All Chapters of Istri Kedua Om Tampan : Chapter 51 - Chapter 60
96 Chapters
Bab 51
'Memendam tak selalu senyap, pun begitu pula dengan bersuara—tak selalu berisik.'Satu kalimat itu terlintas dalam benaknya setelah satu jam berbaring di tempat tidur, tetapi mata Annabelle masih enggan terpejam. Tak henti benaknya merenungi suasana hatinya yang tak keruan malam itu.Annabelle terpikir akan segelintir ucapan dari orang-orang yang pernah menjadi simpanan Om-om, atau bahkan istri muda dari sang tuan kaya.Katanya, lebih baik menjadi yang kedua tapi selalu diutamakan—daripada menjadi yang pertama tapi diduakan.Faktanya, Annabelle menyadari bahwa kalimat itu pasti terucap dari mulut-mulut wanita yang hidupnya tak beruntung karena tak bisa menjadi satu-satunya wanita dalam kehidupan si pria.Mereka berkilah, mengelak dari situasi yang tak mengenakan karena hanya bisa dijadikan yang kedua. Akhirnya dia mengerti, mereka hanya menjadikan kegetiran hidup mereka sebagai guyonan semata, karena sejatinya nasib tak beruntung memang h
Read more
Bab 52
"Tuh kan, liburan jadinya batal lagi!""Kamu bisa liat nggak sih aku lagi sakit? Jangankan pergi liburan, berangkat ke rumah sakit aja aku nggak kuat. Nggak denger tadi dokter yang ke sini bilang apa? Paham nggak sih yang dibutuhin orang sakit itu cuma istirahat?""Tapi tiket sama semua kebutuhannya udah—""Bukan kamu juga kan yang ngeluarin uang?" Samuel mengerang sambil mencubit-cubit tengah alis saat kepalanya terasa semakin berdenyut-denyut. "Bisa nggak kamu jangan bahas ini dulu?"Yunita berubah tak senang, tak peduli meski Samuel terbaring di tempat tidur dengan jarum infus yang terpasang di punggung tangan kanannya."Ya udah, aku nggak akan bahas-bahas liburan lagi," ujar Yunita dengan suara sedikit janggal. "Tapi tiga minggu lagi ulang tahun pernikahan kita yang ke sepuluh. Nggak apa-apa liburan batal, tapi aku pengen ngadain acara aja di villa kita, undang semua—""Iya, iya, iya ...," tukas Samuel, tak tahan dengan gerutuan Yunita. "Terserah, kamu atur aja sendiri ... Bisa t
Read more
Bab 53
Rasa rindu dan kekecewaan di hati Annabelle perlahan berubah menjadi rasa takut dan kekhawatiran. Dia mencoba memberanikan diri menghubungi Samuel dengan menggunakan private nomor, tetapi nomor pria itu tidak bisa dihubungi.Terbersit pemikiran untuk memberanikan diri dan mendatangi penginapan atau villa Samuel, tetapi dia lebih khawatir akan kemungkinan bertemu istri Samuel—dan menimbulkan kesalahpahaman bagi rumah tangga pria itu.Setelah berpikir dan menimbang-nimbang, akhirnya Annabelle memutuskan untuk menghubungi nomor Anji terlebih dahulu. Beruntung saat itu nomor Anji bisa dihubungi, dan dia tak ragu untuk langsung mengutarakan apa yang menjadi kecemasannya."A, Om Samuel belum pulang dari Bali, ya?" tanya Annabelle setelah mendengar Anji menyapanya."Eh, ke Bali-nya kan batal, Annabelle. Si Om sakit semenjak dua minggu—""Hah? Sakit apa?" Annabelle terlonjak terkejut, bahkan dia merasa kesulitan bernapas untuk beberapa detik. "Kok bisa sih? Kok Aa nggak ngabarin aku?""Lupa,
Read more
Bab 54
