Semua Bab SAHABATKU DI RUMAH MERTUA: Bab 21 - Bab 30
85 Bab
Orang yang Sama
Khumaira tersentak kala mendengar nama wanita yang membuat rumah tangganya hancur. Nama yang dulu mengaku sebagai sahabat, ternyata malah menikam dari belakang.Mengetahui kehadiran Khumaira, Lidya seketika membungkam mulutnya dengan tangan. Ia tak sadar melontarkan ucapan yang cukup lantang. Ya, bagaimana tidak kaget ketika mengetahui teman lelaki yang dikira seorang yang baik malah berani tidur dengan wanita tanpa ikatan pernikahan.“Maaf, saya barusan nggak sengaja mendengar ucapan Anda, Mbak Lidya. Maaf kalau lancang, sebenarnya, saya punya sahabat dengan nama yang sama.”Khumaira meletakkan kue pesanan milik Lidya di atas meja. Ia justru terfokus pada nama yang tadi disebutkan oleh tamunya itu. Dengan seperti itu, ia belum sempat memperlihatkan hasil karyanya kepada Lidya.“Oh, Anda punya teman bernama Sesil? Bisa kebetulan begini ya?”Lidya nyengir. Sebenarnya, dia bingung harus menanggapi bagaimana. Belum lagi, dia masih syok dengan pengakuan Riko tadi.“Apakah teman Anda yang
Baca selengkapnya
Menyusun Rencana
Khumaira masih terisak, tetapi ia berusaha menenangkan diri agar tidak semakin larut dalam kesedihan. Beberapa kali, tangannya mengusap linangan air mata di pipi. Kehadiran Riko pula, seakan memberikan secercah harapan untuk mengungkap kebohongan yang telah Sesil rencanakan, walau belum tahu nanti ke depannya akan bagaimana jadinya.“Ko, aku nggak nyangka ternyata kamu nekat melakukan perbuatan menjijikkan itu bersama Sesil. Hanya karena cinta, kamu jadi seperti ini?”Lidya sejak tadi diam. Kali ini, ia tak bisa menahan diri lagi untuk mencela perbuatan teman lelakinya itu.“Iya. Aku memang terlalu bodoh. Aku terlalu mencintainya dan nggak bisa menjaga diri. Semua sudah terjadi, Lid. Sekarang, aku hanya ingin bertemu lagi dengan Sesil untuk memperjelas semuanya. Aku ingin tahu apakah di dalam rahimnya memang ada buah cinta kami atau tidak. Marahi aku setelah semua ini terlewati, Lid. Tolong, mengertilah.”Permintaan yang sungguh-sungguh dari Riko itu hanya bisa dibalas helaan napas ol
Baca selengkapnya
Datang ke Rumah Mertua
“Lusa pagi sekitar pukul delapan, saya dan Mas Gifar akan pergi ke rumah mertua, Mas Riko. Anda bisa pergi di jam yang sama dan menunggu di sekitar Masjid Nurul Huda yang terkenal itu. Soalnya, kalau dari sana, tidak terlalu jauh dari rumah mertua saya. Jadi, setelah saya sampai di rumah mertua, saya akan langsung mengirim lokasinya dan Anda tidak terlalu menempuh waktu lama untuk sampai ke sana. Apakah Anda tidak keberatan?”Khumaira seketika mengabari Riko setelah tadi mendapat kesepakatan dengan Gifar. Ia mengirim pesan karena kalau menelepon, takutnya malah didengar oleh suaminya. Berhati-hati itu lebih baik.Wanita yang sedang duduk di atas kasur yang kini tak pernah lagi ditemani oleh suaminya itu, membuang napas. Sebagai seorang wanita, juga istri, ia ingin mempunyai seorang lelaki yang selalu menyayangi dan menghargai dirinya. Namun, gara-gara kebaikan hatinya, Khumaira kini malah dicap sebagai istri yang membangkang dan suka menuduh. Padahal, kalau sang suami mau sedikit saja
Baca selengkapnya
Pertemuan Riko dan Sesil
