All Chapters of Suami Hilang, Dapat Jodoh Dadakan : Chapter 81 - Chapter 90
126 Chapters
81.
Sesuai rencana, Nada akan membawa Akbar ketempat favorit dirinya dan Nazril. Tempat ternyaman pertama setelah rumah mereka. Biasanya setiap satu Minggu sekali Nada dan Nazri ke tempat favoritnya. Namun untuk sekarang karena kesibukan Nada mereka hanya sempat mengunjungi dua Minggu sekali.Akbar begitu penasaran, ia ingin tahu sebenarnya Ia akan di bawa ke mana? Karena mobil mengarah ke luar kota."Sebenarnya kita mau ke mana?" Tanya Akbar pada Nada. Nada yang duduk di sampingnya pun langsung menoleh. "Tunggu aja. Nanti kamu juga tahu," Ujar Nada dengan sok misterius."Iya, Om. Sebentar lagi sampe kok. Pak supir cepetin dikit laju mobilnya. Om Akbar sudah gak sabar soalnya." "Siap Tuan muda!" Jawab sang supir."Minimal kasih bocoran gitu. Biar tidak terlalu penasaran." "Katanya kamu mau menikah denganku. Itu artinya kamu harus dapat restu darinya. Nanti kamu kenalan, ya," terang Nada. Dalam pikiran Akbar pun mengira mungkin ia akan dipertemukan dengan keluarga besarnya."Tentu saja.
Read more
82
82.Kini, hanya ada Nada dan Akbar. Mereka duduk berdua di gazebo area pemakaman. Sementara itu, Nazril terlihat terlelap di paha Akbar.Nada dan Akbar terlihat canggung. Mereka masih malu-malu. Hingga Akbar menangkisnya rasa canggung itu. "Kapan kamu siap nikah? Jika dalam waktu dekat ini aku akan segera mempersiapkannya. Tapi, jika kamu siapnya dalam jangka waktu panjang. Dengan senang hati aku akan menunggu."Nada menghela napas panjang. Jika dirinya yang menentukan, ia bingung sendiri. Ia lebih baik serahkan semua pada Akbar. Kapan pun itu waktunya dia akan siap."Aku tergantung kamu aja, Bar. Aku siap-siap saja. Aku hanya bisa memberikan saran bukankah hal yang baik itu harus segera dipercepat?"Mendapatkan respons positif dari Nada. Membuat Akbar begitu bersemangat. Mempercepat itu memang keinginannya. Ia tidak akan bisa tenang karena Firman berhasil melarikan diri. Mau laporan ke polisi pun percuma karena mereka tidak punya bukti. Yang ada laporan mereka Akan dibalas sebab kea
Read more
83.
Akbar marah saat mendengar cerita dari Nada. Nada pernah di sekap dan dipaksa untuk menikah. Marahnya Akbar karena ia tidak bisa berada di samping Nada. Andai saja ia ada di samping Nada, ia yakin hal seperti itu tidak akan pernah terjadi."Maaf, karena aku tidak ada di sampingmu. Aku...""Tidak apa-apa. Sekarang kamu sudah ada dihadapanku. Apa lagi yang aku takutkan. Yang dulu biar berlalu. Sekarang pun aku sudah bisa sedikit demi sedikit melupakan peristiwa itu,'' sela Nada menyela perkataan Akbar.Nada lalu melihat jam yang terpasang di tangan kirinya. "Seperti kita sudah terlalu lama di sini. Kita pulang," usul Nada. Ia berkata seraya bersiap-siap."Mmm, ternyata apa yang kamu katakan memang benar. Ini adalah tempat ternyaman. Sejuk dan menentramkan hati. Waktu pun tidak terasa udah mau sore aja," seru Akbar. Ia membenarkan apa yang Nada ucapkan. Jika tempat yang sekarang mereka kunjungi adalah tempat ternyaman. "Aku sengaja membangun kompleks pemakaman seperti ini. Setidaknya bis
Read more
84
Nada terus berperang dengan batinnya. Antara harus melepaskan atau tetap mempertahankan. Tapi... jika harus melepaskan ia tidak sanggup. Sudah cukup ia menahan diri perasaannya ini. Apakah dirinya harus melepaskan begitu saja? Apakah perasaannya ini harus ia buang jauh-jauh? Tidak! Ia tidak ingin terjadi hal seperti itu."Khem, khem."Nada berdehem, ia tidak ingin terus berpura-pura tertidur. Ini tidak nyaman, serta bukan sifatnya juga yang selalu berpura-pura. Dia tidaklah seperti itu. Apa lagi, Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada Akbar. Setidaknya setelah tahu jawabannya ia bisa sedikit lebih lega.Akbar yang mendengar deheman Nada pun menoleh sekejap lalu kembali meluruskan pandangannya. "Udah bangun? Nyenyak sekali tidurnya," ucap Akbar dengan tersenyum."Lumayan, Bar... tadi siapa yang telepon?'' Tanya Nada pada Akbar.Akbar mengerutkan kening bingung. Bingung kenapa Nada tahu. Apa jangan-jangan...."Kau dengar?" Tanya Akbar."Maaf." Ucap Nada dengan Lirihnya. Ia takut Akbar
Read more
85.
