All Chapters of Suami Wasiat Kakek : Chapter 31 - Chapter 40
115 Chapters
Pertemuan Tidak Sengaja
‘’Apa lagi sih ini? Apa lagi yang salah dari aku?’ batin Katarina berteriak mendengar suara Pramana yang sangat keras.“Katarina!” panggilnya tanpa basa-basi.‘Kan, aku lagi yang kena. Apa sih maunya si ayah mertua ini?’ batin Katarina bertanya-tanya sebelum ia membalikkan badannya.Katarina hanya membalikkan badannya melihat Pramana yang awalnya menonton televisi, kini sudah berdiri beberapa langkah di belakangnya. Matanya langsung tertuju begitu saja, Katarina reflek menundukkan pandangannya.“A-ada apa, Ayah? Apakah aku berbuat kesalahan lagi? Bukannya aku sudah menyapu dengan baik ya,” tanya Katarina terbata.“Dari mana? Belum selesai aku menyuruhmu sudah kamu tinggal begitu saja. Itu kursi belum ditata sudah ditinggal, dari mana saja kamu? Dasar tidak bertanggung jawab!” Pramana memberikan banyak pertanyaan tanpa rem.“Aku hanya makan dan ....” ucapannya terhenti saat Pramana menyela ucapannya.“Sekarang, tata kursi di taman belakang. Siapkan makanan yang enak, belikan buah yang
Read more
Kekhawatiran!
“Ada apa Rengga mengirimkan pesan?” tanya Rafka lirih.Satu pesan dari Rengga yang membuat mata Rafka membelalak lebar, ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi di Malang? Ada apa dengan Katarina dan Pramana? Ia sampai tidak habis pikir. Belum genap sehari ia meninggalkan Malang untuk bekerja, tapi ada saja kejadian yang membuatnya ingin segera pulang.Rafka: Ada apa, Reng? Ayahku melakukan apa lagi?Pesan balasan itu terkirim, belum ada jawaban dari seberang. Rafka semakin khawatir dengan keadaan Katarina di Malang. Jam sore seperti ini pasti Elegi masih di kampus, ia sempat merasa kebingungan harus menghubungi siapa.“Pak Rafka, ini berkasnya yang harus dicek sebelum besok bertemu klien,” ucap Eldito yang membuyarkan lamunan Rafka.“Oke, Dito. Letakkan saja di atas meja, nanti saya cek. Masih ada urusan yang harus saya selesaikan, kamu istirahat saja dulu atau kalau mau jalan-jalan silakan,” titah Rafka membebaskan sekretarisnya itu.“Baik, Pak. Terima kasih, saya pamit keluar dulu.” El
Read more
Pengorek Informasi
“Aku, Kak,” teriak seseorang itu keras di balik pintu.Katarina membenarkan pakaiannya yang tadi sempat tidak beraturan bentuknya, ia hanya bisa menduga-duga siapa yang ada dibalik pintu itu. Ah, mungkin Elegi yang baru saja pulang. Pelan Katarina membuka pintu itu dan melihat Atalas yang berdiri di depan pintu.“Kak, aku tadi sempat keliling Malang, sempet mampir ke brownies Amanda. Ini buat kakak aja,” ucap Atalas dengan menyerahkan bingkisan itu.Katarina terlihat kikuk mendadak, kesambet apa Atalas sampai membawakan brownies? Katarina hanya menerima brownies itu dengan senyuman manisnya. Tidak lupa ucapan terima kasih dengan senyum yang selalu tercetak di wajahnya.“Atalas mau makan brownies bareng?” ajak Katarina lirih.“Boleh, tapi jangan di kamar ya, Kak. Gak enak diliat orang lain,” ujar Atalas lembut.“Ah, iya. Tunggu aku di bawah nanti aku menyusul,” seru Katarina dengan menutup pintu kamarnya dengan cepat.Katarina sekilas menoleh ke arah pintu, berharap Atalas sudah pergi
