All Chapters of Kekasih Sewaan CEO Nakal: Chapter 51 - Chapter 60
70 Chapters
ACT 51. Retakan kecil
“Tidak kusangka kau sudah menjadi asisten pribadi Sean Fernandes. Apa yang kamu lakukan padanya sampai dia menjadikanmu asisten pribadinya?” tanyanya langsung begitu kami berdua sudah berada di ujung koridor yang jauh dari lalu lalang orang lain.“Apa maksudmu?”“Bagaimana bisa kamu tiba-tiba saja menjadi asisten pribadinya dengan pengalaman kerjamu yang baru beberapa tahun itu? Bagaimana caramu merayu dan menggodanya?”“Julia! Aku tidak seperti itu, kenapa kamu bicara seperti itu padaku?” Patricia sama sekali tidak mengerti kenapa Julia menjadi seperti itu padanya.“Kamu bertingkah seolah tidak membutuhkan lelaki disisimu, tapi diam-diam menarik mereka dalam genggamanmu. Hebat sekali, aku benar-benar tidak menyangka,” Julia tersenyum menyebalkan pada Patricia.“Apa maksudmu Julia? Kamu tahu aku tidak tertarik pada lelaki untuk saat ini, kamu tahu kondisiku dengan baik. Kencan bukan prioritasku sekarang,” balas Patricia. Dia sedikit sakit hati ketika Julia mengatakan hal seperti itu p
Read more
ACT 52. Iming-iming
“Kenapa kamu membawaku ke tempat ini?” Patricia merengut ketika Sean ternyata membawanya ke klub malam. Patricia pikir akan ada satu pekerjaan lagi yang harus dia selesaikan mala mini, ternyata pria ini hanya ingin bersenang-senang saja.“Aku lebih baik pulang dan beristirahat dari pada berada di tempat ini. Kamu tahu aku sama sekali belum pulang dan masih membawa koper kemana pun aku pergi.”“Tidak, kau tetap di sini denganku!” Sean memegang erat tangan Patricia dan membawanya masuk lebih dalam ke dalam klub malam itu.“Aku ingin pulang saja!” sekeras apa pun Patricia menolak, Sean tetap menyeretnya kesana kemari.“Ikut denganku. Kau juga harus menjagaku,” imbuh Sean.“Menjagamu? Aku bukan seorang bodyguard, bagaimana bisa aku harus menjagamu,” keluh Patricia sambil mengerutkan keningnya.“Cih, untuk apa aku menyewa bodyguard seperti itu. Aku hanya butuh kau untuk mengusir para wanita yang selalu mengerubungiku. Mereka selalu menggangguku untuk bersenang-senang,” jawab Sean.“Itu buk
Read more
ACT 53. Ketahuan?
“Sejak tadi kalian hanya mengomentari penampilan dan fisik orang lain saja, apa tidak ada hal lain yang bisa kalian banggakan? Atau hanya itu yang satu-satunya yang kalian punya? Haha… kasihan sekali,” balas Patricia tidak mau kalah.Bagaimana tidak, sejak tadi para wanita ini hanya membanggakan penampilan mereka yang glamor dan barang-barang bermerek yang mereka pakai di tubuh. Lalu mereka membandingkan semua yang mereka pakai itu denganku, tentu saja sangat tidak seimbang. Patricia yakin wanita-wanita ini hanya memanfaatkan lelaki untuk kesenangan mereka saja, tidak lebih dari itu.“Apa maksudmu, sialan? Jika dibandingkan dengan kami, kau itu terlihat seperti seorang pengemis di sini.”“Lebih baik kau segera keluar sebelum kami mempermalukanmu lebih jauh. Yah, itu pun kalau kau masih punya malu berada di sini dengan pakaian gelandangan seperti itu.” Mereka tertawa terbahak-bahak dengan cukup keras.“Maaf sekali, aku tidak bisa keluar dari sini karena bossku masih ada di tempat ini.
