All Chapters of Terpaksa Menikahi Istri Gendut: Chapter 41 - Chapter 50
62 Chapters
Kamu berubah Mir!
Waktu sudah menunjukkan hampir jam delapan malam. Namun Fadhil belum juga pulang ke rumah. Raya menunggu di ruang tamu sembari menonton televisi. Selang berapa lama kemudian, Fadhil pulang dengan kondisi wajah yang ditekuk. Karena seharian ini dia banyak sekali kegiatan. "Mas, akhirnya kamu pulang juga." Raya bergelayut manja di lengan suaminya. Padahal Fadhil masih bau keringat. Agenda pondok hari ini cukup menyita tenaga dan pikirannya. "Sayang, mas bau banget loh. Kamu malah nempel-nempel di badan mas kayak gini. Nanti malah ikutan bau." "Enggak apa-apa. Aku kangen sama mas aja." Fadhil tersenyum manis menatap sang istri yang begitu menggemaskan di matanya. "Kamu cantik banget. Mas pulang disambut dengan yang bening-bening kayak gini justru makin melek nih." Kelakar Fadhil dengan menjawil dagu istrinya. Raya pun tersenyum malu-malu. "Aku ambilkan mas minum dulu ya." "Iya, terima kasih sayang." Fadhil mengacak pelan puncak kepala Raya. Wanita langsung bergegas ke dapur untuk
Read more
Minta Cerai
Sikap Fadhil yang hanya diam tak berbuat apapun ternyata membuat Raya naik pitam. "Mas! Ayo dong marahin itu si Amira! Dia udah bikin calon anakmu itu kekurangan gizi karena egonya mas." "Apasih kamu? Kenapa kamu selalu menjadikan calon anak kalian itu sebagai tameng atas apa yang terjadi di rumah ini? Kamu itu harusnya sadar diri Raya. Kamu disini hanya sebagai istri kedua. Mana hanya dinikahi secara siri pula.""Sekarang lingkungan pesantren belum tahu keberadaanmu disini karena untungnya kamu tak keluyuran. Coba kalau seluruh warga pesantren tahu kalau kamu itu adalah adik maduku, apa yang akan terjadi nanti?""Mas Fadhil itu ustadz disini. Dia salah satu pengajar yang disegani disini. Coba kalau mereka tahu Mas Fadhil melakukan praktik poligami diam-diam apa yang akan terjadi nanti? Tolong, kamu mikir jangka ke depannya bagaimana. Makanya sadar diri kamu itu siapa. Nggak usah banyak tingkah!""Amira! Apa-apaan kamu bicara seperti itu? Kenapa makin hari makin ngelantur saja cara
Read more
Apasih Maunya Amira?
"Apa sih maunya Mas Fadhil? Kalau dia memang tidak menginginkanku seharusnya dia bisa melepaskanku saat ini juga. Tapi kenapa dia nggak mau menceraikanku? Kamu tahu nggak sih mas, kamu hanya akan melukai perasaanku setiap harinya." Amira memukul-mukul bantal yang ada di pangkuannya saat ini. "Apa karena aku gendut, jadi dia bisa seenaknya saja memperlakukanku seperti ini? Aku itu juga manusia biasa yang memiliki perasaan dan batas sabar." "Kalau memang karena aku gendut dan mereka mengira aku itu adalah wanita yang bisa dikendalikan seenaknya saja oleh mereka, baiklah mulai besok tak akan aku berikan sedikitpun celah untuk mereka merendahkanku. Aku akan tunjukkan kepada mereka bahwa aku adalah wanita yang kuat." Tekad Amira sudah bulat. Ia akan membuat Fadhil yang menyerah kemudian melepaskannya.Keesokan paginya tidak seperti biasanya, Amira tidak ingin membersihkan rumah sama sekali. Tidak ada suara berisik orang memasak di pagi hari. Tidak ada lagi orang yang berisik membersihkan
