Lahat ng Kabanata ng Obsesi Liar CEO: Kabanata 481 - Kabanata 490
498 Kabanata
MAKAN TIDAK BOLH GIBAH!
Namun, saat masih setengah jalan, Yvan tiba-tiba merasa matanya gatal, dan dengan bodohnya ia malahmengucek-ngucek matanya tanpa sadar."Ce, mataku kok kayak pedes-pedes gitu, ya?" tanya Yvan sambil mengedipkan matanya beberapa kali."Kok bisa?" Grace yang terlihat sedang memotong tomat langsung mengalihkan perhatian."Ini ... tadi mata aku gatel, terus aku kucek, tapi kok malah pedes begin-""GUOOBLOKKK!!!" maki Grace dongkol.Gadis itu lantas bergegas mengambil air dingin dari dalam kulkas, lalu menarik Yvan menuju wastafel."Cuci matanya pakai air dingin," cetus Grace sembari menyodorkan botol berisi air es tersebut.Karena panik dan matanya terasa semakin pedas, Yvan pun buru-buru mengguyur matanya dengan air dingin tersebut."Dingin, anjing!""Namanya juga baru keluar dari kulkas," tegas Grace, lalu menahan tangan Yvan yang hendak menyeka air di matanya, "kamu belum cuci tangan, nanti pedes lagi matanya."Lalu Grace pun
Magbasa pa
Cute- Cute- Cute
"Jangan ghibahi Kak Yvan, nanti pant*tnya kedutan," imbuh laki-laki itu setelah berhasil mengontrol emosi. Ryvanoh dan Grace saling menyirobokkan pandangan, sama-sama bingung dengan tingkah Yvan barusan.Biasanya Yvan yang paling bersemangat kalau diajak ghibah waktu makan, tapi kenapa tiba-tiba bilang pamali? Apakah itu termasuk bentuk dari kecemburuan?***"Kau langsung istirahat saja, Marvel," titah Carro begitu mereka memasuki kamar hotel."Aku ingin bersih-bersih dulu. Mandi. Tubuhku bau steril, aku jadi agak pusing," ujar Marvel berniat untuk melepas kancing kemejanya, namun Carro segera mencegah dengan berkata, "mandinya besok pagi saja, ini sudah sangat malam. Cukup ganti piyama yang nyaman.""Memangnya kau tidak risih dengan baunya?" tanya Marvel yang langsung direspon Carro dengan gelengan kepala."Aku sudah biasa." Carro menimpali."Sekarang lebih baik kau tidur. Pulihkan tenagamu, selama dua hari ke depan kau akan mengulangi hal yang sa
Magbasa pa
Memangnya Aku Bau, Ya?
"Hai, Paman Carro!" sapa Grace begitu memasuki mobil, pria itu duduk di jok depan, sementara ia di belakang bersama Marvel."Wah, suaminya pulang kelihatannya langsung semangat," celetuk Carro sembari menoleh ke belakang, teringat bagaimana ekspresi lucu Grace yang tak rela melepaskan Marvel di bandara tempo hari, seakan tak mau jauh-jauh."Sudah, Pak. Silahkan jalan," titah Marvel setelah menutup pintu mobil."Baik, Tuan," sahut Pak Sopir diiringi anggukan kepala, lalu mengambil rute perjalanan menuju apartemen Carro untuk mengantarnya pulang terlebih dahulu. Marvel lalu menimbrung."Kalian lagi bahas apa?""Kepo!" Grace meledek, ia lantas menepuk-nepuk pundak Carro agar kembali menoleh ke arahnya."Paman, cewek Singapura apa cantik-cantik? Apa seksi-seksi? Apa semok-semok?""Kenapa tiba-tiba tanya begitu?" Carro heran.Alih-alih menanyakan bagaimana kabarnya, Grace justru nampak seperti sedang melakukan sesi interogasi sarat kecurigaan. Gr
Magbasa pa
Tidak Terhingga
Alih-alih segera menjawab rasa penasaran Grace, Marvel beralih menutup pintu kamar mandi, kemudian menguncinya, memastikan tidak ada siapa-siapa yang bisa masuk ke dalam sana selain mereka."Teman kantorku," jawab Marvel sambil tersenyum, tak terlihat sesuatu yang mencurigakan dari gerak-geriknya. Grace pun mengangguk paham, lalu perlahan mulai menghampiri Marvel yang masih stagnan di depan pintu. Tanpa bicara apa pun, ia kemudian memeluk tubuh Marvel, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang pria tersebut sambil berkata, "kangen kamu banyak-banyak.""Benarkah?" tanya Marvel memastikan, hatinya tiba-tiba menghangat."lya, beneran," sahut Grace, semakin mengeratkan pelukannya."Memang sebanyak apa kangennya?" Marvel membalas pelukan Grace, tangan kanannya mengusap lembut pucuk kepala gadisnya itu."Sebanyak satu dibagi nol," jawab Grace.Marvel mengerutkan dahinya."Berapa itu?""Tak terhingga," sahut Grace sembari meringis kagok."Siapa yang ngajar
Magbasa pa
Woman On Top Of The Tree And Always Singing Ih ... Ih ... Ih ....
