Lahat ng Kabanata ng Anak yang Tak Diinginkan: Kabanata 31 - Kabanata 40
106 Kabanata
Bab 31
Sementara Mbah Asti dan Zehra sampai di depan gerbang megah rumah Nyonya Trissy."Permisiii."Pak Nes muncul."Ya ampun Bik Asti? Ini beneran Bik Asti?" "Iya Pak Nes, ini saya. Pak Nes apa kabar?""Saya kabar baik, Bi. Ayo ayo ayo masuk." Pak Nes semangat membukakan pintu gerbang untuk Mbah Asti."Lah ini Zehra?" kata Pak Nes lagi seraya menunjuk pada gadis kecil itu."Iya ini Zehra cucukku, Pak Nes udah kenal 'kan?""Ya udah Bik, tapi ....""Tapi apa?""Anu itu loh Bik, Zehra 'kan lagi dicariin terus sama Nyonya Trissy dan Tuan Fras.""Tuan Fras?" "Iya, Bik.""Fras suaminya Dewi maksud Pak Nes? Mereka beneran udah ketemu?" Mbah Asti yang tengah kebingungan mendadak berbinar."Aih bukan, Tuan Fras suaminya Non Laura, Bik," jawab Pak Nes sambil mengibaskan tangan.Mbah Asti kembali lesu, "oooh saya kira Dewi udah ketemu sama bapaknya si Zehra.""Ayo masuk Bik, di dalem lagi banyak orang tuh, ada polisi juga yang lagi bantu nyariin Zehra katanya.""Hah, emang dicari kenapa Pak Nes? Ha
Magbasa pa
Bab 32
Sementara Fras cepat mengerjap."Cela Sayang, ya ampun. Sini Cel," ucap pria itu sambil merentangkan kedua tangannya. Cepat Zehra berhambur dalam pelukan Fras."Cela dari mana aja, Sayang? Kami semua di sini khawatir nyariin Cela," tanya Fras lagi. Ia menyeka bulir bening yang keluar di sudut matanya.Sejurus dengan itu, Dewi juga cepat menjalankan rencana yang baru saja ia susun beberapa detik lalu."Zehra Sayang sini, Nak."Zehra melepaskan diri dari pelukan Fras lalu berhambur ke dalam pelukan Dewi."Syukurlah kamu baik-baik aja Sayang. Mama di sini khawatir banget sampe sakit berhari-hari karena mikirin Zehra," ucapnya seperti benar-benar sedih."Jangan pergi-pergi lagi ya Nak, biar kami di sini enggak bingung lagi nyariin Zehra. Lihat tuh Pak Polisi, mereka sampai lelah nyariin Zehra kemana-mana," imbuhnya lagi. Zehra melirik ke arah dua orang petugas polisi dengan kepala menggeleng-geleng."Cela tak mau ada poyici."Benak Dewi tersenyum lebar. Cepat ia manfaatkan momen itu untu
Magbasa pa
Bab 33
"Iya Ibu tenang aja, karena Mas Fras tetap akan kembali sama kita. Dan dia pasti akan menceraikan Non Laura."Mbah Asti terperangah, "jangan, Nak. Jangan. Kasihan."Dewi berdecak, "Ibu ini gimana sih? Kok malah kasihan sama orang lain. Dewi sendiri, gimana? Kalau misal Fras tetep di sini, itu artinya Dewi yang harus ikhlasin dia gitu? Enak aja! Terus ngapain Dewi jauh-jauh ke Jakarta?""Ya tapi kamu juga gak bisa seenaknya begini Dewi. Walau bagaimanapun Fras udah jadi suami orang."Dewi mulai geram. Dia bangkit dari kasur, "ya terus Dewi harus gimana, Bu? Masa Dewi harus pulang sambil gigit jari. Dewi 'kan ke sini emang niat buat cari Mas Fras. Sekarang udah ketemu eeeh malah Ibu suruh jangan bawa. Gimana sih?""Ya tapi 'kan Ibu mana tahu kalau kebetulan seperti ini bakal terjadi. Andai Ibu tahu Fras udah menikah lagi dengan anak majikan Ibu, Ibu jelas gak akan suruh kamu ke Jakarta nyariin dia.""Ah terserah Ibu ajalah. Yang jelas Dewi akan tetep ambil hak Dewi lagi," tegasnya seray
Magbasa pa
Bab 34
