Semua Bab Istri Kedua Om Tampan : Bab 71 - Bab 80
96 Bab
Sumber Kebahagiaan
Annabelle nyaris kesulitan menyelesaikan kalimat yang ingin dia ucapkan. Lidahnya tiba-tiba kelu saat sesuatu sebesar gunung Pangrango seolah menyumbat tenggorokan.Namun, Annabelle harus mengatakannya. Dia terlalu lelah mendengar Samuel mengungkit sesuatu dari masa lalu, yang sangat jelas ingin dia tutup rapat dan tak ingin mengingat-ingat segala episode terburuk dalam kehidupannya."Hampir dua tahun aku rumah tangga sama Angga, selama itu juga kami nggak pernah lepas dari alat kontrasepsi pria." Akhirnya Annabelle kembali menemukan suaranya setelah berhasil menelan sumbatan air mata di tenggorokan."Yang aku tau, benda itu cuma buat nunda kehamilan aja. Aku sama dia sepakat nunda kehamilan karena dua anak dia masih terlalu kecil," lanjut Annabelle, tak memberi kesempatan pada Samuel untuk mencela apa yang ingin dia paparkan. "Waktu kamu bilang tentang 'pengaman' yang nggak kita pake saat pertama kali kita bertemu, yang kamu bilang aku juga mungkin dengan yang lain nggak pake alat it
Baca selengkapnya
Ngotorin Gigi
Samuel tidak membiarkan Annabelle pergi sendiri dari villanya, tidak ketika wanita itu berjalan cepat sambil menangis, ditambah posisinya yang menggendong Samantha.Terutama Samuel tahu benar Annabelle tidak datang bersama Zuco, bahkan sebelumnya dia mendengar deru motor yang membawa Annabelle langsung pergi setelah wanita itu masuk villa.Jadi, ketika Annabelle keluar dari villanya tanpa sedikit pun menoleh ke belakang, Samuel pun mengikuti wanita itu tanpa suara.Lalu, ketika melihat Annabelle berhenti melangkah di depan gerbang dengan tubuh yang sedikit limbung, tentu saja Samuel melangkah cepat ke arahnya.Sebelum Samuel mengulurkan tangan untuk menarik Annabelle yang tampaknya tak menyadari keberadaan Samuel, dia melihat bahu wanita itu bergetar semakin hebat— sementara tangisnya semakin pilu.Samuel menduga Annabelle akan memberontak ketika dia tak bisa menahan diri lagi untuk menarik Annabelle agar berbalik, kemudian merengkuh wanita itu dan Samantha tanpa kata.Namun, alih-ali
Baca selengkapnya
Menghabiskan Waktu
"Kamu mah beli makanan cuma maunya doang," kata Samuel dengan sedikit tak senang. "Itu jajanan sebanyak itu masa cuma buat diliat doang sih, Anna? Makan lagi atuh jajanannya."Amara hanya meninggikan bahu untuk menanggapi ucapan Samuel.Sambil mengemudikan mobil setelah melewati kawasan yang membuat lalu lintas terhambat, Samuel kembali berupaya membujuk dengan lembut, "Katanya tadi laper? Masa makan sebutir mochi doang langsung bilang kenyang? Ngga enak?""Bukan nggak enak," kata Annabelle pelan. "Tapi nggak nafsu."Sesungguhnya, saat Annabelle menggigit sebutir mochi rasa durian dalam boks kecil yang terbuat dari anyaman bambu itu, sebenarnya dia hanya merasakan dirinya seolah menelan serpihan gergaji.Saat itu, Annabelle tengah berupaya untuk menyusui Samantha, tetapi si bayi tampak sedikit rewel. Hal itu berhasil membuat Annabelle gelisah hingga duduknya sedikit tak karuan dan tak nyaman."Kamu kenapa sih, De?" Annabelle bergumam murung sambil berupaya mengarahan putik payudaranya
Baca selengkapnya
Memanjakan Annabelle
