Semua Bab Ditalak Setelah Melahirkan : Bab 41 - Bab 50
238 Bab
Jalan-jalan
Bab 41 "Kamu ingat ini hari yang ke berapa?" Ekspresi wajahnya segera berubah serius. Dia harus mengingatkan suaminya akan ucapannya tempo hari. Yudha harus tahu, jika dia tidak sedang bermain-main. Yudha tersentak. Dia segera ingat akan pembicaraan mereka sore itu. "Kamu serius dengan ucapanmu? Ingat loh, menemukan pekerjaan yang pas itu tidak mudah...." "Memang tidak mudah, tapi kalau kamu terlalu pilih-pilih pekerjaan, yang ada kamu akan menganggur selamanya," sergah Nilam. Dari raut wajahnya tecermin jika ia sedang kesal. Bagaimana bisa laki-laki yang bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di bangku perkuliahan ini bisa pilih-pilih pekerjaan? Sementara di sisi lain, orang-orang yang menyandang gelar S1 saja banyak yang menganggur! Benar-benar lelaki kurang bersyukur! "Tapi aku tidak mau menjadi pekerja kontrak! Dulu aku bekerja sebagai karyawan tetap di perusahaan itu. Kalau aku menjadi pekerja kontrak, berarti turun derajat dong!" "Jelas lebih baik daripada pengangguran!" ke
Baca selengkapnya
Memiliki Saingan
Bab 42"Zakia.... Kamu Zakia, kan?" Suara bariton yang sangat ia kenal tiba-tiba saja membuat Zakia tersentak kaget, bahkan sontak berdiri dari tempat duduknya sembari tetap mendekap erat putri kecilnya."Mas Yudha...."Melihat Yudha, Zakia serasa melihat hantu. Dia sudah tidak mengharapkan pertemuan dengan lelaki yang merupakan ayah kandung putrinya ini, karena merasa apa yang sudah ia inginkan tercapai. Dia menganggap malam itu adalah pertemuan terakhir mereka. Zakia sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan lelaki itu di tempat ini. Tadinya ia mengira sedang berada di tempat yang aman. Yudha tidak mungkin akan berada di taman, karena taman bukan tempat tongkrongan lelaki itu. Apalagi yang Zakia tahu, lelaki itu selalu sibuk dengan pekerjaannya. Kalaupun mau nongkrong, Yudha pasti memilih cafe bersama teman-teman lelakinya."Ini Naya?" tunjuk Yudha pada bayi cantik yang berada di gendongan Zakia.Zakia hanya tersenyum miris. Sudah berbulan-bulan Naya tidak pernah bertemu deng
Baca selengkapnya
Talak Untuk Nilam
Bab 43Arkan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Seorang anak buahnya barusan menelpon jika Yudha memang mengikutinya. Meskipun lelaki itu sudah kehilangan jejak, tetapi tidak menutup kemungkinan jika Yudha akan menemukan mereka kembali.Lelaki itu mendesah. Zakia sudah meminta maaf berkali-kali atas insiden barusan yang membuat acara mereka berubah menjadi tak menyenangkan. Naya yang menangis ketakutan, sementara Ammar yang juga rewel lantaran terganggu dengan keributan yang sempat terjadi.Di sebuah toko yang menjual perlengkapan bayi Arkan menghentikan mobilnya, lalu mengajak Zakia turun."Ada yang perlu dibeli, Tuan?" tanya Zakia sembari memberikan Ammar untuk digendong oleh Arkan. Zakia merasa lebih nyaman dengan hanya menggendong Naya. Menggendong dua bayi sekaligus membuatnya sedikit kerepotan. Sebenarnya ada stroller di rumah, tetapi mereka lupa membawanya. Lagi pula niat awalnya hanya jalan-jalan ke taman yang memang tidak terlalu jauh dari kawasan tempat tin
Baca selengkapnya
Talak Untuk Nilam (2)
