All Chapters of My Secretary is My Wife : Chapter 21 - Chapter 30
37 Chapters
Ponselmu
Zea berada di dalam mobil taksi Adam. Adam menjeput Zea untuk datang lagi ke tempat kerjanya. Bermalam semalam di rumah Lili, Zea berangkat dari situ dengan meninggalkan Vio. Tentu untuk dititipkan kepada Lili. Entah nanti Lili akan membawanya ke daycare atau tidak."Bu Zea, aku tidak selalu mendapatkan anak yang sama dihari berikutnya di daycare. Kami akan berganti anak setiap harinya, tergantung kepala suster yang mengatur dan kami harus bisa menghadapi atau mengendalikan emosi anak itu," ucap Lili tadi pagi, sebelum berangkatnya.Pada akhirnya Lili tetap menerima Vio atas permohonan Zea. Namun, untuk membawanya ke daycare atau tidak, Lili belum tahu. Pagi tadi mereka tidak cukup waktu untuk membahas hal itu. Sampai akhirnya, Lili membiarkan Zea pergi saja dulu untuk bekerja."Kau tahu, Zea. Ibuku menitipkan salamnya padamu," ungkap Adam dalam menyetirnya."Oh, ya? Oh, itu hal yang lucu, Adam," balas Zea sedikit tertawa."Bagaimana ibumu bisa menitip salam untukku, seandainya saja d
Read more
Sentuhan Lembut
"Terima kasih untuk kemarin, Aretha," ucap Ruan berdiri di depan Zea yang masih melangkah dengan lesu. Zea terkejut lalu mengangkat wajahnya dan melihat cepat pada Ruan."Ruan! Kau sudah sembuh? Kau baik-baik saja?" Zea langsung saja menubruk Ruan, menangkup wajahnya. Ya, semua itu ia lakukan tanpa sadar. Yang ia rasa dirinya bukanlah seorang Aretha melainkan seorang Zea, istri Ruan Martin–Pria yang saat ini tidak mengenali istrinya itu.Meski terkaget-kaget dengan apa yang dilakukan Zea terhadap dirinya, Ruan terdiam saja. Ia seolah menikmati sentuhan lembut tangan Zea. Sentuhan yang seperti pernah ia rasakan sebelumnya. Ruan bahkan menatap Zea, tetapi ia dalam keadaan yang tidak tahu rasanya seperti apa."Hey! Hey!" teriak seseorang tiba-tiba."Apa-apaan kau ini? Lancang sekali!" lanjutnya marah tak terkendali.Zea dan Ruan terhenyak baru menyadari akan posisi mereka yang sebegitu dekatnya. Langsung saja mereka menjauhkan diri. Perasaan Ruan tak karuan, ia sampai-sampai tak tahu har
Read more
Tentang Istri Anda, Bos!
"Kau ingat, Angel. Kau dan aku sama. Jika kita berdua pergi bersama, siapa yang memimpin kantor?" tolak Ruan."Itu mudah saja, Uncle. Kita bisa menyerahkannya pada karyawan lain. Gampang, kan?" Angle menangkis tak mau kalah."Tidak bisa seperti itu begitu saja, Angel! Sudahlah, kau boleh libur besok, sebagai gantinya," tak menunda lagi untuk mendengarkan rengekan Angle, Ruan melangkah untuk keluar ruang kerjanya.Zea segera mengambil posisi, mendengar langkah Ruan yang mulai mendekat. Begitu besar keinginannya untuk ikut bersama Ruan, tapi apalah daya ia hanya seorang bawahan. Zea melanjutkan lagi pekerjaannya. Ada hal yang masih membuatnya tenang, yaitu penyamarannya yang masih aman. Seorang yang disuruh Ruan itu, pasti belum sampai mengetahui tentangnya saat ini. Meski begitu, ia mulai harus waspada.Dengan sedikitnya mulai terbuka yang mengarah pada Ruan masih mengingatnya dan kemungkinan tidak berselingkuh, Zea sudah bisa berterus terang tentangnya. Tetapi menurutnya, ini belum sa
Read more
Wanita Itu Telah Merebut Anakku
