Все главы Unexpected Feeling : Глава 11 - Глава 20
117
Curhat
Kabar Romi dengan Mala menjadi pasangan membuat heboh satu fakultas, membandingkan hubungannya dengan Fajar sampai saat ini tidak ada yang tahu. Tidak ingin orang tahu tentang hubungannya dengan Fajar, dimana pastinya akan menjadi bahan pembicaraan dan mereka sangat yakin jika hubungan ini hanya sesaat.“Lihat mereka jadi iri,” ucap Lia yang tidak ditanggapi Indira “In, kamu kan dekat sama Mas Wahyu dan Mas Fajar buat aku jadian sama salah satu dari mereka. Eh...tapi jangan Mas Fajar pastinya nggak akan tahan lama mending Mas Wahyu, tapi kalau sama Mas Fajar juga nggak papa setidaknya bisa merasakan dekat sama orang pintar dan tampan.”“Kamu pendekatan sendiri aja, Mala aja pendekatan sendiri dan aku tidak tahu apa-apa.” Indira langsung menolaknya.“Mala bilang karena...”“Lia, Indira lagi apa ini? Nggak nyangka Romi jadian sama Mala, aku kira bakal sama kamu.” Wahyu memotong Lia yang ingin bicara.“Nggak lah, mas. Mas Romi hanya mas saja
Читайте больше
Official
Mobil berhenti di restoran yang menyajikan steak, tempat makan yang terkenal di banyak orang. Indira pernah makan disini dan biasanya bersama keluarga, tidak dengan teman-temannya karena memang harganya mahal.“Kak, kita makan disini?” tanya Indira memegang lengan Fajar.“Ya, kenapa?” Indira menatap Fajar penuh ketakutan “Aku baru dapat gaji dari RSJ.”Indira menggelengkan kepalanya “Nggak dibuat makan gini juga kali, kak. Mending kita makan di tempat biasa saja, uang kakak bisa dibuat yang lain.”“Lain? Kaya apa? Biaya menikah? Aku sudah siapin kalau itu.” Fajar mengatakan dengan santai membuat Indira membelalakkan matanya. “Udah, kita keluar. Aku udah lapar.”Menatap Fajar yang keluar dari mobil membuat Indira hanya bisa pasrah mengikutinya, Fajar sendiri menunggu Indira keluar dari mobil dengan harap-harap cemas, tersenyum tipis saat melihat Indira keluar dan melangkah kearahnya. Mengambil tangan Indira dengan menggenggam tangannya, ti
Читайте больше
Memutarbalikkan Kata
Indira tidak tahu bagaimana berita hubungannya dengan Fajar hadir setelah heboh Mala dan Wahyu. Tatapan beberapa anak membuat Indira tidak nyaman sama sekali, menggenggam tangan Mita yang berada disampingnya.“Kamu benar sama Mas Fajar?” tanya Mala yang hanya dijawab anggukan Indira “Wah...gimana bisa? Katanya dia suka nggak tahan lama kalau pacaran, memang nggak takut?” Indira hanya tersenyum tidak tahu harus menjawab apa “Mas Romi kirim kamu pesan? Dia sampai khawatir kalau berita itu benar, tapi Mas Romi bilang kalau nggak akan terjadi yang dulu-dulu.”Indira lagi-lagi hanya diam tidak tahu harus menanggapi apa, tidak selamanya Mita berada disampingnya, terkadang Mita bersama dengan Wati karena bagaimanapun Indira sendiri tidak terlalu dekat dengan Mita.“Kamu serius sama Mas Fajar?” tanya Lia yang sudah duduk disamping Indira.“Beritanya begitu jadi anggap saja begitu.” Indira menjawab sambil lalu.“Kamu bilang mau bantu aku buat deka
Читайте больше
Putus Pertemanan
“Kakak kenapa disini?” Indira menatap bingung pada Fajar yang duduk di ruang tamu.“Ryan bilang adik ada masalah? Masalah Lia? Memang belum selesai?” Indira memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Fajar “Ryan ini mata-mata kakak? Tahunya lengkap sekali.” “Aku khawatir sama adik setelah beberapa minggu lalu cerita masalah Lia.” Fajar memberikan alibi.“Bukan jadikan Ryan mata-mata juga.” Indira tidak tahu bagaimana hubungan mereka bisa bertahan hampir satu semester, ternyata Fajar memang laki-laki yang tanggung jawab, selama ini kedekatannya bukan hanya dengan Indira tapi juga seluruh keluarganya. Selama ini belum pernah Fajar mengenalkan pada kedua orang tuanya atau keluarga, Indira juga tidak mencari tahu dari Ryan mengenai keluarga Fajar.“Masalah adik?” tanya Fajar lagi dengan penasaran.“Putus pertemanan.” Indira menjawab santai.“Gara-gara aku?” Indira menggelengkan kepalanya “Romi dan Mala?”
