All Chapters of Suami Hilang, Dapat Jodoh Dadakan : Chapter 91 - Chapter 100
126 Chapters
91
Akbar mengantarkan Nada pulang. Sepanjang perjalanan hanya dilalui dengan diam. Akbar mengira jika Nada marah padanya. Sebab pertemuan dengan Kayla harus berakhir penuh drama.Hingga ia tidak berani untuk berbicara Lebih dahulu. Namun, setelah berpikir ini terlalu kekanak-kanakan. Tidak sepantasnya ia ikut diam."Kau marah?" Tanya Akbar setelah ia mempersiapkan diri kalau-kalau nada marah."Aku tidak marah. Dan jangan menyalahkan diri. Karena ini sepenuhnya salah ku. Andai aku tidak meminta untuk melakukan pertemuan. Aku yakin hal seperti ini tidak akan terjadi. Jadi maaf,'' Nada berkata dengan penuh penyesalan. Dirinya terlalu memaksakan. Hingga ia harus menerima jika Akbar dan Ilham harus dipermalukan di hadapan orang banyak."Sekarang kamu sudah tahu kan seperti apa Kayla? Dan ini bisa ambil pelajaran jika kita tidak boleh berurusan lagi dengan Kayla.""Tapi, aku mau berteman dengan dirinya. Dia masih kecil, Bar. Mungkin dia butuh perhatian. Atau mungkin ada sesuatu yang membuat d
Read more
92
Dua Minggu kemudian.....Tiga hari setelah peringatan kematian Aziz ke empat tahun. Tiba saatnya hari pernikahan Nada dan Akbar. Meskipun persiapan mereka begitu singkat, namun pernikahan mereka tetap dilakukan secara meriah.Sementara pernikahan Ilham dan Kayla akan berlangsung tahun depan. Dengan alasan Pak Irawan yang tengah ke luar negri. Kayla tahunya tengah menjalankan bisnis. Nyatanya pak Irawan tengah berobat.Semua tamu undangan adalah client Nada dan Akbar. Mereka turut bahagia saat melihat Nada dan Akbar menikah. Sebelum acara dimulai, Akbar sempat-sempatnya saling bertukar pesan dengan Nada. Karena mereka memang tidak bertemu terlebih dahulu sebelum kalimat Ijab kabul terucap."Apa kamu gugup?" Pesan yang ditulis Akbar pada Nada.Tring...Bunyi notic pesan masuk.[Aku sangat gugup. Padahal ini bukan kali pertama aku menikah,] balas Nada."Itu terjadi beberapa tahun ke belakang. Wajar saja jika saat ini kamu gugup. Aku pun sama Sangat gugup."Pesan Langsung Akbar kirim. Cu
Read more
93
Dengan tergesa-gesa, Kayla langsung turun. Ia hendak memberikan surat yang ia temukan di kamar pada Akbar dan Ilham. Ia syok untuk pertama kalinya ia merasakan rasa empati seperti ini Orang-orang melihat ke arah Kayla yang berlari saat menuruni tangga. Napas Kayla terengah-engah, ia tidak langsung berkata apa yang terjadi pada Akbar dan Ilham. Melihat Kayla hampir kehabisan napas, Ilham berinisiatif untuk mengambil air dan memberikannya pada Kayla."Ada apa? Kenapa berlarian? Nada mana?" Tanya Akbar Ilham lalu datang dan menyodorkan segelas air putih. "Minumlah dulu dan cerita apa yang terjadi ," ucap Ilham pada Kayla Saat Kayla tengah minum, datang Nazril ia menangis membuat Akbar terkejut dan dia langsung menghampiri Nazril."Ada apa? Kenapa menangis?" Tanya Akbar khawatir."Nada hilang, dia diculik," ucap Kayla kemudian.Akbar langsung menoleh pada Kayla.."Apa maksudnya, hah? Hilang? Diculik?" Tanya Akbar mendadak ia semakin khawatir.Kayla lalu memberikan selembar kertas yang
Read more
94