Read more
ACT 54. Foto
Patricia dengan sengaja menubruk lelaki yang berada di depannya sebelum dia menunjukan foto dirinya memakai pakaian bunny girl saat sedang bekerja di klub malam milik Madam Gracia. Sayangnya, dia tidak sempat merebut ponselnya karena reflek lelaki itu begitu cepat dan cekatan.“Maaf, seseorang menabrakku dari belakang,” ujar Patricia beralasan. Memang ada beberapa orang yang berjalan di belakangnya, tapi tidak sampai menabrak Patricia.“Kau tidak apa-apa? Ah, sial! Ponselku mati karena baterainya habis. Kau benar-benar gadis itu, kan? Bunny girl yang aku temui di klub waktu itu?” orang ini terus mencecarku dengan bunny girl yang dia lihat beberapa minggu yang lalu sebelum aku pergi perjalanan bisnis.“Sudah kubilang aku tidak pernah seperti itu, lagi pula untuk apa aku memakai kostum bunny girl? Aku tidak pernah masuk ke klub malam sebelumnya,” imbuh Patricia dengan kebohongannya.“Tidak pernah?! Benarkah? Aku tidak yakin wanita dewasa sepertimu tidak pernah sekali pun masuk kedalam k
Read more
ACT 55. Strategi mencuri Patricia
“Tidak. Aku sama sekali tidak mau melakukannya.” Patricia menolak keinginan Sean yang ingin melakukan sedikit kontak fisik dengannya. Tadi saja, saat Sean merangkul tubuhnya dengan seenaknya Patricia ingin sekali memukuli orang ini. Orang ini sangat pandai mengambil kesempatan saat orang lain tidak menyadarinya atau saat sedang sadar sepenuhnya seperti tadi. “Kalau begitu kau urus saja sendiri. Aku tidak akan menolongmu ketika dia menyebarkan fotomu ke publik,” ucap Sean lalu menyesap minuman beralkoholnya. Tatapannya terlihat tidak peduli sama sekali. “Kamu sudah melanggar kesepakatan yang kita buat beberapa hari yang lalu. Apakah kita serius untuk melakukan ini atau hanya main-main saja? Lebih baik kamu kembalikan aku seperti dulu saja,” balas Patricia sambil mengerutkan keningnya kesal pada Sean. Bagaimana tidak, dia bisa berbuat seenaknya sedangkan dirinya harus mengikuti semuanya tanpa terkecuali. “Pihak pertama berhak menolak jika dia tidak mau melakukannya atau tidak menging
Read more
ACT 56. Memohonlah
Patricia menunggu aba-aba dari Julian dengan perasaan yang berdebar dan gelisah. Orang lain mungkin akan melihatnya sebagai wanita yang sedang duduk tenang menikmati suasana di klub malam, padahal dalam hatinya dia ingin sekali langsung menerjang pria itu dan mengambil ponselnya lalu pergi dari tempat ini. Tapi, bukankah itu sangat beresiko untuk dirinya sendiri? Nama Patricia akan dicap sebagai pencuri ponsel.Lima belas menit berlalu tapi tidak ada tanda-tanda dari Julian untuk menyuruhku datang mendekat pada mereka berdua. Patricia mulai cemas apakah mereka berdua akan gagal untuk mendapatkan ponsel itu atau lebih baik dia melakukan hal yang ada dalam pikirannya sejak tadi. Dia sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi dari ini. Jika dalam hitungan lima menit tidak ada apa pun, dia akan nekat untuk melakukan apa pun yang dia bisa.“Masih belum bisa melakukannya sendiri? Lebih baik kamu meminta bantuanku dari pada Julian. Dia tidak akan bisa membantumu sama sekali, hubungan dia deng
Read more
ACT 57. Siasat
Patricia tertawa pelan sambil menggelengkan kepalanya mendengar permintaan Sean. Dia pikir Sean ingin melakukan sedikit kontak fisik lagi seperti sebelumnya, ternyata yang keluar dari mulutnya jauh dari perkiraannya. “Memohon? Padamu? Kamu membuatku terlihat seperti budak,” balas Patricia. Sama sekali tidak menyangka dirinya harus memohon-mohon untuk sebuah bantuan yang tidak seberapa. “Tentu saja, aku sudah membayarmu, memberikan semuanya yang terbaik untukmu dan juga keluargamu. Bukankah sudah seharusnya untuk membalas budi pada majikanmu?” Patricia menatap Sean dengan ekspresi yang terluka, bertanya-tanya apa yang berada di hadapannya ini manusia atau iblis? Dirinya dianggap sebagai budak belian lalu diperlakukan dengan seenaknya. Orang yang memiliki segalanya ternyata lupa bagaimana cara untuk melihat kebawah. Lebih menyedihkannya lagi, Patricia yang tidak memiliki apa pun tidak bisa melawannya sama sekali. “Kenapa hanya diam saja dan melihatku seperti itu? Kamu marah? Apa yang
