All Chapters of Suami Wasiat Kakek : Chapter 51 - Chapter 60
115 Chapters
Perubahan Pramana
‘Bagaimana bisa dia bertanya seperti itu? Padahal aku hanya ingin pulang cepat karena kelelahan berkeliling di kantor bersama Rengga,' batin Katarina dalam benaknya.Saat ia sampai di lobi kantor Rafka, ia melihat sosok Atalas dengan motornya ada di halaman kantor. Katarina tidak sempat bertanya banyak, ia berjalan menghampiri Atalas dengan langkah pelan. Seperti sedang menunggu seseorang. Tanpa bertanya banyak, Atalas menyambut Katarina dengan memberikan sebuah helm. Tanpa menolak Katarina langsung naik ke motor Atalas, daripada menunggu Antok pikirnya.‘Kenapa aku asal naik ya, bagaimana kalau Atalas sudah ada janji dengan orang lain?’ tanya Katarina dalam benaknya.“Ta, kamu tadi nunggu siapa?” tanya Katarina saat motor itu sudah melaju.“Nunggu kakak, tadi sempet ngobrol sama Antok. Aku sudah bilang mau jemput kakak, jadi Antok diam di rumah,” jelasnya.Katarina hanya menganggukkan kepalanya tanda paham, tanpa banyak bicara motor itu melaju membelah jalanan kota Malang. Keduanya m
Read more
Ucapan Terima Kasih
Rafka yang baru saja datang itu membelalakkan matanya, seorang istrinya duduk berdua dengan sepupunya. Katanya ia hanya ingin pulang, namun mengapa saat ia sampai di rumah malah asik bersama sepupu? Rafka hanya diam memilih beranjak tanpa mempedulikan Katarina. “Mas, Mas!” panggil Katarian berulang. “Ada apa?” tanya Rafka singkat. “Aku harus pergi ke Yogyakarta minggu depan, Katarina,” ucapnya lirih. “Apa?” teriak Katarina nyaring. Rafka awalnya ingin membatalkan rencananya ke Yogyakarta dan menugaskan Rengga dan Eldito, namun setelah melihat Katarina asik mengobrik dengan Atalas sore ini. ia membulatkan tekadnya untuk tetap pergi ke Yogyakarta atas urusan kantor. “Ada urusan rapat di Yogyaarta, Kata. Aku tidak bisa menolak hal itu kamu tahu sendiri waktu itu aku pulang cepat. Tapi, kali ini akan lebih lama meninggalkanmu di Malang,” jelas Rafka dengan berat hati. “Mas, gak bisa ya aku ikut kamu?” matanya berkaca-kaca seolah tidak ingin ditinggal begitu saja. “Tidak bisa, Katar
Read more
Teguran
Iya, pergi saja. Istrimu aku ambil setelah kamu pulang,' batin Atalas mengulas senyum.“Kamu sering ke luar kota ya, Raf,” ujar Atalas lirih.“Banyak proyek di luar kota yang gak bisa aku tinggal, jadi ya mau gak mau harus pergi. Lagian aku juga gak begitu percaya selain Rengga, makanya aku berangkat sendiri,” jelas Rafka.Atalas menatap ke arah Katarina yang ada di sebelah Rafka, lelaki itu mengulas senyum tipis menggoda. Katarina terlihat menundukkan kepalanya, Atalas masih menatapnya lekat tanpa mempedulikan tatapan Rafka yang sinis.“Rafka, masih banyak cara agar kamu tetap di Malang,” ujar Pramana.“Tidak bisa, Ayah. Aku sudah konfirmasi semuanya untuk pemberangkatan, aku akan tetap berangkat ke Yogyakarta. Ada apa memangnya?” pertanyaan menggantung dari Pramana untuk Rafka.“Sudahlah, Ayah. Kak Rafka emang harus kerja ke Yogyakarta, gak usah dihadang atau gimana,” elak Elegi dengan tetap fokus pada makanan di hadapannya.“Ya sudahlah, mau bagaimana lagi,” Pramana pasrah.Suasana
