All Chapters of Unexpected Feeling : Chapter 31 - Chapter 40
117 Chapters
Tekanan Dosen
“Tugasmu bermasalah lagi?” tanya Clara dengan ekspresi kasihan.Indira menganggukkan kepalanya “Ya, nggak tahu mana yang salah.”“Bu Retno dendam sama kamu.” Dio mengeluarkan pendapatnya.“Jangan nyebarin berita yang nggak benar,” tegur Indira.Beberapa minggu setelah kepergian Fajar atau lebih tepatnya mereka menjalani hubungan jarak jauh, meskipun begitu Fajar tetap mengirim pesan atau menghubunginya di saat-saat tertentu. Tugas yang diberikan dan ditolak kedua kalinya sudah Indira kerjakan sesuai dengan petunjuk dan perintah. “Kenapa kamu?” tanya Romi ketika lewat disamping Indira.“Tugasnya ditolak kedua kali sama Bu Retno.” Dio yang memilih menjawab.“Ditolak?” Mala menatap tidak percaya “Apa yang salah? Dito itu kerjain asal diterima, kamu kurang apa?”“Mas Fajar.” Wahyu menjawab langsung.Indira menatap mereka yang secara tiba-tiba berkumpul, ekspresinya langsung terlihat malas membahas masalah
Read more
Tertekan
Berita tentang apa yang Indira lakukan dan katakan pada sang dosen langsung menjadi pembicaraan, hembusan nafas kasar dikeluarkan setiap kali mereka menatap kearahnya, tidak hanya itu Lia kembali membuat masalah dengan memberikan kalimat tambahan yang membuat cerita menjadi panjang.“Aku nggak nyangka kamu lakuin itu,” ucap Jonathan.Mereka menarik Indira ke ruang BEM, tidak hanya Indira tapi juga sahabat-sahabatnya seperti Dio dan Ryan. Indira bahkan meminta Ryan untuk tidak bercerita pada Fajar, tapi tidak mungkin pria itu tidak tahu pastinya Retno sudah menceritakan semuanya.“Kamu nggak papa? Lia makin memperparah keadaan.” Sinta menatap kasihan pada Indira.“Lia kayaknya masih belum terima Mas Fajar sama kamu,” sambung Dio.“Makanya terima dia jadi kekasihmu,” sahut Mita yang membuat Dio menatap tajam.“Dia sampai bisa bilang kalau kamu pakai tubuh biar Mas Fajar suka,” ucap Wahyu sambil menggelengkan kepalanya.“SE
Read more
Masa Lalu
Menghilangkan pikiran dengan jalan-jalan, solusi yang sangat bagus. Indira menyimpan uang yang diberikan Fajar, tidak akan digunakan untuk mengajak temannya makan-makan. Menatap penampilannya saat ini, menggunakan celana pendek dipadukan kaos tanpa lengan dan cardigan. Menggelengkan kepalanya mengingat Fajar tidak suka jika dirinya berpakaian terbuka, mengganti pakaiannya dengan celana tujuh per delapan, setidaknya sedikit lebih aman.Keluar dari kamar mendapati Fajar berbicara dengan kedua orang tuanya, tatapan mereka beralih pada Indira yang membuatnya mamanya langsung menatap tajam. Indira tersenyum kecil melihat reaksi kedua orang tuanya, mengalihkan pandangan kearah Fajar meminta bantuan yang hanya bisa menggelengkan kepalanya.“Kalau gitu saya ajak Indira keluar, Pa Ma.” Fajar mencium punggung tangan orang tua Indira membuatnya mengikuti.“Kamu itu buat malu mama sama papa,” bisik Nuri sambil mencubit lengannya.Langkah Fajar yang berjalan t
Read more
Gangguan Masa Lalu