Read more
Mimpi Indah
“Pak, saya Eldito bukan Ibu Katarina,” seru Eldito keras.Rafla mendadak terkejut mendengar seruan Eldito, hari ini ia benar-benar tidak fokus sama sekali. Sampai-sampai ia memanggil sekretarisnya dengan nama Katarina, gara-gara satu pesan yang ia kirimkan beberapa waktu lalu.“Eh, maaf, Dit. Itu sudah aku cek tadi, siapkan semua berkas yang memang harus ada. Saya mau istirahat,” titah Rafka dengan tegas.“Baik, Pak. Saya pamit ke kamar dulu,” pamit Eldito dengan langkah terburu-buru.Setelah memastikan Eldito keluar dari kamar, beberapa kali Rafka mengecek ponselnya. Pesan dari Katarina mampu membuatnya merasa senang, dibalik rasa khawatirnya yang cukup berlebihan. Kini ia mulai menarik selimut, membayangkan Katarina yang masih menatapnya dengan lekat dibalik selimut seperti biasanya.“Katarina, esok akan aku buat kamu menjadi wanita paling bahagia,” ucapnya lirih.***Setelah selesai mengobrol panjang lebar dengan Atalas, Katarina kini duduk di balkon kamar. Melihat langit yang bert
Read more
Ancaman Terselubung
“Raf-ka ....” suara Pramana terbata saat melihat anak laki-lakinya datang secara tiba-tiba.Tidak kalah terkejut seorang Katarina yang berdiri tidak jauh dari Pramana, matanya membelalak bulat menatap kedatangan suaminya. Banyak tanya yang menggantung dalam benaknya, baru semalam ia bertanya-tanya pada Eldito tentang Rafka. Pagi ini, ia sudah sampai di hadapannya lagi? Pria macam apa sebenarnya suaminya ini?‘Mas Rafka pulang?’ tanya Katarina dalam batinnya.Matanya reflek berkaca-kaca, ada rasa getir dalam batinnya. Senyumnya perlahan terulas mendapati sosok pelindungnya datang, sekalipun lelaki itu sangat dingin dengannya.“Ayah, Katarina. Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi selama aku pergi?” tanya Rafka dengan suara penuh penegasan.Mata Katarina memicing menatap Pramana yang penuh dengan ancaman, dengan menundukkan kepalanya ia menghindari tatapan Pramana. Langkahnya menjauh dari lelaki paruh baya yang biasa disebut ayah mertua itu.“Katarina, jelaskan padaku apa yang ter
Read more
Rasa Bersalah
“Durhaka kamu, Rafka! Tidak sepantasnya kamu bertanya demikian ke ayah,” hardik Pramana keras. Tangan kanannya sudah siap menampar anak laki-laki di hadapannya, tanpa basa-basi Rafka menyerahkan pipi kanannya ke arah Pramana. Tanpa penolakan atau pun pembelaan, lelaki itu dengan pasrah menerima tamparan ayahnya itu. “Tampar ayah, tampar aku!” jerit Rafka keras. Ruangan itu terasa sangat tidak nyaman bagi Katarina, ia merasa gelisah dengan keadaan saat ini. Ia tidak bis melawan atau pun membuat pembelaan. Dia bukan siapa-siapa di sini hingga membuatnya menatap lekat antara ayah dan suaminya yang sedang bertengkar. “Tampar ayah! Mana tangan kananmu yang ringan itu? Mana? Tunjukkan caramu mendidik anak laki-lakimu seperti saat aku masih kecil!” teriak Rafka semakin keras. Bukannya melayangkan tamparannya, Pramana memilih mengurungkan niatnya dan pergi meninggalkan ruangan itu tanpa sepatah kata. Katarina hanya menatap lekat Rafka yang masih berdiri tegak. Tubuh lelaki itu seolah tida
Read more
Aku Butuh Jawaban, Mas!