Read more
ACT 58. Tekanan
“Kenapa cara jalanmu seperti itu? Apa kamu mencuri sesuatu di tempat ini?” tegur Sean saat melihat Patricia berjalan ragu-ragu dengan kepala tertunduk, kedua tangan bertaut erat di bawah perut, juga sesekali tatapan Patricia yang kesana kemari seolah menghindari orang yang menatapnya di depan meja kerja yang cukup besar itu.“Cara jalanku cukup normal, aku datang untuk menggantikan Eva.” Patricia masih mencuri-curi pandang pada wanita yang tadi duduk di pangkuan Sean dan kini sudah berdiri tegak disampingnya. Perempuan itu pun terlihat malu tapi dia terlihat mencoba mengabaikan tatapan Patricia.“Kau akan jadi orang yang mewakili diriku dalam segala hal. Aku tidak suka jika kau berjalan seperti orang bodoh yang tertangkap mencuri sesuatu,” tegur Sean sambil melirik tajam pada Patricia.“Aku tidak mencuri apa pun, aku datang karena diminta Eva,” gumam Patricia.“Karena disuruh? Bukan karena kesadaranmu sendiri kalau kau sedang bekerja disini?” tatapan Sean terlihat marah.“Maaf, aku te
Read more
ACT 59. Lima kali lipat
Patricia menatap marah pada lelaki tua itu. Dia memang tidak suka jika ada orang yang dengan terang-terangan membicarakan dirinya, apalagi mencari tahu informasi dirinya melalui orang lain. Terlebih lagi orang itu adalah orang yang dia benci selama ini. “Patricia?” Sean menegur Patricia dengan sedikit kernyitan di wajahnya. Tidak biasanya Patricia menunjukan emosi kemarahan seperti itu pada orang lain selain dirinya. “Maaf, bisakah aku keluar dari ruangan ini sekarang juga?” pinta Patricia tanpa memandang Sean sama sekali. Dia masih menatap marah pada lelaki tua itu. “Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kalian berdua, tapi ini urusan pekerjaan. Bersikaplah professional,” ucap Sean. Patricia sama sekali tidak peduli dengan ucapan Sean. Dia menetap kearah lain dengan amarah yang masih bergemuruh di dadanya. “Apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan Patricia? Kenapa kau diam saja seperti orang bodoh? Cepat minta maaf pada Darren, dia rekan bisnisku. Apa pantas kau memperlakuka
Read more
ACT 60. Terlibat kriminal?
Beberapa minggu ini Patricia terlihat sering uring-uringan karena pekerjaannya makin lama semakin banyak sehingga membuatnya sering lembur, juga dia sadar Sean selalu mengerjainya dengan menyuruh Patricia mengulang laporan padahal sudah kesekian kali dia membuat ulang. Lebih menyebalkannya lagi, Sean sekarang terang-terangan menggodanya di depan karyawannya sendiri.“Butuh bantuan Patcy? Ah, tapi sepertinya aku tidak bisa membantu karena Sean pasti akan marah jika ada yang membantumu. Saying sekali,” ujar Tasha setelah mengulas lipstikk merah mudanya. Dia sedang merapikan make up yang sudah mulai luntur.“Ini benar-benar gila Tasha, lelaki itu sepertinya ingin membuatku mati karena kelelahan. Dokumen yang sudah aku cek berapa kalipun harus diulang beberapa kali. Sean benar-benar gila!” umpat Patricia.Patricia berani mengumpat pada bossnya karena dia sedang berada di toilet yang kebetulan hanya ada dia dan Tasha di dalam.“Sudah jelas dia sedang mengincarmu, kenapa kamu tidak coba saj
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status