Read more
Rayyan Dipaksa Menikah
Ummi Sarah tersenyum kepada putra sulungnya yang tengah menatapnya penuh dengan tanda tanya. Ummi Sarah kemudian mengangguk pelan.Rayyan melengos ke arah lain. Ia menyugar rambutnya yang mulai sedikit memanjang daripada biasanya. Pria itu berjalan pelan untuk menghindari bersitatap dengan ibunya. "Kenapa ummi tidak bilang dulu sama Rayyan? Kan Rayyan belum tentu setuju dengan keputusan ummi yang mendadak seperti ini." Hati Rayyan terasa gamang. "Lagipula kalau ummi bilang terus terang sama kamu, ummi yakin kamu pasti akan menghindar terus. Lalu sampai kapan kamu akan sendiri seperti ini Rayyan? Kamu sudah dewasa. Lihat dua kakakmu saja sudah berumahtangga. Mereka semua sudah memberikan ummi cucu yang lucu-lucu. Hanya tinggal kamu saja sayang." Ummi Sarah mengusap bahu sang putra sulung dari belakang. "Ummi, pernikahan itu bukan sebuah perlombaan. Siapa yang cepat dialah pemenangnya. Bukan seperti itu konsepnya, ummi. Rayyan memang belum siap saja untuk menikah.""Ray, pernikahan y
Read more
Batal Ta'aruf
Abah Abdullah menatap sejenak putranya yang saat ini tengah menatap ke arah lain. Ia tahu bahwa putra bungsunya itu belum siap untuk menikah. Apalagi dilihat dari wajah Rayyan, pria itu menunjukkan kalau dirinya tak suka dipaksa. "Ehem!""Kalau saya pribadi, lebih menyerahkan semua keputusan ini kepada Rayyan. Karena Rayyan yang akan menjalani rumah tangganya, bukan kami. Kalau kami ya setuju-setuju saja, kiai. Saya juga senang apabila berbesanan dengan kiai."Kiai Mustofa tersenyum ramah. "Bagaimana Ray? Kamu mau melanjutkan ta'arufnya tidak?"Ada helaan nafas berat dari Rayyan. Jannah menatap Rayyan yang tengah melihat ke arah lain itu. Hati Jannah ketar-ketir, padahal ia sudah merasa sangat cocok dengan Rayyan. Jannah menggigit bibir bawahnya untuk menekan kegelisahan dalam hatinya. "Maaf, saya tidak bisa melanjutkannya." Deg! Semua orang melongo dibuatnya, terutama Jannah. Kedua manik wanita cantik berhijab itu mulai mengembun. Ia meremas kuat ujung hijab panjang yang ia kena
Read more
Pisah Rumah
Kehidupan rumah tangga Amira dan Fadhil semakin kacau saja. Amira benar-benar tidak ingin melaksanakan perintah Fadhil, apapun itu. Ia juga tak menganggap Raya ada di rumah. Raya berulah pun Amira tetap tidak peduli. Wanita itu menganggap angin lalu pada Raya yang semakin banyak tingkah. Rumah menjadi tak karuan semenjak Amira tidak mau membereskannya. Amira hanya membersihkan kamarnya saja. Bahkan Amira selalu membawa kemanapun kunci kamarnya itu. Barang berserakan ada dimana-mana. Tiada yang mau membereskan. Raya enggan membersihkan rumah dengan beralasan kalau dia gampang capek dan takut terjadi sesuatu dengan kandungannya. Fadhil pun akhirnya yang turun tangan membersihkan rumah semampunya. Ia juga yang mencuci pakaian dan piring kotor. Tiada lagi yang memasak enak di rumah itu. Amira bahkan makan di luar tanpa sepengetahuan mereka berdua. Tentu saja ia menggunakan uang tabungannya yang setiap bulannya masih dikirimi oleh ibunya. "Sayang, bantu aku dong buat mencuci piring ini?