Beberapa jam sebelumnyaUsai bertukar pesan dengan Akbar, Nada tidak hentinya tersenyum sendiri. Ia berasa mimpi ada di posisi sekarang. Menikah dengan seorang pria yang lebih muda darinya. Pemuda yang pantasnya menjadi adik bukan suami.Tapi, inilah takdir. Tidak ada yang bisa menghalangi kekuatan takdir. Jika takdirnya memang bersama Akbar, Nada bisa apa selain mengikuti alurnya. Nada terus saja menatap handphone-nya, rupa-rupanya ia tengah melihat foto Akbar yang entah kapan jadi wallpaper. Saat bersama Aziz dia tidak seperti ini, tidak terlalu lebay. Tapi sekarang lihatlah, diusianya yang sudah memasuki usia kepala tiga, namun seperti seorang remaja belia yang baru merasakan jatuh cinta. Mungkin ini yang disebut puber kedua? Ada yang mengatakan saat orang mengalami puber kedua akan melebihi puber pada umumnya. Entah ini persepsi fakta atau hanya mitos belaka. Namun yang Nada rasakan begitu adanya. Dia kembali seperti seorang yang baru merasakan jatuh cinta. Di tengah keasyikan m
Read more
95
Akbar terus berpikir mencari cara bagaimana menyelamatkan Nada dari Firman. Ia tidak ingin terlambat menyelamatkan Nada. Ia takut kejadian lalu terulang kembali. Ia tidak bisa bayangkan bagaimana perasaan Nada.Tiba-tiba Akbar terpikir bagaimana cara menemukan keberadaan Nada. Rekaman cctv jalan raya. Ya, dia yakin cara itu bisa ia gunakan untuk melacak Firman."Kak, aku tahu cara melacak keberadaan Firman." Ucap Akbar pada Ilham yang sama-sama tengah berpikir cara menyelamatkan Nada."Apa? Kasih tau kakak." Balas Ilham tak kalah penasaran."Rekaman cctv jalan. Itu bisa kita jadikan untuk melacak ke mana Firman membawa Nada --istriku pergi.""Kau benar, kenapa kakak sama sekali tidak terpikirkan sampai sana. Dengan rekaman cctv jalanan kita bisa dengan mudahnya mengetahui keberadaan Firman." Tanpa menunggu lama mereka berdua segera beranjak. Namun langkahnya tertahan tatkala Nazril memanggilnya. Akbar hampir lupa, jika ada Nazril yang harus ia tenangnkan. Ada Nazril yang harus ia jag
Read more
96
Nada meringkuk di atas ranjang mewah. Meskipun demikian tidak membuat Nada bisa tidur dengan nyenyak. Bagaimana mungkin ia bisa tidur, jika pikirannya saja berada di tempat lain. Hanya raganya saja yang ada di tempat mewah itu.Pandangan mata Nada terlihat kosong. Dengan lelehan air mata yang sudah tidak mampu ia tahan. Nada yakin, Nazril dan Akbar tengah mencarinya, tengah mengkhawatirkan dirinya. Begitu pula dirinya. Ia terus terpikir Nazril. Ia takut traumanya kambuh, ia tidak bisa membayangkan bagaimana Nazril bisa menghadapi kenyataan jika ia tidak bersamanya.Tangis Nada semakin terisak, tubuhnya bahkan sampai bergetar. Ia ingin pulang! Dia ingin berkumpul dengan Nazril dan Akbar. Tapi, dia tidak tahu bagaimana cara untuk kembali. Ia bahkan tidak tahu ada di mana.Nada mendadak berhenti terisak, saat mendengar seseorang masuk ke kamar tersebut. Dia yakin itu adalah Firman. Nada secepatnya menyeka air matanya lalu berpura-pura tertidur.Orang yang masuk memang Firman. Dia membawa
Read more
97
Akbar dan Ilham saling tatap, ketika merespons perkataan Damar. Anak angkat? Jadi, Firman bukanlah anak kandung Damar? Tapi... apakah harus dipercaya perkataan Damar? Dia pernah berbuat jahat pada keluarga mereka, bisa saja dia belum berubah. Dan sengaja mengatakan hal demikian agar jika ada apa-apa damar tidak akan di salahkan.Mengerti akan sikap Akbar dan Ilham yang terlihat tidak mempercayai perkataannya. Membuat Damar kembali buka suara. Ia sengaja memanggil istrinya untuk membuat bukti jika Firman memang bukan anak kandungnya."Apa kalian tidak percaya padaku? Jika seperti itu aku akan membuktikan jika Firman memang bukan anak kandungku. Aku sudah menghubungi Istriku dan sebentar lagi dia akan datang membawa bukti.'' Ujar Damar begitu yakin.Tepaksa, Akbar dan Ilham pun menunggu. Padahal mereka tengah mengejar waktu. Tapi, demi keamanan dan bukti mereka rela menunggu.Sekitar setengah jam lamanya, akhirnya Istri Damar bernama Ratih datang. Ia datang sudah memasang wajah tidak su