Read more
Tragedi Malam Itu
Apa aku lagi mimpi?’ batin Katarina dalam lamunannya.Ia hanya mengulas senyum simpul, matanya menatap sekeliling dengan lekat. Katarina tidak sadar jika dari tadi ia menjadi tontonan, entah apa yang membuatnya tidak sadar.“Ada apa ya?” tanyanya polos.Elegi menghela napasnya panjang, ingin sekali berteriak sekeras mungkin. Akan tetapi ia sadar ini di ruang makan, ada etika yang harus ia jaga. Akhirnya ia hanya mengulas senyum simpul.“Kakak tadi melamun, dipanggil kencang pun kakak gak menoleh. Hanya fokus pada satu titik aja, pada Kak Rafka,” jelas Elegi singkat.Katarina yang merasa malu itu menutup mulutnya dengan dua tangan. Gugup resah dan gelisah ia rasakan secara bersamaan. Ia hanya bisa menatap Rafka lekat dari ekor matanya.“Emang benar begitu ya, Mas?” tanya Katarina lirih.“Iya. Kamu melamunin apa memangnya?” tanya Rafka yang menoleh ke Katarina.“Ga-gak ada,” jawab Katarina gugup.Wanita itu beranjak dari tempat duduknya, membiarkan semua orang menatapnya kembali. Ia ing
Read more
Mimpi Aneh Katarina
“Tidurlah, rapikan besok!” tegas Rafka.“Mas ....” panggilnya lirih.“Apa kamu tidak dengar? Tidurlah, rapikan besok. Sudah malam kamu tidak teliti, daripada hilang mending kamu tidur sekarang!” gertak Rafka dalam sekali napas.Deg! Tanpa basa-basi Katarina langsung mengambil langkah ke ranjang, ia tidak ingin ucapan Rafka semakin membuat hatinya terluka. Ia menarik selimut hingga menutupi ujung tubuhnya, memejamkan mata yang ingin menangis itu dengan terpaksa.***“Mas, kamu mau ngapain?” tanya Katarina menyelidik saat Rafka tiba-tiba mendekatinya.“Beberapa kali kamu meminta kepastian siapa kamu dalam hidupku, kamu istriku dan akan selalu begitu,” bisik Rafka sembari mengangkat dagu Katarina perlahan.Jari telunjuk Rafka mulai menyentuh kulit lengan Katarina perlahan dan sangat lembut. Darah dalam tubuh Katarina berdesir, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia tidak paham akan apa yang terjadi dalam dirinya, ada perasaan aneh yang menggelayut dalam tubuhnya.‘Mas, aku tid
Read more
Penjemputan Paksa
Atalas berlari kencang ke arah Katarina dan Elegi, mata ibu-ibu komplek itu mulai membelalak. Cibiran tidak terhenti dari mulut ke mulut, Katarina yang melihat Atalas hanya mengulas senyum.“Pulang, Kak, El. Biarkan anjing menggonggong tidak berhenti, orang iri gak bisa diam memang,” pekik Atalas keras.“Dasar anak tidak tahu diri! Dulu kecilnya di didik baik malah pas gede belain cucu pungut!” seru salah satu ibu-ibu komplek itu.Katarina hanya menatap lekat ke arah ibu-ibu itu, tatapan nyalang yang terkesan penuh dengan emosi. Ia berjalan pelan ke arah salah satu ibu dengan postur sedikit berdiri.“Bu,aku makan tidak meminta ke ibu. Jadi, aku minta tolong ini mulutnya direm, bisa?” tanya Katarina dengan tatapan nyalang lekat ke arah ibu itu.“Mulutku, ya suka-suka aku!” teriaknya.“Oke, nih rasain!” dengan sengaja Katarina menyumpalkan tisu ke arah ibu berisi itu.Ia berlari kencang tanpa melihat ke belakang, Elegi tertawa melihat keberanian Katarina. Ketiganya berlari meninggalkan
Read more
Pemecatan Paksa!