Setelah sedikit baikan. Laura menggendong Zehra turun ke bawah. Buru-buru dia berjalan menuju kamar Dewi. Sementara gadis kecil yang digendongnya hanya diam menatapi wajah Laura yang berderai air mata. Dan sesekali tangan mungil itu juga mengusap air matanya dengan tanpa bertanya apa-apa."Kamu harus pulang sekarang sebelum masalah ini melebar Dewi! Dan ingat, Non Laura gak boleh sampai tahu apa yang sebenarnya terjadi."Langkah Laura lagi-lagi mati saat tak sengaja ia mendengar suara Mbah Asti dan Dewi sedang mengobrol dengan intonasi tinggi."Pokoknya Dewi gak mau pulang, Bu. Tolonglah Bu, jangan maksa. Dewi mau di sini sampai semua masalah ini kelar, karena Dewi harus memastikan Fras benar-benar menceraikan Non Laura." Teg!Lagi-lagi Laura mendengar ucapan yang membuat hatinya seperti ditebas pedang.Apa lagi ini Tuhan? Jadi mereka juga sudah tahu semuanya?Laura menurunkan Zehra dari gendongannya. Lalu terkulai lemas di dekat pintu. Sungguh apa yang dilihat dan didengarnya kali i
Magbasa pa
Bab 35
Fras teriak dengan tubuh gemetar. Sejurus dengan itu Laura tertawa kencang."Hahahaha. Kenapa kamu, Mas? Kamu takut?" sinisnya seraya berjalan ke arah meja makan lalu menaruh pisau itu di samping tangannya.Fras menganga bingung. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus mengatur napasnya yang tadi berantakan."Aku tidak percaya kamu sepayah itu. Harusnya sebelum kamu main api, kamu harus tahu dulu bagaimana rasanya terbakar," sinis Laura lagi."Laura, apa-apaan ini? Bercandamu gak lucu sama sekali. Jantungku hampir saj-""Jantungmu akan benar-benar aku tebas jika kamu berani bertingkah macam-macam, Mas," potong Laura dengan tatapan nyalang.Fras yang masih lemas bersender pada meja bar. Sementara Laura dengan santainya mulai melahap potongan apel.Fras yang menyadari Laura sedang tidak baik-baik saja memilih pergi ke arah tangga. Fras pikir menjauh dari istrinya akan jauh lebih baik. Tapi baru saja Fras melangkah, Laura sudah kembali bicara."Jangan bersikap sok pintar kamu, M
Magbasa pa
Bab 36
Fras hanya mengedip sambil sesekali melirik ke arah Laura yang sejak tadi membuang muka darinya.Pikiran Fras sekarang sedang kacau dan bingung. Kemarin Dewi meminta Fras kembali padanya agar mereka bisa mengurus Zehra sama-sama. Dan sekarang malah Zehra sendiri yang meminta agar pria itu tidak berpisah dengan Laura. Sungguh semua itu benar-benar membuat Fras bingung."Papa, Tate?" Zehra bicara lagi.Fras mengerjap, "oh ya Sayang, ya janji, Papa janji akan ikutin apapun mau Zehra dan mau Tante Laura," ucap Fras sekenanya.Zehra senyum."Oh ya Papa mau ke toilet bentar ya."Gegas Fras bangkit, dia memang belum membersihkan diri sejak tadi. Sementara itu Laura menepuk-nepuk Zehra supaya gadis itu tidur.Tring!Di toilet, ponsel Fras bunyi. Fras lihat, sebuah pesan masuk dari mertuanya.[Sayang ... tadi kok langsung pulang? Mami sampe nyariin loh. Kiss] Kening Fras mengerut. Cepat ia melakukan panggilan telepon."Hallo, Mi? Mami salah kirim apa gimana ya?""Oh ya? Ya ampuuun maaf salah
Magbasa pa
Bab 37
[Mas, kamu mau ke sini 'kan? Ada yang mau Adek bicarain.]Fras melirik ke arah Laura sebentar sebelum ia membalas pesan itu. Laura membuang muka. Ia bersikap tak peduli.Akhirnya cepat Fras balas pesan itu.[Ya Dek, kalau gak ada urusan mendadak Mas ke sana dulu. Ada apa emangnya? Tumben.][Adek mau minta dicariin rumah kontrakan Mas, buat Ibu. Khasihan Ibu ngerasa gak enak kalau numpang terus di rumah Nyonya Trissy.][Oh ya ya nanti kita bicarakan itu setelah Mas ke sana ya.]Fras kembali menutup ponselnya."Sayang, Cela sekolahnya diantar Pak Iglo aja gak apa-apa ya?" ucap Laura pada Zehra.Gadis kecil itu mengangguk dan gegas berlari ke luar setelah mencium punggung tangan Fras dan Laura.Sementara Fras juga buru bangkit. Ia berniat akan mampir sebentar ke rumah mertuanya untuk bertemu Dewi.Pun dengan Laura yang tiba-tiba punya keinginan mengikuti Fras. Wanita itu bangkit membawa mobilnya dan mengikuti mobil Fras di belakang."Aku yakin dia akan pergi ke rumah Mami. Lihat saja, a