Read more
98
Sofi serasa dicampakkan begitu saja. Ia merasa dirinya sudah tidak dibutuhkan lagi. Setelah apa yang diinginkan oleh firman tercapai. Firman sama sekali tidak peduli akan perasaannya. Oleh karena itu, Firman dengan mudahnya bicara seperti tadi. Dengan amarah yang sudah di ubun-ubun, Sofi berdiri ia lalu dengan beraninya mengambil asbak. Ia melempar Firman dengan asbak tersebut.."Firman!" Teriak Sofi.Mendengar namanya disebut, Membuat Firman tersenyum miring lalu Firman pun menoleh berbarengan dengan Sofi yang melempar asbak.Bugh....Asbak yang dilemparkan oleh Sofi mengenai kepala Firman. Firman mematung disertai dengan lelehan darah keluar dari kepalanya lalu mengotori baju. Firman lalu menatap Sofi dengan rahang yang mengeras. Sedangkan Sofi ia sama sekali tidak menyesal dengan apa yang ia perbuat."Sofi, kamu...." ucapan Firman tertahan, saat ia mulai merasakan pusing dan sakit berbarengan."Argh, kamu..." firman mengaduh disertai tangan yang memegangi kepala."Ini balasan unt
Read more
99
Nada kembali mendengar suara teriakan dan gedoran di sebelah kamarnya. Saat lihat jam ternyata menunjukkan pukul dua belas malam. Sedari tadi Nada memang belum tidur, rasa kantuknya tiba-tiba tidak ada. Pikirannya terlalu terfokus pada Nazril dan Akbar.Untuk mengurangi suara beresik itu, Nada memutuskan untuk ke balkon. Menikmati udara segar malam hari. Nada berdiri di depan pagar pembatas balkon. Ia memejamkan matanya, menghirup dalam-dalam udara. Namun, apa yang ia lakukan sekarang malah membuat ia teringat pada Nazril pada Akbar.Air matanya kembali luruh. "Nazril sayang, kamu sedang apa? Apakah kamu merindukan Bunda? Bunda merindukan kamu. Bunda mau ketemu kamu. Tapi.... Bunda sama sekali tidak tahu ada di mana. Bunda takut," racau Nada, ia terisak semakin keras. Kedua telapak tangannya ia gunakan untuk menutupi wajahnya yang banjir air mata."Akbar, tolong aku. Tolong cepat datang, aku sendirian, aku takut." Racau lagi Nada.Tanpa Nada sadari, jika disebelah balkonnya tepatnya di
Read more
100
"Dari penampilanmu, aku Lihat kamu adalah wanita terhormat, wanita berkelas. Namun, entah apa yang membuat kamu bisa berbuat nekat seperti itu?" ujar Nada. Lebih tepatnya ia menyindir."Cinta, ini semua karena cinta," jawab Sofi. Nada tersenyum, dia pernah ada di posisi seperti Sofi. Saat Aziz meninggalkan dirinya. Suami sekaligus cinta pertamanya. Berat sangat berat awal-awal ditinggal pergi. Namun, karena cintanya ia rela menunggu hingga akhirnya tahu jika suaminya meninggal.Tapi, meskipun demikian Cinta tidak membuat dirinya kehilangan akal sehatnya. Cinta tidak membuat ia melakukan hal buruk. Justru cinta mengajarkan dirinya untuk setia, sabar dan ikhlas.Beda halnya dengan wanita dihadapannya. Hanya karena cinta ia rela melakukan kejahatan. Bukankah itu namanya cinta yang salah? Cinta yang tidak benar, cinta yang tidak sehat."Jangan pernah menodai kesucian cinta. Cinta tidak akan menjerumuskan kamu pada hal buruk. Justru sebaliknya, cinta mengajarkan pada hal yang baik." Ujar
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status