"Istri Anda pernah tinggal di daerah ini, Bos," ucap pelan pria itu pada Ruan, akhirnya mengalihkan juga pandangannya dari Zea.Zea menghempas nafas lega. Itu juga artinya pria itu tidak mengetahui dirinya yang menyamar saat ini. Sekali lagi ia merasa terselamatkan dengan penampilannya kini. Selamat dari dugaan Ruan juga selamat dari penyelidikan pria suruhan Ruan."Pernah? Itu artinya Zea sudah tidak berada di daerah ini? Begitu?" Ruan terlihat marah, karena informasi yang didapat sudah terlambat menurutnya."Tenang dulu, Bos." Pria itu menenangkan Ruan agar tidak marah dulu.Zea mendengar ucapan pria itu, rasa tegang semakin menyerangnya. Informasi yang disampaikan pria itu memang benar. Lalu informasi apa lagi yang diketahui orang itu. Zea sudah ketakutan jika orang itu juga mengetahui tempat tinggalnya saat ini. Apalagi, orang itu mengatakan agar Ruan tenang dulu.'Pria itu pasti sudah menyebar fotoku dan menanyakan pada banyak orang, tapi bagaimana dia bisa sampai ke sini? Daerah
Read more
Aku Mau Kau Bertanggung Jawab
"Ayo, katakan. Apa kau suami wanita itu?" tanya ibunya Adam sekali lagi, karena Ruan tak segera menyahuti."Iya, benar. Di mana istriku sekarang? Tolong beri tahu aku," jawab Ruan malah berbalik mendesak."Baiklah aku akan memberitahumu, tapi kau harus membayar dulu," sahut ibunya Adam bernegosiasi. Walaupun ada rasa kesal dengan ibunya Adam yang meminta bayaran untuk sebuah informasi, Ruan mengeluarkan juga dompetnya menuruti permintaan ibunya Adam."Ini uangnya. Apa cukup?" Ruan menunjukkan banyak lembaran uang ke depan mata ibunya Adam. Lantas saja ibunya Adam berbinar."Baiklah, aku akan mengatakan sesuatu tentang istrimu itu," ucap ibunya Adam sambil menyambar uang yang menggiurkan itu.Zea terus saja terdiam, tak tahu harus berbuat apa. Ibunya Adam pun masih belum menghiraukan kehadirannya. Ibunya Adam mengira Zea yang ada di depannya itu hanyalah kawanan dari Ruan. Setengah wajah Zea yang tertutup slayer, sangat berhasil mengelabui ibunya Adam. Kalau begitu, itu artinya Zea sem
Read more
Seandainya Dia Bersabar Sedikit
Ponsel Angel berdering, segera saja ia berlari menjauh dari pintu ruang kerja Ruan. Suara ponselnya bisa membuatnya ketahuan yang sedang menguping. Sudah sedikit menjauh, Angle baru mengangkat telponnya. Sambil berjalan ia berbicara pada seseorang yang menelponnya. Zea tidak mempedulikan apa yang sedang terjadi pada Angel, walaupun ia sempat melihat juga pada Angel sesaat.Jam menunjukkan bahwa hari sudah semakin siang. Zea hampir menyelesaikan pekerjaannya. Dengan rasa marahnya, Zea mengerjakan pekerjaannya lebih cepat tak terjeda tanpa memikirkan hasilnya.Ruan dan mantan sekretarisnya keluar dari ruang kerja Ruan. Tampaknya mantan sekretarisnya itu mendapatkan apa yang dimaunya. Senyum puas tertoreh di bibir merahnya. Zea melihat marah pada wanita itu lalu beralih melihat pada Ruan tanpa merubah ekspresi wajahnya.Berhenti. Mantan sekretaris Ruan berhenti melangkah tepat di meja kerja Zea. Meja kerja yang dulunya adalah tempat kerjanya juga. Ia melihat detail Zea dengan senyum reme
Read more
Wasiat Yang Tak Bisa Dirubah
Pembicaraan demi pembicaraan di luar pembahasan mengenai Zea dan Ruan, menjadikan keduanya terlihat asik dan rileks. Padahal tadinya baik Ruan mau Zea masing-masing merasa kesal dan benci. Ruan yang mengira Zea sudah melupakannya dan bersama laki-laki lain dan Zea yang kembali marah akan dugaan perselingkuhan Ruan dengan mantan sekretarisnya dengan datangnya wanita itu yang meminta pertanggungjawaban."Kita ini bukanlah mereka, kau bukan Zea dan aku tidak ingin kau bertanya lagi tentang sekretarisku dulu," kata Ruan menutup pembicaraan tentangnya dan sang mantan sekretaris.Sebenarnya Zea sangat ingin sekali tahu apa yang terjadi pada Ruan seperginya. Tetapi ia lebih memilih untuk mengikuti perintah dan keinginan Ruan. Zea berpikir masih ada orang lain yang bisa ia tanyakan tentang itu melalui Bi Danty. Walaupun akan ada resiko yang akan dihadapi nantinya."Aretha, apa kita sudah pernah saling mengenal sebelumnya?" tanya Ruan."Saling mengenal? Maksud Bapak?" Zea terkejut sebenarnya
