurusnya. Bayi ini cuma alat bagiku untuk merebut Arkan agar kembali ke dalam pelukanku," gumam Diandra penuh kemarahan."Apalagi dia anak laki-laki dan akan menjadi pewaris semua kekayaan Arkan. Aku tidak sudi berbagi dengan anak ini, apalagi dia terlahir dari rahim Maryam, musuh bebuyutanku," pikirnya.Diandra dan Maryam memang bersahabat sejak mereka masih kuliah, tetapi entah kenapa keberuntungan selalu saja berada di pihak Maryam, bahkan untuk urusan percintaan. Sejak lama Diandra menaruh hati kepada Arkan, lelaki sederhana, pekerja keras dan memiliki tubuh tinggi besar, gagah dan tampan. Nyatanya Arkan lebih memi
Read more
Menyusui Tuan Muda
Bab 19"Kamu mau nggak menyusu sama Ibu?" tawar Zakia lirih. Dia menatap wajah putih kemerahan itu dengan lembut.Sepasang mata mungil itu nampak berbinar-binar. Bibirnya bergerak-gerak sementara tangannya mengepal. Zakia mendekatkan dadanya ke wajah Ammar. Terdengar suara mulut yang berkecipak. Mulut yang bergerak seperti mencari sesuatu di dadanya dan Zakia paham betul itu.Bayi manapun pasti akan merindukan ASI, menyusu secara langsung di payudara ibunya. Itulah puncak keterikatan emosional antara bayi dengan ibunya. Kehangatan dekapan seorang ibu yang tak di dapat Ammar sejak lahir ke dunia ini. Diam-diam sepasang netra Zakia memanas.Zakia akhirnya mengurungkan niatnya untuk membuat susu botol. Dia memilih membawa Ammar keluar dari ruangan pribadi bayi itu, menuruni anak-anak tangga dan akhirnya masuk ke dalam kamarnya.Zakia menyusui Ammar di dalam kamarnya sampai bayi itu merasa kenyang. Wanita muda ini sangat takjub melihat antusiasme bayi yang sejak lahir sudah ditinggalkan
Read more
Menyusui Tuan Muda (2)
Bab 20Sekali lagi Zakia mengibaskan tangannya. Dia tidak sudi menerima perlakuan kasar dari baby sister yang berlaku bak nyonya rumah itu. Sudah cukup ia menerima perlakuan kasar di tempat tinggalnya yang terdahulu dan sekarang dia tidak akan membiarkan lagi orang-orang memperlakukannya dengan tidak baik. Meskipun di rumah ini ia hanya numpang, tapi bukan berarti orang-orang bisa memperlakukan dirinya seenaknya. Diandra melangkah cepat menuju kamar Zakia. Brak!Diandra membuka pintu dengan keras, menimbulkan suara derit nyaring dan membuat Ammar yang tengah tertidur menjadi menggeliat dan sontak membuka mata. Ammar yang lebih dulu membuka mata langsung menangis karena merasa tidurnya terganggu dengan keributan yang terjadi di sekitarnya."Nah, bener, kan? Kamu yang lancang membawa Tuan Muda kemari! Apa hakmu membawa Tuan Muda kemari? Kamar ini sangat tidak layak untuk menjadi tempat tidur Tuan Muda. Dia sudah punya kamar sendiri yang jauh lebih mewah. Dia tidak pantas tidur di kama
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status