Meskipun Annabelle menolak gagasan Samuel untuk membelikan pakaian dan berbagai kebutuhannya, tetapi pria itu tetap berjalan masuk ke area kebutuhan wanita sambil mendorong kereta bayi— dan meninggalkan Annabelle seorang diri yang berdiri tercengang.Jadi, mau tak mau Annabelle menghentakkan kaki sambil menggerutu, "Ya udah tungguin!"Sambil menyeringai puas, Samuel berhenti sejenak dan berbalik sambil mengulurkan tangan pada Annabelle. "Nah, gitu dong, nggak usah jaim-jaim gitu sama aku," goda Samuel dengan seringai jahil.Kemudian Annabelle tak menangkis tangan Samuel ketika pria itu menggandeng tangan Annabelle— meremas jemarinya seolah dia sedang menggandeng anak kecil yang khawatir akan tersesat di antara kerumunan orang yang berlalu lalang.Dulu, Samuel bukan tak pernah berkeliling di pusat perbelanjaan bersama istri dan anaknya— Yunita dan Alfian. Hal terakhir yang dia lakukan satu tahun lalu, sebelum akhirnya mereka bercerai di hari yang sama ketika dia menceraikan Annabelle
Baca selengkapnya
Hinaan di Depan Umum
"Teh Eca?"Entah karena terlalu lelah setelah berkeliling, atau karena terlalu berkonsentrasi mencari tempat duduk— sehingga Annabelle tak menyadari keberadaan Eca yang duduk tak jauh dari kursi Annabelle.Yang lebih mengejutkan Annabelle, rupanya Eca tak hanya datang seorang diri. Annabelle baru sadar bahwa wanita berperangai ramah itu juga datang bersama suaminya, Zuco, adik sepupunya yang jutek yang Annabelle kenal sebagai Niken, dan seorang pria yang membuat jantung Annabelle nyaris tak bisa berdetak untuk beberapa detik.Bukan karena pria yang duduk di samping Zuco itu berwajah tampan, tetapi karena Annabelle pernah bertemu dengan pria itu.Zuco beranjak berdiri dari tempat duduk dan menghampiri Annabelle sambil berkata, "Akhirnya Samantha bisa sama kamu lagi. Samuel nggak berbuat macem-macem 'kan tadi sama kamu, Anna?"Pertanyaan Zuco berhasil menarik perhatian Annabelle yang sedikit gugup, bahkan tangannya yang masih memegangi pegangan stroller kini sedikit berkeringat.Untuk b
Baca selengkapnya
Wanita Malam
Ketika Samuel menyalakan mesin dan memanuver mobil untuk keluar dari pelataran parkir, Annabelle tiba-tiba bergumam lirih, "Aku nggak mau pulang ke rumah. Niken pasti nyebarin apa yang baru aja terjadi. Aku belum tau gimana jelasinnya kalau berita ini sampe ke telinga bapak sama ibuku.""Siapa Niken?" tanya Samuel sambil mengemudi perlahan."Dia sepupunya Zuco. Rumahnya nggak jauh dari rumah bapakku, dan dia suka banget ngegosip bareng ibu-ibu.""Nanti aku yang nyoba jelasin ke bapak sama ibu," kata Samuel setelah beberapa saat, meski dia pun tak tahu dari mana harus memulai jika sampai Niken benar-benar menyebarkan berita tentang Annabelle. Terlebih lagi, mereka tak akan tahu seberapa banyak Niken akan bergosip tentang Annabelle."Tapi aku juga nggak mau pulang ke villa kamu lagi," Annabelle buru-buru menambahkan saat teringat hal pahit yang terjadi tadi siang ketika mereka bertengkar. Dan harus Annabelle akui, menginjak villa itu rasanya sama saja seperti di menginjak duri tajam.Sa
Baca selengkapnya
Butuh Istirahat
Tak berbeda dengan Annabelle yang tak bisa tertidur, begitu pula yang terjadi pada Samuel. Setelah dia mandi dan menghabiskan waktu selama beberapa jam terakhir di teras villa— ditemani beberapa batang rokok yang sudah dia hisap, rasa kantuk tak kunjung muncul meski kini waktu menunjukkan pukul dua dini hari.Bayangan mata Annabelle yang memerah setelah keluar dari kamar mandi, yang jelas-jelas menunjukkan Annabelle menangis lagi. Entah mengapa, melihat Annabelle terus bersedih selalu berhasil membuat ulu hati Samuel terasa ditusuk-tusuk.Terutama ketika ucapan Annabelle tadi siang kembali terngiang di telinganya, yang berkata, 'Aku mau nikah sama Zuco, karena jelas statusku janda, bukan gadis yang tidak 'suci'. Kita nggak ketemu selama aku hamil, dan Zuco menawarkan diri untuk jadi ayah pengganti buat anakku ...''Aku cuma mau anakku punya orang tua utuh, punya ayah ibu lengkap, terdaftar di kartu keluarga dengan orang tua yang utuh, bukan ibu tunggal!"Samuel termenung, menatap hamp
Baca selengkapnya
Kapan Nikah?