Читайте больше
Jebakan Dio
Dio benar-benar mendaftarkan Indira menjadi bagian dari penerimaan mahasiswa baru, mereka mulai di liburan semester ganjil ke genap. Belum mengenal banyak orang membuat Indira sedikit takut, keberadaan Ryan membuatnya bernafas lega dan mungkin karena Fajar.“Pasti disuruh Kak Fajar,” tembak Indira langsung saat Ryan menjemput dirinya.“Kalau jadi panitia memang mau gabung, tapi jemput kamu tebakanmu benar dan lumayan buat bensin juga jajan di kantin.” Ryan menjawab dengan santai.Tidak mau berdebat, langsung naik ke sepeda motor Ryan. Mengendarai dengan kecepatan normal karena mereka tidak dalam kondisi dikejar waktu, tidak ada pembicaraan diantara mereka berdua. Indira turun terlebih dahulu sedangkan Ryan memilih memarkirkan motornya, melihat Mala dan Romi membuat Indira mendatangi mereka.“In, aku dengar kamu tengkar sama Lia dan Sinta,” ucap Mala langsung yang membuat Indira terkejut.“Ada hubungannya sama kamu?” tanya Romi dengan tata
Читайте больше
Sahabat Fajar
Kantin, Fajar langsung menarik Indira ke kantin bertemu dengan teman yang tadi berbicara dengannya. Menatap tidak enak dengan mengaduk minuman yang ada dihadapannya, Fajar memegang tangan Indira yang membuatnya mengangkat kepala menatap dua sahabat Fajar.“Kita belum kenalan tadi, Nathali dan ini Awang.” Nathali tersenyum lebar membuat Indira melakukan hal yang sama.“Indira, mbak. Mas Awang sudah pernah ketemu dan kenalan.” “Kenapa mau sama Fajar?” tanya Nathali langsung setelah memberikan tatapan tajam ke Awang dan Fajar.“Dihukum.” Indira menjawab spontan membuat Nathali terkejut dan memberikan tatapan penasaran kearah Fajar.“Kalian benar pacaran nggak sih?” tanya Awang dengan penuh rasa ingin tahu “Kenapa kamu nggak nolak? Apalagi udah jalan satu semester.” Awang menatap Indira ingin tahu.“Dik, jawabnya yang serius.” Fajar memberikan peringatan.“Nggak usah serius, jujur aja. Kita mau tahu sebenarnya.” Nathali men
Читайте больше
Pelatihan Maba
“Mas, masa harus game mulu? Capek ini.” Beberapa sudah mulai mengeluh, Indira menyandarkan kepalanya di dinding dengan memejamkan matanya. Fajar menarik kepala Indira bersandar di bahunya, tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.Kedua teman Fajar masih berada di kampus, mereka ikut bergabung bersama untuk latihan anak-anak mahasiswa baru besok. Indira sedikit bersyukur tidak perlu satu kelompok dengan mereka, pertemuan mereka tadi membuat Indira tidak berani bertemu atau menyapa mereka, berpikir negatif tentang mereka berdua untuk bertemu dengan dirinya.“Capek?” Indira menganggukkan kepalanya “Nggak usah ikut aja habis ini, kita pulang.” “Nggak, lagian masih ada game selanjutnya. Aku harus ada buat tahu game apaan.”“Adik cuman jadi pengawas aja bukan ikut masuk permainan nanti, bisa di bagian kesehatan sama aku.” Fajar memberikan tawaran yang sedikit menggiurkan.“Lihat nanti keputusan Mas Jonathan dan Mas Wahyu, jan
Читайте больше