Read more
Ponsel Itu
"Aretha, kau tidak memberikan nomor ponselmu dalam CV mu! Aku mencari nomor ponsel mu tadi. Itu karena kau tidak mengangkat tablephone tadi," jelas Ruan."Maaf, Pak. Aku ke counter sebentar," sahut Zea.Zea bernafas lega, karena Ruan tidak mempermasalahkan ponselnya. Berlanjut, Ruan memintanya untuk mengikutinya ke ruang kerja Angel. Tak menolak, Zea mengikuti Ruan melangkah di belakang Ruan."Ikut!" katanya tanpa memberitahu lebih lanjut.Ruan mengetuk pintu sebentar, kemudian masuk setelah si pemilik ruangan mengizinkan untuk masuk walaupun belum mengetahui siapa dibalik pintu itu. Senyum merekah langsung saja terkembang di bibir Angel. Betapa senangnya ia melihat siapa yang datang. Namun, seketika senyum itu hilang setelah melihat Zea muncul kemudian."Uncle Ru, mengapa wanita jelek ini juga ke sini?" tanyanya dengan wajah masam.Rully, papanya Angle juga kakak kandung Ruan masih berada di ruangan itu. Ia tidak suka akan kedatangan Ruan. Selain merasa terganggu, ia juga tidak ingin
Read more
Aku Tidak Selingkuh
"A-adam … iya, namanya Adam," sahut Zea sedikit tegang. Ia mengkhawatirkan Ruan menyadari nama itu adalah nama yang sama dengan orang yang bersama istrinya yaitu dirinya sendiri."Oh, kebetulan sekali! Kau ingat, Aretha. Nama itu juga yang dikatakan ibu tadi, nama putranya yang berselingkuh bersama istriku Zea."Kekhawatiran Zea menjadi nyata. Ruan mulai berpikir ke arah nama itu. Ia bahkan mengira dirinya berselingkuh dengan Adam. Ruan memang sudah mengambil kesimpulan yang salah dari keterangan ibunya Adam."Tidak! Tidak! Aku tidak berselingkuh. Percayalah!" refleks Zea membantah tuduhan itu."Hey, siapa yang mengira kau berselingkuh? Lagi pula, siapa yang bersedia berselingkuh denganmu," balas Ruan dengan mengernyitkan keningnya."Ka-kalau begitu, aku permisi, Pak. Aku akan menunggu Adam di pinggir jalan," pamit Zea gugup akan menghindari percakapan dengan Ruan saat ini.Setelah ucapan itu, Zea langsung saja berlari tanpa menunggu jawaban dari Ruan. Sementara Ruan menatap kepergian
Read more
Pikiran-pikiran Bi Danty
Sementara Ruan si pemilik nomor yang tak sengaja tertekan nomornya itu masih berada di kantornya. Ia sendiri tengah menatap layar ponselnya. Seperti biasa, dalam keadaan yang tidak melakukan apa-apa, ia selalu melihat fitur galeri ponselnya. Foto-foto Zea menjadi sasaran utama pemandangan indah baginya.'Kau sudah bersama laki-laki lain, Zea! Apa kau bermaksud untuk balas dendam, hah!' gumamnya sebelum ponselnya berdering kini.Berniat untuk men-zoom foto Zea, tetapi ia juga malah menerima panggilan yang tidak ada namanya itu. Sebenarnya pada dasarnya memang tidak sulit untuk menghubunginya. Ruan pasti akan menyahuti orang yang menelponnya, tentu jika memang dalam keadaan yang tepat. Hanya saja tak sembarang orang yang menelponnya."Hey, suara bayi siapa ini?!" teriaknya ketika sambungan telepon sudah terhubung.Ruan mengernyit heran melihat pada ponselnya ketika kemudian sambungan telepon itu terputus begitu saja. Dalam kebingungannya, ia melihat lagi nomor ponsel yang baru saja masu
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status