Kehadiran masa lalu Fajar pada saat mereka menghabiskan waktu bersama tidak memberikan dampak apapun, terutama pada Indira karena baginya memang tidak penting. Perkataan orang yang mendatangi mereka bukan perkataan yang bisa dipercaya dengan mudah, tidak hanya itu Fajar juga tampak biasa saja.“Kamu ketemu siapa kemarin?” tanya Ryan yang memilih duduk disamping Indira.“Kakanya mantan Kak Fajar, Melda bukan namanya?” “Kamu tahu apa yang dilakukan cewek itu?” Indira menggelengkan kepalanya “Memang kenapa?”“Dia yang buat Mas Fajar down, jadi orang nggak punya tujuan. Cewek itu ninggalin Mas Fajar karena nggak bisa kasih apapun ke dia, maksudnya harta.”Indira menganggukkan kepalanya “Apa Kak Fajar masih trauma atau punya perasaan sama Mega?”“GILA! NGGAK MUNGKIN! Mas Fajar udah malas ketemu atau berurusan sama dia.” “Ya sudah, artinya sudah tidak penting lagi.”Menikmati makanan yang ada dihadapannya,
Read more
Membuka Masa Lalu
Indira masih menggenggam tangan Fajar, mereka sudah berada didalam rumah dengan Dian yang menemani mereka berdua di ruang keluarga. Tidak ada yang membuka suara sama sekali, menatap Fajar yang tampak menetralkan perasaannya, bisa terasa dari genggaman tangan yang dipegang Indira.“Ibu ke dapur mau masak, Indira disini dulu temani Fajar.” Indira hanya menganggukkan kepalanya.Tangan Indira yang bebas bergerak di wajah Fajar, membelainya secara perlahan membuat Fajar memejamkan matanya seakan menikmati sentuhan yang diberikan. Melihat Fajar menikmatinya membuat gerakan pelan dengan pijatan lembut, pertengkaran tadi pastinya membuat Fajar lelah dan terkuras emosinya jadi setidaknya pijatan kecil ini bisa membuat Fajar tenang.“Melda, dia mantanku.” Fajar membuka suaranya tanpa membuka mata.“Kemarin itu berarti kakaknya Melda?” tanya Indira yang diangguki Fajar “Kenapa mereka sampai segitunya, kak? Kalau belum bisa jawab aku paham.”Fajar me
Read more
Kedatangan Tiba-tiba
“Jadi benaran wanita ular itu datang ke rumah?” tanya Ryan sekali lagi.“Kamu masih bisa dengar, kan? Mau diulang berapa kali?” Indira memutar bola matanya malas.“Aku akan jaga kamu lebih ketat.” Indira memutar bola matanya malas “Jangan jauh-jauh.”Kedatangan Melda memang membuat Fajar semakin tidak tentu, meminta Ryan menjaganya penuh. Indira sudah beberapa kali meyakinkan Fajar jika tidak akan terjadi sesuatu, tapi Fajar tidak mau mendengarkan untuk kali ini dan berakhir dengan Indira yang hanya bisa menerima semua permintaan dia.“Mas Fajar sudah balik?” Indira menganggukkan kepalanya “Pulang sama aku ya.” Indira sekali lagi menganggukkan kepalanya.Kuliah berjalan sebagaimana pada umumnya, tidak ada kejadian yang seperti sebelumnya. Indira tidak tahu apa yang Fajar katakan pada Retno, tapi setidaknya dosen satu itu tidak melakukan hal aneh pada dirinya. Pembicaraan tentang dirinya yang disebarkan Lia tidak berdampak apapun, memang a
Read more
Dipanggil Dosen Lagi
“In, dipanggil sama Pak Noto.”Sejak kejadian dua hari lalu sudah beberapa kali menghadap ke dosen, terutama Noto dan Hadi. Indira sampai bosan bertemu dengan mereka, bertanya hal yang sama tentang keadaannya. Tidak mau membuat dosennya menunggu memilih ke ruangannya dengan langkah malasnya, masuk kedalam ruangan khusus dekan yang tampaknya tidak ada siapapun.TOK TOK“Masuk.”Membuka pintu, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah tiga orang berada didalam satu ruangan. Noto, Hadi dan Retno. Indira menatap bingung dengan keberadaan mereka bertiga, melalui kode Noto meminta Indira duduk disalah satu kursi yang tampaknya sudah disediakan oleh mereka.“Apa mantannya Fajar nggak menemui kamu lagi?” Noto langsung pada inti permasalahan.“Sampai hari ini nggak sih, Pak. Nggak tahu lagi kalau nanti atau malam.” Indira menjawab bingung.“Fajar tahu kedatangan mantannya? Kamu yang cerita?” Retno bertanya langsung membuat Indir