"Aku suka semua yang kamu masak," jawab Marvel tanpa sedikitpun keraguan."Satu saja, yang paling Marvel suka, yang kalau makan itu bisa langsung ingat aku," desak Grace agar Marvel memberi jawaban yang lebih spesifik.Pria itu tampak menatap langit-langit kamar, sedang berpikir keras. Jujur saja, semua makanan yang Grace masak itu enak dan selalu meningkatkan nafsu makannya. Jadi, ini merupakan pilihan yang sulit."Yang mana?" tanya Grace lagi."Bubur yang kamu bikin waktu aku sakit," sahutnya setelah menimang-nimang pilihan."Rasanya enak sekali, mualku jadi reda setelah makan itu.""Oh, oke!" Grace akhirnya bisa bernapas lega, ia benar-benar bisa memulai aksinya besok pagi."Kenapa tiba-tiba tanya makanan favorit aku?" Kini, Marvel ganti bertanya."Tidak apa-apa sih, cuma kepo doang," balas Grace sambil meringis.Drrttt! Drttt!"Sebentar, Sayang." Marvel beranjak duduk dari pangkuan Grace setelah merasakan ponsel yang ada di sak
Magbasa pa
Anjing Lah!
"Kamu lagi banyak pikiran ya?""Tidak kok. Aku orangnya woles," jawab Grace."Kalau begitu, gimana kalau kamu ke rumahku? Mama hari ini pulang ngantor agak Awal, nanti aku minta Mama bikinin jamu biar nyeri haidnya bisa cepat sembuh kayak yang dulu-dulu."Yvan memberi penawaran, tapi Grace langsung meresponnya dengan gelengan kepala."Tidak usah, Van," tolak Grace halus."Habis ujian aku mau langsung pulang, mau nyiapin makan siang Marvel."Yvan tiba-tiba mendengus kesal."Nyesel aku kalau kayak gini ceritanya.""Nyesel kenapa?" Grace tidak paham."Dari tadi aku ngawatirin kamu, mikirin kamu ... tapi kamunya malah mikirin orang lain. Anjing lah!"***"Apa siang ini Tuan sibuk?" tanya Rebelza begitu mereka keluar dari ruang meeting. Marvel yang berjalan di sampingnya kontan menggeleng."Tidak."Rebleza lantas melirik jam tangannya."Sebentar lagi jam istirahat. Tuan mau makan siang dengan saya?""Tiba-tiba sek
Magbasa pa
Baby Pink ... Baby Blue
"Yang kedua ini namanya Largo Gasang, usia 50 tahun, direktur JJ Fashion.""Dan yang terakhir ini." Lester menggantungkan kalimatnya.Marvel menyesap rokoknya."Ada apa dengan yang terakhir?""Tuan mengenal dekat orang ini," ungkap Lester, kemudian memutar beberapa potongan CCTV dari berbagai angle yang digabung menjadi satu video utuh."Tidak ada interaksi secara langsung, namun Kian Draizuke memang sering kedapatan mengamati Nyonya Grace dari jauh.""Apakah saya perlu menjelaskan profilnya?" tanya Lester begitu melihat Marvel menjatuhkan puntung rokoknya, kemudian mematikan bara apinya dengan menginjaknya.Raut wajah Marvel juga langsung berubah. Reaksinya berbeda ketika Lester menyebutkan dua orang lainnya. Kali ini, Marvel tampak begitu terkejut. Setengah tidak percaya."Dan menurut saya, dari ketiga orang tersebut, Kian Draizuke yangpaling sus.""Menurut saya?" Marvel mengulangi pernyataan Lester dengan seringaian yang menginti
Magbasa pa
Tupperware Kampret