Bab 44Nilam sungguh mencintai Yudha, hanya saja dia tidak mau dibutakan oleh cinta. Dia tak mau rugi materi. Dia ingin Yudha berlaku sewajarnya sebagai seorang suami. Dia juga tidak menuntut Yudha untuk memberikan ia uang nafkah yang banyak, hanya saja ia merasa tidak nyaman jika gaji Yudha harus dikuasai oleh ibunya, karena itu sangat tidak benar.Saat ini Yudha sedang menganggur. Nilam sengaja mengancam agar Yudha bisa segera termotivasi untuk mencari pekerjaan baru dan bukan malah bergantung kepadanya. Suami itu adalah tulang punggung keluarga. Suami harus menafkahi istri, bukan istri yang membiayai suami, walau istri sudah kaya sekalipun dan tidak membutuhkan nafkah dari suaminyaNilam menatap nanar kepergian Yudha dengan motornya. Separuh hatinya kosong. Kata-kata talak dari Yudha mengakhiri semuanya. Setetes bening perlahan jatuh membasahi pipi Nilam. Wanita itu juga tidak berusaha untuk mencegah kepergian suami yang sekarang mendadak berubah menjadi mantan ini. Biarlah Yudha
Baca selengkapnya
Menunggu Waktu
Bab 45"Ini semua gara-gara Mama! Jikalau bukan karena Mama yang memaksaku untuk melahirkan secara normal, pasti Mas Aldi nggak akan selingkuh dengan sekretarisnya!" Risa melepaskan diri dari pelukan ibunya"Suami selingkuh, malah Mama yang disalahkan? Kamu ini gimana sih? Makanya kalau punya suami itu dilayani yang benar," balas Marina tak mau kalah. Jelas dia tidak mau disalahkan oleh putrinya, meskipun memang benar waktu itu dia yang memaksa Risa untuk melahirkan secara normal, karena bagi Marina, menjadi seorang ibu takkan pernah sempurna jika tidak bisa melahirkan anaknya secara normal. Kalau operasi kan nggak terasa sakit, jadi nggak merasa perjuangan sebagai seorang ibu."Iya, jelas Mama yang salah. Mama yang memaksaku untuk melahirkan si kembar secara normal, padahal waktu itu Mas Aldi sudah wanti-wanti agar aku menjalani operasi caesar saja, supaya organ intimku tidak robek. Dengar, Ma, Mas Aldi itu orangnya perfeksionis dan dia nggak mau organ intim istrinya dilalui oleh bay
Baca selengkapnya
Tolong, Berhenti Memanggilku Dengan Sebutan Tuan
Bab 46 Malam ini setelah selesai makan dan membersihkan peralatan bekas memasak, Zakia masuk ke dalam kamar. Dua bayi itu sudah menunggunya. Dua pasang mata mungil dan bulat itu seperti titik bintang, berkedip-kedip, terlihat begitu antusias dengan kehadiran ibu mereka. "Maaf ya, kalian nunggunya lama ya? Ibu dan Mama harus merapikan dapur lebih dulu sebelum kemari," ujar Zakia seraya merangkak naik ke atas pembaringan. Dia memang sengaja membiasakan Ammar untuk memanggilnya ibu, sedangkan untuk Naya, Zakia membiasakan untuk memanggilnya mama. Bukan karena apa-apa. Ke depannya supaya Ammar mengerti jika posisi Zakia adalah hanya ibu susunya, bukan ibu kandungnya. Kelak jika ia sudah tidak dibutuhkan lagi sebagai ibu susu bayi lelaki itu, mereka bisa berpisah secara baik-baik. Menjadi ibu susu seorang bayi hanya sementara, kurang lebih dua tahun. Zakia juga harus mempertimbangkan dampak psikologis Ammar yang mungkin saja akan sedih dengan perpisahan mereka kelak. Maka membedakan pan
Baca selengkapnya
Panggil Aku, Mas
Bab 47Suasana mendadak senyap. Hanya terdengar desiran angin, suara jangkrik, kunang-kunang serta binatang malam lainnya. Zakia balas memandang sang majikan dengan tatapan heran.Apakah Arkan sedang mabuk? Kenapa lelaki itu mendadak memintanya berhenti memanggilnya dengan sebutan Tuan? Bukankah Arkan adalah majikannya dan semua orang memanggil Arkan dengan sebutan tuan?Bahkan Ammar pun kerap kali dipanggil sebagai tuan muda. Hanya saja Zakia memang tidak biasa memanggil Ammar sebagai tuan muda, karena itu akan berdampak kurang baik pada sisi kejiwaan bayi lucu itu. Zakia menginginkan Ammar tumbuh menjadi anak yang rendah hati, tidak sombong, meskipun sudah memiliki semua hal yang diimpikan oleh setiap anak di dunia ini. Dia seringkali menyebut Ammar dengan baby Ammar, Abang Ammar atau menyebut namanya saja."Maaf Tuan, bukankah Tuan adalah majikan saya? Semua orang memanggil Anda dengan sebutan Tuan," ucap Zakia akhirnya seraya menelan ludahnya. Entah kenapa tenggorokannya seperti a