“Seorang Katarina jadi pengawas?” ujar Bella dengan suara nyaring.Rafka menoleh dengan cepat ke arah Bella, suara Bella yang nyaring itu membuyarkan fokus semua karyawan. Bella hanya terdiam membisu, menundukkan kepalanya dalam-dalam.“Bella, nanti setelah meeting selesai temui saya di ruangan! Untuk yang lainnya silakan kembali bekerja,” Rafka menarik lengan Katarina begitu saja.“Kita pergi dari sini, Kata!” ucapnya tegas.Katarina hanya mengikuti langkah suaminya yang terburu-buru, ada amarah yang memuncak dalam dirinya. Ucapan Bella membuatnya merasa sangat kesal, untuk pertama kalinya ia mendengar istrinya dihina di depan matanya sendiri.‘Arhhhg!’ umpat Rafka dalam batinnya.“Mas, gak apa-apa kok.” Katarina mengusap pelan punggung Rafka tanpa permisi.“Raf, udah di ruangan itu si Bella, mau apa dia?” tanya Rengga tiba-tiba.Rafka masih mengepalkan tangannya, dengan langkah pelan ia menonjok tembok di sebelahnya. Katarina dan Rengga saling bertatapan, keduanya masih terkejut den
Read more
Sebuah Rencana Baru
“Kata, jangan merisaukan hal yang belum tentu terjadi!” gertak Rafka keras.Katarina terperanjat ia mundur beberapa langkah ke belakang, matanya membelalak menatap Rafka dengan berkaca-kaca. Ia hanya mengangguk menatap Rafka berjalan cepat ke arah kamar.“Kak, kenapa?” tanya Atalas lirih.“Tidak apa-apa,” jawabnya dengan langkah menjauhi Atalas.Katarina berjalan mengikuti Rafka ke kamar, lelaki itu sibuk mencari-cari beberapa baju yang akan ia bawa. Tanpa banyak bicara dan basa-basi, persiapan Rafka ke Yogyakarta sudah dipikirkan matang-matang.“Mas, mau aku bantu, aku sudah list beberapa keperluanmu saat di Yogyakarta,” ucap Katarina lirih.Rafka menatap lekat mata Katarina di sampingnya, tanpa kata ia hanya menganggukkan kepala. Membiarkan Katarina mengemas beberapa pakaian untuk Rafka. Dengan tangannya ia melipat satu persatu pakaian Rafka.‘Kata, ingin sekali aku membawamu! Untuk menemani setiap langkahku di kota yang romantis dan istimewa Yogyakarta. Akan tetapi, aku akan sangat
Read more
Sebuah Perpisahan Sementara
“Hai, Raf. Tumben kesini,” sapa Atalas saat melihat Rafka dan Katarina di belakangnya.Atalas merasa sangat malu dengan wajah yang berusaha menahan diri. Pramana hanya acuh atas kedatangan Rafka dan Katarina.“Iya, sebelum aku ke Yogyakarta selama satu minggu. Mami mau makan malam berdua dulu ceritanya, ayah tumben makan di sini?” Rafka mengalihkan pandangannya pada Pramana secara tiba-tiba.Pramana mendongakkan kepalanya, “Cuma makan bersama Atalas,” jawabnya dengan singkat.Rafka akhirnya beranjak ke meja yang sudah ia pesan secara kilat. Keduanya duduk berhadapan, makanan yang tersedia di atas meja. Keduanya saling diam menatap lekat, dengan mata yang teduh Katarina menatap Rafka.“Mas, kamu tumben sekali mengajak makan di luar. Padahal aku bisa masak di rumah,” ucap Katarina lirih.“Sesekali, nanti kamu kesepian saat aku tinggal,” ujar Rafka dingin.“Biasa saja, mungkin akan lebih suka nonton film puas tanpa diganggu,” elak Katarina dengan terkekeh.Rafka terlihat diam, matanya ti
Read more
Bekal dari Atalas
Mata Rafka membelalak lebar, tanpa basa-basi ia berlari kencang ke boarding pass. Katarina menatap kepergian Rafka. Dengan mata berbinar ia tersenyum simpul, tanpa rasa ragu ia hanya diam saat beberapa orang menatapnya aneh.‘Untuk pertama kali,' batinnya lirih.Katarina dengan segera keluar bandara, menemui Antok dan kembali pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan pulang Katarina teringat betul wajah Rafka yang berubah. Mendadak rasa takut jika Rafka secara tiba-tiba marah padanya.***‘Bagaimana bisa itu terjadi?’ batin Rafka bertanya-tanya sembari mengusap pelan pipinya.Langkahnya terburu-buru ke kabin pesawat mencari tempat duduk. Baru 5 menit ia duduk, pikirannya melayang pada ingatan tentang kecupan Katarina di pipi kanannya. Ada rasa aneh hingga ia tidak bisa berkata apa-apa.‘’Katarina, ini masih pagi dan kamu memberi beban pikiranku seperti ini,” ucapnya lirih. sepanjang perjalanan ke Yogyakarta. Rafka sama sekali tidak tertidur barang sebentar, meskipun kantuk sudah datang de
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status