‘Sialan, Rafka!’ gumamnya dalam hati.“Ada apa, Atalas? Katarina bercerita apa padamu?” berondong pertanyaan dari Rafka.“Gak ada kok, Raf. Aku pergi dulu,” pamit Atalas bergegas meninggalkan ruang keluarga itu.“Ayo ke kamar!” Rafka menarik lengan Katarina segera.Tatapan Pramana menyelidik Rafka dan Katarina yang sedang berjalan menaiki tangga. Ada rasa senang melihat aksi Atalas yang membuat Rafka sedikit menaruh curiga pada istrinya. Tujuan utama Pramana agar anaknya segera bercerai dan mendapatkan harta warisan dari Rio.‘Tunggu tanggal mainnya, Katarina. Kamu akan hancur sampai tidak bisa bangkit dan mempertahankan harta kakekmu!’ batin Pramana tertawa.***“Kata,” panggil Rafka lirih.“Ada apa ya, Mas? Maaf ya membuatmu kesal,” ucapnya lirih.Rafka hanya duduk di kursi kerjanya, rencananya batal karena Rengga mendadak membatalkan dan putar balik. Matanya menatap kosong ke arah balkon, bunga yang bermekaran membuat matanya merasa tercerahkan.“Tidak apa, Katarina,” ucap Rafka li
Read more
Katarina Ambruk
“Terserah, Raf. Susah ngomong ke orang yang gak berpikir ke depannya, itu kalau terus-terusan Atalas yang ada buat Katarina. Kamu terlupakan lama-lama!” gertak Rengga keras.Rafka hanya menundukkan kepala tanpa menanggapi ucapan Rengga, ditatapnya Atalas yang masih menuntun Katarina menuju sebuah taxi online yang dipesan Atalas. Taxi itu berlalu begitu saja meninggalkan area pemakaman, Rafka masih kekeh dengan pemikirannya. Memilih diam dan melihat dari jauh keadaan Katarina.“Nanti kalau Katarina sakit kamu juga yang panik! Ngalah dong sama egomu yang tinggi itu. Dia itu istrimu, catet itu!” Rengga tidak ada henti-hentinya mengomel sepanjang jalan.“Reng, bukan begitu maksudku. Dia minta jawaban yang aku sendiri belum nemu jawabannya, aku gak mau dia kecewa karena mau nikah sama aku. Biarin dulu, aku ajak kamu biar aku ada temennya, bukannya dimarahin kaya gini!” elak Rafka dengan pasrah.“Oke.” Singkat jawaban Rengga yang masih fokus pada jalanan.Sore itu hujan deras mengguyur kota
Read more
Kembali Sadar
‘Jangan-jangan Mas Rafka ingin ....’ gumam dalam batinnya terhenti begitu saja.Mata Katarina masih menatap Rafka lekat, dua pasang mata yang saling mengintimidasi. Senyumnya perlahan terulas di bibir tipis Katarina, hingga Rafka tiba-tiba tersadar tanpa sengaja menyentuh bibir Katarina.“Ma-maaf!” ucapnya singkat, Rafka langsung meninggalkan kamar begitu saja.‘Loh, kok malah pergi gitu aja? Ini gak ada adegan kata difilm gitu? Ya Tuhan, mengapa engkau kirimkan suami seperti ini untuk aku! Aku kira setelah aku sakit dan dia bersalah akan membuat dia berusaha untuk menyentuhku. Seperti umumnya laki-laki, apa dia masih tidak nafsu padaku?’ gerutu Katarina merutuki Rafka.Kamar itu kembali sepi, matanya menatap sekeliling yang hanya tinggal dirinya sendiri. Ada rasa aneh yang timbul dihatinya, saat matanya terbuka dan melihat Rafka ada di sampingnya. Begitu dekat sampai tidak ada celah antara keduanya. Bagaimana bisa seorang Rafka tidak menginginkan sesuatu dari dirinya?‘Mas Rafka aneh
Read more
Berhenti!
“Mas, stop! Aku gak ada tenaga buat bertengkar sama kamu,” ucapnya pasrah.Katarina memilih tidur dan membiarkan Rafka yang masih berdiri tegak, lambat laun lelaki itu memilih diam menatap istrinya yang kini memejamkan matanya. Lampu kamar Yang sengaja ia matikan tiba-tiba,‘Selamat tidur, Katarina,' ucap Rafka dalam batinnya lirih untuk menutup hari ini.Malam semakin larut, mata Rafka hanya terpejam namun tidak tertidur. Katarina yang sudah terlihat lelap dalam tidurnya. Hening lama, hanya ada suara hewan malam yang menyeruak keras hingga telinga Rafka.‘Katarina, harusnya aku yang menemanimu bertemu dengan kakek. Rasanya aku berdosa sekali kali ini, meski perbuatanmu juga tidak bisa dibenarkan. Tapi, meninggalkan kamu sendirian juga sebuah kesalahan. Ah, Katarina! Mengapa kamu sangat egois saat itu, entah aku atau kamu yang egois. Yang pasti kita yang sama-sama memberi makan ego yang tinggi ini!’ gumam Rafka dalam batinnya.Rafka beranjak dari sofa, meregangkan ototnya dengan pelan
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status