Baca selengkapnya
Permintaan Zakia
Bab 48Zakia meraih tubuh putrinya, bermaksud menimang demi meredakan tangis bayi itu. Namun alangkah kagetnya Zakia, ketika melihat banyak sekali semut berwarna coklat agak kemerahan bertebaran di kasur mungil itu, bahkan beberapa ekor masuk ke dalam pakaian Naya dan menggigit kulit bayi berwarna putih kemerahan itu."Ada semut!" seru Zakia buru-buru melepas pakaian Naya dan menemukan bentol kemerahan di punggung, bahu dan tangan bayi itu"Kok bisa ada semut di sini sih? Ruangan ini sangat bersih dan seharusnya tak ada serangga sama sekali, bahkan nyamuk pun enggan bersarang di sini," gumam Zakia tak habis pikir. Dia segera membawa Naya ke kamar mandi, memandikannya dengan cepat, tak peduli dengan tangisan Naya yang histeris, karena rasa gatal dan nyeri di tubuhnya akibat gigitan semut merah.Zakia membungkus tubuh putrinya dengan handuk, kemudian merebahkan tubuh Naya di samping Ammar. Untunglah bayi yang baru saja ia mandikan itu terlihat anteng dan belum sempat ngompol. Andai saj
Baca selengkapnya
Gosip
Bab 49Hufftt...!Akhirnya pekerjaan Zakia selesai juga, tepat ketika jarum jam di dinding menunjukkan angka sepuluh. Kedua bayi itu sudah ia mandikan, susui dan tertidur di tempat tidurnya masing-masing. Kali ini Zakia ekstra hati-hati. Dia tidak ingin kejadian yang lalu terulang kembali. Dia memeriksa tempat tidur mungil itu sebelum merebahkan kedua bayinya.Bi Minah datang ke kamar ini dengan membawakan cemilan untuk Zakia berupa buah potong. Wanita paruh baya itu dengan senang hati membawakan makanan untuk Zakia karena paham betul, wanita itu tidak mungkin meninggalkan dua orang bayi itu, walaupun hanya sebentar. Sebelum kamera CCTV itu dipasang, Ammar dan Naya harus selalu berada di bawah pengawasannya. "Makanlah, Zakia. Kamu pasti sudah kembali lapar, kan?" tebak Bi Minah meletakkan sepiring besar berisi aneka buah yang sudah dipotong kecil-kecil di atas meja di depan sofa."Terima kasih, Bi. Saya memang sudah kembali lapar. Maklum baru saja selesai menyusui dua bayi itu." Wani
Baca selengkapnya
Optimis
Bab 50Merasa seperti orang bodoh, akhirnya Zakia keluar dari ruangan pribadi anak susunya itu dan mengunci pintunya. Diandra sudah pergi beberapa saat yang lalu, jadi Zakia merasa aman. Sebelum tukang yang memasang kamera CCTV datang, dia memang harus ekstra waspada. Jangan sampai kedua bayi itu mendapat masalah lagi.Zakia membawa dirinya menuju balkon. Pemandangan yang terlihat nampak indah. Wanita itu memang jarang berdiri di tempat ini karena kesibukannya mengurus dua bayi. Dari balik terali pagar pembatas, Zakia menatap rimbunan pepohonan yang tumbuh di taman. Halaman rumah ini sangat luas. Tak terbayang bagaimana lelahnya si tukang kebun harus mengurus halaman dan taman seluas ini.Wanita itu tersenyum saat matanya menangkap lambaian tangan dari pos penjagaan. Ya, itu adalah Romi, pria baik hati yang malam itu mengizinkannya duduk di pos penjagaan, walaupun harus menanggung risiko kemungkinan dimarahi oleh bosnya karena mengizinkan seorang wanita asing masuk ke dalam pos.Zaki
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
24
DMCA.com Protection Status