Magbasa pa
Bab 38
"Mamiii!" Laura berhambur memeluk Nyonya Trissy di taman. "Heii Lau, kamu ada di sini? Kapan datang? Dan ... ini ada apa? Kenapa kamu nangis begini, Sayang?" cecar Nyonya Trissy cemas.Laura tak menjawab. Mulutnya begitu kelu untuk bicara dan mengatakan segalanya."Ayo, tenangkan diri dulu, kita ke dalam," kata Nyonya Trissy lagi. Gegas wanita itu membawa putrinya masuk. Di dalam mereka melihat Fras yang sedang berusaha mengejar Laura tapi ditahan sekuatnya oleh Dewi."Sudah biaran saja, Mas. Emang ini yang kita mau 'kan?!" teriak Dewi.Laura membuang muka lalu gegas menaiki anak tangga. Pun dengan Nyonya Trissy yang kembali naik pitam pada menantunya. Wanita paruh baya itu bahkan sampai bersumpah akan membalas apapun yang diperbuat Fras pada putrinya. Awas kamu Fras! Kamu sudah berani menyakiti putriku, itu artinya kamu sudah siap dengan resikonya. Kelakarnya dalam hati. "Sebenarnya ini ada apa? Kamu sama Fras bertengkar?" tanya Nyonya Trissy sesaat setelah tangisan Laura sedikit
Magbasa pa
Bab 39
"Kata Pak Aagha kita mau ditlaktil matan ayam metdi," ucap Zehra polos. Sementara Aagha menepuk jidatnya."Apa? Makan ayam MCD? Cela mau makan ayam MCD? Ayo," balas Laura."Enda. Pak Aagha yang mau kacih, tadi cudah janji."Aagha menelan saliva. Wadooh gawaat gawaat, mana harus bawa emaknya pula hadooh.Laura menoleh ke arah Aagha, cepat pria itu merespon."Anu itu, Bu ... emm kalau enggak keberatan apa bisa kita beli ayam MCD dulu? Tadi saya sudah janji sama Cela," ucapnya sambil cengengesan.--Di kantor. Fras sedang termenung sambil menyangga keningnya. Pikirannya berat, kacau dan buntu. Buntu sampai ia bingung harus berbuat apa lagi. Mendadak ia juga merasa menyesal telah melakukan kesalahan yang begitu besar. Dia menyesal telah menyembunyikan statusnya dari Nyonya Trissy dan Laura."Kenapa dulu kamu gak jujur aja sih Fraaas? Istri dan mertuamu itu orang-orang baik, mereka pasti ngerti," rutuknya sendiri.Tok! Tok! Tok!Fras mengerjap saat pintu ruangannya diketuk."Ya, masuk.""
Magbasa pa
Bab 40
Selesai bertemu klien, Fras memutuskan langsung pulang ke rumah Laura. Tak bisa dipungkiri, bayangan Laura sedang bersama Aagha tadi saat di tempat makan membuat Fras tak tenang. "Guru olahraga berani-beraninya mengajak anak dan istriku makan, dia pikir dia siapa? Motor saja butut," gerutu Fras sambil menyetir. Perasaannya benar-benar tak karuan karena tengah dibakar api cemburu. Titt!Mobilnya sampai di halaman rumah. Fras gegas turun, tapi langkahnya mendadak mati saat ia melihat sebuah motor juga datang memasuki halaman rumahnya."Laura? Dia laki-laki itu lagi?" gumamnya. Mata Fras melotot mengikuti pergerakan motor itu."Hati-hati, Bu." Aagha membantu Laura turun dari motornya. Cepat Fras mendekat."Sayang, ini kamu kenapa?" Laura tak menjawab. Ia memilih berpaling wajah dan menoleh ke arah Aagha."Pak, makasih ya sudah antar saya.""Sama-sama Bu, mari saya duluan.""Enggak mampir dulu sebentar?""Enggak Bu, makasih."Aagha kembali menyalakan motornya dan gegas pergi dari rumah
Magbasa pa
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status