"Aku?" Annabelle tersentak, nyaris tak percaya dengan apa yang dia dengar. "Aku bahkan nggak tau penyakit itu kayak gimana. Kok bisa Ay ngerasa aku nularin—""Justru itu, bisa saja karena kamu nggak tau bahwa kamu udah mengidap gejala penyakit itu tanpa kamu sadari selama ngelayanin—""Aku tau benar siapa aja yang aku layan—""Dan itu nggak pake kondom?" Samuel menebak tanpa tedeng aling-aling. "Kamu nggak ada lho minta aku pake kondom saat pertama kali aku booking kamu. Apa itu juga berlaku untuk semua tamu-tamu yang udah kamu layani?"Annabelle nyaris tak bisa bernapas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Samuel. Bibirnya bergerak terbuka, tetapi kemudian tertutup lagi saat menyadari bagaimana cara Samuel menatapnya, seolah-olah asumsi pria itu benar adanya.Setelah beberapa saat, entah dari mana gagasan itu muncul dari dalam benak Annabelle dan membuat dia tiba-tiba berkata, "Bisa jadi penyakit itu nular dari istri pertama kamu yang—""Annabelle, jaga ucapanmu!" tukas Samuel din
Read more
Bab 55
Hati Annabelle terasa remuk. Bahkan dia bisa mendengar bagaimana hatinya pecah berkeping-keping. Akan tetapi, dia tahu tak akan guna jika berbicara dengan orang yang memang sedang di luar kendalinya.Annabelle juga tak bisa memaksa Samuel agar percaya pada apa yang dia katakan, karena dia tak bisa membuktikan kata-katanya. Yang dia tahu, Samuel tak mungkin selamanya berada di bawah kendali itu.Namun, dia juga tahu, akan sulit bagi Samuel untuk pulih jika keimanannya lebih tipis dari tisu. Sama seperti dirinya yang menjerumuskan diri menjadi pelacur, karena imannya yang terlalu kecil. Jadi, tak heran jika mereka lebih mudah dikuasai oleh hawa nafsu, bahkan makhluk astral yang sengaja dihadirkan untuk mengendalikan Samuel.Mengalah, mungkin itu yang bisa Annabelle lakukan sekarang. Sebenarnya, dia ingin membawa Samuel pergi, karena merasa yakin Samuel tak akan mendekatkan diri pada Tuhan, kecuali hanya karena dipaksa.Namun, dia tahu reaksi yang akan diterima adalah penolakan dan sikap
Read more
Bab 56
'Aku mencintaimu, Wahai Semestaku ... Aku tak bisa berteriak pada semesta ku, karena aku tahu dia bisa mendengar bisikan jiwaku.'Annabelle tak tahu seberapa lama dia menangis, terutama ketika lagi-lagi setiap bisikan lembut ucapan Samuel terus berdengung di telinganya.Yang dia tahu, kepalanya terasa berdenyut-denyut akibat begitu banyak air mata yang terus keluar tanpa bisa dikendalikan.Yang Annabelle tahu, dia bahkan tak sanggup untuk mengatakan pada diri sendiri bahwa dia bukan tak pernah merasakan kegagalan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Bahwa perceraian bukan hal yang bisa melumpuhkan semangatnya dalam merajut kehidupan.Hanya saja, miris rasanya saat mengingat usia dia yang baru dua puluh satu tahun, tetapi sudah dua kali gagal berumah tangga.Dua minggu lalu, dia bisa mengatakan pada diri sendiri, bahwa takdirnya menjadi istri simpanan bukan untuk diratapi.Akan tetapi, saat ini rasanya ribuan kata-kata penyemangat pun seolah hilang dalam benaknya. Mungkin, sekali saja
Read more
Bab 57
Anji terdiam, tahu bahwa Annabelle sedang bersusah payah menahan tangis. Hal yang jarang dia lihat semenjak mengenal Annabelle yang kerap mewarnai percakapan mereka dengan lelucon polosnya.Tak ingin terlalu lama terjebak di situasi yang membuat serba salah, akhirnya Anji buru-buru berbalik dan melangkah menuju motornya sambil berkata, "Ya udah, anggap aja itu biaya masa idah dan kompensasi atas rasa sakit yang kamu terima. Lagian, itu surat atas nama kamu. Kalau dikasihin ke si Om Samuel terus bininya tau atas nama Annabelle, bisa berabe juga urusannya."Annabelle tertawa getir. Lagi-lagi semua demi menjaga hati istri Samuel. Namun, bukan kalimat itu yang membuat Annabelle semakin nyeri, tetapi ...Kompensasi atas rasa sakit katanya? Apakah itu seimbang dengan rasa sakit yang ditorehkan Samuel ketika menuding dirinya yang menularkan penyakit seksual pada Samuel dan istrinya?"Maksudnya, kamu dikasih ruko sama mantan suamimu, Neng?""Iya, Pak," balas Annabelle setelah menjelaskan pada