85.Brak...Kayla membuka pintu dan menutupnya dengan begitu keras. Irawan yang kala itu tengah duduk di sofa seraya melihat pergerakan saham begitu terkejut. Irawan meletakkan kacamata bacanya, lalu menatap ke arah Kayla yang terlihat cemberut. Irawan tahu jika pulang dalam keadaan seperti ini tandanya telah terjadi sesuatu antara dirinya dan juga Akbar.Sebagai ayahnya, Irawan sudah dipusingkan dengan kelakuan Kayla. Di suruh kembali kuliah di Amerika tidak mau. Di suruh di Indonesia tidak mau. Irawan benar-benar dibuat frustrasi. "Bisa gak kalau ada masalah di luar jangan dibawa-bawa ke rumah? Ayah rasanya bosan lihatnya. Kamu bukan lagi anak kecil Kay." Protes Irawan pada Kayla.Kayla yang cemberut semakin terlihat cemberut tetkala mendengar perkataan ayahnya itu. Dia inginnya sang ayah menghiburnya bukan malah sebaliknya."Ayah, kok ngomong kaya gitu? " protes Kayla dengan wajah yang semakin ditekuk, semakin cemberut."Terus Ayah harus ngomong apa? Apa ayah harus bertanya Kamu
Read more
86
Ilham terkejut saat Akbar mengatakan jika dirinya akan menikah. Dia tahu wanita yang ingin Akbar nikahi hanyalah Nada. Apa itu artinya hubungan mereka memang benar-benar baik-baik saja? Ilham pun tidak menyangka jika Akbar begi gerak cepat. Adiknya ini sepertinya menjadikan kejadian di masa lalu sebagai pelajaran berharga. Dia tidak ingin kehilangan Nada untuk kedua kalinya."Kenapa respons kakak begitu amat? Dari dulu Akbar juga sering bilang mau menikah. Tapi gak pernah seterkejut itu," timpal Akbar.Ilham terdiam, ia berpikir apa yang dikatakan Akbar ada benarnya. Kenapa dia begitu terkejut? Apa mungkin karena ia tengah banyak pikiran? Memikirkan pak Irawan yang terus menerornya."Kakak senang jika kamu nikah, Bar. Penantian panjangmu akan segera berakhir, " ujar Ilham.Percayalah, Ilham mengatakan hal tersebut sama sekali tidak bertenaga. Ia teringat terus akan perkataan Pak Irawan. Pak Irawan sendiri adalah Ayah Kayla. Ilham benar-benar ada dalam dilema. Menerima tawaran pak Iraw
Read more
87
87. Masa Lalu Akbar tidak bisa berbuat apa-apa dengan keputusan Ilham. Niat untuk memisahkan pun urung ia lakukan. Bukan berarti setuju, tapi semuanya akan terasa percuma.Meskipun ia tidak melakukan apapun dan menolak keras jika Ilham menerima tawaran untuk menikah dengan Kayla, Ilham akan fokus pada niatnya itu. Ilham tidak akan mengubah pendiriannya. Akbar hanya bisa mendoakan yang terbaik. Dia yakin sang kakak bisa mengatasinya. Mungkin benar jodohnya harus datang dengan cara seperti itu. Mungkin benar jodoh Ilham adalah Kayla.Setelah berdiskusi dengan Ilham. Akbar pun sudah mengambil keputusan kapan pernikahan dia dengan nada akan berlangsung. Akbar harap tanggal itu cocok dan pernikahannya bisa berjalan dengan lancar.Hari ini Akbar bermaksud untuk bertemu dengan Nada. Ia akan membahas masalah pernikahan mereka. Dan satu hal lagi ia akan membahas masalah Nada yang ingin bertemu Kayla. Ingin melarang pun, ia tidak punya hak sebab ia belum memiliki ikatan apa pun. Akbar sudah
Read more
88