Untuk beberapa saat, Annabelle sedikit kesulitan mengatur napas yang terasa hanya sampai di kerongkongan. Tanpa mempedulikan apakah sikapnya agak keterlaluan, Annabelle beranjak naik ke lantai atas, dan sesekali dia menoleh dengan waspada— khawatir orang-orang asing itu akan mengikutinya.Setelah tiba di lantai atas, Annabelle langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu. Barulah dia mengembuskan napas panjang, dan sedikit berhasil mengurangi kepanikan yang sejak tadi menyelubungi jiwanya.Detik berikutnya, barulah Annabelle tersadar bahwa di ujung ranjang berukuran besar itu sudah terpasang boks bayi yang semalam Samuel belikan untuk Samantha. Kelambu putih berkain halus mengelilingi bagian atas ranjang bayi, senada dengan warna tempat tidur tersebut.Masih sambil menggendong bayinya dengan begitu erat, Annabelle bergerak melangkah, lalu melongokkan kepala dan mendapati satu set kasur busa kecil dengan sprai dan sarung bantal serba pink sudah terpasang di sana, dan dia tak tahu kapan S
Baca selengkapnya
Kelalaian Annabelle
"Kenapa sih maksa terus? Dibilang nggak nafsu makan, ya nggak nafsu, masa harus dipaksa kayak gini sih?""Kamu dari kemarin cuma makan mochi sebutir, malemnya makan bubur sesuap. Susu nggak diminum, sekarang makan baru sesuap udah bilang kenyang? Kasian atuh sama diri sendiri kalau ngikutin nggak nafsu terus.""Nelennya susah, nggak masuk." Annabelle bersikukuh dan menghindari Samuel yang masih berupaya menyuapinya. "Lagian udah dibilang berkali-kali kalau aku nggak lapar. Kamu mau makan, ya udah makan aja sana."Samuel meletakkan sendok di atas piring yang masih berisi penuh nasi goreng, lalu menyimpan di atas meja.Hanya agar Annabelle mau sarapan, Samuel sudah berupaya membujuk dengan berbagai cara, tetapi tampaknya wanita itu saat ini memang terlalu sulit diajak berkompromi."Terus mau kamu makan apa kalau nggak mau makan ini?" Samuel masih menjaga suaranya setenang mungkin."Bukan masalah makanannya, aku emang nggak mau makan, ih! Masa kamu nggak ngerti juga sih? Kan udah dibilang
Baca selengkapnya
Kepercayaan Diri Yang Menyurut
"Tapi kan aku nggak gila.""Yang bilang kamu gila siapa, Sayang?"Dengan suasana hati yang kacau, Annabelle membenamkan wajahnya yang murung di bahu Samuel. Kedua tangannya memeluk leher pria itu, sementara Samuel memeluk Annabelle yang berada di pangkuannya.Sebelah tangan Samuel bergerak naik turun mengelus-elus punggung Annabelle dengan penuh kasih sayang, berharap bisa membuat wanita itu sedikit tenang setelah berjam-jam Annabelle menangis sambil mengurung diri, karena merasa buruk sudah membahayakan Samantha.Setelah hampir satu minggu mereka tinggal bersama di villa Samuel, ini pertama kalinya bagi Samuel bisa membujuk Annabelle agar mau berbicara. Samuel tahu, Annabelle memang masih marah karena upaya Samuel yang mengajaknya rujuk tanpa berkompromi terlebih dahulu.Namun, yang dilakukan Annabelle tadi pagi benar-benar membuat Samuel tak bisa diam lagi, dan dia berupaya membujuk agar Annabelle mau berbicara padanya.Beruntung Annabelle mau membuka pintu kamar setelah Samuel memo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status