Read more
Bab 58
"Hamil? Kok bisa?"Annabelle nyaris tak percaya ketika dokter menjelaskan kabar tersebut sambil menunjukkan strip uji kehamilan dengan dua garis merah, yang menyatakan dirinya positif hamil.Dokter wanita paruh baya yang bertugas di puskesmas itu sedikit mengernyit melihat reaksi Annabelle yang tercengang. Dia membetulkan kacamata baca yang bertengger di hidungnya saat berupaya menjelaskan."Gini, ya, Teh Annabelle. Tadi kan saya udah bilang, memang mual muntah sama meriang yang dikeluhin sama Teteh itu bisa aja gejala asam lambung. Tapi, tadi kan Tetehnya tau di perutnya udah kepegang kayak gitu. Udah saya bilang Teteh hamil, masih aja nggak percaya. Sekarang hasil tespeknya garis dua kayak gini, masih nggak percaya juga?""Tapi, Bu Dokter, aku udah sebulan lebih nggak berhubungan. Kenapa bisa hamil kayak gini?""Hmm?" Sang dokter terdiam sejenak sebelum kemudian bertanya dengan sabar, "Kapan HPHT—Hari Pertama Haid Terakhir?"Annabelle tercengang mendengar pertanyaan tersebut. Kapan
Read more
Bab 59
Annabelle ingat betul saat Samuel memungkasi pernyataan Annabelle yang melayani para tamunya tanpa mengenakan pengaman.Padahal, andai saja Samuel tahu seberapa banyak tamu yang dilayani Annabelle selama lima bulan dia menjadi janda, dan dia tahu benar siapa saja yang berhubungan dengan memakai pengaman atau tidak.Rasa dingin tiba-tiba merambati seluruh tubuh Annabelle. Bahkan, dia sedikit lemas ketika keluar dari ruang pemeriksaan itu dan berjalan menuju tempat penebusan obat.Annabelle memikirkan kemungkinan Samuel yang mungkin tak akan mempercayai bahwa dia mengandung anaknya. Dan jika benar hal itu yang akan dia terima seandainya memberitahu Samuel, dia tahu hatinya akan semakin terluka.Rasanya sudah cukup sakit tudingan Samuel yang menyatakan kemungkinan dia menularkan penyakit sipilis. Jadi, Annabelle tak ingin berspekulasi akan menambah daftar panjang rasa sakit yang mungkin dia terima dari Samuel.Memikirkan gagasan tersebut membuat Annabelle sedikit bingung dan takut. Taku
Read more
Bab 60
Untuk beberapa saat Annabelle mematung, antara percaya dan tidak dengan yang terlihat di depan mata. Kemudian, Annabelle mengerjap saat lelaki itu kian mendekat.Melihat dia hadir di sini berhasil membuat semua itu terasa seperti mimpi bagi Annabelle. Benarkah dia adalah lelaki yang dirindukan sepanjang malam-malam Annabelle yang begitu sepi?Lelaki itu berhenti ketika jarak antara mereka tersisa dua langkah saja. Sementara Annabelle mematung— dengan tubuh membeku dan lidah yang begitu kelu.Annabelle memindai wajah pria itu dengan saksama, seolah-olah memastikan bahwa benar dia yang ada di depan matanya saat ini. Bukan mimpi atau halusinasi.Entah karena pantulan dari kaus putih berlengan panjang yang digulung hingga siku yang membuat wajahnya tampak bersih, atau mungkin pria itu memang terlanjur tampan, tetapi pria itu tampak lebih segar dari pada terakhir kali mereka bertemu.Rambut yang dulu agak ikal kini tersisir rapi ke belakang, tak berbeda dengan bulu-bulu kasar di sekitar da
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status