“Jawab dulu perkataanku. Kamu malah semakin nggak sopan begitu ya!” bentak Laela melihat Khumaira sudah duduk manis di sofa ruang tamunya.Gifar sejak tadi diam. Perkataan Laela sesuai dengan hati terdalamnya. Walau begitu, ia hanya ingin menuruti keinginan istri pertamanya agar setelah mendapatkan hasil dari pemeriksaan tersebut, Khumaira mau mengakui tuduhannya yang salah dan mengurungkan niatnya untuk bercerai darinya.“Bu, apa salahnya kalau melakukan tes DNA,” ujar Gifar berusaha meredakan suasana yang makin memanas.“Kamu ini ya, Gi! Mau-maunya melakukan sesuatu yang percuma! Kamu itu pintar, gunakan kepintaranmu untuk memikirkan mana yang pantas dilakukan. Sudah jelas Sesil mengandung anakmu. Dia nggak pernah selingkuh. Buat apa masih melakukan tes DNA kepada darah dagingmu sendiri, Gi! Kalau Khumaira nggak menerimanya, ya sudah, lebih baik kalian bercerai saja. Nggak usah dibikin repot!”Urat leher Laela sampai kelihatan. Ia kesal karena Gifar masih saja memihak Khumaira. Suda
Baca selengkapnya
Talak
Sesil menggeleng pelan seraya menitikkan air mata. Ia pintar sekali berpura-pura tanpa takut ketahuan. Dengan rasa percaya diri yang sangat besar itu, Sesil seolah sedang menjadi korban pemfitnahan.“Sungguh, aku nggak memahami semua ini. Siapa kamu? Kenapa bisa menuduhku seperti ini? Test pack siapa di tanganmu? Tanggung jawab apa? Di rahimku adalah anak dari suamiku. Mas Gifar. Kenapa kamu pandai sekali membual? Dari mana kamu tahu namaku? Apa memang kamu bersekongkol dengan Khumaira? Dibayar berapa kamu sampai mau melakukan semua ini?”Sesil berbicara sambil terisak. Suaranya gemetar. Entah bagaimana dia melakukan sandiwara sebagus itu. Ia seolah ketakutan sebab perkataan yang diakui sebuah fitnah itu akan dipercaya oleh Gifar. Padahal yang Riko katakan bukanlah sebuah fitnah.Khumaira makin meradang. Kemarahannya membawa kakinya mendekati wanita hamil yang sedang pura-pura ter zalimi itu.Plak! Tamparan keras dilayangkan oleh Khumaira. Kemudian, wanita berhijab itu mendorong tubuh
Baca selengkapnya
Video
Proyektor mini yang sengaja dipersiapkan oleh Riko dari kosannya, kini menyorotkan gambar di dinding. Gambar bergerak yang di dalamnya ada dua orang lelaki dan perempuan sedang melakukan adegan tidak senonoh. Wajah kedua pemeran dalam video itu terlihat sangat jelas. Ya, Sesil sebagai pemeran wanitanya sedangkan Riko sebagai pemeran prianya.“Apa-apaan ini! Semua palsu! Jangan percaya, Bu! Jangan percaya!” Seketika, Sesil berusaha menghalang-halangi video yang sedang memutar di permukaan dinding.“Tolong menyingkir, Sesil! Cepat!” bentak Gifar. Ia ingin melihat keseluruhan secara jelas video yang ditampilkan.“Apakah itu palsu? Susah-payah saya mengambil video itu tanpa sepengetahuan dari wanita bernama Sesil yang dulu teramat saya cintai sampai mau terjerumus ke hubungan tak semestinya itu. Coba perhatikan dengan baik kalau kalian mengaku punya pemikiran yang pintar, bahkan cerdas,” ujar Riko merasa puas telah bisa menampilkan video pribadinya.Sesil menggelengkan beberapa kali. Ia m
Baca selengkapnya
Penyesalan
Menyadari lengannya ditahan, Khumaira melihat ke arah Gifar. Tatapannya sinis. Ia teringat beberapa waktu yang lalu ketika lelaki itu lebih mempercayai ucapan Sesil.“Tolong lepaskan tangan Anda. Hubungan kita sebagai pasangan suami-istri sudah selesai beberapa waktu yang lalu. Jadi tolong, jangan menyentuh saya lagi.”Dengan sangat tegas, Khumaira kembali menyinggung kata talak yang sudah Gifar lontarkan. Yang artinya, pernikahan yang telah diarungi sekitar tiga tahun itu telah kandas. Bahtera itu telah runtuh sebab perbuatan Gifar sendiri.Gifar masih menggenggam tangan wanita yang dulu menemaninya dengan begitu tulus tanpa memikirkan kekurangannya itu. Ia menatap dengan raut wajah orang yang begitu putus asa.“Apakah Anda tidak mendengar perkataan saya? Tolong lepaskan tangan Anda. Saya melarang Anda untuk menyentuh saya! Kita bukan lagi suami-istri! Anda memahami perkataan saya kan!”Kali ini, Khumaira menghardik lelaki yang pernah menjadi imamnya itu. Tak dimungkiri, walau begitu