Marvel spontan menutupi telinganya rapat-rapat saat Grace tiba-tiba berteriak kencang. Gadis itu terkejut bukan main saat Marvel menanggapi monolognya barusan. Rasanya jantungnya seperti terjun payung ke lambung."K-kamu dari kapan masuk kamar aku?" tanya Grace gelagapan, ia berusaha melepas pengait bra yang ia kenakan, tapi tidak bisa-bisa karena sudah keduluan panik."Dari kamu tanya ke Google," jawab Marvel apa adanya selagi mendekati Grace yang tampak kesusahan. la kemudian memegangi pundak Grace, memutar tubuhnya lembut sehingga kini gadis itu memunggunginya."Marvel, mau ngapain?" Grace makin panik."Bantuin kamu," sahut Marvel, lantas dengan telaten mulai melepas pengait bra motif macan tersebut."Kamu kenapa pakai bra di luar piyama begitu? Apa biar payud*ranya lebih hangat dan tidak masuk angin?""Bukan-bukan!" sergah Grace cepat-cepat, berusaha berpikir keras untuk mencari alasan yang tepat selagi melempar bra tadi ke sembarang arah."Mmm
Magbasa pa
Lima Kilo?
"Apanya?""Ya apa lagi?""Maksud kamu malam pertamanya?""Itu tahu, pakai nanya segala," ucap Grace."Lo, ya jangan!""Loh, ya suka-suka aku!""Loh, ya tidak boleh begitu!""Yang ngilangin tupperware siapa?" sarkas Grace sambil menoleh ke belakang untuk menunjukkan wajah julidnya pada Marvel.Lantas Marvel pun memasang ekspresi melas yang menyedihkan, ia juga sempat memanyunkan bibirnya sebelum menandas, "sebenarnya suami kamu itu aku atau tupperware?""Kamu jangan peluk-peluk dulu deh, aku jadi susah mau aduk nasinya." Grace berkilah, tak ingin menjawab pertanyaan konyol Marvel."Tidak mau," tolak Marvel, justru semakin mempererat pelukannya."Ih! Ih! Ih! Itu di tangan kamu ada apa?" tipu Grace sambil menunjuk tangan Marvel.Pria dewasa itu percaya. la langsung melepas pelukannya dan mengecek ada apa di tangannya. Tapi ternyata tidak ada apa-apa."Bohong ya kam_""Astaga! Aku lupa masukin sosis," interupsi Grace
Magbasa pa
Wah ...
"Tapi waktu menstruasi bulan kemarin, Grace tidak seperti ini, Bi."Bibi Maid menerka."Mungkin kali ini ada yang membuat Nona Grace sebal, makanyabegitu.""Jadi maksud Bibi, aku menyebalkan?" tebak Marvel sedikit tak terima, ia menatap tajam wanita dewasa itu."Hehehe." Bibi Maid meringis, "bisa jadi.""Ya ampun! Astaga! Saya lupa beli kecap asin," celetuk Bibi Maid sambil menepuk jidat, pura-pura kaget, padahal ada niat terselubung di dalamnya."Tuan, permisi. Sepertinya saya harus kembali ke supermarket untuk beli kecap asin."Ya, Bibi Maid harus segera melarikan diri. Semoga kejujurannya ini tidak menyebabkan dia dipotong gaji.***Tok! Tok! Tok!Grace sedikit terkesiap begitu mendengar pintu kamarnya diketuk. Tanpa memalingkan perhatiannya pada buku paket bahasa inggris, Grace lantas menyahut, ".asuk saja, tidak dikunci."Pun tak perlu menunggu lama, seseorang yang ada di balik sana segera membuka pintu, lalu masuk ke
Magbasa pa
PREV
1
...
454647484950
DMCA.com Protection Status