Read more
Kehidupan Setelah Amira Pergi
Rayyan tengah kebingungan saat ini. Setelah acara ta'aruf yang gagal itu, ia tak lagi bertemu dengan Amira. Hatinya begitu gelisah. Amira yang sering terlihat mengunjungi rumahnya meskipun hanya sekedar mengobrol dengan Maya di teras, kini tidak pernah lagi datang kesana. "May, kenapa Amira nggak pernah datang kesini?" Tanya Rayyan saat ia ingin mengambil air minum di kulkas. Maya tengah mencuci piring dan peralatan memasak. "Maya juga nggak tahu mas. Mbak Amira bahkan tak pernah mengirimiku pesan singkat lagi. Padahal biasanya dia curhat ini itu tapi beberapa hari terakhir ini dia nggak pernah lagi menghubungiku. Aku pernah sih beberapa kali kirim pesan singkat ke dia, tapi tak pernah mendapatkan balasan. Apalagi waktu aku telepon, Mbak Amira nggak pernah mau angkat." Sahut Maya sembari membilas piring di tangannya. "Apa kamu nggak khawatir sama dia May?" Maya menghentikan aktivitasnya sejenak kemudian menatap Rayyan yang tengah duduk di kursi makan. "Sebenarnya aku agak khawatir
Read more
Mulai Ketahuan
Gelagat Fadhil yang mencurigakan membuat Ridwan sang sahabat mengernyitkan dahinya. "Siapa itu Raya?" Tanya Ridwan sekali lagi. Fadhil pun menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Ia tak mungkin lagi akan mengelak. Ia pikir lambat laun semuanya pasti akan terbongkar dengan sendirinya. "Raya itu istri keduaku." "Apa? Istri keduamu?" Pekik Ridwan tak bisa mengontrol intonasi bicaranya. "Husst!" Fadhil menutup mulut Ridwan dengan telapak tangannya dan meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya untuk memberikan kode kepada Ridwan agar tidak berisik. Fadhil juga terlihat celingukan kesana kemari untuk memastikan tidak ada orang di sekitar mereka. Ridwan menghempaskan tangan Fadhil dari mulutnya. "Apa kamu bilang? Kamu punya istri dua, Fadhil?" Desis Ridwan sambil menatap tajam sang sahabat. "Siapa yang punya istri dua?" Suara itu mengagetkan kedua pria yang sedang saling menatap itu. Mereka berdua menengok ke arah sumber suara. Ternyata ada Munif yang baru s
Read more
Amira Berubah
Kehidupan Amira kini jadi lebih baik daripada sebelumnya. Ia sudah bekerja menjadi seorang pengajar di salah satu sekolah swasta. Setiap pagi dia selalu berangkat ke sekolah menggunakan sepeda roda duanya."Kalau kayak gini terus, aku bisa langsing nih." Kelakar Amira sembari mengayuh sepedanya sembari bersenandung ria. Ia terlihat bahagia sekali. Padahal di balik semua itu dia memiliki beban hidup yang tak semua orang tahu. Amira mengajar anak-anak sekolah dasar yang notabene mereka terlihat lucu dengan tingkahnya, membuat wanita dengan hijab lebar itu bahagia setiap harinya. Amira bahkan sampai lupa kalau dia masih berstatus sebagai seorang istri. Anak-anak muridnya bahkan menyukai pribadi guru baru itu yang menurut mereka sangat ramah anak. Amira pun juga cepat beradaptasi dengan lingkungan baru membuatnya tidak kesulitan untuk mengambil hati anak-anak didiknya. Sepulangnya dari mengajar, Amira biasanya melanjutkan kegiatan membuat camilan basah yang ia jual keliling. Amira benar
Read more
Raya Melahirkan
Selama Amira memutuskan hidup sendiri, Fadhil tidak pernah mencarinya. Pantang bagi dirinya untuk mencari Amira dan meminta maaf bahkan mengajaknya untuk hidup bersama kembali. Fadhil merasa gengsi apabila harus melakukan itu kepada Amira. Harga dirinya bisa jatuh di hadapan Amira. Fadhil justru membiarkan Amira hidup sendiri di luar sana. Pria yang sebentar lagi akan menginjak kepala tiga itu ingin tahu seberapa kuat Amira hidup di luar sana tanpa adanya dukungan materi dari dirinya. Ia juga tak ada niatan memberikannya uang nafkah karena Amira tidak mau bertahan dengan dirinya. Amira harus merasakan kesulitan hidup sampai dia mau menggugat cerai dirinya. Dia tak ingin membuang-buang waktu hanya untuk menceraikan Amira. Apalagi mengeluarkan biaya untuk mengajukan gugatan cerai, Fadhil tak ingin melakukannya.Usia kandungan Raya sudah mencapai delapan bulan. Sebentar lagi Raya akan melahirkan. Selama itu pula orang tua Fadhil belum tahu bahwa mereka sebentar lagi akan memiliki cucu.
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status