88. Ingin Bertemu Kayla "Jadi kamu setuju di tanggal itu kita menikah?" Tanya Akbar ia ingin memastikan lebih jelas lagi."Iya, aku setuju. Mari kita menikah ditanggal yang sudah kamu tentukan." Ungkap Nada.Untuk kedua kalinya Akbar kegirangan. Malah sekarang ia berteriak, ini membuat Nada malu sendiri."Hore! Aku akan menikah! Aku akan menikah!" Teriak Akbar.Orang yang ada di taman langsung menoleh ke arah Nada dan Akbar. Nada hanya bisa tertunduk malu jangan lupakan Nada pun tidak hentinya tersenyum melihat tingkah Akbar.Nazril yang melihat bundanya dan om-nya terlihat bahagia. Anak lelaki delapan tahun itu pun ikut bahagia. Karena ini yang ia mau. Melihat Sang bunda bersama Akbar. "Akbar! Berhentilah jangan seperti itu! Orang-orang melihat kita!" Protes Nada."Biarkan saja. Biar mereka tahu hari ini aku sedang bahagia. Mereka juga harus tahu kita akan menikah. Bahkan seluruh dunia harus tahu.'' Nada membiarkan saja apa pun yang dilakukan Akbar. Ia hanya bisa tertawa seraya me
Read more
89
"Kamu ingin bertemu denganku bukan? Sekarang aku ada di hadapanmu," Ujar Nada.Kayla menatap Nada dari atas sampai bawah. Sosok wanita yang menurutnya sangat sempurna. Bahkan ia tidak percaya jika yang ia ketahui Nada adalah seorang janda beranak satu.Lalu sekarang? Nada bahkan tidak nampak seperti seorang janda. Ia justru terlihat seperti seorang gadis. Wajah yang terlihat teduh, perkataan yang begitu lemah lembut. Serta terlihat cantik dan awet muda meskipun tidak memakai riasan tebal seperti dirinya."Maaf, aku yang memaksa Akbar untuk mempertemukan kita. Ada begitu banyak yang ingin aku ceritakan padamu," ungkap Nada.Kayla tersadar dari rasa kekagumamnya pada Nada. Meskipun begitu, ia tidak ingin mengakui keunggulan Nada . Baginya hanya dirinya yang pantas untuk Akbar."Aku gak nyangka ternyata wanita sepertimu pandai berbohong. Bahkan yang aku tahu, Akbar tidak pernah berbohong. Dan kini lihatlah! Hanya karena kamu dia berani untuk berbohong." Ujar Kayla dengan sinisnya."Dia t
Read more
90
Ilham membawa Kayla masuk ke mobilnya. Ia sedikit mendorong kasar tubuh Kayla hingga tubuh Kayla terbentuk jok mobil. Ia bahkan sampai mengaduh kesakitan."Kamu bisa pelan-pelan tidak? Enggak usah main dorong segala. Kau menyakitiku!" Sentak Kayla. Ia mengeluh seraya memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit akibat dicekal erat oleh Ilham."Wanita sepertimu tidak pantas diperlakukan lembut. Karena kamu saja tidak mau menghargai orang lain apa lagi berbuat lembut." Ujar Ilham dan perkataanya sangat menyakiti Kayla. Ilham lalu sedikit membungkukkan tubuhnya. Ia hendak memasang seatbelt di tubuh Kayla. Kayla langsung memalingkan wajahnya saat jarak diantara mereka begitu sangat dekat. Saking dekatnya, Kayla sengaja menahan napas agar embusan napasnya tidak menerpa wajah Ilham. Ia pun berusaha mengendalikan dirinya, Kayla akui meskipun Ilham seorang duda. Tapi pesonanya tidak bisa tertandingi.Tidak berbeda jauh dengan pesona Akbar, hingga Kayla mengumpat dalam hatinya sebab jara
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status