Read more
Sakit
Kondisi badannya tidak baik-baik saja sejak kemarin, menghadapi dosen dan tamparan yang dilakukan Melda sempat membuat Indira pusing tapi bisa ditahannya. Keluar dari kamar dalam keadaan berantakan, pakaian tidurnya masih terpasang dengan cara berantakan. “Kamu itu kalau keluar cuci muka dulu,” tegur Nuri yang tidak dihiraukan Indira “Masih panas.” Nuri menurunkan tangannya dari kening Indira “Pak Diman dipakai sama Bagas.”“Ya,” ucap Indira malas.“Kamu lihat sendiri gimana Indira, yakin masih mau sama dia?” Indira mengalihkan pandangan kearah papanya yang berbicara, membelalakkan matanya saat melihat siapa yang ada di meja makan dan bergabung bersama untuk sarapan. Beranjak dari tempatnya dan langsung kembali kedalam kamar, penampilannya benar-benar berantakan dan Fajar melihat semuanya.Memilih masuk kedalam kamar mandi, membersihkan diri dengan kecepatan penuh dan langsung menggunakan pakaian yang layak, jaga-jaga Fajar mengajak kel
Read more
Gosip Baru
Tidak lagi memikirkan masalah dengan Melda, kedatangan Fajar yang menceritakan semuanya membuat Indira tahu harus berbuat apa, walaupun sebelum kedatangan Melda ke kampus sudah tahu masalah sebenarnya. Wanita itu tiba-tiba menghilang setelah Indira bicara pada saat itu, Fajar sendiri tidak tahu tentang keberadaan Melda.Setidaknya untuk saat ini masalah Melda bukan hal utama, hal ini membuat Fajar kembali ke pusat tanpa ada masalah diantara mereka berdua. Pembicaraan tentang pernikahan berakhir dengan mengambang, tidak ada jawaban yang Indira berikan tentang pernikahan mereka.“Dio kemana?” tanya Clara saat mereka sudah di perpustakaan.“Acara sinema, tugasnya udah dikasih ke aku dan udah aku cek juga.” Indira menjawab tanpa menatap Clara.“Kamu tu jangan mau di begoin sama Dio, masalah tugas selalu kamu yang menyelesaikan.” Clara selalu mengomel jika membahas tentang Dio “Jangan bilang dia nggak ngerjain? Kamu nutupin dia?”“Dio ngerjain
Read more
Orientasi Anak Baru
“Dio sama Nia putus.” Indira menatap tidak percaya dengan berita yang dikatakan Mala “Kenapa putus? Bukan karena aku, kan?”“Gimana-gimana? Kenapa kamu mikirnya kearah sana? Jangan bilang ada hubungannya sama...”Indira langsung menggelengkan kepalanya “Nggak usah mikir macam-macam, Mas Romi kemana? Ikut, kan?” mengalihkan perhatian Mala.“Ruang BEM sama Mas Jonathan dan Mas Wahyu. Aku dengar IPnya Lia bagus kemarin.” Mala tetap dengan tujuan pembicaraannya. “Bagus deh.” Indira tidak mau membahas tentang nilai semester kemarin yang hasilnya buat kepalanya pusing, tidak membuka hasilnya pada Fajar karena terlalu malu. Permasalahan yang kemarin dialaminya membuat Indira benar-benar tidak fokus sama sekali, setidaknya itu yang dialaminya selama beberapa bulan belakangan ini.“In, serius tanya kenapa kamu mikir begitu tentang Nia sama Dio?” “Aku malas bahas, Mal. Nggak penting dan aku nggak tahu banyak.”
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status