Baju Wisuda
“Selesai ini, mas?” Indira menatap Wahyu yang berada tidak jauh dari mereka setelah mendengar pertanyaan yang diberikan Dito, tidak hanya Indira tapi mereka semua yang mengikuti kegiatan.“Kenapa pada natap begini sih?” Wahyu menatap mereka semua dengan menggelengkan kepala “Kalian tanya Mas Fajar aja udah selesai atau belum.”“Mas!” Dito langsung teriak membuat Indira menutup wajahnya “Indira tanya acaranya sudah selesai belum?” seketika Indira membuka wajahnya memberikan tatapan tajam pada Dito yang tampak tidak peduli.“Yu, kalau dilihat dari kegiatan tahun lalu kayaknya setelah ini udah nggak ada kegiatan bukan?” tanya Fajar membalikkan pada Wahyu yang langsung terdiam.“Ya...udah selesai, memang mau kemana sih?” Wahyu menatap Dito kesal.“Pulang, mau tidur.” Dito menjawab asal.Indira hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Dito, menatap kearah Fajar yang serius berbicara dengan kedua sahabatnya. Indira sam
Читайте больше
Orangtua Fajar
Indira menatap penampilannya depan kaca, berkat bantuan mama dan kedua kakaknya membuat penampilan Indira berbeda. Pakaian yang digunakan adalah dress panjang dengan warna yang tidak berbeda jauh seperti pakaian Fajar yang mereka beli.“Wuih...bakal ketemu camer ini,” goda Nadia, kakak kedua Indira.“Grogi banget, mbak.” Indira menghembuskan nafas panjang “Kak Fajar suka tiba-tiba gitu, nggak bisa dibantah pula.”“Aku antar nanti, penasaran sama Fajar. Mama sering cerita, dia suka minta ijin kalau ajak kamu keluar. Mas Hendra juga udah bicara sama dia, katanya baik dan dewasa jadi cocok buat kamu yang manja.” Nadia berkata tanpa beban membuat Indira menatapnya tajam “Udah cantik, berangkat sekarang?”“Mas Anton?” tanya Indira sambil mengirim pesan pada Fajar.“Rumah orang tuanya.” “Mbak nggak ikut?” tanya Indira penasaran yang dijawab gelengan kepala “Kita ke rumah Kak Fajar, udah dikirim juga alamatnya.”“Ajak Lily ya,
Читайте больше
Semester Baru
“Indira.” Menghentikan langkahnya saat melihat Mita berjalan kearahnya, sedikit mengerutkan keningnya melihat Mita yang tampak baik-baik saja setelah kejadian kemarin. “Kelas? Ayo bersama.” Mita menarik lengan Indira.Masuk kedalam kelas, suasana sudah mulai ramai dan menatap bingung akan duduk dimana. Suara Dio yang memanggil Indira membuat langkahnya menuju ke sumber suara, tepukan pelan pada kursi kosong sebagai tanda Indira untuk duduk disampingnya. Indira menatap sekitar dan menemukan Clara, teman yang mengambil sayuran saat makan di kantin setelah kejadian dengan Lia dan Sinta.“Mit, kamu duduk disini aja. Aku duduk sama Clara.” Mita memberikan tatapan tidak terima “Cuman disebelah ini aja.”“Ok,” ucap Mita dengan nada pasrahnya.“Kosong?” tanya Indira yang dijawab anggukan Clara.Duduk disamping Clara, tidak lama dosen masuk kedalam dan memulai kelas. Tidak ada pembicaraan diantara mereka berdua, sampai kelas b
Читайте больше
Предыдущий
123456
...
12
DMCA.com Protection Status