Baca selengkapnya
Pingsan
“Semua gara-gara kamu, Sesil! Kamu tega membohongiku! Kamu mempermainkan kami semua!” Sorot mata Laela berpindah ke arah anak lelakinya. “Biarkan saja, Gi! Biarkan saja dia menderita! Biar dia merasakan karma yang dibuatnya sendiri! Biarkan dia kehilangan bayi haram itu, Gi!”Air mata Laela masih berlinang. Suaranya parau sebab bercampur tangisan. Amarah dan rasa benci kini timbul di dalam dadanya hanya untuk wanita yang beberapa waktu lalu begitu dibanggakan. Semua telah berganti. Rasa belas kasih mungkin juga telah sirna dari lubuk hati wanita paruh baya itu.“Tolong, Bu. Perutku sakit banget. Aku harus dibawa ke dokter. Tolong, Mas Gifar. Bantu aku,” rintih Sesil. Rasa sakit itu membuat air matanya mengalir.“Dia orang gila, Gi! Kamu harus menceraikannya! Biarkan bayinya keguguran!"Gifar masih mematung. Pikirannya sedang tidak karuan. Di dalam sana lebih banyak memikirkan tentang Khumaira yang kini telah menjadi mantan istrinya. Pandangannya kosong. Ia juga merasa sangat marah kep
Baca selengkapnya
Keguguran
“Pasien bernama Ibu Sesil mengalami keguguran. Rahimnya mengalami infeksi karena beberapa faktor. Beliau harus dirawat sampai kondisinya membaik.”“Tapi, dia masih hidup kan, Dok?”Pertanyaan Laela terdengar aneh di telinga dokter yang ada di hadapannya.“Tentu saja, Bu. Anda membawanya tepat waktu sebelum kejadian yang lebih buruk menimpa Ibu Sesil.”“Syukurlah.” Laela menoleh ke arah Gifar. “Untung dia masih hidup, Gi. Kamu jadi nggak dipersalahkan,” bisiknya.“Iya, Bu. Tapi, Ibu Sesil bisa saja mengalami dampak lain karena rahimnya mengalami infeksi, Bu.”Laela kembali menoleh ketika dokter berbicara. Bisik-bisik itu tentu saja hanya didengar oleh Gifar.“Dampak apa maksudnya, Dok?” Kali ini, Gifar yang bertanya.“Kalau infeksinya semakin parah, Ibu Sesil bisa saja mengalami kemandulan, Pak.”“Mandul?”“Benar, Pak. Karena itu, masih harus dilakukan pemeriksaan agar hal buruk itu tidak terjadi.”“Kemungkinan berapa persen pasien bisa terhindar dari kemandulan itu, Dok?” tanya Laela.
Baca selengkapnya
Lelaki itu
Beberapa orang yang berada di sana, seketika menoleh saat Akmal berbicara dengan lantang. Dia adalah teman dari Haikal yang merupakan seorang pengusaha di bidang transportasi. Truk yang memuat barang-barang Khumaira adalah salah satu kendaraan miliknya.Orang-orang yang sedang mengangkut lemari itu seketika berhenti. Mereka memang terlalu fokus pada lemari yang dibawa hingga tak melihat jalan dengan benar. Untung Khumaira tak tertabrak berkat Akmal menarik lengannya.“Oh, maaf. Aku nggak bermaksud memegang tanganmu, Mbak Khumaira.”Akmal seketika melepaskan cengkeramannya saat situasi sudah aman.“Khuma! Kamu hati-hati dong! Tahu banyak orang lagi mondar-mandir bawa barang, kamu malah berdiri melamun di tengah jalan. Untung Akmal melihatmu dan menarikmu dengan cepat. Kalau nggak, bisa saja terjadi kecelakaan. Kamu ke tabrak, terus lemari bisa menimpa seseorang. Bahaya kan?” ujar Haikal penuh penekanan karena memang mengkhawatirkan adik perempuannya.Khumaira tampak bersalah. Wajahnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status